TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecemasan
2.1.1 Pengertian
adalah suatu keadaan yang terjadi karena adanya proses berpikir yang
menyenangkan terjadi.
Berbeda dengan pendapat yang telah dikemuka oleh Freud dan
besar fungsinya, seperti detak jantung yang cepat, jiwa yang terasa
jenis kecemasan yang apabila insting pada panca indera tidak dapat
1. Subjective
Yaitu kecemasan yang dialami sebagai perasaan takut, tidak
nyaman, merasa tidak dapat santai atau rileks dan tidak siap untuk
menangani secara efektif saat ini (situasi sekarang) atau yang akan
datang
2. Neuriphysiologic
3. Autonomic
4. Panic Related
takut akan terjadi hal yang buruk dan merasa goyah atau
terombangambing.
control.
terjadinya kecemasan bisa jadi berbeda dengan individu lainya. Hal ini
berikut :
dari :
gejala kecemasan.
mengontrol kecemasannya.
yaitu :
gelisah dan mudah terkejut, pasien mengatakan takut bila sendiri atau
orang
menegangkan
e. gangguan konsentrasi dan daya ingat
diare.
f. Kewaspadaan berlebih
tidak sabar.
perhatian yang selektif tetapi tetap dapat melakukan suatu hal tertentu
terperinci, spesifik serta tidak dapat berpikir tentang perihal lain serta
akan memerlukan banyak pengarahan agar dapat memusatkan
(1), sedang (2), dan berat (3). Total skor BAI berjumlah
3. Worry Scale
proses suatu penyakit atau akibat fungsi otot atau viseral yang
retensi urin (Wardani, 2014). Nyeri pasca operasi TURP BPH dapat
2 Tahap perkembangan
Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variabel
1 Mnemonik PQRST
pasien.
kesulitan bicara
(Kartikawati, 2011)
1. 0 : Tidak nyeri
Metoda ini dengan cara melihat mimik wajah pasien dan biasanya
urine (urethra). BPH terjadi pada usia yang semakin tua (>40 tahun)
dimana fungsi testis sudah menurun (Rendy & TH, 2012). Pembesaran
buli dan daerah prostat meningkat, serta otot detrusor menebal dan
2015).
2.3.2 Etiologi
Dengan bertambahnya usia, akan menyebabkan perubahan
perlahanlahan, efek perubahan juga terjadi perlahan. Saat ini, tidak ada
2.3.3 Patofisiologi
kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-
adalah 2:1, sedangkan pada BPH, rasionya meningkat menjadi 4:1, hal
1. Gejala obstruktif
miksi.
kencing.
2. Gejala iritasi
sulit di tahan.
hari.
1 Observasi
2 Terapi Medikamentosa
berusaha untuk:
3 Terapi Bedah
1) Prostatektomi suprapubik
2) Prostatektomi perineal
3) Prostatektomi retropubik
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Uroflowmetri
e. (Padila, 2012).
Penatalkasanaan
BPH 1. Observasi
2. Medikamentosa
3. Terpai bedah (TURP)
Kecemasan
Resiko pembedahan:
1. Perdarahan
2. Nyeri pasca operasi