TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Pengertian
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan ini tidak
memiliki objek yang spesifik. Kecemasan dialami secara subjektif dan
dikomunikasikan secara personal. Kecemasan adalah respon emosional dan
merupakan penilaian intelektual terhadap suatu bahaya (Stuart, 2007).
Definisi lain menjelaskan kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek
yang spesifik yang secara sujektif dialami dan dikomunikasikan secara
interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu
yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan
dengan perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2005).
2. Tingkat Kecemasan
Cemas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami
secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Cemas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual
terhadap sesuatu yang berbahaya. Kapasitas untuk menjadi cemas
8
9
diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat cemas yang parah tidak
sejalan dengan kehidupan. Rentang respon kecemasan menggambarkan
suatu derajat perjalanan cemas yang dialami individu (dapat dilihat dalam
gambar 2.1)
c. Kecemasan berat
Pada tingkat kecemasan ini sangat mengurangi lapang persepsi
individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan
spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan
untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak
arahan untuk berfokus pada area lain.
d. Tingkat Panik pada Kecemasan
Tingkat paling atas ini berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan
teror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami
kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu
melalukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup
disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang
rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika
berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan
kematian.
2) Faktor internal:
a) Usia, seseorang yang mempunyai usia lebih muda ternyata lebih
mudah mengalami gangguan akibat kecemasan daripada
seseorang yang lebih tua usianya.
b) Jenis kelamin, gangguan ini lebih sering dialami oleh wanita
daripada pria. Wanita memiliki tingkat kecemasan yang lebih
tinggi dibandingkan subjek berjenis kelamin laki-laki.
13
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
a. Etiologi hernia
Etiologi hernia menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2010), ialah:
1) Lemahnya dinding rongga perut (dapat ada seak lahir atau didapat)
2) Akibat dari pembedahan sebelumnya
3) Kongenital
4) Aquisial, adalah hernia yang bukan disebabkan oleh adanya defek
bawaan tetapi disebabkan oleh faktor lain yang dialami seseorang
selama hidupnya, antara lain:
a) Tekanan abdominal yang tinggi, banyak dialami oleh pasien
yang sering mengejan baik saat buang air besar maupun buang
air kecil.
b) Konstitusi tubuh, orang kurus cenderung terkena hernia karena
jaringan ikatnya sedikit. Sedangkan pada orang gemuk dapat
terkena hernia karena banyaknya jaringan lemak dalam
tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong
pada LMR.
c) Distensi abdomen
d) Sikatrik
e) Penyakit yang melemahkan dinding perut
f) Merokok.
2) Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia,
misalnya usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum)
3) Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resitance yang dilalui kantong
hernia
4) Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia.
sering adalah usus halus, tetapi bisa juga merupakan suatu jaringan
lemak atau omentum. Predisposisi terjadinya hernia inguinalis
adalah terdapat defek atau kelainan berupa sebagian dinding rongga
lemah. Penyebab pasti hernia inguinalis terletak pada lemahnya
dinding, akibat perubahan struktur fisik dari dinding rongga (usia
lanjut), peningkatan tekanan intraabdomen (kegemukan, batuk yang
kuat dan kronis, mengedan akibat sembelit, dll).
c. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hernia menurut Jitowiyono & Kristiyanasari (2010)
adalah dengan dilakukan operasi. Indikasi operasi sudah ada begitu
diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah herniorapy,
yang terdiri dari herniotomy dan hernioplasty.
1) Herniotomy
Pada herniotomy dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
21
b. Klasifikasi operasi
Smeltzer & Bare (2002) mengkategorikan operasi berdasarkan
urgensinya menjadi lima, yaitu:
1) Kedaruratan, yaitu pasien membutuhkan tindakan segera karena
mengancam jiwa. Sebagai contoh perdarahan hebat, obtruksi
kandung kemih, fraktur tulang tengkorak, luka tembak, luka tusuk.
2) Urgen, yaitu pasien membutuhkan perhatian segera dengan jeda
waktu 24-30 jam. Contoh pada kasus infeksi kandung kemih akut,
batu ginjal atau batu pada uretra.
3) Diperlukan, yaitu pasien harus menjalani pembedahan dalam tempo
bias beberapa minggu atau bulan ke depan. Contoh katarak,
hyperplasia prostat, gangguan tiroid.
4) Elektif, yaitu pasien harus dioperasi bila diperlukan apabila tidak
dilakukan pembedahan tidak berbahaya, contoh vaginoplasti dan
herniotomy.
5) Pilihan, yaitu keputusan terletak pada keinginan pasien, contoh
operasi plastik.
2. Unsur-unsur pendidikan
Unsur-unsur pendidikan menurut Fitriani (2011), ada 3 yaitu:
a. Input
Sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik
(pelaku pendidikan).
b. Proses
Upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain (informasi
kesehatan).
c. Output
Melakukan apa yang diharapkan atau perubahan perilaku. Output yang
diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan disini adalah perilaku
kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
atau dapat dikatakan perilaku yang kondusif.
24
1) Promosi kesehatan
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan seperti:
peningkatan gizi, perbaikan kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi
lingkungan serta hiegine perorangan.
2) Perlindungan khusus
Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus
sangat dibutuhkan terutama di negara berkembang. Hal ini juga
sebagai akibat dari kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya
maupun anak-anak masih rendah.
3) Diagnosis dini dan pengobatan segera
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarkat terhadap
kesehatan dan penyakit maka sering kesulitan mendeteksi penyakit
yang terjadi pada masyarakat, bahkan masyarakat sulit atau tidak
mau diperiksa dan diobati sehingga masyarakat tidak memperoleh
pelayanan kesehatan yang layak.
4) Pembatasan kecacatan
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit
sehingga masyarakat tidak melanjutkan pengobatan sampai tuntas.
Dengan kata lain pengobatan dan pemeriksaan yang tidak sempurna
mengakibatkan orang tersebut mengalami kecacatan.
5) Rehabilitasi
Untuk memulihkan kecacatan kadang-kadang diperlukan latihan
tertentu. Karena kurangnya pengetahuan masyarakat enggan
melakukan latihan yang dianjurkan. Kecacatan juga mengakibatkan
perasaan malu untuk kembali ke masyarakat. Kadang masyarakat
pun kadang-kadang tidak mau menerima mereka sebagai anggotan
masyarakat yang normal.
26
E. Kerangka Teori
Faktor Internal:
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Tingkat Pengetahuan
4. Tipe Kepribadian
5. Lingkungan dan
Situasi
Faktor eksternal:
1. Ancaman terhadap
integritas fisik
2. Ancaman terhadap
sistem diri
Gambar 2.3 : Kerangka Teori modifikasi dari (Sjamsuhidajat & Jong, 2005);
(Stuart, 2007); (Notoatmojo, 2003).
29
G. Variabel Penelitian
Variabel independent adalah pendidikan kesehatan dan variabel dependent
adalah tingkat kecemasan.
H. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: ada pengaruh pendidikan kesehatan pre
operasi terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi hernia di RSUD Kudus.