Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN ASUHAN

KEPERAWATAN JIWA KELOLAAN

ANSIETAS / KECEMASAN

Dosen Pembimbing : Ns. Zumrotul Choiriyah, S.Kep., M.Kes

Nama Mahasiswa :

Rina Novitasari

(071202078)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


32

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Globalisasi telah membuat perubahan di berbagai ilmu pengetahuan dan


teknologi kelompok an individu semakin ketat, dampak dari perubahan
tersebut merupakan salah satu stressor bagi individu, apabila seseorang tidak
dapat bertahan dengan perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan dirasakan
sebagai dampak stressor yang berkepanjangan, koping individu yang tidak
efektif menjadikan seseorang mengalami ganguan secara psikologis.

Masalah gangguan jiwa juga mengalami dan mempengaruhi produktifitas


dari kualitas Kesehatan perseorangan maupun masyarakat. Gangguan jiwa
walaupun tidak menyebabkan kematian, namun akan menimbulkan
penderitaan yang mendalam bagi individu dan beban berat bagi keluarga.
Baik mental maupun materi karena penderita menjadi kronis dan tidak
produktif

Data riset Riskesdas (2007) menunjukkan bahwa gangguan mental


emosional (depresi dan kecemasan) dialami sekitar 11,6% populasi usia
diatas 15 tahun atau setara dengan 24.708.000 orang. Sedangkan sekitar
0,48% populasi atau setara dengan 1.065.000 orang mengalami gangguan
jiwa berat.

Kecemasan atau ansietas masih menjadi salah satu maslaah Kesehatan


jiwa yang masih banyak terjadi kasus baik di negara-negara maju amupun
berkembang. Cemas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi (Videbecek, 2008) diaman suatu respon dari
pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan diikuti perasaan gelisah,
khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan askpek subjekti dari emosi
seseorang karena melibatkan factor perasaan yang tidak menyenangkan.
Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi negative, baik bersifat
rasional maupun irasional. Ini merupakan persoalan tersendiri bagi yang
mengalaminya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Ansietas merupakan keadaan ketika individu atau kelompok mengalami


perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam
berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito, 2007).
Kecemasan/anxiety dan kegelisahan/restlessness merupakan salah satu
masalah yang banyak mendapat perhatian dan penelitian para ahli psikologi.
Cemas dan gelisah adalah bentuk ketakutan diri terhadap hal-hal yang belum tentu
terjadi. Perasaan cemas biasanya muncul manakala seseorang berada dalam suatu
keadaan yang ia duga akan merugikan dan mengancam diri, jabatan karier atau
usaha bisnis nya, di mana ia merasa tidak berdaya menghadapinya. Sebenarnya
apa yang dicemaskan itu belum tentu terjadi. Rasa cemas itu pada dasarnya adalah
ketakutan yang kita bangun sendiri yang kemudian melahirkan prilaku gelisah.
Duduk tak tenang, berdiri rasa mengambang, tidur seperti di awang-awang,
makanan dan minuman terasa hambar. Ansietas berbeda dengan takut. Takut
adalah penilaian intelektual dari stimulus yang mengancam dan obyeknya jelas.
Individu tersebut dapat menggambarkan sumber dari rasa takut. Ansietas dapat
merupakan suatu sumber kekuatan dan energinya dapat menghasilkan suatu
tindakan yang destruktif atau konstruktif. Ansietas berbeda dengan rasa takut,
yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas
adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi
cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang berat tidak
sejalan dengan kehidupan (Stuart, 2007).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak percaya diri. Keadaan
emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Ansietas dialami secara
subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal.
Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi
dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan
interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan
penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah
respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi
cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah
tidak sejalan dengan kehidupan.
Tingkat ansietas sebagai berikut:

a. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan


sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
menghasilkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi bekpar
dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
b. Ansietas sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada
hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah.
c. Ansietas berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik
dan tidak dapat berfikir pada hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.
d. Tingkat panik dari ansietas, berhubungan dengan terperangah,
ketakutan dari orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan
sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi
kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas
motorik,menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang
rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan
juga
berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan
yang sangat, bahkan kematian.
Ansietas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan
dengan sesuatu di luar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam
mengatasi permasalahan (Asmadi, 2008).
Menurut Asmadi, 2008 ada beberapa teori yang menjelaskan
mengenai asal ansietas, teori tersebut antara lain:
a. Teori psikoanalisis

Dalam pandangan psikoanalisis, ansietas adalah konflik emosional yang


terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh
norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari
dua elemen tersebut dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
b. Teori interpersonal

Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut


terhadap penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga
dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti
kehilangan dan perpisahan dengan orang yang dicintai. Penolakan
terhadap eksistensi diri oleh orang lain ataupun masyarakat akan
menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi cemas. Namun bila
keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang
dan tidak cemas. Dengan demikian, ansietas berkaitan dengan
hubungan antara manusia.
c. Teori perilaku

Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan hasil frustasi.


Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang
diinginkan akan menimbulkan keputusasaan. Keputusasaan yang
menyebabkan seseorang menjadi ansietas.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa anxietas
adalah respon emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan kekhawatiran
yang tidak jelas dan berlebihan dan disertai berbagai gejala sumatif yang
menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau penderitaan
yang jelas bagi pasien.
2. Penyebab/Etiologi

a. Faktor Predisposisi

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas:

1) Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik


emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan
superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif
seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari
dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan
takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan
interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan,
trauma seperti perpisahan dan kehilangan, sehingga
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri
rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi,
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar tentang
pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam
kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yng berlebihan
lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.
4) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas
merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada
tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan
ansietas dengan depresi.
5) Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu
mengatur ansietas penghambat dalam aminobutirik. Gamma
neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas
sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan
kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai
predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan
gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang
untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Presipitasi

Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.


Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 katagori:
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
3. Pohon Masalah

Risiko mencederai diri sendiri, orang


lain dan lingkungan

Gangguan perilaku : kecemasan

Core Problem

Koping individu tak efektif

Stressor
4. Klasifikasi

Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang
dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas.
Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan
yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar,
menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan
melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari
ansietas ringan adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik

a)Ketegangan otot ringan

b) Sadar akan lingkungan

c)Rileks atau sedikit gelisah

d) Penuh perhatian

e)Rajin

2) Respon kognitif

a) Lapang persepsi luas

b) Terlihat tenang, percaya diri

c) Perasaan gagal sedikit

d) Waspada dan memperhatikan banyak hal

e) Mempertimbangkan informasi

f) Tingkat pembelajaran optimal

3) Respons emosional

a) Perilaku otomatis

b) Sedikit tidak sadar

c) Aktivitas menyendiri

d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada
sesuatu yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau
agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah
sebagai berikut:
1) Respon fisik:

a) Ketegangan otot sedang

b) Tanda-tanda vital meningkat

c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat

d) Sering mondar-mandir, memukul tangan

e) Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi

f) Kewaspadaan dan ketegangan menigkat

g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri


punggung
2) Respons kognitif

a) Lapang persepsi menurun

b) Tidak perhatian secara selektif

c) Fokus terhadap stimulus meningkat

d) Rentang perhatian menurun

e) Penyelesaian masalah menurun

f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan

3) Respons emosional

a) Tidak nyaman

b) Mudah tersinggung

c) Kepercayaan diri goyah

d) Tidak sabar

e) Gembira
c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :

1)Respons fisik
a)Ketegangan otot berat
b)Hiperventilasi
c)Kontak mata buruk
d)Pengeluaran keringat meningkat
e)Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
g)Rahang menegang, mengertakan gigi
h)Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar

2) Respons kognitif

a) Lapang persepsi terbatas

b) Proses berpikir terpecah-pecah

c) Sulit berpikir

d) Penyelesaian masalah buruk

e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi

f) Hanya memerhatikan ancaman

g) Preokupasi dengan pikiran sendiri

h) Egosentris

3) Respons emosional

a) Sangat cemas

b) Agitasi

c) Takut

d) Bingung

e) Merasa tidak adekuat


f) Menarik diri

g) Penyangkalan

h) Ingin bebas

d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena


hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun
dengan perintah. Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah
sebagai berikut :

1) 1) Respons fisik

a)Flight, fight, atau freeze

b) Ketegangan otot sangat berat

c)Agitasi motorik kasar

d)Pupil dilatasi

e)Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun

f) Tidak dapat tidur

g)Hormon stress dan neurotransmiter berkurang

h)Wajah menyeringai, mulut ternganga

2) Respons kognitif

a) Persepsi sangat sempit

b) Pikiran tidak logis, terganggu

c) Kepribadian kacau

d) Tidak dapat menyelesaikan masalah

e) Fokus pada pikiran sendiri

f) Tidak rasional

g) Sulit memahami stimulus eksternal

h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi

3) Respon emosional

a) Merasa terbebani

b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya


c) Lepas kendali

d) Mengamuk, putus asa

e) Marah, sangat takut

f) Mengharapkan hasil yang buruk

g) Kaget, takut

h) Lelah

Rentang Respon Ansietas (Stuart, 2007)

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik


5. Gejala Klinis

Keluhan (keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang


mengalami ansietas), antara lain sebagai berikut:
a. Cemas, khawatir, firasat, buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.

d. Gangguan pola tidur, mimpi (mimpi yang menegangkan).

e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

f. Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak napas,
gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan
sebagainya.
Kecemasan dapat diukur dengan alat ukur kecemasan yang disebut
HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) merupakan skala pengukuran
kecemasan yang didasarkan pada munculnya symptom pada individu yang
mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor
antara 0 sampai dengan 4. Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun
1959 yang diperkenalkan oleh Max Hamilton. Skala HARS dalam penilaian
kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi :
a. Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah
tersinggung.
b. Merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah tergaggu dan lesu.

c. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang lain, bila tinggal sendiri
dan takut pada binatang besar.
d. Gangguan tidur, sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak pulas dan mimpi buruk.
e. Gangguan kecerdasan: penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit
konsentrasi.
f. Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada
hobby, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.
g. Gejala somatic: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak
stabil dan gertakan otot.
h. Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah
dan pucat, serta merasa lemah.
i. Gejala kardiovaskuler: takikardi, nyeri dada, denyut nadi mengeras dan
detak jantung hilang sekejap.
j. Gejala pernafasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering
menarik nafas panjang dan merasa nafas pendek.
k. Gejala gastrointestinal : sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun,
mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan
panas perut.
l. Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan kencing,
aminorea, ereksi lemah atau impotensi.
m. Gejala vegative: mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
roma berdiri, pusing atau sakit kepala.
n. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek
cepat.
Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan
kategori:
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item
1-14 dengan hasil:
1. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.

2. Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.

3. Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.

4. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.


6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang

Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang ansietas yaitu:

a. Pemerikasaan laboratorium, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan


peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya fungsi
paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.
b. Uji psikologis

7. Penatalaksanaan Medis

Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap


pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat
holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik,
psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut:
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara:

1) Makan makanan yang bergizi dan seimbang.

2) Tidur yang cukup.

3) Cukup olahraga.

4) Tidak merokok.

5) Tidak meminum minuman keras.

b. Terapi psikofarmaka

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan


memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak
(limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat
anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam,
lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
c. Terapi somatic

Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
1) Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara
lain :
2) 1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat
dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus
asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.
3) 2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan
koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi
kecemasan.
4) 3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki
kembali (re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami
goncangan akibat stressor.
5) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya
ingat.
6) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang
tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
7) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
d. Terapi psikoreligius

Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan


kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem
kehidupan yang merupakan stressor psikososial.
8. Komplikasi

a. Depresi

b. Somatoform

c. Skizofrenia Hibefrenik

d. Skizofrenia Simplek
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Pengkajian Keperawatan pada pasien dengan ansietas menurut (Stuart,


2007) yaitu:
Identitas Klien

1) Initial :Ansietas lebih rentan terjadi pada wanita daripada


laki-laki, karena wanita lebih mudah stress
dibanding pria.
2) Umur : Toddler-lansia

3) Pekerjaan : Pekerajaan yang mempunyai tingkat stressor yang


besar.
4) Pendidikan : Orang yang mempunyai tingkat pendidikan yang

rendah lebih rentan mengalami ansietas

b. Alasan Masuk

Sesuai diagnosa awal klien ketika pertama kali masuk rumah sakit.

c. Faktor Predisposisi

1) Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional


yang terjadi antara dua elemen kepribadian: id dan superego.
2) Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasan takut
terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.
3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan
4) Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas biasanya
terjadi dalam kelurga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara
gangguan ansietas dengan depresi
d. Fisik

Tanda Vital:

TD : Meningkat, palpitasi, berdebar-debar bahkan sampai pingsan.


N : Menurun
S : Normal (36˚C - 37,5˚C ), ada juga yang mengalami hipotermi
tergantung respon individu dalam menangania ansietasnya
P : Pernafasan , nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal,
rasa tercekik terengah- engah
1) Ukur: TB dan BB: normal (tergantung pada klien)

2) Keluhan Fisik:  refleks, terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia,


tremor, kaku, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, gerakan
lambat, kaki goyah.
Selain itu juga dapat dikaji tentang repon fisiologis terhadap
ansietas (Stuart, 2007):
B1 : Nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada, nafas dangkal
pembengkakan pada tenggorokan, terengah-engah.
B2 : Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin
pingsan, pingsan, TD ↓, denyut nadi ↓.
B3 : Refleks ↑, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor,
rigiditas, gelisah, wajah tegang.
B4 : Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih.

B5 : Kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman


pada abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati.
B6 : Lemah.

e. Psikososial:

Konsep diri:

1) Gambaran diri: wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah,


keringat berlebihan.
2) Identitas: gangguan ini menyerang wanita daripada pria serta
terjadi pada seseorang yang bekerja dengan sressor yang berat.
3) Peran: menarik diri dan menghindar dalam keluarga / kelompok /
masyarakat.
4) Ideal diri: berkurangnya toleransi terhadap stress, dan
kecenderungan ke arah lokus eksternal dari keyakinan kontrol.
5) Harga diri: klien merasa harga dirinya rendah akibat ketakutan
yang tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.
Hubungan Sosial:

1) Orang yang berarti: keluarga

2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: kurang berperan


dalam kegiaran kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan
menghindar dalam keluarga / kelompok / masyarakat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: +
Spiritual:
1) Nilai dan keyakinan

2) Kegiatan ibadah

f. Status Mental:

1) Penampilan: pada orang yang mengalami ansietas berat dan panik


biasanya penampilannya tidak rapi.
2) Pembicaraan: bicara cepat dan banyak, gagap dan kadang-kadang
keras.
3) Aktivitas motorik: lesu, tegang, gelisah, agitasi, dan tremor.

4) Alam perasaan: sedih, putus asa, ketakutan dan khawatir.

5) Afek: labil

6) Interaksi selama wawancara: tidak kooperatif, mudah tersingung


dan mudah curiga, kontak mata kurang.
7) Persepsi: berhalusinasi, lapang persepsi sangat sempit dan tidak
mampu menyelesaikan masalah.
8) Proses pikir: persevarsi

9) Isi pikir: obsesi, phobia dan depersonalisasi

10) Tingkat kesadaran: bingung dan tidak bisa berorietansi terhadap


waktu, tempat dan orang (ansietas berat)
11) Memori: pada klien yang mengalami OCD (Obsessive Compulsif
Disorder) akan terjadi gangguan daya ingat saat ini bahkan sampai
gangguan daya ingat jangka pendek.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung: tidak mampu berkonsentrasi

13) Kemampuan penilaian: gangguan kemampuan penilaian ringan

14) Daya titik diri: menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan


orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.
g. Kebutuhan Persiapan Pulang

1) Kemampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan makanan,


keamanan, tempat tinggal, dan perawatan.
2) Kegiatan hidup sehari-hari:

3) Kurang mandiri tergantung tingkat ansietas

4) Perawatan diri

5) Nutrisi

6) Tidur

h. Mekanisme Koping

Adaptif (ansietas ringan) dan maladaptif (ansietas sedang, berat dan


panik). Menurut Stuart (2007). Individu menggunakan berbagai
mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya, ketidakmampuan
mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama
terjadinya perilaku patologis. Ansietas ringan sering ditanggulangi
tanpa pemikiran yang sadar, sedangkan ansietas berat dan sedang
menimbulkan 2 jenis mekanisme koping :
1) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntunan situasi stres
secara realistis
2) Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara
relative pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan
distorsi realitas, mekanisme ini dapat menjadi repon maladaptif
terhadap stres.
i. Masalah Psikososial dan Lingkungan

1) Masalah dengan dukungan kelompok: klien kurang berperan dalam


kegiatan kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan
menghindar dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat.
2) Masalah berhubungan dengan lingkungan: lingkungan dengan
tingkat stressor yang tinggi akan memicu timbulnya ansietas.
3) Masalah dengan pendidikan: seseorang yang pernah gagal dalam
menempuh pendidikan, tidak ada biaya untuk melanjutkan jenjang
pendidikan berikutnya.
4) Masalah dengan pekerjaan: mengalami PHK, target kerja tidak
tercapai.
5) Masalah dengan perumahan: pasien kehilangan tempat tinggalnya
karena bencana alam, pengusuran dan kebakaran.
6) Masalah ekonomi: pasien tidak mempunyai kemampuan finansial
dalam mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan keluarganya.
7) Masalah dengan pelayanan kesehatan: kurang percaya dengan
petugas kesehatan.
j. Pengetahuan Kurang

Pasien kurang mempunyai pengetahuan tentang faktor presipitasi,


koping, obat-obatan, dan masalah lain tentang ansietas
k. Aspek medik
Diagnosa Medik:
1) Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistic terhadap
dua atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini
menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang
(inability to relax)
2) Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:
Ketegangan Motorik:
a) Kedutan otot atau rasa gemetar

b) Otot tegang/kaku/pegel linu

c) Tidak bisa diam

d) Mudah menjadi lelah


Hiperaktivitas Otonomik:
a) Nafas pendek/ terasa berat

b) Jantung berdebar-debar

c) Telapak tangan basah dingin


d) Mulut kering

e) Kepala pusing/rasa melayang

f) Mual, mencret, perut tidak enak

g) Muka panas/ badan menggigil

h) Buang air kecil lebih sering

i) Sukar menelan/rasa tersumbat

Kewaspadaan berlebihan dan Penangkapan Berkurang

a) Perasaan jadi peka/ mudah ngilu

b) Mudah terkejut/kaget

c) Sulit konsentrasi pikiran

d) Sukar tidur

e) Mudah tersinggung

3) Hendaknya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi


dalam gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan social, dan
melakukan kegiatan rutin.
2. Masalah Keperawatan

a. Ansietas

b. Harga Diri Rendah

c. Gangguan Citra Tubuh

d. Koping individu infektif

e. Kurangnya pengetahuan
Masalah dan Data yang Perlu Dikaji
Masalah Keperawatan Data yang Perlu Dikaji
Ansietas DS:

1. Pasien menganggap dirinya


mudah gelisah dan tidak
berdaya
2. Pasien mengatakan takut
dan cemas
3. Pasien mengatakan susah
tidur
DO:

1. Pasien terlihat sering


melamun dan murung
2. Pasien cenderung

menyalahkan orang lain

3. Diagnosa Keperawatan

Ansietas

4. Perencanaan Keperawatan

Dx Kep Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Ansietas TUM : Setelah 1 X 15 menit 1. Bina hubungan saling percaya
(Kecemasan) interaksi, pasien dengan menerapkan prinsip
Pasien tidak merasa
menunjukkan tanda- komunikasi terapeutik.
cemas lagi .
tanda percaya kepada 2. Sapa pasien dengan ramah baik
perawat: verbal maupun nonverbal
TUK 1 : 1) Wajah cerah, 3. Perkenalkan diri secara sopan

Pasien dapat tersenyum


4. Tanyakan nama lengkap pasien
membina hubungan 2) Mau berkenalan
dan nama panggilan yang di sukai
saling percaya 3) Ada kontak mata pasien
5. Jelaskan tujuan pertemuan

6. Jujur dan menepati janji

7. Tunjukkan sikap empati dan


menerima pasien apa adanya

1. Bina hubungan saling percaya :


salam terapeutik, perkenalan diri,
Setelah 1 X 15 menit jelaskan tujuan, lingkungan yang
TUK 2 : pasien interaksi, pasien dapat terapeutik, kontrak yang jelas.
dapat mengungkapkan rasa 2. Dorong dan beri kesempatan
mempertahankan cemasnya dengan cara : pasien untuk mengungkapkan
kontak mata dan 1) Melakukan kontak perasaannya.
pasien dapat mata
mengenal 2) Bersedia
ansietasnya
menceritakan 3. Dengarkan ungkapan pasien
perasaannya secara dengan empati.
jujur 4. Beri reinforcement yang positif
3) Wajah tenang atas kemampuan pasien
mengungkapkan perasannya.
4) Bersedia
5. Beri pengetahuan terhadap pasien
menceritakan
mengenai penyakitnya
perasaan
5) Bersedia

mengungkapkan
masalahnya

Setelah 1 X 15 menit
1. Bina hubungan saling percaya :
pasien mampu
salam terapeutik, perkenalan
mengurangi rasa
diri, jelaskan tujuan, lingkungan
cemasnya dan
yang terapeutik, kontrak yang
TUK 3 : pasien mengetahui cara-cara
jelas.
dapat mengurangi menguranginya dengan
2. Dorong pasien mengungkapkan
rasa cemas dan criteria :
apa yang dilakukan jika cemas
mengetahui cara- 1) pasien tetap kontak
terjadi
cara mengurangi mata
3. Dorong pasien mengungkapkan
cemasnya. 2) Pasien mampu
caranya untuk mengurangi
mengatakan
kecemasannya
kecemasannya
4. Dengarkan ungkapan pasien
3) Bisa mempraktekkan
dengan empati.
cara
5. Motivasi pasien agar
menanggulanginya.
mempertahankan kontak mata
saat berbicara

Setelah diberikan asuhan 1. Bina hubungan saling percaya :


keperawatan selama 1 x salam terapeutik, perkenalan diri,
15 menit dalam 1 x jelaskan tujuan, lingkungan yang

pertemuan diharapkan terapeutik, kontrak yang jelas.


TUK 4 : Pasien
dapat menggunakan
teknik relaksasi
teknik relaksasi dapat 2. Ajarkan pasien teknik relaksasi
digunakan dengan untuk meningkatkan control dan
kriteria : rasa percaya diri
1. Cemas dapat 3. Dorong pasien untuk
berkurang menggunakan relaksasi dalam
2. Pasien dapat menurunkan tingkat ansietas
melakukan teknik
relaksasi dengan
benar.

Setelah diberikan asuhan


keperawatan selama 1 x
1. Bina hubungan saling percaya :
15 menit dalam 1x
salam terapeutik, perkenalan diri,
pertemuan diharapkan
jelaskan tujuan, lingkungan yang
pasien dapat dukungan
TUK 5 : Pasien terapeutik, kontrak yang jelas.
keluarga dalam
mendapat dukungan 2. Tanyakan kepada pasien apa yang
mengontrol perilaku
keluarga mengontrol dilakukan keluarganya saat pasien
kekerasan dengan kriteria
tingkat kecemasan mengalami kecemasan.
hasil:
1. Keluarga pasien dapat
menyebutkan :
Cara merawat pasien
yang mengalami
kecemasan dan
mengungkapkan rasa
puas dalam merawat
pasien

Setelah diberikan asuhan


keperawatan selama 1 x
15 menit dalam 1x

pertemuan diharapkan
1. Bina hubungan saling percaya :
salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan, lingkungan yang
terapeutik, kontrak yang jelas.

TUK 6 : Pasien
dapat menggunakan
obat dengan benar (
sesuai dengan
program ) penggunaan obat 2. Tanyakan kepada pasien apakah
dilakukan dengan benar pasien mengetahui obat yang di
sesuai programnya minumnya.
dengan kriteria hasil: 3. Tanyakan kepada pasien apa yang
1. Pasien dapat dilakukan pasien jika obat tidak
menyebut kan obat – diberikan saat waktunya minum
obat yang di minum obat
dan kegunaanya (jenis 4. Berikan pujian jika pasien
,waktu,dosis,dan efek. mengetahui dengan benar
pemberian obat
2. Pasien dapat minum
obat sesuai program
pengobatan
3. Pasien meminta obat
saat waktunya minum
obat

5. Implementasi Keperawatan

Merupakan tahap pelaksanaan rencana tindakan yang telah


ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal
dalam pelaksanaan disesuaikan dengan rencana keperawatan dan kondisi
pasien.

6. Evaluasi Keperawatan

Merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspek dari tindakan


yang dilakukan secara terus menerus terhadap respon pasien evaluasi
adalah hasil yang dilihat dan perkembangan persepsi pasien pertumbuhan
perbandingan perilakunya dengan kepribadian yang sehat.
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP:

S: Respon subyektif pasien terhadap keperawatan yang telah


dilaksanakan
O: Respon objektif pasien terhadapa keperawatan yang dilaksanakan
A: Analisa ulang atas data subyektif dan objektif untuk
menyimpulkan apakah masih tetap atau masuk giliran baru.
P:Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respon pasien.
Hasil yang diharapkan setelah melakukan intervensi pada pasien
dengan ansietas/cemas yaitu :
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Pasien mengetahui atau mengenal ansietasnya
c. Pasien dapat mengontrol cemas dengan relaksasi nafas dalam.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ANSIETAS

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. S
Usia : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 9 Agustus 2021
Alamat : Desa Tunggakrejo,Pabelan
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Agama : Islam

2. Faktor Presipitasi
1. Faktor biologis
Imunisasi  lengkap O tidak lengkap
Nutrisi  seimbang O tidak seimbang
Latihan fisik  cukup O kurang
2. Faktor-faktor Psikologis dan Sosiobudaya
Psikosexual
• Pemenuhan kepuasan fase oral:
 meneteki sendiri O dibantu orang lain/pembantu
• Pemenuhan kepuasan fase anal:
toilet traning (bladder & bowel training)  ya O tidak
• Pemenuhan kepuasan fase phalik:
 pengenalan identitas kelamin O pakaian dan permainan sesuai
jenis kelamin
• Pemenuhan kepuasan fase laten :
 diberi kesempatan bergaul dengan teman sebaya O tidak ada
kesempatan bergaul dengan teman sebaya
• Pemenuhan kepuasan fase genital:
 diberikan kesempatan bergaul dengan lawan jenis
O tidak boleh bermain dengan teman lawan jenis
Psikososial
• Membangun rasa percaya:
 segera mambantu bila anak minta pertolongan O menyuruh orang lain
O membiarkan
• Meningkatkan otonomi :
O menggendong anak terus
 memberi kesempatan anak mengeksplorasi lingkungan
• Merangsang inisiatif :
 merespon setiap pertanyaan anak
O memberi kesempatan ikut melakukan pekerjaan rumah
• Mengembangkan percaya diri :
 mengikut sertakan anak dalam perlombaan
O diberi kesempatan bermain dengan teman sebaya
• Pembentukan identitas :
 memiliki cita-cita yag jelasa dan realistis
O punya idola yang baik
• Keintiman dengan orang lain :
 memiliki calon/pasangan hidup yang dikehendaki
O tidak tertarik untuk mencari pasangan hidup

• Produktif
 karir/pekerjaan sudah mapan
O pekerjaan belum mapan
• Kepuasan hidup
O puas dengan kehidupannya, merasa berarti
 menyesal, merasa tidak berarti

Kognitif
• Merangsang sensori pada usia bayi :
O melihatkan benda berwana bergerak,
Omelatih mengenggam benda
O meneteki O mengajak bicara/bercanda
• Mengembangkan berfikir konkritl : O Mengenalkan warna, benda,
membaca, menulis, menggambar, berhitung O memberi
kesempatan anak bertanya, bercerita
• Formal operasional O melatih hubungan sebab akibat
O melatih berfikir abstrak
moral
• mengajarkan nlai-nilai :
 agama  norma sosial dan budaya
• memberikan hadiah terhadap ketaatan O ya  tidak
• hukuman terhadap pelanggaran O ya  tidak
• melatih disiplin diri  ya O tidak

3. Faktor Predisposisi

a. Faktor Perkembangan

Pasien mengatakan pernah menderita penyakit DM yang tidak


terkontrol sejak 1 tahun lalu dan pandangannya mulai rabun

b. Faktor komunikasi dalam keluarga

Komunikasi antar keluarga baik, ketika mempunyai masalah pasien


memecahkan dan mencari jalan keluar dengan berdiskusi dengan
suami dan anak anaknya

c. Faktor psikologis

Pasien termasuk tipe orang yang terbuka, sering menceritakan keluh


kesah yang dialami kepada suamu dan anak anaknya dan dia juga tidak
merasa dirinya tidak berharga

d. Faktor genetic

Dalam keliarganya ada yang menderita DM atau penyakit yang sama


dengan pasien

4. Penilaian Terhadap Stresor

 Penilaian klien terhadap stressor

Klien menjelaskan bahwa penilaian stresor yang dirasakan sebagai


tantangan pada kehidupan yang sedang dihadapinya

 Perilaku sosial yang tampak pada klien

Klien menyikapi masalah dengan cara mencari jalan keliuar dan


mengidentifikasikan faktor faktor yang dapat menyebabkan stresor
tersebut muncul

 Persepsi individu terhadap masalah

Masalah yang sedang terjadi merupakan sebuah cobaan dalam kehidupan


dan haru dijalani dengan iklhas

 Persepsi keluarga terhadap masalah

Keluarga menyikapi bahwa masalah yang sedang terjadi merupakan suatu


ujian dalam kehidupan rumah tangga

5. Sumber Koping

a. Kemampuan Personal

 Problem solving skill : Baik

 Semangat : Tinggi

 Sosial skill : Baik


 Intelgenesia : Superior

 Pengetahuan : Baik

 Konsep diri : Positif

b. Dukungan Sosial

 Dukungan keluarga

Keluarga sangat mendukung keputusan klien dalam pengambilan


keputusan tentang maslah kesehatan yang diambil

 Dukungan kelompok

Dukungan kelompok diberikan untuk meningkatkan kesejateraan klien

 Dukungan Masyarakat

Masyarakat dalam lingkungan klien sangat support untuk


meningkatkan kondisi kesehatan klien

 Jaringan sosial

Organisasi dan perkumpulan klien membawa hal hal positif dalam


peningkatan kesehatan klien

 Stabilitas budaya

c. Asset Material

 Kecukupan penghasilan untuk kebutuhan : Cukup

 Kekayaan yang dimiliki : Cukup

 Pelayanan kesehatan : Terjangkau

d. Keyakinan

 Keyakinan dan nilai


Keyakinan dan nilai dianut sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku

 Motivasi

Motivasi akan kesembuhan klien sangat tinggi

 Orientasi kesehatan

Klien berorientasi untuk kesembuhan tentang penyakit yang sedang


dialaminya

6. Kebiasaan Koping Yang Digunakan

 Klien menggunakan koping dalam menyelesaikan masalah dengan cara


mencari jalan keluar dalam hal permasalahannys

B. Analisa Data

Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan


Data Subjektif: Penyakit DM tidak Kecemasan / Ansietas
terkontrol
 Klien mengatakan
takut dan cemas
akan rabun yang
mulai parah dan
Pandangan Mata Kabur
penyakit DM yang
atau Rabun
tidak terkontrol
sejak 1 tahun lalu

 Klien mengatakan
cemas apabila Kecemasan / Ansietas
penyakit yang
dideritanya tambah
parah
Data Objektif:

 Klien tampak cemas


dengan raut muka
yang takut dan
sedih

 Klien tampak
gelisah apabila
sedang melakukan
aktivitas sehari hari

Data Subjektif : Riwayat DM tidak Defisist pengetahuan


terkontrol
 Klien mengatakan
bahwa tidak
mengetahui secara
detail tentang
penyakit dan kondisi
kesehatannya

 Klin mengatakan
belum mengetahui Kurangnya informasi
cara pencegahan dan tentang kesehatannya
hal yang dapat
dilakukan untuk
menurunkan resiko
keparahan kodisi
kesehatan akibat
dari DM tidak
terkontrol.
Deficit pengetahuan
Data Objektif :

 Klien tidak
memahami cara
pengendalian
penyakit DM

 Saat pengkajian
ditemukan bahwa
klien tidak
mengetahui apakah
rabun pada matanya
ini dikarenakan usia
atau komplikasi dari
penyakit DM tidak
terkontrolnya.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Kecemasan/ Ansietas berhubungan dengan penyakit akut yang sedang


dialaminya (D.0080)

2. Deficit pengetahuan berhubungan dengan penyakit Akut yang sedang


dialami (D.0111)

D. Intervensi

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


o Keperawata
n
1. Ansietas TUM:

Pasien mampu
mengurangi dan
mengontrol
kecemasannya

TUK 1: 1. Bina Hubungan 1. Pembinaan


saling percaya hubungan
 Setelah
dengan cara: saling percaya
diberikan
merupakan
asuhan  Sapa pasien
dasar
keperawatan dengan ramah
terjalinnya
selama 1 kali baik secara
komunikasi
pertemuan (tiap verbal maupun
terbuka
pertemuan non verbal
sehingga
diadakan selama
 Perkenalkan diri meningkatka
20 menit)
dengan sopan rasa
diharapkan
 Tanyakan nama komunikasi
pasien dapat
lengkap pasien dengan pasien
membina
hubungan saling dan nama

percaya dengan panggilan yang

perawat dengan disukai

kriteria hasil:  Jelaskan tujuan

a. Wajah pasien pertemuan

cerah dan  Jujur dan tepati


tersenyum janji

b. Pasien mampu  Tunjukkan sikap


membalas salam empati dan
yang diberikan simpati serta
menerima
c. Pasien mampu
pasien apa
menyebutkan
adanya
nama sambil
ada kontak mata

TUK 2
1. Adakan kontak 1. Dapat
 Pasien dapat sering dan mengetahui
singkat yang kapan pasien
mengidentifikas
dilakukan mengalami
i dan
secara bertahap kecemasan
menggambarkan
perasaan tentang 2. Bantu pasien 2. Untuk
kecemasannya untuk mengadopsi
dengan kriteria mengidentifikas koping yang
hasil: i dan baru, pasien
menggambarka pertama kali
a. Pasien dapat
n perasaan yang harus
menyebutkan
mendasari menyadari
waktu, isis,
kecemasannya perasaan dan
frekuensi
cara
timbulnya 3. Gunakan
mengatasi
kecemasan pertanyaan yang
penyangkalan
terbuka beralih
b. Pasien dapat yang disadari
dari topik yang
mengungkapkan atau tidak
tidak
perasaanya sedang
mengancam ke
terhadap disadari.
isu konflik
kecemasannya
4. Tinjau penilaian
terhadap stresor,
nilai nilai yang
terancam dan
cara konflik
berkembang
TUK 3
1. Identifikasi 1. Mengetahui
 Pasien dapat bersama pasien cara yang
mengidentifikas cara atau terbaik untuk
i penyebab tindakan yang membantu
kecemasannya dilakukan jika mengontrol
dengan kriteria terjadi kecemasan
hasil: kecemasan yang sedang
terjadi
1. Pasien dapat 2. Ajarkan tekhnik
menceritakan distraksi atau
penyebab relaksasi nafas
kecemasan dalam

2. Pasien dapat
menyebutkan
tindakan yang
biasanya
dilakukan untuk
mengendalikan
kecemasannya

3. Pasien dapat
memilih cara
mengatasi
kecemasannya
Diagnosa ke 2

SDKI SLKI SIKI

Defisit Pengetahuan Tingkat Pengetahuan


Kesehatan (L.12111)

Berhubungan Definisi: Kecakupan


Dengan: Penyakit informasi kognitif yang
Akut berkaitan dengan topik
tertentu
(D.0111)

Definisi : ketiadaan
atau kurangnya Setelh dilakukan Tindakan
informasi kognitif keperawatan 1x24 jam
yang brkaitan maka diharapkan klien
dengan topik dapat mengerti tentang
tertentu. kondisi klinis Kesehatan
dirinya dengan kriteria
hasil:

 Perilaku sesuai
anjuran
Dari 2 meningkat ke 5

 Kemmapuan
menjelaskan topik
Dari 2 meningkat ke 5

 Kemampuan
menggambarkan
pengalaman
sebelumnya
Dari 2 meningkat ke 5

 Pertanyaan tentang
masalah yang
sedang dihadapi
Dari 2 meningkat ke 5

 Persepsi yang
keliru terhadap
suatu masalaah
Dari 2 meningkat ke 5

E. Catatan Keperawatan

No Hari/ Tanggal Tindakan Respon Pasien Paraf


Keperawatan
Jam
1.
Senin, 6 Pengkajian pasien S:
September
 Identitas klien  Klien mengatakan bersedia
2021
dilakukan pengkajian
 Factor presipitasi
08.00 untuk masala kesehatannya
 Factor
O:
predisposisi
 TD : 110/98 MmHg
 Penilaian
terhadap stressor  Nadi : 98x/Mnt

 Sumber koping  HR : 20X/Mnt

 Kebiasaan yang  Suhu : 36,7


dilakukan
 GDS : 256
 Terlampir dalam asuhan
keperawatan
2.
Selasa, 7 Melakukan S:
September pertemuan untuk
 Klien dapat
2021 membina hubungan
mengatakan nama
saling percaya dengan
10.00 WIB lengkap dan nama
klien
panggilan dan
menyebutkan
pekerjaannya sebagai
ibu rumah tangga

O:

 Klien tampak nyaman


dan terbuka dalam
menjelaskan
permasalahan dan
kondisi kesehatannya
kepada perawat

 Klien tampak
menikmati obrolan
tentang masalah
Kesehatan yang
sedang dialaminya
3.
Rabu, 8 Mengidentifikasi S:
September masalah kecemasan
 Pasien menjelaskan
2021 yang dialami pasien
masalah yang
10.00 WIB membuat cemas yaitu
tentang penyakit DM
tidak terkontrolnya
sejak 1 tahun lalu

 Klien juga
menjelaskan dia tidak
tau akan kondisi
kesehatannya dan
pencegahan yang
dapat dilakukan untuk
tidak memperburuk
kondisi kesehatannya
O:

 Klien apat
mengidentifikasi
masalah kecemasan
dalam dirinya
4.
Kamis, 9 Melakukan Strategi S:
September Pelaksanaan pada
 Klien mengatakan
2021 klien
bersedia untuk
15.00 WIB melakukan strategi
pelaksanaan untuk
menurunkan tingkat
kecemasan yang
sedang dialami

 Klien banyak
memberikan
pertanyaan pada
perawat atas hal yang
tidak diketahui
sebelumnya tentang
kondisi kecemasannya
O:

 Klien tampak antusias


dalam diskusi
pemberian stategi
pelaksanaan

 Klien dapat
memahami SP yang
dilakukan
5.
Jumat, 10 Melakukan Tindakan S:
September pemberikan
 Klien mengatakan
2021 Pendidikan
bersedia dialkukan
Kesehatan terkait
10.00 pemberian Pendidikan
penyakit DM pada
Kesehatan tentang
klien
DM

O:

 Klien tampak
memahami materi
yang disampaikan
oleh perawat terkait
Pendidikan Kesehatan
penyakit DM

 Klien tampak
kebingungan saat
ditanyai tentang
pencegahan dan
pengontrolan kondisi
Kesehatan terkait DM
F. Catatan Perkembangan

No Hari/ Tanggal Tindakan Evaluasi

Jam
1. Selasa, 7 TUK 1 S: Pasien mengatakan
September 2021 nama lengkap dan nama
Membina hubungan
panggilan. Nama Panjang
10.00 WIB saling percaya dengan
Harjito Murti dan biasa
klien.
dipanggil ibu Ita.

Pasien juga menjelaskan


bahwa pekerjaannya
hanya sebagai ibu rumah
tangga

O:

 Pasien berkenan
menjawab salam

 Pasien mau berbincang


dengan perawat

 Pasien juga
menjelaskan penyebab
kecemasannya

A : Tujuan Khusus
Tercapai
P : Lanjutkan untuk tujuan
khusus selanjutnya
2. Rabu, 8 TUK 2 S : pasien mengatakan
September 2021 yang membuat ia cemas
Pasien dapat
adalah kondisi
10.00 WIB mengidentifikasi dan
penyakitnya dan kurang
menggambarkan
mengetahui tentang
perasaan tentang
kondisi kesehatannya
kecemasannya

O:

 Pasien menceritakan
penyebab terjadinya
kecemasannya dan
kekhawatirannya
kepada perawat

 Pasien terlihat
mengerti dan paham
dengan penjelasan
yang diberikan perawat

A: Tujuan Tercapai

P: Lanjutkan Intervensi
3. Kamis, 9 TUK 3 S: Pasien mengatakan
September 2021 takut akan kembalinya
Pasien dapat
merasa khawatir dan
15.00 WIB mengidentifikasi cemas dirumah, saat
penyebab diberikan Teknik relaksasi
kecemasannya untuk mengatasi
kecemasannya pasien
memilih melakukan
Teknik relaksasi nafas
dalam.

O: Pasien memilih
melakukan Teknik
relaksasi nafas dalam
untuk menurunkan tingkat
kecemasannya

A: Tujuan Tercapai

P: Pertahankan kondisi
pasien

4. Jumat, 10 Melakukan S: Pasien mengatakan


September 2021 Pendidikan Kesehatan sudah mulai memahami
terkait penyakit DM atas kondisi Kesehatan
10.00 WIB
yang sedang dialaminya

O:

 Klien tampak
memahami penyebab
terjadinya DM pada
dirinya

 Klien tampak
mengetahui
bagaimana cara
pencegahan kadar
gula tubuh untuk naik

 Klien juga memahami


bagaimana cara yang
teoat untuk
mengontrol kadar
gula dalam darah

A: Tujuan Tercapai
O: Pertahankan
Intervensi

G. Strategi Pelaksanaan

No Hari/ Tanggal Tindakan Respon Pasien Paraf


Keperawatan
Jam
Tahap orientasi
1. Selasa, 7
September
2021  Salam teraupetik
Waalaikumsalam
10.00 WIB Assalamualaikum ibu,
mbak (Tersenyum)
selamat siang (sambal
tersenyum). Mari Silahkan duduk
mbak.

Nama saya Salsa


Sebelumnya
biasa dipanggi ibu
perkenalkan nama saya
sasa mbak.
Rina Novitasari
mahasiswa dari
Universitas Ngudi
Waluyo Profesi Ners.
Ibu bisa memanggil
saya Rina , nama ibu
siapa dan lebih senang
di panggil dengan ibu
siapa?

Alhamdulilah baik
 Evaluasi Validasi mbak.
Bagaimana keadaan
ibu hari ini? Apa yang
sedang ibu rasakan bu?

 Kontrak
Baiklah ibu sasa,
bagaimana jika kita Iya mbak boleh
berbincang-bincang
sebentar bu?

Untuk waktunya Boleh mbak,


sekitar 15 menit ya bu, kebetulan hari ini
apakah ibu bersedia? saya tidak ada
aktivitas
Untuk tempatnya ibu
ita menghendaki
diamana ya bu?

Disini saja nggeh


mbak
Tahap Kerja
Sekarang kita akan
mengobrol selama 20
menit ya bu sasa?

Ibu sasa tadi sudah Iya mbak


menyebutkan nama
lengkap dan panggilan
ibu, sekarang usia ibu
ini berapa ya bu? Usia saya saat ini 40
tahun mbak
Ibu sasa apakah
bekerja?

Saya sebagai ibu


Saat ini ibu tinggal
rumah tangga saja
Bersama siapa nggeh?
mbak
Suaminya kerja apa bu
kalua boleh tau dan
ibu sasa Bersama Saya tinggal
suami sudah memiliki Bersama suami dan
anak berapa? dua anak saya

Nama suaminya siapa


ya bu? Dan kerjanya
dimana?

Bapak feri mbak,


kerja di pertemina
sebagai HRD
Ibu memiliki berapa
saudara? Dan anak
keberapa ya bu? Saya 6 bersaudara
mbak, dan saya anak
terakhir

Ibu sejak kapan


mengetahui kondisi
penyakit ibu ini?
Terhitung sudah 1
tahun ini mbak

Nah menurut ibu sasa,


hal yang menjadi
Mungkin karena
factor penyebab
saya suka makanan
terjadinya kondisi ini
manis mbak.
itu apa ya bu?

Menurut ibu
Saya berlum pernah
bagaimana sih caranya
mengetahui tentang
untuk mengetahui
kondisi penyakit
tanda gejala tentang
saya mbak, jadi saya
penyakit ibu?
belum tau tanda
gejalanya apa, yang
saya tau ya cuman
gula darahnya tinggi
hasilnya.

Tahap Terminasi

Iya mba saya tunggu


 Evaluasi

Baik kalau begitu bu,


nanti untuk pertemuan
selanjutnya kita
agendakan untuk
pemberian Pendidikan
Kesehatan ya bu. Agar
bu sasa bisa
mengetahui apasaja Loh cepet juga ya
tanda gejala dan mbak
penyebab dari kondisi
Kesehatan ibu sasa.

Ibu sasa, tidak terasa


kita sudah mengobrol
selama 20 menit ya
bu. Jadi kita cukupkan
dulu perbincangan
kita ya bu sampai
disini.

 Kontrak yang akan


datang Iya mbak silahkan
datang saja
Besok saya akan
Kembali lagi untuk
melanjutkan
perbincangan kita dan
Jam seperti ini tidak
akan mengukur gula
apa mbak. Jam 10
darah ibu.
siang yaa

Untuk waktu dan


tempatnya apakah
seperti ini atau bu ita
Sama sama mbak
menginginkan di jam
Rina.
berapa nggeh?
Waalaikumsalam wr
wb
Baik bu ita,
terimakasih atas
waktunya saya mohon
ijin untuk Kembali
kerumah saya ya bu.
Teriamakasih bu ita.
Wassalamualaikum wr
wb.

2. Rabu, 8 Tahap Orientasi


September
 Salam teraupetik
2021

10.00 WIB Selamat pagi ibu,


Pagi mbak, silahkan
masih ingat dengan
duduk
saya?

 Validasi Saya masih merasa


Bagaimana ibu cemas mbak tapis
perasaannya hari ini
elain itu saya baik
bu? Apakah masih
baik saja
merasa cemas dan
kahwatir bu?

 Kontrak
Baik ibu sesuai dengan
Bisa mbak, mari bisa
janji yang kemarin ya
dimulai
bu, kita akan
melakukan bincang
bincang untuk
mengetahui factor
penyebab ibu cemas ya
bu?
Apakai bisa dimulai
sekarang?

Tahap Kerja
Iya mbak saya sama
Baik ibu sasa, ibu
sekali belum
sudah mengatakan
mengetahui tentang
kepada saya kemarin
penyakit saya
bahwa ibu belum
mengerti tentang
kondisi ibu yang
sedang dialami. Serta
ibu juga belum
mengtahui penyebab
dan cara untuk
mencegahnya ya bu?
Oh jadi mata rabun
say aini karena efek
Jadi seperti ini, ibu ini
gula darah saya ya
sedang memiliki
mbak
riwayat penyakit DM
tidak terkontrol sejak
1 tahun yang lalu ya
bu. Jadi rabun yang
sekarang sedang
dialami ibu sasa ini
dikarenakan efek dari
gula darah ibu yang
tinggi.
Baik mbak, begitu to
ternyata
Biasanya untuk
pencegahan yang
dapat dilakukan yaitu
mengurangi makan
makanan yang manis
untuk mengontrol
keseimbangan gula
darah dalam tubuh
Boleh mbak
ibu.
silahkan. Saya juga
ingin kok bisa
mengontrol
Nah sekarang ibu kan
kecemasan saya
sudah tau penyebab
sendiri mbak
kecemasan yang
sedang dialami ibu
sasa. Jadi ibu tidak
perlu khawatir dan
cemas akan keadaan
ibu sasa. Namun
apabila ibu berkennan
untuk saya
memberikan atau
mengajarkan cara
untuk mengatasi atau
mengurangi rasa
kecemasan ibu dan ibu
bisa melakukannya
Saya memilih
akapan saja dan
relaksasi nafas
dimana saja apabila bu
dalam saja mbak
sasa sedang merasa
cemas.

Ada yang Namanya


Teknik relaksasi,
Teknik tersebut terdiri
dari meditasi,
mendengarkan music,
dan menikmati
hiburan, Teknik
pernafasan dalam, dan
juga yoga bu. Ibu sasa
bisa memilih salah Iya mbak boleh
satu cara yang dimuali
diinginkan bu dari
Teknik relaksasi
tersebut bu.
Baik bu, sekarang Sudah lebih rileks
saya akan ajarkan mbak dan lebih enak
untuk Teknik relaksasi ini
nafas dalam ya bu.
Oh iya mbak

Tahap Terminasi

 Evaluasi

Bagaimana ibu
perasaannya setelah
saya ajarkan Teknik
relaksasi nafas dalam
bu?
Tidak terasa ibu
perbincangan kita
sudah 20 menit sesuai Besok jam 15.00
dengan kontrak awal saya ya mbak.
kita ya bu. Jadi, kita Paginya saya ada
cukupkan acara soalnya sama
perbincangan hari ini suami saya
sampai ini nggeh bu
ita.

 Kontrak yang akan


datang
Baik ibu, saya sudah
selesai untuk kegiatan
pada hari ibu bu.
Kita akan lanjutkan
pertemuan terakhir
kita untuk pemberian Iya mbak.
Pendidikan Kesehatan
Waalaikumsalam wr
tentang masalah
wb.
penyakit ibu yaitu
Diabetes Melitus ya
ibu.
Untuk waktunya
besok jam berapa ya
bu?

Baik besok sore saya


akan Kembali kesini
lagi ya bu untuk
melakukan Pendidikan
Kesehatan jm 15.00
ya bu. Terimakasih
atas waktu dan
kerjasamanya ya ibu
ita. Saya ijin Kembali
kerumah.
Wassalamualaikum wr
wb.
BAB IV
Logbook dan Lampiran Dokumentasi

A. LOGBOOK

N Hari/ Jam Kegiatan Hasil Dokumentasi


o Kegiatan
tanggal
1. Senin 08.00 Melakukan Ny.S
pengkajian menjelaskan
6/09/21
asuhan tentang
keperawatan kondisi
jiwa minggu Kesehatan
ke 2 yang seang
dialami yang
menyebabka
n terjadinya
perasaan
kecemasan
atau
kekhawatiran
pada kondisi
kesehatannya
2. 10.00 Menyusun Terbuatnya
– laporan Laporan
14.00 pendahuluan pendahuluan
keperawatan ansietas
minggu ke 2 hingga
manifestasi
klinis
3. Selasa 08.00 Melanjutkan Laporan
pengerjaan pendahuluan
7/09/21
Laporan selesai
pendahuluan dilanjutkan
dan SP pembuatan
ansietas SP juga
selesai

4. 10.00 Melakukan Klien


SP Bina nampak
Hubungan terbuka dan
Saling interaksi
percaya berjakan
dengan Ny. S dengan baik
5. 11.00 Membuat Laporan
laporan asuhan
asuhan keperawatan
keperawatan ansietas
ansietas selesai
hingga
pengkajian

6.
Rabu 08.00 Melanjutkan Laporan
laporan selesai
8/09/21
asuhan hingga
keperawatan Analisa data
ansietas dan intervesi
keperawatan
7.
10.00 Melakukan Klien dapat
SP untuk menyebutkan
identifikasi penyebab
penyebab terjadinya
terjadinya kecemasan
kecemasan dikarenakan
efek dari
masalah
Kesehatan
yang terjadi
8.
Kamis 10.00 Melakukan Klien
SP relaksasi mengikuti
9/09/21
nafas dalam arahan
sebagaimana
diajarkan
untuk Teknik
relaksasi
nafas dalam.
Klien juga
nampak
memehami
cara untuk
relaksasi
nafas dalam
9.
12.00 Melanjutkan Laporan
mengerjakan asuhan
laporan keperawatan
asuhan selesai
keperawatan hingga
dan logbook catatan
perkembanga
n

10
Jumat 08.00 Membuat PPT Selesai
.
PPT tentang
10/09/202
Diabetes
1
Melitus
11
14.00 Supervise Evaluasi
.
dengan kelompok
Dosen
Pembimbing
terkait dengan
asuhan
keperawatan
kelolaan
minggu ke 2

12
15.00 Melakukan Pendidikan
Pendidikan Kesehatan
Kesehatan diberikan
terkait kepada Ny. S
penyakit DM dan klien
tampak
memahami
materi yang
disampaikan
13
Sabtu 08.00 Menyelesaika Laporan
.
- n laporan selesai
11/09/202
14.00 minggu ke 2 hingga daftar
1
pustaka

B. DOKUMENTASI

No Kegiatan Dokumentasi
1. Pengkajian dengan Ny. S

2. SP Bina Hubungan Saling Percaya

3. SP Identifikasi penyebab kecemasan

4. SP Teknik Relaksasi Nafas Dalam


5. Pendidikan Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC
Carpenito-Moyet, L. J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10.
Jakarta: EGC
Direja Surya, Herman Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika
Erna Cahyani.2016.Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan
Ansietas.( Online. Available )From: https://www. scribd.
com/document
/320503011/LP-SP-Ansietas , Diakses pada Kamis, Diakses pada
Senin, 25 Februari pukul 18.00
Hawari, Dadang. (2008). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta :
FK Universitas Indonesia
Nanda Internasional.2012.Diagnosis Keperawatan 2012-2014.
EGC : Jakarta. Nuriinaya Muhammad Toha. 2012. Laporan
Pendahuluan Ansietas Jiwa.
(Online.available). From:

https://www.scribd.com/doc/148768349/Lp- Ansietas-Jiwa,
Diakses pada Senin, 25 Februari pukul 18.00
Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi
5. Jakarta. EGC Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai