ANSIETAS / KECEMASAN
Nama Mahasiswa :
Rina Novitasari
(071202078)
FAKULTAS KESEHATAN
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Definisi
a. Faktor Predisposisi
Core Problem
Stressor
4. Klasifikasi
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang
dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas.
Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan
yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar,
menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan
melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari
ansietas ringan adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
d) Penuh perhatian
e)Rajin
2) Respon kognitif
e) Mempertimbangkan informasi
3) Respons emosional
a) Perilaku otomatis
c) Aktivitas menyendiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada
sesuatu yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau
agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah
sebagai berikut:
1) Respon fisik:
3) Respons emosional
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
d) Tidak sabar
e) Gembira
c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
1)Respons fisik
a)Ketegangan otot berat
b)Hiperventilasi
c)Kontak mata buruk
d)Pengeluaran keringat meningkat
e)Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
g)Rahang menegang, mengertakan gigi
h)Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar
2) Respons kognitif
c) Sulit berpikir
h) Egosentris
3) Respons emosional
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
g) Penyangkalan
h) Ingin bebas
1) 1) Respons fisik
d)Pupil dilatasi
2) Respons kognitif
c) Kepribadian kacau
f) Tidak rasional
3) Respon emosional
a) Merasa terbebani
g) Kaget, takut
h) Lelah
f. Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak napas,
gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan
sebagainya.
Kecemasan dapat diukur dengan alat ukur kecemasan yang disebut
HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) merupakan skala pengukuran
kecemasan yang didasarkan pada munculnya symptom pada individu yang
mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor
antara 0 sampai dengan 4. Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun
1959 yang diperkenalkan oleh Max Hamilton. Skala HARS dalam penilaian
kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi :
a. Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah
tersinggung.
b. Merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah tergaggu dan lesu.
c. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang lain, bila tinggal sendiri
dan takut pada binatang besar.
d. Gangguan tidur, sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak pulas dan mimpi buruk.
e. Gangguan kecerdasan: penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit
konsentrasi.
f. Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada
hobby, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.
g. Gejala somatic: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak
stabil dan gertakan otot.
h. Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah
dan pucat, serta merasa lemah.
i. Gejala kardiovaskuler: takikardi, nyeri dada, denyut nadi mengeras dan
detak jantung hilang sekejap.
j. Gejala pernafasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering
menarik nafas panjang dan merasa nafas pendek.
k. Gejala gastrointestinal : sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun,
mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan
panas perut.
l. Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan kencing,
aminorea, ereksi lemah atau impotensi.
m. Gejala vegative: mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
roma berdiri, pusing atau sakit kepala.
n. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek
cepat.
Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan
kategori:
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item
1-14 dengan hasil:
1. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.
7. Penatalaksanaan Medis
3) Cukup olahraga.
4) Tidak merokok.
b. Terapi psikofarmaka
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
1) Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara
lain :
2) 1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat
dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus
asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.
3) 2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan
koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi
kecemasan.
4) 3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki
kembali (re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami
goncangan akibat stressor.
5) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya
ingat.
6) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang
tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
7) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
d. Terapi psikoreligius
a. Depresi
b. Somatoform
c. Skizofrenia Hibefrenik
d. Skizofrenia Simplek
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
b. Alasan Masuk
Sesuai diagnosa awal klien ketika pertama kali masuk rumah sakit.
c. Faktor Predisposisi
Tanda Vital:
e. Psikososial:
Konsep diri:
2) Kegiatan ibadah
f. Status Mental:
5) Afek: labil
4) Perawatan diri
5) Nutrisi
6) Tidur
h. Mekanisme Koping
b) Jantung berdebar-debar
b) Mudah terkejut/kaget
d) Sukar tidur
e) Mudah tersinggung
a. Ansietas
e. Kurangnya pengetahuan
Masalah dan Data yang Perlu Dikaji
Masalah Keperawatan Data yang Perlu Dikaji
Ansietas DS:
3. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
4. Perencanaan Keperawatan
Dx Kep Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Ansietas TUM : Setelah 1 X 15 menit 1. Bina hubungan saling percaya
(Kecemasan) interaksi, pasien dengan menerapkan prinsip
Pasien tidak merasa
menunjukkan tanda- komunikasi terapeutik.
cemas lagi .
tanda percaya kepada 2. Sapa pasien dengan ramah baik
perawat: verbal maupun nonverbal
TUK 1 : 1) Wajah cerah, 3. Perkenalkan diri secara sopan
mengungkapkan
masalahnya
Setelah 1 X 15 menit
1. Bina hubungan saling percaya :
pasien mampu
salam terapeutik, perkenalan
mengurangi rasa
diri, jelaskan tujuan, lingkungan
cemasnya dan
yang terapeutik, kontrak yang
TUK 3 : pasien mengetahui cara-cara
jelas.
dapat mengurangi menguranginya dengan
2. Dorong pasien mengungkapkan
rasa cemas dan criteria :
apa yang dilakukan jika cemas
mengetahui cara- 1) pasien tetap kontak
terjadi
cara mengurangi mata
3. Dorong pasien mengungkapkan
cemasnya. 2) Pasien mampu
caranya untuk mengurangi
mengatakan
kecemasannya
kecemasannya
4. Dengarkan ungkapan pasien
3) Bisa mempraktekkan
dengan empati.
cara
5. Motivasi pasien agar
menanggulanginya.
mempertahankan kontak mata
saat berbicara
pertemuan diharapkan
1. Bina hubungan saling percaya :
salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan, lingkungan yang
terapeutik, kontrak yang jelas.
TUK 6 : Pasien
dapat menggunakan
obat dengan benar (
sesuai dengan
program ) penggunaan obat 2. Tanyakan kepada pasien apakah
dilakukan dengan benar pasien mengetahui obat yang di
sesuai programnya minumnya.
dengan kriteria hasil: 3. Tanyakan kepada pasien apa yang
1. Pasien dapat dilakukan pasien jika obat tidak
menyebut kan obat – diberikan saat waktunya minum
obat yang di minum obat
dan kegunaanya (jenis 4. Berikan pujian jika pasien
,waktu,dosis,dan efek. mengetahui dengan benar
pemberian obat
2. Pasien dapat minum
obat sesuai program
pengobatan
3. Pasien meminta obat
saat waktunya minum
obat
5. Implementasi Keperawatan
6. Evaluasi Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. S
Usia : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 9 Agustus 2021
Alamat : Desa Tunggakrejo,Pabelan
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Agama : Islam
2. Faktor Presipitasi
1. Faktor biologis
Imunisasi lengkap O tidak lengkap
Nutrisi seimbang O tidak seimbang
Latihan fisik cukup O kurang
2. Faktor-faktor Psikologis dan Sosiobudaya
Psikosexual
• Pemenuhan kepuasan fase oral:
meneteki sendiri O dibantu orang lain/pembantu
• Pemenuhan kepuasan fase anal:
toilet traning (bladder & bowel training) ya O tidak
• Pemenuhan kepuasan fase phalik:
pengenalan identitas kelamin O pakaian dan permainan sesuai
jenis kelamin
• Pemenuhan kepuasan fase laten :
diberi kesempatan bergaul dengan teman sebaya O tidak ada
kesempatan bergaul dengan teman sebaya
• Pemenuhan kepuasan fase genital:
diberikan kesempatan bergaul dengan lawan jenis
O tidak boleh bermain dengan teman lawan jenis
Psikososial
• Membangun rasa percaya:
segera mambantu bila anak minta pertolongan O menyuruh orang lain
O membiarkan
• Meningkatkan otonomi :
O menggendong anak terus
memberi kesempatan anak mengeksplorasi lingkungan
• Merangsang inisiatif :
merespon setiap pertanyaan anak
O memberi kesempatan ikut melakukan pekerjaan rumah
• Mengembangkan percaya diri :
mengikut sertakan anak dalam perlombaan
O diberi kesempatan bermain dengan teman sebaya
• Pembentukan identitas :
memiliki cita-cita yag jelasa dan realistis
O punya idola yang baik
• Keintiman dengan orang lain :
memiliki calon/pasangan hidup yang dikehendaki
O tidak tertarik untuk mencari pasangan hidup
• Produktif
karir/pekerjaan sudah mapan
O pekerjaan belum mapan
• Kepuasan hidup
O puas dengan kehidupannya, merasa berarti
menyesal, merasa tidak berarti
Kognitif
• Merangsang sensori pada usia bayi :
O melihatkan benda berwana bergerak,
Omelatih mengenggam benda
O meneteki O mengajak bicara/bercanda
• Mengembangkan berfikir konkritl : O Mengenalkan warna, benda,
membaca, menulis, menggambar, berhitung O memberi
kesempatan anak bertanya, bercerita
• Formal operasional O melatih hubungan sebab akibat
O melatih berfikir abstrak
moral
• mengajarkan nlai-nilai :
agama norma sosial dan budaya
• memberikan hadiah terhadap ketaatan O ya tidak
• hukuman terhadap pelanggaran O ya tidak
• melatih disiplin diri ya O tidak
3. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
c. Faktor psikologis
d. Faktor genetic
5. Sumber Koping
a. Kemampuan Personal
Semangat : Tinggi
Pengetahuan : Baik
b. Dukungan Sosial
Dukungan keluarga
Dukungan kelompok
Dukungan Masyarakat
Jaringan sosial
Stabilitas budaya
c. Asset Material
d. Keyakinan
Motivasi
Orientasi kesehatan
B. Analisa Data
Klien mengatakan
cemas apabila Kecemasan / Ansietas
penyakit yang
dideritanya tambah
parah
Data Objektif:
Klien tampak
gelisah apabila
sedang melakukan
aktivitas sehari hari
Klin mengatakan
belum mengetahui Kurangnya informasi
cara pencegahan dan tentang kesehatannya
hal yang dapat
dilakukan untuk
menurunkan resiko
keparahan kodisi
kesehatan akibat
dari DM tidak
terkontrol.
Deficit pengetahuan
Data Objektif :
Klien tidak
memahami cara
pengendalian
penyakit DM
Saat pengkajian
ditemukan bahwa
klien tidak
mengetahui apakah
rabun pada matanya
ini dikarenakan usia
atau komplikasi dari
penyakit DM tidak
terkontrolnya.
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi
Pasien mampu
mengurangi dan
mengontrol
kecemasannya
TUK 2
1. Adakan kontak 1. Dapat
Pasien dapat sering dan mengetahui
singkat yang kapan pasien
mengidentifikas
dilakukan mengalami
i dan
secara bertahap kecemasan
menggambarkan
perasaan tentang 2. Bantu pasien 2. Untuk
kecemasannya untuk mengadopsi
dengan kriteria mengidentifikas koping yang
hasil: i dan baru, pasien
menggambarka pertama kali
a. Pasien dapat
n perasaan yang harus
menyebutkan
mendasari menyadari
waktu, isis,
kecemasannya perasaan dan
frekuensi
cara
timbulnya 3. Gunakan
mengatasi
kecemasan pertanyaan yang
penyangkalan
terbuka beralih
b. Pasien dapat yang disadari
dari topik yang
mengungkapkan atau tidak
tidak
perasaanya sedang
mengancam ke
terhadap disadari.
isu konflik
kecemasannya
4. Tinjau penilaian
terhadap stresor,
nilai nilai yang
terancam dan
cara konflik
berkembang
TUK 3
1. Identifikasi 1. Mengetahui
Pasien dapat bersama pasien cara yang
mengidentifikas cara atau terbaik untuk
i penyebab tindakan yang membantu
kecemasannya dilakukan jika mengontrol
dengan kriteria terjadi kecemasan
hasil: kecemasan yang sedang
terjadi
1. Pasien dapat 2. Ajarkan tekhnik
menceritakan distraksi atau
penyebab relaksasi nafas
kecemasan dalam
2. Pasien dapat
menyebutkan
tindakan yang
biasanya
dilakukan untuk
mengendalikan
kecemasannya
3. Pasien dapat
memilih cara
mengatasi
kecemasannya
Diagnosa ke 2
Definisi : ketiadaan
atau kurangnya Setelh dilakukan Tindakan
informasi kognitif keperawatan 1x24 jam
yang brkaitan maka diharapkan klien
dengan topik dapat mengerti tentang
tertentu. kondisi klinis Kesehatan
dirinya dengan kriteria
hasil:
Perilaku sesuai
anjuran
Dari 2 meningkat ke 5
Kemmapuan
menjelaskan topik
Dari 2 meningkat ke 5
Kemampuan
menggambarkan
pengalaman
sebelumnya
Dari 2 meningkat ke 5
Pertanyaan tentang
masalah yang
sedang dihadapi
Dari 2 meningkat ke 5
Persepsi yang
keliru terhadap
suatu masalaah
Dari 2 meningkat ke 5
E. Catatan Keperawatan
O:
Klien tampak
menikmati obrolan
tentang masalah
Kesehatan yang
sedang dialaminya
3.
Rabu, 8 Mengidentifikasi S:
September masalah kecemasan
Pasien menjelaskan
2021 yang dialami pasien
masalah yang
10.00 WIB membuat cemas yaitu
tentang penyakit DM
tidak terkontrolnya
sejak 1 tahun lalu
Klien juga
menjelaskan dia tidak
tau akan kondisi
kesehatannya dan
pencegahan yang
dapat dilakukan untuk
tidak memperburuk
kondisi kesehatannya
O:
Klien apat
mengidentifikasi
masalah kecemasan
dalam dirinya
4.
Kamis, 9 Melakukan Strategi S:
September Pelaksanaan pada
Klien mengatakan
2021 klien
bersedia untuk
15.00 WIB melakukan strategi
pelaksanaan untuk
menurunkan tingkat
kecemasan yang
sedang dialami
Klien banyak
memberikan
pertanyaan pada
perawat atas hal yang
tidak diketahui
sebelumnya tentang
kondisi kecemasannya
O:
Klien dapat
memahami SP yang
dilakukan
5.
Jumat, 10 Melakukan Tindakan S:
September pemberikan
Klien mengatakan
2021 Pendidikan
bersedia dialkukan
Kesehatan terkait
10.00 pemberian Pendidikan
penyakit DM pada
Kesehatan tentang
klien
DM
O:
Klien tampak
memahami materi
yang disampaikan
oleh perawat terkait
Pendidikan Kesehatan
penyakit DM
Klien tampak
kebingungan saat
ditanyai tentang
pencegahan dan
pengontrolan kondisi
Kesehatan terkait DM
F. Catatan Perkembangan
Jam
1. Selasa, 7 TUK 1 S: Pasien mengatakan
September 2021 nama lengkap dan nama
Membina hubungan
panggilan. Nama Panjang
10.00 WIB saling percaya dengan
Harjito Murti dan biasa
klien.
dipanggil ibu Ita.
O:
Pasien berkenan
menjawab salam
Pasien juga
menjelaskan penyebab
kecemasannya
A : Tujuan Khusus
Tercapai
P : Lanjutkan untuk tujuan
khusus selanjutnya
2. Rabu, 8 TUK 2 S : pasien mengatakan
September 2021 yang membuat ia cemas
Pasien dapat
adalah kondisi
10.00 WIB mengidentifikasi dan
penyakitnya dan kurang
menggambarkan
mengetahui tentang
perasaan tentang
kondisi kesehatannya
kecemasannya
O:
Pasien menceritakan
penyebab terjadinya
kecemasannya dan
kekhawatirannya
kepada perawat
Pasien terlihat
mengerti dan paham
dengan penjelasan
yang diberikan perawat
A: Tujuan Tercapai
P: Lanjutkan Intervensi
3. Kamis, 9 TUK 3 S: Pasien mengatakan
September 2021 takut akan kembalinya
Pasien dapat
merasa khawatir dan
15.00 WIB mengidentifikasi cemas dirumah, saat
penyebab diberikan Teknik relaksasi
kecemasannya untuk mengatasi
kecemasannya pasien
memilih melakukan
Teknik relaksasi nafas
dalam.
O: Pasien memilih
melakukan Teknik
relaksasi nafas dalam
untuk menurunkan tingkat
kecemasannya
A: Tujuan Tercapai
P: Pertahankan kondisi
pasien
O:
Klien tampak
memahami penyebab
terjadinya DM pada
dirinya
Klien tampak
mengetahui
bagaimana cara
pencegahan kadar
gula tubuh untuk naik
A: Tujuan Tercapai
O: Pertahankan
Intervensi
G. Strategi Pelaksanaan
Alhamdulilah baik
Evaluasi Validasi mbak.
Bagaimana keadaan
ibu hari ini? Apa yang
sedang ibu rasakan bu?
Kontrak
Baiklah ibu sasa,
bagaimana jika kita Iya mbak boleh
berbincang-bincang
sebentar bu?
Menurut ibu
Saya berlum pernah
bagaimana sih caranya
mengetahui tentang
untuk mengetahui
kondisi penyakit
tanda gejala tentang
saya mbak, jadi saya
penyakit ibu?
belum tau tanda
gejalanya apa, yang
saya tau ya cuman
gula darahnya tinggi
hasilnya.
Tahap Terminasi
Kontrak
Baik ibu sesuai dengan
Bisa mbak, mari bisa
janji yang kemarin ya
dimulai
bu, kita akan
melakukan bincang
bincang untuk
mengetahui factor
penyebab ibu cemas ya
bu?
Apakai bisa dimulai
sekarang?
Tahap Kerja
Iya mbak saya sama
Baik ibu sasa, ibu
sekali belum
sudah mengatakan
mengetahui tentang
kepada saya kemarin
penyakit saya
bahwa ibu belum
mengerti tentang
kondisi ibu yang
sedang dialami. Serta
ibu juga belum
mengtahui penyebab
dan cara untuk
mencegahnya ya bu?
Oh jadi mata rabun
say aini karena efek
Jadi seperti ini, ibu ini
gula darah saya ya
sedang memiliki
mbak
riwayat penyakit DM
tidak terkontrol sejak
1 tahun yang lalu ya
bu. Jadi rabun yang
sekarang sedang
dialami ibu sasa ini
dikarenakan efek dari
gula darah ibu yang
tinggi.
Baik mbak, begitu to
ternyata
Biasanya untuk
pencegahan yang
dapat dilakukan yaitu
mengurangi makan
makanan yang manis
untuk mengontrol
keseimbangan gula
darah dalam tubuh
Boleh mbak
ibu.
silahkan. Saya juga
ingin kok bisa
mengontrol
Nah sekarang ibu kan
kecemasan saya
sudah tau penyebab
sendiri mbak
kecemasan yang
sedang dialami ibu
sasa. Jadi ibu tidak
perlu khawatir dan
cemas akan keadaan
ibu sasa. Namun
apabila ibu berkennan
untuk saya
memberikan atau
mengajarkan cara
untuk mengatasi atau
mengurangi rasa
kecemasan ibu dan ibu
bisa melakukannya
Saya memilih
akapan saja dan
relaksasi nafas
dimana saja apabila bu
dalam saja mbak
sasa sedang merasa
cemas.
Tahap Terminasi
Evaluasi
Bagaimana ibu
perasaannya setelah
saya ajarkan Teknik
relaksasi nafas dalam
bu?
Tidak terasa ibu
perbincangan kita
sudah 20 menit sesuai Besok jam 15.00
dengan kontrak awal saya ya mbak.
kita ya bu. Jadi, kita Paginya saya ada
cukupkan acara soalnya sama
perbincangan hari ini suami saya
sampai ini nggeh bu
ita.
A. LOGBOOK
6.
Rabu 08.00 Melanjutkan Laporan
laporan selesai
8/09/21
asuhan hingga
keperawatan Analisa data
ansietas dan intervesi
keperawatan
7.
10.00 Melakukan Klien dapat
SP untuk menyebutkan
identifikasi penyebab
penyebab terjadinya
terjadinya kecemasan
kecemasan dikarenakan
efek dari
masalah
Kesehatan
yang terjadi
8.
Kamis 10.00 Melakukan Klien
SP relaksasi mengikuti
9/09/21
nafas dalam arahan
sebagaimana
diajarkan
untuk Teknik
relaksasi
nafas dalam.
Klien juga
nampak
memehami
cara untuk
relaksasi
nafas dalam
9.
12.00 Melanjutkan Laporan
mengerjakan asuhan
laporan keperawatan
asuhan selesai
keperawatan hingga
dan logbook catatan
perkembanga
n
10
Jumat 08.00 Membuat PPT Selesai
.
PPT tentang
10/09/202
Diabetes
1
Melitus
11
14.00 Supervise Evaluasi
.
dengan kelompok
Dosen
Pembimbing
terkait dengan
asuhan
keperawatan
kelolaan
minggu ke 2
12
15.00 Melakukan Pendidikan
Pendidikan Kesehatan
Kesehatan diberikan
terkait kepada Ny. S
penyakit DM dan klien
tampak
memahami
materi yang
disampaikan
13
Sabtu 08.00 Menyelesaika Laporan
.
- n laporan selesai
11/09/202
14.00 minggu ke 2 hingga daftar
1
pustaka
B. DOKUMENTASI
No Kegiatan Dokumentasi
1. Pengkajian dengan Ny. S
https://www.scribd.com/doc/148768349/Lp- Ansietas-Jiwa,
Diakses pada Senin, 25 Februari pukul 18.00
Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi
5. Jakarta. EGC Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa, Jakarta: EGC