Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL : ANSIETAS PADA

Ny. E SAAT MENGHADAPI PANDEMI COVID-19

( Keperawatan Jiwa )

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Tinneke Tololiu, S. Kep, M. Kep

DISUSUN OLEH :
Nama : Gabrila Kambey
NIM : 711440118039
Tingkat : 3A/ DIII Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES MANADO


PRODI DIII KEPERAWATAN 3A
T.A 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang
subjektif, dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus
penyebabnya. Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan
sehari-hari yang menggambarkan keadaan khawatir, Gelisah, takut, tidak tentram
disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapaterjadi atau menyertai
kondisi situasikehidupan dan berbagai gangguan kesehatan. Ansietas berbeda
dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus yang
mengancam dan objeknya jelas (Dalami, 2009).
Rasa khawatir, gelisah, waswas, tidak tentram merupakan gejala umum
akibat ansietas. Namun sebatas mana situasi jiwa berupa ansietas itu dapat
ditoleransi oleh seorang individu sebagai kesatuan utuh.Karena sering kali
ansietas menimbulkan keluahan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat, sakit
kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan beragam lainnya.
Globalisasi telah membuat perubahan diberbagai bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Persaingan kelompok dan individu semakin ketat, dampak dari
perubahan tersebut merupakan salah satu stressor bagi individu, apabila seseorang
tidak bisa bertahan dengan perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan dirasakan
sebagai stressor yang berkepanjangan, koping individu yang tidak efektif
menjadikan seseorang mengalami gangguan secara psikologis. Menurut
Organisasi kesehatan dunia (WHO), bahwa 10% dari populasi mengalami
gangguan jiwa, hal ini didukung oleh laporan dari hasil studi bank dunia dan hasil
survei Badan Pusat Statistik yang melaporkan bahwa penyakit yang merupakan
akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1% yang merupakan angka tertinggi
dibanding prosentase penyakit lain.
Data 0,48% populasi mengalami gangguan jiwa berat atau psikosis
(Depkes, 2012). Gangguan ansietas lebih sering di alami oleh wanita individu
berusia kurang dari 45 tahun, bercerai atau berpisah, dan individu yang berasal
dari status sosial ekonomi rendah (Videbeck, 2008)

Perkiraan prevalensi gangguan ansietas di masyarakat (per 1000 orang)


adalah: gangguan ansietas menyeluruh 30, gangguan panik 15,agoraphobia 20,
fobia sosial 30, fobia sederhana 45, dan gangguan obsesif-kompulsif(yang tidak
berkomorbid dengan gangguan ansietas lain. Di pelayanan kesehatan primer
prevalensinya adalah: gangguan ansietas menyeluruh 7,9%, dan gangguan
panik/agoraphobia 2,6% (Maramis, 2009).
Terlihat jelas bahwa ansietas ini mempunyai dampak terhadap kehidupan
seseorang,baik dampak positif maupun dampak negatif. Apalagi bila ansietas ini
dialami oleh klien di rumah sakit. Berbagai situasi dan kondisi akan membuatnya
semakin cemas. Oleh karenanya perawat sebagai tenaga kesehatan professional
tidak boleh mengabaikan aspek emosi ini dalam memberikas asuhan keperawatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini agar mahasiswa
memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien Ny. E dengan prioritas masalah kebutuhan aman dan nyaman:Ansietas di
Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.E dengan masalah
kebutuhan aman dan nyaman: ansietas penulis mampu:
1. Melakukan pengkajian pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.
2. Menegakkan diagnosa pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.
3. Menyusun rencana keperawatan pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.
4. Melakukan intervensi keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang
sudah dibuat pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.
5. Melakukan evaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.

1.3 Manfaat
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah wacana baru khususnya pada ilmu asuhan keperawatan
dengan pasien ansietas.
2. Bagi Akademik
Dapat menjadi referensi bagi institusi pendidikan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan masalah ansietas.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang proses asuhan
keperawatan dengan masalah ansietas dan dapat menerapkan ilmu yang di
peroleh selama perkuliahan serta meningkatkan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
4. Bagi Klien
Memberikan informasi tentang asuhan keperawatan dengan prioritas masalah
ansietas.
BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah ansietas


2.1.1 Pengertian Ansietas/Cemas
Reaksi umum terhadap stress adalah Ansietas, satu kondisi kegelisahan
mental, keprihatinan, ketakutan, atau perasaan putus asa karena pengancaman
yang akan terjadi atau ancaman antisipasi yang tidak dapat diidentifikasi terhadap
diri sendiri atau terhadap hubungan yang bermakna. Ansietas dapat dialami pada
tingkat sadar, setengah sadar, atau tidak sadar (Barbara, 2010).
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
autonomy (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak menghadapi ancaman
(Heather,2014).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik. Ansietas di alami secara subjektif dan
dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart & Laraia).
Ansietas dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan dan
perkembangan pada individu yang bersangkutan (Corey). Dapat pula ansietas
menjadi suatu beban berat yang menyebabkan individu tersebut hidupnya selalu di
bawah bayang-bayang ansietas yang terus berkepanjangan. Ansitas berkaitan
dengan strees. Oleh karena ansietas timbul sebagai respon terhadap stress, baik
stress fisiologi maupun psikologis. Artinya ansietas terjadi ketika seseorang
merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis. Stres merupakan bagian
yang tidak dapat terelakkan dalam hidup manusia. Meskkipun demikian, stress
bukanlah merupakan sesuatu yang patologis (Asmadi, 2008).
Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang
subjektif, dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus
penyebabnya. Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan
sehari-hari yang menggambarkan keadaan khawatir. Gelisah, takut, tidak tentram
disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi atau menyertai
kondisi situasi kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan. Ansietas berbeda
dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus yang
mengancam dan objeknya jelas (Dalami, 2009).
2.1.2 Etiology
Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun gangguan
keseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan ansietas pada diri
seseorang. Faktor genetik juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan
gangguan ini. Ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi
situasi, masalah dan tujuan hidup (Videbeck, 2008). Setiap individu menghadapi
stres dengan cara yang berbeda-beda, seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi
yang dapat menimbulkan stres berat pada orang lain. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi ansietas adalah :
1. Faktor predisposisi
Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas
adalah:
a. Teori psikionalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian
yaitu ide, ego dan Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau
impuls primitif. Super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang, sedangkan Ego
digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego. Ansietas
berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu
segera diatasi.
b. Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal.
Berhubungan juga dengan trauma masa perkembangan seperti
kehilangan, perpisahan. Individu dengan harga diri rendah biasanya
sangat mudah mengalami ansietas berat
c. Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
d. Kajian biologis
Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini
di perkirakan turut berperan dalam mengatur ansietas.
2. Faktor presipitasi
Bersumber dari eksternal dan internal seperti:
a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis
atau menurunnya kemampuan melaksanakan fungsi kehidupan sehari-
hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri
dan integritas fungsi sosial.
3. Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan
perilaku secara tidak langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping
dalam upaya mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas perilaku akan
meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas (Ermawati dkk, 2009).
2.1.3 Tingkat ansietas
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan
berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan
menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
Respon fisiologi:
a. Sesekali napas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Gejala ringan pada lambung
d. Muka berkerut dan bibir bergetar
Respon kognitif:
a. Lapang persepsi melebar
b. Mampu menerima rangsangan yang kompleks
c. Konsentrasi pada masalah
d. Menjelaskan masalah secara efektif
Respon Perilaku dan Emosi:
a. Tidak dapat duduk tenang
b. Tremor halus pada tangan
c. Suara kadang-kadang meninggi
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebihmemfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.
Respon Fisiologi:
a. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
b. Mulut kering
c. Anorexia
d. Diare/konstipasi
e. Gelisah
Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi menyempit
b. Rangsang luar tidak mampu diterima
c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatian
Respon Perilaku dan Emosi:
a. Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
b. Bicara banyak dan lebih cepat
c. Susah tidur
d. Perasaan tidak aman
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain.
Individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan membutuhkan banyak
pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.
Respon Fisiologi:
a. Sering napas pendek
b. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
c. Berkeringat dan sakit kepala
d. Penglihatn kabur
e. Ketegangan

Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi sangat sempit
b. Tidak mampu menyelesaikan masalah
ResponPerilaku dan Emosi:
a. Perasaan ancaman meningkat
b. Verbalisasi cepat
c. Blocking
4. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan
sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa walaupun telah di berikan pengarahan.
Respon Fisiologi:
a. Napas pendek
b. Rasa tercekik dan palpitasi
c. Sakit dada
d. Pucat
e. Hipotensi
f. Koordinasi motorik rendah
Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi sangat sempit
b. Tidak dapat berpikir logis
Respon Perilaku dan Emosi:
a. Agitasi, mengamuk dan marah
b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
c. Kehilangan kendali atau kontrol diri
d. Persepsi Kacau
Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh manusia
adalah:
a. Sistem Kardiovaskuler
1) Palpitasi
2) Jantung berdebar
3) Tekanan darah meningkat

4) Denyut nadi menurun


5) Rasa mau pingsan
b. Sistem respirasi
1) Napas cepat
2) Pernapasan dangkal
3) Rasa tertekan pada dada
4) Pembengkakan pada tenggorokan
5) Rasa tercekik
6) Terengah-engah
c. Sistem kardiovaskuler
1) Peningkatan reflex
2) Reaksi kejutan
3) Insomnia
4) Ketakutan
5) Gelisah
6) Wajah tegang
7) Kelemahn secara umum
8) Gerakan lambat
9) Gerakan yang janggal
d. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan nafsu makan
2) Menolak makanan
3) Perasaan dangkal
4) Rasa tidak nyaman pada abdominal
5) Rasa terbakar pada jantung
6) Diare
e. Sistem Perkemihan
1) Inkontensia urine
2) Sering miksi
f. Sistem integument
1) Rasa terbakar
2) Berkeringat banyak di telapak tangan

3) Gatal-gatal
4) Perasaan panas atau dingin pada kulit
5) Muka pucat
6) Berkeringat seluruh tubuh
Respon perilaku kognitif:
a. Perilaku
1) Gelisah
2) Ketegangan fisik
3) Tremor
4) Gugup bicara cepat
5) Tidak ada koordinasi
6) Kecenderungan untuk celaka
7) Menarik diri
8) Menghindar
9) Terhambat melakukan aktifitas
b. Kognitif
1) Gangguan perhatian
2) Konsentrasi hilang
3) Pelupa
4) Salah tafsir
5) Adanya bloking pada fikiran
6) Bingung
7) Rasa khawatir yang berlebihan
8) Kehilangan penilaian objektifitas
9) Takut akan kehilangan kembali
10) Takut berlebihanTingkat ansietas (Dalami, 2009).

2.1.4 Rentang Respon Ansietas

Gambar 1. Rentang Respon Ansietas (Stuart & Sundeen, 1990)


2.1.5 Indikator Tingkat Ansietas

Tingkat Ansietas
Kategori Ringan Sedang Berat Panik
Perubahan Semakin Tremor dan Komunikasi sulit Komunikasi
verbalisasi sering perubahan dipahami mungkin tidak
bertanya nada suara. dapat dipahami

Perubahan Gelisah ringan Tremor, Peningkatan Peningkatan


aktifitas kedutan aktifitas motorik, aktifitas motorik,
motorik wajah, dan ketidakmampuan agitasi.
gemetar. untuk relaks.

Perubahan Mengantuk, Peningkatan Ekspresi wajah Respon tidak


persepsi ketegangan ketakutan. dapat diprediksi,
dan otot.
perhatian

Perubahan Peningkatan Fokus Ketidak Gemetar,koordina


respirasi perasaan perhatian mampuan untuk si motorik buruk
dan gelisah dan menyempit. fokus atau
sirkulasi. waspada. berkonsentras,
mudah distraksi

Perubahan Penggunaan Mampu Kemampuan Persepsi


lain belajar untuk berfokus belajar sangat mengalami
beradaptasi. tetapi tidak terganggu distorsi atau
perhatian melebih-lebihkan
pada hal-hal
tertentu.

Tidak ada Kemampuan Takikardia, Ketidakmampuan


belajar hiperventilasi untuk belajar atau
sedikit berfungsi
mengalami
gangguan.

Tidak ada Kecepatan Sakit kepala, Dispnea,


napas dan lambung, mual. palpitasi, tersedak
jantung nyeri dada atau
sedikit tertekan.
meningkat. Firasat akan di
Gejala gaster timpa musibah
ringan parestesia,
(mulas) berkeringat.
2.1.6 Patofisiologi
Berdasarkan proses perkembangannya:
1. Bayi/anak-anak
a. Berhubungan dengan perpisahan
b. Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
c. Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya
2. Remaja
a. Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
b. Perkembangan seksual
c. Perubahan hubungan dengan teman sebaya
3. Dewasa
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Kehamilan
b. Menjadi orang tua
c. Perubahan karir
d. Efek penuaan
4. Lanjut usia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Penurunan sensori
b. Penurunan motorik
c. Masalah keuangan
d. Perubahan pada masa pension
2.1.7 Faktor Pencetus Ansietas
Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat berasal
dari diri sendiri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal).
Namun demikian pencetus ansieta dapat dikelompokkan kedalam dua kategori
yaitu:
1. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari guna pemenuhan terhadap
kebutuhan dasarnya.
2. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat mengancam
terhadap identitas diri, kehilangan status/peran diri dan hubungan
interpersonal (Asmadi 2008).
2.1.8 Mekanisme Koping
Ketika klien mengalami ansietas, individu menggunakan bermacam-
macammekanisme koping untuk mencoba mengatasinya. Dalam bentuk ringan
ansietas bentuk ringan ansietas dapat di atasi dengan menangis, tertawa, tidur,
olahraga atau merokok. Bila terjadi ansietas berat sampai panik akan terjadi
ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama
perilaku yang patologis, individu akan menggunakan energy yang lebih besar untuk
dapat mengatasi ancaman tersebut.
Mekanisme koping untuk mengatasi ansietas adalah:
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas (task oriented reaction)
Merupakan pemecahan masalah secara sadar yang digunakan untuk
menanggulangi ancaman stressor yang ada secara realistis yaitu:
a. Perilaku menyerang (Agresif)
Biasanya digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar memenuhi
kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri
Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik
maupun psikologis.
c. Perilaku kompromi
Digunakan untuk merubah tujuan yang akan dilakukan atau
mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
2. Mekanisme pertahanan ego (Ego oriented reaction)
Mekanisme ini membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang yang
digunakan untuk melindungi diri dan dilakukan secara sadar untuk
mempertahankan keseimbangan.
Mekanisme pertahanan ego:
a. Disosiasi adalah pemisahan dari proses mental atau perilaku dari
kesadaran atau identitasnya.

b. Identifikasi (identification) adalah proses dimana seseorang untuk menjadi


yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/meniru pikiran- pikiran,
perilaku dan selera orang tersebut.

c. Intelektualisasi (intellectualization) adalah penggunaan logika dan alasan


yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu
perasaannya.
d. Introjeksin (introjection) adalah suatu jenis identifikasi yang dimana
seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau
suatu kelompok kedalam struktur egonya sendiri, berupa hati nurani,
contohnya rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang yang dicintai,
dialihkan dengan cara menyalahkan diri sendiri.
e. Kompensasi adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra
diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang
dimilikinya. Penyangkalan (Denial) adalah menyatakan ketidaksetujuan
terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme
pertahanan ini adalah penting, sederhana, primitif.
f. Pemindahan (displacement) adalah pengalihan emosi yang semula
ditujukan pada seseorang/benda kepada orang lain/benda lain yang
biasanya netral atau kurang mengancam dirinya.
g. Isolasi adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang
menggangu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
h. Proyeksi adalah pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri
kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi
yang tidak dapat ditoleransi.
i. Rasionalisasi adalah mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan
dapat diterima masyarakat untuk membenarkan perasaan perilaku dan
motif yang tidak dapat diterima.
j. Reaksi formasi adalah pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia
sadari yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau
ingin dilakukan.
k. Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan
ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
l. Represi adalah pengenyampingkan secara tidak sadar tentang-tentang
pikiran, ingatan yang menyakitkan atau bertentangan ,dari kesadaran
seseorang merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung
diperkuat oleh mekanisme lain.

m. Pemisahan (spiliting) adalah sikap mengelompokkan orang dianggap


semuanya baik atau semuanya buruk, kegagalan untuk memajukan nilai-
nilai positif dan negatif di dalam diri seseorang.
n. Sublimasi penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan normal.
o. Supresi suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan
sebetulnya merupakan analog represi yang di sadari, pengesampingan
yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang.
Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari
tindakan /perilaku atau komunikasi sebelumnya merupakan mekanisme
pertahanan primitive (Dalami, 2009).
2.1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan
suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik),
psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius (Hawari, 2008)
selengkapnya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan yang bergizi dan seimbang.
b. Istirahat yang cukup.
c. Cukup.olahraga.
d. Jangan merokok
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai
obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter
(sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada
organ tubuh yang bersangkutan.

4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
5. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar
pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta
percaya diri.
a. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila
dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
b. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(rekonstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stressor.
c. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
d. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak
mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
e. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar
faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga
dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Toraget Kec.Langowan Utara

Tanggal Pengkajian : Selasa 20 Oktober 2020

II. Persepsi dan Harapan


1) Pasien
Ny.E mengatakan merasa cemas dengan akibat dari kondisi yang di hadapi
karena covid-19 Ny.E harus mengalami sepi pengunjung di butiknya sejak 2
bulan yang lalu sehingga ekonomi keluarga mulai memburuk.Ny.E pun merasa
bingung harus berbuat apa untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
(Ny.E harus menjadi kepala keluarga setelah suaminya meninggal).Ny.E
mengatakan merasa gelisah memikirkan kehidupan keluarganya ke depan.
2) Keluarga
Keluarga terdekat serta kedua anaknya berharap agar Ny.E dapat mengontrol
kecemasannya sehingga Ny.E bisa terlihat bersemangat lagi seperti
sebelumnya
III. Status Mental
1. Penampilan :
Pasien tampak rapih, baju bersih rambut di urai rapih
2. Pembicaraan :

Pembicaraan jelas dan mudah di mengerti


3. Aktivitas Motorik ` :

Pasien tampak cukup aktif beraktivitas di tandai dengan kondisi rumah yang
tertata rapi dan bersih
4. Alam Perasaan :
Pasien mengungkapkan rasa cemasnya karena kondisi yang di alami saat ini
5. Interaksi selama wawancara : Pasien kooperatif, terlihat cemas dan gelisah
6. Proses Fikir :

Tidak ada gangguan pada proses fikir


7. Waham : Tidak a `da waham
8. Memori : Memori masih baik, mampu menceritakan masa lalu
9. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Konsentrasi dan berhitung masih baik.
10. Kemampuan penilaian :

Pasien dapat memilih pilihan yang di inginkan seperti misalnya ketika sakit
ia memilih periksa ke tenaga kesehatan dan beristirahat terlebih dahulu dari
pada melanjutkan pekerjaanya.
11. Daya tilik diri :

Pasien tahu bahwa ia mengalami kecemasan terhadap kondisi kesehatannya

IV. Latar Belakang Status Sosial Budaya


1. Pekerjaan

Ny.E bekerja sebagai pedagang pakaian import(Butik)


2. Hubungan Sosial

Ny.E memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu kedua


anaknya.Ny.E berkata jika ada masalah, Ny.E akan menceritakan kepada
anak dan keluarga dekatnya . Ny.E mengikuti kegiatan di luar rumah seperti
pergi Pesekutuan Ibadah di Gereja dan mengikuti arisan desa ,selain itu Ny.E
hanya menghabiskan waktunyadi rumah bersama kedua anaknya.
3. Sosio – Budaya

Ny.E tidak mempunyai hambatan dalam sosial budayanya


4. Gaya Hidup

Ny.E sering menghabiskan waktu di rumah, bekerja sebagai ibu rumah


tangga dan menjaga butiknya setiap hari. Ny.E beristirahat setelah semua
pekerjaanya selesai. Ny.E tidak terbiasa untuk jalan keluar rumah selain hari
libur.
V. Riwayat Keluarga
1. Genogram

Ket :
Perempuan : Laki-laki :
Pasien : Meninggal :

2. Masalah Keluarga dan kritis

Ny.E hanya tinggal bersama dengan kedua anaknya di Desa Toraget


Kec.Langowan Utara.
3. Interaksi dalam keluarga

Saat sakit interaksi dalam keluarga tidak terganggu karena klien dapat berinteraksi
dengan baik.

VI. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR


1. Riwayat penyakit : Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit tertentu
2. Riwayat penyakit keluarga : Kelarga Ny.E juga tidak memiliki riwayat
penyakit
tertentu.
3. Merokok : Tidak
4. Alkohol/obat-obatan : Tidak
5. Pemeriksaan Fisik

TD : 140/100 mmHg N : 88 x / Menit


R : 22 x/ Menit SB : 36 ̊C
6. Nutrisi
Ny.E makan 2-3 x sehari ( tergantung kapan merasa lapar ).. Ny.E minum 7-8
gelas perhari
7. Eliminasi

BAK : 3-4 x sehari


BAB :1 x sehari
8. Istirahat dan tidur

Tidur : 7-8 jam


Istirahat : 1-2 jam
9. Personal Hygiene
Ny.E mandi 2x sehari,cuci rambut 3x seminggu,gosok gigi 2x sehari,gunting
kuku 2x sebulan.
10. Orientasi

Ny.E mempunyai orientasi yang baik. Ny.E berpandangan jika Ny.E sakit
harus di bawa ke tempat pelayanan kesehatan secepatnnya
11. Tingkat Aktivitas

Pasien dapat beraktivitas secara mandiri

B. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1. Data Subyektif: Ansietas
 Klien mengatakan merasa cemas dengan
akibat dari kondisi yang di hadapi karena
covid-19
 Klien mengatakan ekonomi keluarga
mulai memburuk.Klien pun merasa
bingung harus berbuat apa
 Klien merasa gelisah memikirkan
kehidupan keluaranya kedepan.

Data Objektif:
 Ekspresi wajah tampak tegang
 Tampak gelisah
 Sulit mengendalikan rasa cemas
 TD : 140/100 mmHg
N : 97 x / Menit
R : 22 x/ Menit

C. POHON MASALAH

Kerusakan interaksi sosial ( Efek)

Ansietas (Masalah utama )

Koping individu in efektif ( causa)

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas berhubungan dengan Krisis Situasional di buktikan dengan Klien
mengatakan merasa cemas dengan akibat dari kondisi yang di hadapi karena
covid-19,klien mengatakan ekonomi keluarga mulai memburuk sehingga bingung
harus berbuat apa,klien merasa gelisah memikirkan kehidupan keluaranya
kedepan. Ekspresi wajah tampak tegang,tampak gelisah,sulit mengendalikan rasa
cemas,TD : 140/100 mmHg, N: 97 x / menit,R : 22 x/ menit
E. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diangnosa Tindakan Keperawatan


DX Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 Ansietas berhubungan ( L09093)  Verbalisasi khawatir akibat Reduksi Ansietas (1.09314)
Observasi
dengan Krisis Setelah dilakukan kondisi yang di hadapi
1) Identifikasi saat tingkat
Situasional di buktikan tindakan menurun
ansietas berubah
dengan D.S dan D.O keperawatan selama  Verbalisasi kebingungan
2) Monitor tanda tanda
3 x pertemuan menurun
ansietas
diharapkan tingkat  Perilaku gelisah menurun
Terapeutik
ansietas menurun.  Prilaku tengang menurun
3) Ciptakan suasana
 Tekanan darah menurun
terapeutik untuk
 Frekuensi nadi menurun
menimbulkan kepercayaan
4) Dengarkan dengan penuh
perhatian
Edukasi
5) Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
6) Latih teknik relaksasi
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari Pertama
Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal/jam Keperawatan Keperawatan
Ansietas berhubungan Selasa 20- 1) Identifikasi saat tingkat ansietas S:
okt 2020
dengan Krisis Situasional di berubah  Klien mengatakan merasa cemas
buktikan dengan D.S dan 08.00 Hasil : Ny.E masih merasa cemas akibat dari kondisi yang di hadapi
D.O dan bingung dengan kondisi yang karena covid-19
di alami  Klien mengatakan ekonomi
2) Monitor tanda tanda ansietas keluarga mulai memburuk.Klien
08.10
Hasil : Ny.E menunjukan tanda- pun merasa bingung harus berbuat
tanda ansietas apa
3) Ciptakan suasana terapeutik untuk  Klien merasa gelisah memikirkan
08.15 kehidupan keluaranya kedepan.
menimbulkan kepercayaan
O:
Hasil : Suasana Terapeutik berjalin
 Ekspresi wajah tampak tegang
dengan baik
 Tampak gelisah
08.20 4) Dengarkan dengan penuh perhatian
08.25  Sulit mengendalikan rasa cemas
5) Anjurkan mengungkapkan
 TD : 140/100 mmHg
perasaan dan persepsi
Hasil : Ny.E mampu N : 97 x / Menit

mengungkapkan perasaan dan R : 22 x/ Menit

persepsi
08.30 6) Latih teknik relaksasi A : Masalah belum teratasi
Hasil : Mengajarkan Ny.E teknik P : Intervensi di lanjutkan
nafas dalam Ny.E dapat melakukan
dengan baik

Hari Kedua

Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tanggal/jam Keperawatan Keperawatan
Ansietas berhubungan Rabu 1) Identifikasi saat tingkat ansietas S:
21-okt-2020
dengan Krisis Situasional di berubah  Klien masih merasa cemas dengan
buktikan dengan D.S dan 08.00 Hasil : Ny.E masih merasa cemas situasi yang ada
D.O dan bingung dengan kondisi ya  Klien masih bingung mengatasi
08.10 2) Monitor tanda tanda ansietas ekonomi keluarga
Hasil :Tanda-tanda ansietas masih  Klien mengatakan merasa gelisah
ada tapi mulai membaik berkurang
3) Ciptakan suasana terapeutik untuk
08.15
menimbulkan kepercayaan O:
Hasil : Suasana Terapeutik berjalin
 Ekspresi wajah tampak tegang
dengan baik
 Tampak gelisah berkurang
4) Dengarkan dengan penuh perhatian
08.20
5) Anjurkan mengungkapkan  Sulit mengendalikan rasa cemas
08.25 perasaan dan persepsi  TD : 130/100 mmHg
Hasil : Ny.E mampu N : 84 x / Menit
mengungkapkan perasaan dan R : 21 x/ Menit
persepsi
6) Latih teknik relaksasi A : Masalah teratasi sebagian
Hasil : Mengajarkan Ny.E teknik P : Intervensi di lanjutkan
08.30
relaksasi otot Ny.E dapat
melakukan dengan baik.

Hari Ketiga

Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tanggal/jam Keperawatan Keperawatan
Ansietas berhubungan Kamis 1) Identifikasi saat tingkat ansietas S:
22-okt-2020
dengan Krisis Situasional di berubah  Klien mengatakan rasa cemas
buktikan dengan D.S dan 08.00 Hasil : Rasa cemas Ny.E berkurang berkurang
D.O namun bingung dengan ekonomi  Klien masih bingung mengatasi
masih ada ekonomi keluarga
2) Monitor tanda tanda ansietas  Klien mengatakan merasa gelisah
08.10
Hasil :Tanda-tanda ansietas mulai berkurang
membaik
3) Ciptakan suasana terapeutik untuk
08.15
menimbulkan kepercayaan O:
Hasil : Suasana Terapeutik berjalin
 Ekspresi wajah tampak tegang
dengan baik
berkurang
08.20 4) Dengarkan dengan penuh perhatian
08.25  Tampak gelisah berkurang
5) Anjurkan mengungkapkan
 Klien mulai bisa mengendalikan
perasaan dan persepsi
rasa cemas yang timmbul
Hasil : Ny.E mampu
 TD : 130/90 mmHg
mengungkapkan perasaan dan
persepsi N : 83 x / Menit

08.30 6) Latih teknik relaksasi R : 21 x/ Menit

Hasil : Mengajarkan teknik


A : Masalah teratasi sebagian
hipnotis 5 jari. Ny.E dapat
P : Intervensi di lanjutkan
melakukan dengan baik
LAMPIRAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) DENGAN MASALAH
KECEMASAN

Pertemuan pertama

 Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan

a. Orientasi

1. Salam Terapeutik

“Hallo Ibu. Perkenalkan nama saya Gabrila Kambey. Saya senang dipanggil Gebby
Saya Mahasiswa Poltekkes Jurusan Keperawatan , saat ini saya sedang praktek
Keperawatan Jiwa. Ini dengan Ibu siapa? Lebih senang dipanggil siapa Ibu?”
2. Evaluasi

“Apa yang Ibu rasakan saat ini? “

“Bagaimana keadaan Ibu saat ini?”

3. Kontrak

a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat pasien cemas

b) Tempat : Ruang tamu

c) Waktu : pukul 08.00-08.30

b. Kerja

“Ibu mengatakan kalau merasa cemas dengan penyakit Ibu, sudah beberapa hari
merasa gelisah. Coba Ibu ceritakan lebih lanjut tentang perasaan Ibu, kenapa Ibu
merasakan hal tersebut, apa yang Ibu pikirkan? Oh, jadi Ibu cemas jika tekanan
darah Ibu naik? Ibu juga cemas dengan komplikasi dari penyakit Ibu? Bagaimana
kalau kita coba mengatasi kecemasan Ibu dengan relaksasi dengan cara tarik napas
dalam. Ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang Ibu
rasakan.” “Bagaimana kalau kita latihan sekarang. Saya akan lakukan, dan Ibu
memperhatikan

saya, lalu mengkuti yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya Bu? Pertama-tama Ibu
tarik napas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan napas. Dalam hitungan ketiga
setelah itu Ibu hempaskan udara melalui mulut dengan meniup udara secara
perlahan-lahan. Sekarang coba Ibu praktikan.”

c. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“Nah, sekarang bagaimana perasaan Ibu? Apakah perasaan cemasnya sudah
berkurang Bu? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”
b) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba Ibu lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relaksasi yang seperti
saya contohkan tadi ya?”
c) Kontrak
“Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pada pukul 08.00
pagi seperti saat ini di ruang tamu ini?
d) Rencana Tindakan Lanjutan
“Selanjutnya Ibu harus mengingat-ingat apa yang sudah saya ajarkan ya?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Pertemuan ke 2

 Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan


a. Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Hallo Bu. Masih ingat dengan saya, saya perawat Gebby, mahasiswa
praktek yang kemarin
2. Evaluasi
“Apa yang Ibu rasakan saait ini? “
“Bagaimana keadaan Ibu saat ini?”
3. Kontrak
a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas
b) Tempat : Di ruang tamu
c) Waktu : Pukul 08.00-08.30
b. Kerja
“Ibu kemarin mengatakan kalau merasa cemas dengan penyakit Ibu, dan merasa
gelisah. Apakah Ibu masih merasa gelisah saat ini? Baiklah kalau Ibu masih
merasa gelisah. Kemarin kita sudah mempelajari teknik napas dalam, apakah
Ibu sudah melakukannya lagi? Kalau begitu kali ini kita akan mempelajari
teknik relaksasi otot. Ikuti instruksi saya ya Bu.
1) Kepalkan dengan kencang sesaat telapak tangan anda seolah-olah hendak
meninju untuk mengencangkan otot bisep dan lengan bawah, dan rileks.
2) Kerutkan semua otot-otot diwajah anda, mulai dari dahi, mata,
hidung,mulut, sampai leher dan bahu sekitar 4 hitungan dan rasakan
ketegangan itu lalu tarik nafas panjang dan perlahan-lahan hepaskan nafas
anda dan sambil kedurkan mulai dari dahi, mata, hidung, mulut. Leher,
hidung.
3) Luruskan kaki anda lalu tegangkan rasakan tegang mulai dari jari kaki,
lutut, betis, paha, pantat, rasakan ketegangan beberapa saat, lalu kembali
tarik napas dalam sambil menghempaskan nafas secara perlahan.
c. Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
“Nah, sekarang bagaimana perasaan Ibu? Apakah perasaan cemasnya sudah
berkurang Bu? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”
2) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba Ibu lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relakasasi
yang seperti saya contohkan tadi ya?”
3) Kontrak
“Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pagi pukul
08.00 seperti saat ini di ruang tamu ini?
4) Rencana Tindak Lanjut
Anjurkan klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Pertemuan ke 3

 Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan

a. Orientasi

1. Salam Terapeutik

“Hallo, Bu. Perkenalkan saya perawat Gebby, mahasiswa praktek yang


kemarin, Ibu masih ingat saya?

2. Evaluasi

“Apa yang Ibu rasakan saait ini? “

“Bagaimana keadaan Ibu saat ini?”

3. Kontrak

a. Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas

b. Tempat : Ruang Tamu

c. Waktu : pukul 08.00-08.30

b. Kerja

“Ibu kemarin mengatakan kalau merasa cemas dengan penyakit Ibu dan merasa
gelisah. Apakah Ibu masih merasa gelisah hari ini? Baiklah kalau masih
merasa

gelisah. Kemarin kita sudah mempelajari teknik napas dalam dan relaksasi otot,
apakah Ibu sudah melakukanya lagi? Kali ini kita akan mempelajari teknik
hipnotis 5 jari. Pejamkan mata Ibu, tarik napas lalu buang perlahan. lakukan
selama 3 kali. Tautkan ibu jari Ibu kepada jari tulunjuk, bayangkan ketika
tubuh Ibu begitu sehat. Tautkan ibu jari Ibu pada jari tengah, bayangkan ketika
Ibu mendapatkan hadiah atau barang yang Ibu sukai. Tautkan ibu jari pada
kepada jari manis, bayangkan ketika Ibu berada ditempat yang paling nyaman,
tempat yang sangat bahagia. Tautkan ibu jari Ibu kepada jari kelingking,
bayangkan ketika Ibu mendapatkan suatu penghargaan. Tarik napas, buang
perlahan, lakukan selama 3 kali lalu buka mata kembali.”

c. Terminasi

1) Evaluasi Subyektif

“Nah, sekarang bagaimana perasaan Ibu? Apakah perasaan cemasnya


sudah berkurang Bu? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”

2) Evaluasi Objektif

“Sekarang coba Ibu lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relakasasi


yang
Laporan Kegiatan Harian

Nama : Gabrila Kambey

NIM : 711440118039

Kelas : III A

Hari/tanggal Jam Jenis Kegiatan


Senin 19 14.00-16.00 Pembekalan PKK Keperawatan Jiwa tingakat 3 A
oktober 2020 dan 3 B (oleh Ibu Maria dan Bpk.Esrom)

16.05-16.30 Membaca paduan pedoman PKK keperawatan jiwa

Mencari referensi Latar Belakang,Laporan


17.00-18.00 Pendahuluan dan Askep kasus pada pasien yang
mengalami Ansietas

19.00-19.30 Mencari referensi SP


pasien Ansietas

20.00-22.00 Membuat Latar Belakang,Laporan Pendahuluan


Selasa 20 07.00 Melakukan Pengkajian pada Ny.E
oktober 2020
Melaksanakan intervensi keperawatan hari pertama
08.00 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Hasil : Ny.E masih merasa cemas dan bingung
dengan kondisi yang di alami

Monitor tanda tanda ansietas


08.10 Hasil : Ny.E menunjukan tanda-tanda ansietas

08.15 Ciptakan suasana terapeutik untuk menimbulkan


kepercayaan
Hasil : Suasana Terapeutik berjalin dengan baik
08.20 Dengarkan dengan penuh perhatian

Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi


08.25
Hasil : Ny.E mampu mengungkapkan perasaan dan
persepsi

Latih teknik relaksasi


08.30
Hasil : Mengajarkan Ny.E teknik nafas dalam Ny.E
dapat melakukannya dengan baik
Rabu 21 oktober Melakukan intervensi keperawatan hari ke dua
2020 08.00 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Hasil : Ny.E masih merasa cemas dan bingung
dengan kondisi ya

Monitor tanda tanda ansietas


08.10 Hasil :Tanda-tanda ansietas masih ada tapi mulai
membaik

Ciptakan suasana terapeutik untuk menimbulkan


08.15 kepercayaan
Hasil : Suasana Terapeutik berjalin dengan baik

Dengarkan dengan penuh perhatian


08.20
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
08.25 Hasil : Ny.E mampu mengungkapkan perasaan dan
persepsi

Latih teknik relaksasi

Hasil : Mengajarkan Ny.E teknik relaksasi otot Ny.E


08.30
dapat melakukannya dengan baik
Kamis 22 Melakukan intervensi keperawatan pertemuan ketiga
oktober 2020 08.00 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Hasil : Rasa cemas Ny.E berkurang namun bingung
dengan ekonomi masih ada

08.10 Monitor tanda tanda ansietas


Hasil :Tanda-tanda ansietas mulai membaik

Ciptakan suasana terapeutik untuk menimbulkan


08.15 kepercayaan
Hasil : Suasana Terapeutik berjalin dengan baik

08.20 Dengarkan dengan penuh perhatian

Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi


08.25 Hasil : Ny.E mampu mengungkapkan perasaan dan
persepsi

Latih teknik relaksasi


08.30 Hasil : Mengajarkan teknik hipnotis 5 jari. Ny.E
dapat melakukan dengan baik

16.00-17. Bimbingan dari CI Via Zoom (oleh Ka Cherly)

Anda mungkin juga menyukai