TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Kecemasan
hasil penilaian terhadap suatu objek atau keadaan. Keadaan emosi ini
kepedihan.
kecemasan.
yang tidak jelas dan tidak spesifik dan dihubungkan dengan perasaan
2. Epidemologi kecemasan
ansietas menyeluruh 30, panik atau agorofobia 20, fobia sosial 30, fobia
stress dan cemas mahasiswa perawat dengan kategori tinggi sebesar 47%,
jantung berdebar, bola mata melebar, berkeringat dingin, serta nyeri leher
dan bahu.
dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus
dinilai dalam suatu keadaan yang penuh tekanan, koping dapat diarahkan
2. Panik adalah serangan panik tidak terduga dan spontan yang terdiri
atas periode rasa takut intens sampai sedikit serangan selama satu
tahun
4. Fobia sosial adalah rasa takut yang kuat dan menetap akan situasi
Etiologi kecemasan
kecemasan.
Jenis-jenis kecemasan
berhubungan dengan kondisi medis, serangan panik, panik dengan atau tanpa
agoraphobia (rasa takut sendirian di tempat umum atau tempat sulit untuk
keluar), agoraphobia dengan atau tanpa riwayat panik, spesifik phobia, phobia
sosial, obsesi kompulsif, post-traumatic stress disorder, dan stress akut (Novita,
dkk, 2011).
Berikut respon fisik, kognitif, dan emosional berdasarkan tingkat
sistem saraf pusat akibat adanya rangsangan berupa pengalaman masa lalu dan
faktor genetik. Rangsang tersebut dipersepsikan oleh panca indra, diteruskan dan
direspon oleh sistem saraf pusat melibatkan, yaitu Cortex cerebri diteruskan ke
diensefalon, terdiri atas hipokampus, girus singuli, dan nucleus amigdala yang
Neurofisiologis kecemasan
saraf otonom terhadap rasa takut dan ansietas menimbulkan aktivitas involunter
pada tubuh yang termasuk dalam mekanisme pertahanan diri. Secara fisiologi
mengaktifkan dua jalur utama stress, yaitu sistem endokrin (korteks adrenal) dan
maka hormone ini akan mengaktifkan zona fasikulata korteks adrenal untuk
berperan dalam proses umpan balik negatif yang dihantarkan ke hipotalamus dan
Selain itu, umpan balik negatif ini akan merangsang hipotalamus bagian
lemak bebas, dan juga peningkatan ansietas. Mekanisme kedua dari stres yaitu
melalui jalur sistem saraf otonom. Setelah stimulus diterima oleh hipotalamus,
parasimpatis.
kedua hormon ini dibawa oleh darah ke semua jaringan tubuh. Epinefrin dan
dengan reseptor muskarinik (M3) pada otot polos bronkus dan mengakibatkan
simpatis.
Tingkat kecemasan
1. Kecemasan Ringan
2. Kecemasan Sedang
3. Kecemasan Berat
serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
4. Panik Berhubungan
Gejala kecemasan
tersinggung
sebagainya.
Scale/HARS
ringan, sedang, berat, dan panik digunakan alat ukur kecemasan yang dikenal
Hamilton Anxiety Ranting Scale/ HARS. Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok
gejala yang masing-masing dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik.
Masingmasing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antar 0-4, yang
artinya adalah:
seseorang, yaitu:
mudah tersingung
gelisah
banyak orang
bingung
sepanjang hari
7. Gejala somatic seperti telinga berdengung, penglihatan kabur,
panjang
kalangan muda yang berumur antara 19 sampai 28 tahun yang memang dalam
usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa.
Sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap kenyataan
priode yang disebut “studenthood” yang terjadi hanya pada individu yang
memasuki post secondary education dan sebelum masuk ke dalam dunia kerja
change) bagi tatanan kehidupan yang secara realistis dan logis diterima oleh
jernih, positif, kritis yang bertanggung jawab, dan dewasa. Secara moral
koping adalah cara atau langkah yang dilakukan oleh individu 11 untuk
terhadap situasi yang mengancam atau melebihi batas kemampuan individu, baik
(Wermon, Rockland) bahwa pada konsep ini faktor biopsikososial dan respons
masalah seperti sering sakit mag, batuk, dan lain-lain, sedangkan aspek
psikologis yang didapat dari kejadian itu diantaranya mudah cemas, sulit
berkonsentrasi, kurang percaya diri, mudah melamun, dan pemarah, serta pada
aspek sosialnya adalah susah bergaul, menarik diri, manja, tidak disukai,
Klasifikasi koping
Sundeen, 1995, dalam Nasir dan Muhith). Mekanisme koping adaptif merupakan
dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan
seimbang, memiliki persepsi luas, dapat menerima dukungan dari orang lain dan
melakukan aktifitas yang kurang sehat seperti obat-obatan, jamu dan alkohol,
tidak mampu berfikir apa-apa atau disorientasi dan tidak mampu menyelesaikan
masalah.
Gaya Koping
Gaya koping menurut (Nasir dan Muhith, 2011) adalah penentuan gaya
masalah berdasarkan tuntutan yang dihadapi. Gaya koping dibagi menjadi dua
yaitu gaya koping positif dan gaya koping negatif. Gaya koping positif adalah
gaya koping yang mampu mendukung integritas ego, gaya koping positif
mempengaruhi mekanisme koping adaptif sedangkan gaya koping negatif adalah
gaya koping yang akan menurunkan integritas ego, dimana gaya koping tersebut
akan merusak dan merugikan diri sendiri, gaya koping negatif mempengaruhi
diantaranya :
menyelesaikan masalah)
3. Looking for silver lining (berfikir positif dan mengambil hikmah dari
masalah).
Strategi koping
Folkman, 1984) dalam (Nasir dan Muhith 2010). Koping yang berfokus pada
masalah (problem focused coping). Problem focused coping yaitu usaha untuk
mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi
dapat diubah. Strategi yang dipakai dalam problem focused coping antara
analitis.
lari dari situasi tersebut dengan beralih pada hal lain seperti makan,
memiliki seperti:
1. Usia
3. Tingkat pendidikan
4. Tingkat kesehatan
5. Kepribadian
(terbuka).
6. Harga diri
yang tinggi.
Metode Penelitian Kuantitatif
adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan
data, analisa data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi
wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kuantitatif lebih
sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan
yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut
fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan
peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara secara
langsung terhadap responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang
diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat
masalah, variable dan indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan
kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter (Griffin 2011: 22).
menggali sumber data berbeda, ternyata sering berbeda makna dengan konsep
Maksud dari spesifik, jelas dan rinci di sini adalah metode kuantitatif
lebih mengacu kepada penjelasan mengenai teori dan data data yang jelas
itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh diuji
muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-
teknik, cara-cara, dan langkah langkah sehingga pada proses awal penelitian
kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan
lebih mendalam lagi. Sehingga sejak awal metode ini sudah dipersiapkan
metode penelitian apa yang telah di tulis, baik teori, definisi, dan data akan
yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh