Kecemasan merupakan suatu perasaan yang tidak santai terasa samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai dengan adanya respon (penyebab tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu ini sebagai tanda
peringatan tentang bahaya akan datang dan akan membuat individu mengambil tindakan untuk
menghadapi ancaman tersebut (Nanda, 2009 dalam Fitria, 2013).
Aspek-aspek Kecemasan
khawatir,
ketidakteraturan dalam berpikir, dan bingung.
3. Menurut Ivi Marie Blackburn & Kate M. Davidson (1994) membagi analisis fungsional
gangguan kecemasan, diantaranya :
a. Suasana hati, diantaranya: kecemasan, mudah marah, perasaan sangat tegang.
b. Pikiran, diantaranya: khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran kosong, membesar-
besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, dan merasa tidak
berdaya.
c. Motivasi, diantaranya: menghindari situasi, ketergantungan tinggi, dan ingin
melarikan diri.
d. Perilaku, diantaranya: gelisah, gugup, kewaspadaan yang berlebihan.
e. Gejala biologis, diantaranya: gerakan otomatis meningkat, seperti berkeringat,
Jenis-Jenis Kecemasan
1. Menurut Spilberger (dalam Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra, 2012) menjelaskan
kecemasan dalam dua bentuk, yaitu :
a. Trait anxiety. Trait anxiety, yaitu adanya rasa khawatir dan terancam yang
menghinggapi diri seseorang terhadap kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya.
Kecemasan ini disebabkan oleh kepribadian individu yang memang memiliki potensi
cemas dibandingkan dengan individu yang lainnya.
b. State anxiety. State anxiety, merupakan kondisi emosional dan keadaan sementara
pada diri individu dengan adanya perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan secara
sadar serta bersifat subjektif.
2. Menurut Freud (dalam Feist & Feist, 2012) membedakan kecemasan dalam tiga jenis,
yaitu :
a. Kecemasan neurosis. Kecemasan neurosis adalah rasa cemas akibat bahaya yang
tidak diketahui. Perasaan itu berada pada ego, tetapi muncul dari dorongan id.
Kecemasan neurosis bukanlah ketakutan terhadap insting-insting itu sendiri, namun
ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika suatu insting dipuaskan.
b. Kecemasan moral. Kecemasan ini berakar dari konflik antara ego dan superego.
Kecemasan ini dapat muncul karena kegagalan bersikap konsisten dengan apa yang
mereka yakini benar secara moral. Kecemasan moral merupakan rasa takut terhadap
suara hati. Kecemasan moral juga memiliki dasar dalam realitas, di masa
lampau sang pribadi pernah mendapat hukuman karena melanggar norma moral dan
dapat dihukum kembali.
c. Kecemasan realistik. Kecemasan realistik merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan dan tidak spesifik yang mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri.
Kecemasan realistik merupakan rasa takut akan adanya bahaya-bahaya
nyata yang berasal dari dunia luar.
Penyebab Kecemasan
1. Menurut Zakiah Daradjat dan Kholi Lur Romchman (2010) mengemukakan beberapa
penyebab dari kecemasan yaitu :
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya.
Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didalam
pikiran.
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini
disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang
terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi kesehatan kepribadian
penderitanya.
2. Menurut Stuart G.W. (2012) Beberapa teori penyebab kecemasan pada individu antara
lain :
a. Teori psikoanalatik terjadi karena adanya konflik yang terjadi antara emosinal elemen
kepribadian , yaitu id dan super ego. Id mewakili insting, super ego mewakili hati
nurani, sedangkan ego berperan menengahi konflik yang terjadi antara dua elemen
yang bertentangan. Timbulnya kecemasan merupakan upaya peningkatan ego dan
bahaya.
b. Teori interpersonal. Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap adanya penolakan
dan tidak adanya penerimaan interpersonal.
c. Teori perilaku (Behavior). Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu
yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan.
d. Teori prespektif keluarga. Kajian keluaraga menunjukkan pola interaksi yang terjadi
dalam keluarga. Kecemasan menunjukkan adanya pola interaksi yang maladaptive
dalam sistem keluarga.
e. Teori perspektif biologis. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung
reseptor khususnya yang mengatur kecamasan.
Gejala Kecemasan
Dampak Kecemasan
1. Menurut Yustinus Semiun (2006) membagi beberapa dampak dari kecemasan kedalam
beberapa simtom, antara lain :
a. Simtom suasana hati. Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan
adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang
tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan
demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
b. Simtom kognitif. Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan
pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi.
Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga
individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan
menjadi lebih merasa cemas.
c. Simtom motor. Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang,
gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki
mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba.
Simtom motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu
dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya
mengancam. Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan
perasaan ataupun tekanan jiwa.
2. Menurut Savitri Ramaiah (2005) kecemasan biasanya dapat
menyebabkan dua akibat, yaitu :
a. Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau
menyesuaikan diri pada situasi.
b. Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan
yang mencukupi.
Daftar Pustaka :
Hawari, Dadang. 2006. Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.