Anda di halaman 1dari 11

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI

KECEMASAN

Disusun oleh :

SARMILA MARGARETHA (201810075)

DOSEN PENGAMPU:

CHARLI SITINJAK, M.S

FAKULTAS PSIKOLOGI
PRORAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ketakutan adalah hal yang wajar dalam hidup karena diperlukan sebagai tanda bahaya yang akan
datang. Namun, ketika kecemasan berlangsung terus-menerus, tidak rasional, dan intensitasnya
meningkat, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan disebut sebagai gangguan kecemasan (ADAA,
2010). Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan kecemasan juga merupakan
penyakit penyerta atau yang lebih sering dikenal dalam dunia kedokteran komorbiditas (Luana, et al.,
2012). Kecemasan dan ketakutan adalah perasaan cemas dan takut tanpa sebab yang pasti (Gunarsa,
2003), dan ketakutan adalah respon emosional yang muncul dari sebab-sebab yang tidak pasti dan tidak
spesifik yang dapat menimbulkan perasaan cemas dan terancam (Stuart & Sundin, 1998).

gejala kecemasan Itu tergantung pada individu seseorang. Gejalanya adalah Emosi yang tidak
menyenangkan, kecemasan yang menyebar, gejala gizi, dll. Palpitasi, berkeringat, sakit kepala,
takikardia, sakit perut, gelisah, dll. Ketidakmampuan untuk berdiri atau duduk dalam waktu lama
(Kaplan dan Sadok, 2010). Ketakutan adalah salah satu masalah utama yang terkait dengan pendidikan
Pertikaian dengan mahasiswa/i. mahasiswa/i adalah seseorang yang berusia antara 18 sampai 24 tahun.
Jika Anda terlalu gugup dan cemas menjelang ujian, hal itu akan mengganggu daya ingat dan ingatan
Anda Konsentrasi Pembelajaran Efektif (Putri, 2013). Masalah remaja seringkali sulit Kurangnya
pengalaman dan suasana pemecahan masalah Tingkat ketidakteraturan dan perilaku ceroboh yang tinggi
(Spear, 2010).

1.2 Tujuan Pengukuran

untuk mengukur kecemasan pada mahasiswa/i

1.3 Manfaat Pengukuran


Pengukuran ini diharapkan dapat membantu remaja-remaja terutama mahasiwa/i agar dapat mengontrol
kecemasan.
BAB II
LANDASAN TEORI

TEORI PSIKOLOGI KECEMASAN

2.1 perilaku kecemasan

2.1.1 pengertian kecemasan

Kecemasan adalah keadaan pikiran yang dipenuhi dengan ketakutan dan kecemasan. Kecemasan dan
ketakutan saling berhubungan Dengan keterbatasan masalah dan keanehan. Lazarus mengatakan rasa
takut adalah reaksi terhadapnya Pengalaman yang terasa tidak menyenangkan dan diikuti oleh emosi
Gelisah, khawatir, cemas. Ketakutan adalah aspek subjektif Karena mengandung emosi yang bukan
emosi Kenikmatan Subyektif Lahir dari Pertemuan Ketegangan, kegagalan yang akan datang, perasaan
tidak aman dan konflik, dan biasanya tidak mengenali dengan jelas penyebabnya. mengalami ketakutan.

Menurut Wilkinson, Kecemasan adalah perasaan gelisah, gelisah, Menakutkan, dengan penjawab
otomatis, sumber sering Detail tidak diketahui, firasat bahaya. Di sisi lain, menurut Stuart dan Sinden,
pengertian ketakutan adalah Rasa diri, pengalaman subjektif individu. keadaan emosi ini tidak memiliki
tema tertentu.

Menurut Post (1978), kecemasan adalah keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan
emosi subjektif seperti ketegangan, ketakutan, dan kekhawatiran, serta aktivitas sistem saraf pusat.

Freud (dalam Arndt, 1974) menjelaskan dan mendefinisikan kecemasan sebagai sensasi yang tidak
menyenangkan yang diikuti dengan respon fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung atau
pernapasan. Menurut Freud, kecemasan melibatkan persepsi dan respons fisiologis dari emosi yang tidak
menyenangkan. Dengan kata lain, kecemasan adalah reaksi terhadap situasi yang dianggap berbahaya.

Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28), rasa takut adalah fungsi ego yang memperingatkan manusia
akan potensi bahaya yang dapat menimbulkan respons adaptif yang sesuai. Ketakutan bertindak sebagai
mekanisme perlindungan bagi ego. Karena rasa takut memberi tahu kita bahwa bahaya itu ada dan, jika
tidak dilakukan dengan benar, membuat ego yang dikalahkan menjadi lebih berbahaya.

Lefrancois (1980) juga menyatakan bahwa kecemasan merupakan respon emosional yang tidak
menyenangkan yang ditandai dengan rasa takut. Namun, menurut Lefrançois, bahaya adalah ketakutan
yang samar-samar, seperti ancaman, hambatan terhadap keinginan pribadi, dan tekanan pada kesadaran.

2.1.2 Aspek Prilaku Kecemasan

Menurut Clark dan Beck (2010) yang menyebutkan empat aspek sebagai penanda kecemasan, meliputi:

a. Aspek afektif, Kecemasan berasal dari kognitif, fisiologis, dan merupakan pengalaman subjektif dari
perasaan cemas, dengan kata lain kecemasan ini merupakan perasaan seseorang yang mengalami
kecemasan, seperti gugup, tersinggung, takut, tegang, gelisah, tidak sabar, atau frustasi.
b. aspek fisiologis, Aspek fisiologis dianggap sebagai ciri ketakutan yang muncul dari ancaman dan
bahaya, dan respons defensif yang kemudian melibatkan tubuh dalam menghadapi bahaya, yaitu
ketakutan yang muncul dalam tubuh manusia. Aspek fisiologis seperti peningkatan detak jantung,
sesak napas, nyeri dada, perasaan tersedak, pusing, berkeringat, kepanasan, menggigil, mual, sakit
perut, diare, tremor, kesemutan atau mati rasa pada lengan dan kaki, kelemahan, pingsan, dan otot
kelemahan Atau kegugupan atau kekakuan dan mulut kering
c. Aspek kognitif, Aspek kognitif adalah kualitas yang terwujud dalam pikiran seseorang ketika
mereka mengalami ketakutan. Sifat ini meliputi takut kehilangan kendali, takut tidak mampu
menyelesaikan masalah, takut cedera fisik, takut dinilai negatif oleh orang lain, adanya pengalaman
menakutkan, dan persepsi ketidaknyataan. perhatian, kewaspadaan terhadap ancaman, penurunan
memori, kesulitan berpikir, kehilangan objektivitas.
d. Aspek prilaku, Aspek perilaku maksudnya kecemasan tercermin dari perilaku individu saat
mengalami kecemasan, seperti menghindari situasi atau tanda yang mengancam, melarikan diri,
mencari keselamatan, mondar-mandir, terlalu banyak bicara, terpaku, diam, atau sulit berbicara.

2.1.3. Faktor Pembentuk Perilaku Kecemasan


Menurut Rahayu (2014) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan ada berbagai macam,
diantaranya adalah:
a. Pengalaman negatif pada masa lalu
b. pikiran yang tidak rasional
3.1 Perancangan Skala Perilaku kecemasan

3.1.1. Definisi Operasional

Kecemasan adalah ketakutan atau rasa takut yang timbul pada situasi-situasi tertentu. Kecemasan
tersebut dapat diukur melalui skala kecemasan dengan melibatkan dimensi yaitu perasaan cemas,
ketegangan, gejala sensorik.

3.1.2 Subjek

Subjek penelitian kecemasaan ini saya lakukan untuk mahasiswa/i dari rentang usia 18-24 tahun

3.1.3 Dimensi Prilaku Kecemasan

Haber dan Runyon dalam Suryani, 2007 membagi kecemasan menjadi empat dimensi, yaitu:
a. dimensi kognitif. yaitu ketidaknyamanan yang muncul dalam pikiran seseorang yang mengalami
ketakutan dan kekhawatiran. Kekhawatiran ini berkisar dari kekhawatiran ringan hingga kepanikan,
ketakutan, perasaan akan datangnya malapetaka, kiamat,kekecewaan,ditinggalkan, dan kematian.
Dalam keadaan ini, sulit untuk berkonsentrasi dan mengambil keputusan, dan sulit untuk tidur.
b. Dimensi motorik, yaitu perasaan tidak menyenangkan yang muncul dalam bentuk tingkah laku
seperti meremas jari, menggeliat, menggigit bibir, menjentikan kuku, memejamkan mata, gemetar,
gugup, dan sebagainya.
c. Dimensi somatis, yaitu perasaan yang tidak menyenangkan yang muncul dalam reaksi fisik biologis
seperti mulut terasa kering, kesulitan nafas, berdebar, tangan dan kaki dingin, pusing seperti hendak
pingsan, banyak keringat, tekanan darah naik, otot tegang terutama kepala, leher, bahu, dan dada,
serta sulit mencerna makanan.
d. Dimensi afektif, yaitu perasaan yang tidak menyenangkan yang muncul dalam bentuk emosi,
perasaan tegang karena luapan emosi ini bisa berupa kegelisahan atau kekhawatiran bahwa ia dekat
dengan bahaya padahal sebenarnya tidak terjadi apa-apa.
3.1.4. Indikator Perilaku Kecemasan

Taylor, dkk (2003) menyimpulkan bahwa kecemasan pengalaman subjektif dari ketegangan mental yang
mengganggu Reaksi umum untuk tidak mampu mengatasi masalah adalah Konflik atau Ancaman.
Ketakutan dapat dilihat dalam tiga dimensi reaksi. termasuk:
1. Aspek fisiologis, misalnya peningkatan denyut jantung dan tekanan darah darah, detak jantung
dan pernapasan tidak teratur, keringat dingin, nafsu seperti kehilangan makanan
2. Aspek intelektual. Kurang konsentrasi, sulit berpikir, dll. Kejelasan, ketidakmampuan untuk
memecahkan masalah, konsentrasi yang buruk.
3. Aspek emosional; betapa mudahnya malu, jengkel, Skala Penilaian Kecemasan

Hamilton mengukur kecemasan melalui 14 indikator, yang meliputi:

a. Perasaan cemas.
Berupa cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah
tersinggung.

b. Ketegangan.
Merasa tegang, lesu, tidak dapat beristirahat dengan tenang, mudah
terkejut, mudah menangis, gemetar dan gelisah.

c. Ketakutan.
Ketakutan pada gelap, ketakutan ditinggal sendiri, ketakutan pada binatang
besar, ketakutan pada kerumunan orang banyak, ketakutan pada orang
asing, ketakutan pada keramaian lalu lintas.

d. Gangguan tidur.
Sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidak tidur nyenyak
mimpi buruk, mimpi yang menakutkan.

e. Perasaan depresi.
Kehilangan minat, sedih, bangun dini hari, kurang senang pada hobi
perasaan yang berubah sepanjang hari.

f. Gejala somatik.
Nyeri pada otot, kaku, kedutan otot, gigi gemertak, suara berubah.

g. gejala motorik
meremas jari, menggeliat, menggigit bibir, menjentikan kuku, memejamkan mata, gemetar, gugup,
dan sebagainya.
BLUEPRINT SKALA PERILAKU KECEMASAN

No Dimensi Indikator No. Item Total

Favorable Unfavorable
kognitif. yaitu Perasaan cemas, firasat
1 ketidaknyamana buruk, takut akan 8,16,23 1,4,20 6
n yang muncul pikiran sendiri, dan
dalam pikiran mudah tersinggung.
seseorang yang
mengalami Ketakutan pada gelap, 5,12 7,17 4
ketakutan dan ketakutan ditinggal
kekhawatiran. sendiri, ketakutan pada
binatang besar,
ketakutan pada
kerumunan orang
banyak, ketakutan pada
orang asing, ketakutan
pada keramaian lalu
lintas.
Sukar memulai tidur, 26,28 14,29 4
terbangun pada malam
hari, tidak tidur
nyenyak mimpi buruk,
mimpi yang
menakutkan.

2 motorik, yaitu Nyeri pada otot, kaku, 4


kedutan otot, gigi
perasaan tidak 24,30 9,19
gemertak, suara
menyenangkan berubah.
yang muncul
dalam bentuk
tingkah laku
seperti meremas
jari, menggeliat,
menggigit bibir,
menjentikan
kuku,
memejamkan
mata, gemetar,
gugup, dan
sebagainya.

somatis, yaitu
3 Perasaan ditusuk- 25,27 2,6 4
perasaan yang tusuk dibagian kepala
tidak dan dada,, jantung
berdebar-debar,
menyenangkan berkeringat dingin,
yang muncul pucat.
dalam reaksi
fisik biologis

4. afektif, yaitu Merasa tegang, lesu, 15,22 10,13 4


perasaan yang tidak dapat beristirahat
tidak dengan tenang, mudah
menyenangkan terkejut, mudah
yang muncul menangis, gemetar dan
dalam bentuk gelisah.
emosi, perasaan
Perasaan depresi 3,18 11,21 4
tegang karena
Kehilangan minat,
luapan emosi
sedih, bangun dini hari,
kurang senang pada
hobi perasaan yang
berubah sepanjang hari.
BENTUK PERTANYAAN

No Pertanyaan Jawaban

STS TS S SS

1 Saya Selalu berfikir orang-orang


tidak menyukai saya

2 Jantung berdebar kencang saat


saya menunggu giliran di absen
3
Saya merasa senang ketika hobi
dan perasaan saya berubah-ubah
4
Saya sering merasa kecewa
terhadap teman saya
5
Saya merasa tidak takut saat
diketinggian
6
Pandangan kabur saat saya
merasa cemas
7
Saya sering merasah lelah saat
dikeramaian
8
Saya bisa menerima masukan
atau saran dari teman saya
9
Wajah pucat dan keringat
bercucukan saat saya merasa
terancam
10
Saya sering menangis saat
melakukan pekerjaan mudah
11
Saya kehilangan minat terhadap
hobi saya
12
Saya bisa melakukan semua hal
sendirian
13
Merasa tegang dan gemetar saat
saya berada di suatu tempat
14
Saya merasa sulit tidur

15
Saya merasa bersemangat di
situasi tertentu
16
Saya selalu berfikir teman-teman
saya menyukai saya
17
Saya selalu takut di tinggal
sendiri
18
Saya tidak merasa sedih ketika
melihat seseorang menangis
19
Saya merasa lemas dan nyeri
otot saat berada di situasi yang
menegangkan
20
Saya merasa tidak mampu
melakukan suatu hal yang belum
saya coba
21
Saya sering terbangun ditengah
malam dan merasah sedih
22
Saya tidak merasa gelisah saat
disituasi menegangkan
23
Saya merasa mampu melakukan
pekerjaan yang belum pernah
saya kerjakan
24
Saya dapat berbicara dengan
tegas di depan umum
25
Jantung saya normal saat
disituasi menegangkan
26
Saya tidak pernah terbagun di
tengah malam
27
Saya tidak merasa pusing ketika
dihadapi masalah
28
Saya dapat tertidur dengan
nyenyak di kondisi yg
menegangkan
29
Saya selalu bermimpi buruk
berulang-ulang
30
Saya tidak pernah meremas jari
atau mengepal tangan saat marah

Daftar referensi :
 https://www.universitaspsikologi.com/2019/06/proses-teori-terjadinya-bentuk-
kecemasan.html
 https://text-id.123dok.com/document/ky60j9kny-dimensi-kecemasan-penyebab-
kecemasan.html
 https://www.psychologymania.com/2012/02/kecemasan-anxiety-pengertian-dan-
ciri.html#:~:text=Menurut%20Heber%20dan%20Runyon%20%281984%29%2C
%20kecemasan%20dimanifestasikan%20dalam,Somatik%20%28dalam
%20reaksi%20fisik%2Fbiologis%29%20Afektif%20%28dalam%20emosi
%20individu%29
 https://www.universitaspsikologi.com/2018/07/pengertian-karakteristik-dan-
aspek-kecemasan.html
 http://digilib.uinsby.ac.id/10795/5/bab%202.pdf
 https://www.psychologymania.com/2022/04/teori-teori-tentang-kecemasan.html

Anda mungkin juga menyukai