BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Definisi Kecemasan
takut yang muncul dengan sabab yang tidak jelas dan memiliki kekuatan yang
besar salam mempengaruhi tingkah laku yang normal maupun tingkah laku yang
menyimpang. Kecemasan juga dapat muncul dari luar maupun dalam diri
berisikan kekuatan dan keprihatinan tentang masa-masa yang akan dayang tanpa
datangnya suatu ancaman maupun bahaya sehingga secara alami individu dapat
keadaan dimana dialami oleh seorang individu dari waktu ke waktu sebagai respon
dan “rasa takut” yang dapat dialami dalam tingkat yang berbeda-beda. Blackburn
yang tidak menyenangkan pada fisik ataupun psikologis seorang individu dan
muncul sebagai respon terhadap adanya perasaan takut yang subjektif, kabur dan
tidak jelas yang mempengaruhi perubahan dan perasaan suasana hati, pikiran,
mebuat seorang individu merasakan perasaan yang tidak nyaman dan ketakutan
akan sesuatu yang belum datang atau terjadi, lalu perasaan-perasaan tersebut
situasi yang mengancam dan merupakan hal normal yang muncul ketika
menentukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan yang normal juga dapat
merupakan perasaan tidak nyaman, takut, khawatir pada suatu hal yang belum
2. Aspek-aspek Kecemasan
aspek, yaitu :
a. Reaksi Fisik
pipi memerah, pusing kepala dan sesak bernafas. Durasi reaksi fisik tersebut
b. Pemikiran
tidak mengindahkan bantuan yang ada dan khawatir serta berpikir tentang hal
pemikiran yang negatif tentang mampu atau tidaknya individu tersebut dalam
c. Perilaku
situasi saat kecemasan tersebut terjadi. Individu menghindari situasi atau hal
d. Suasana Hati
gugup, jengkel dan panik. Kecemasan juga dapat langsung merubah suasana
hati seorang individu ketika menemukan hal-hal yang dapat membuat individu
b. Aspek Pikiran
c. Aspek Motivasi
d. Aspek Perilaku
e. Aspek Biologis
meliputi aspek suasana hati, aspek pikiran, aspek, motivasi, aspek perilaku,
3. Jenis-jenis Kecemasan
yaitu :
tua atau figur penguasa lain. Ketakutan akan muncul meskipun orang tua
sama. Namun yang membedakan adalah adanya peran ego, super ego dan
id. Dalam kecemasan moral, super ego mempengaruhi individu untuk tetap
dalam keadan distres yang terkadang panik sehingga mereka tidak dapat
lain yang dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang sedang terjadi pada
yang dianggap mengancam dan akan menurun pada keadaan yang tidak
Menurut Bandura (dalam Safira & Saputra, 2009), ada dua faktor yang
a. Efikasi Diri
b. Outcome Expectancy
mengamati respon takut pada orang lain dan kurangnya dukungan sosial.
b. Faktor Biologis
c. Faktor Behavioral
Faktor ini meliputi fungsi stimuli aversif dan stimuli yang sebelumnya
kepercayaan yang bersifat self-defeating dan irasional pada diri individu itu
individu.
B. Efikasi Diri
melaksanakan suatu tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu
hasil tertentu. Bandura juga membagi efikasi diri menjadi 2 yaitu : real self-
Dalam dunia pendidikan, efikasi diri sering dikaitkan dengan prestasi akademik
akademik siswa dan menjadi salah satu prediktor dalam kebehasilan akademik.
Bandura (dalam Sari, 2011) menambahkan bahwa efikasi diri yang tinggi akan
perkembangan minat dalam bidang akademik. Maka dari itu, efikasi diri
Baron & Byne (2004) juga menegaskan bahwa efikasi diri akademik
dikemukakan oleh Whorthon (2009), suatu level dari efikasi diri memiliki
dampak pada tingkat usaha yang dilakukan dalam menghadapi kesulitan, dan
mencapai suatu keberhasilan. Lebih jauh, efikasi diri akademik adalah tingkat
dari kerja kerasnya. Dengan kata lain, mahasiswa yang memiliki efikasi diri
yang tinggi akan memiliki pikiran yang lebih positif, kerpercayaan yang tinggi
akademisnya.
efikasi diri yang dapat digunakan sebagai dasar prediktor terhadap efikasi diri
diri pada banyak situasi atau pada situasi-situasi tertentu. Generality dapat
afektif dan konatif, jenis situasi yang dihadapi dan karakteristik individu
mereka akan berhasil walaupun dalam tugas yang berat. Individu dengan
Level adalah tingkat kesulitan yang diharapkan dapat dicapai oleh individu.
bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas yang sulit. Tingkat dari suatu
seseorang dapat memiliki efikasi diri pada setiap saat untuk menghadapi
Sedangkan menurut Baron & Byrne (2004), terdapat 3 aspek efikasi diri
individu, yaitu : efikasi diri akademis, efikasi diri sosial, dan self-
regulatory.
23
mengatur waktu dan kegiatan belajar mereka sendiri dan hidup dengan
c. Self-regulatory
efikasi diri yang dikemukakan oleh Bandura (Handayani & Nurwidwati, 2013)
syarat yang harus kerjakan dan diselesaikan oleh mahasiswa tingkat akhir untuk
lulus dan mendapatkan gelar sarjana. Kesulitan dalam proses menyusun skripsi
diri atau efikasi diri yang berbeda-beda sehingga tingkat kecemasan mahasiswa
baik, dan tidak mudah menyerah maupun putus asa ketika menemukan
irasional pada diri individu dan termasuk efikasi diri yang rendah. Pernyataan
diatas juga didukung oleh Bandura (dalam Safira & Saputra, 2009) yang
lain, semakin tinggi tingkat efikasi diri seorang individu, maka akan semakin
giat dan besar pula usaha yang dilakukan untuk menghadapi suatu tugas.
Sebaliknya, individu dengan tingkat efikasi diri yang rendah dapat dengan
mudah menyerah dan berputus asa ketika dihadapkan dengan suatu tugas.
Efikasi diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah efikasi diri
skripsi. mahasiswa yang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi akan
melakukan usaha yang lebih besar dalam proses penyusunan skripsi, memiliki
rencana dan target yang harus dicapai, memiliki jiwa yang tekun dan tidak
mudah putus asa, dan memiliki persepsi yang positif pada meskipun berada
26
mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang rendah cenderung tidak memiliki
akan merasa lebih tertantang untuk mengerjakan skripsi yang sulit, sehingga
skripsi. Semakin tinggi efikasi diri mahasiswa, maka semakin tinggi dorongan
D. Hipotesis Penelitian
Ada korelasi negatif antara efikasi diri dan kecemasan pada mahasiswa
yang sedang menyusn skripsi. Semakin tinggi tingkat efikasi diri mahasiswa
Begitu pula sebaliknya, bila tingkat efikasi diri mahasiswa rendah maka