TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi konseptual
1. Kecemasan
a. Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan yang memperlihatkan
suatu kondisi yang mengancam integritas dan eksistensi dirinya dan
diwujudkan berupa perilaku seperti tidak berdaya, takut, fobia
tertentu, sedangkan cemas adalah emosi tanpa objek yang jelas,
tidak diketahui penyebabnya dan didahului oleh pengalaman baru
(Nursalam, 2015).
Kecemasan adalah tanggapan terhadap situasi spesifik yang
mengancam dan juga hal yang wajar menyertai perkembangan,
perubahan, pengalaman baru yang belum pernah dijalankan, serta
dalam menentukan identitas diri dan makna hidup (Basri, dkk,
2019).
c. Tingkatan Kecemasan
Peplau membagi tingkat kecemasan menjadi empat (Stuart,
2013) yaitu:
1) Kecemasan ringan berkaitan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari. Kecemasan ini menyebabkan seseorang
menjadi waspada dan meningkatkan bidang persepsinya.
Kecemasan ini dapat menstimulus semangat belajar dan
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2) Kecemasan sedang yang memungkinkan individu untuk fokus
pada apa yang penting dan mengesampingkan yang lainnya.
Kecemasan ini mempersempit bidang persepsi individu.
Dengan demikian individu mengalami tindakan perhatian
selektif tetapi dapat fokus pada lebih banyak area jika diarahkan
untuk melakukannya.
3) Kecemasan parah yang sangat mengurangi bidang persepsi
individu. Individu cenderung fokus pada sesuatu yang rinci dan
spesifik dan tidak memikirkan hal lain. Semua perilaku
ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Individu
membutuhkan banyak arahan untuk fokus pada area lain.
4) Tingkat kecemasan panik terkait dengan pengarahan, ketakutan,
dan teror. Detailnya terbelah di luar proporsi. Karena
mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami
kepanikan tidak dapat melakukan apapun meski dengan arahan.
Panik meliputi disorganisasi kepribadian dan menyebabkan
peningkatan aktivitas motorik, penurunan kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang terdistorsi, dan
hilangnya pemikiran rasional. Tingkat kecemasan ini sejalan
dengan kehidupan, jika berlangsung lama dapat terjadi
kelelahan dan kematian.
d. Jenis-Jenis Kecemasan
Menurut Spilberger dalam Safaria, & Saputra (2012) menjelaskan
kecemasan menjadi dua, yaitu:
1) Trait anxiety
Yaitu perasaan khawatir dan terancam yang turun dari seseorang
ke kondisi yang tidak benar-benar berbahaya. Kecemasan ini
disebabkan oleh kepribadian individu yang memang memiliki
potensi kecemasan dibandingkan dengan individu yang lainnya.
2) State anxiety (A-state)
Adalah keadaan emosional dan keadaan sementara pada
individu dengan perasaan tegang dan khawatir bahwa dirasakan
secara sadar dan subjektif.
1) Neurosis kecemasan
Kecemasan neurotik adalah kecemasan karena bahaya yang
tidak terduga diketahui. Perasaan berada di ego, tetapi muncul
dari impuls kecemasan ideologis bukan tentang naluri itu
sendiri.
2) Kecemasan moral
Kecemasan ini berasal dari konflik antara ego dan superego.
Kecemasan ini dapat timbul karena kegagalan untuk konsisten
dengan apa yang mereka yakini benar secara moral. dengan apa
yang mereka yakini benar secara moral. Kecemasan moral
adalah ketakutan akan hati nurani. Kecemasan moral juga
memiliki dasar dalam kenyataan, di mana di masa lalu individu
telah dihukum karena melanggar norma-norma moral dan
pernah dihukum karena melanggar norma-norma moral dan bisa
akan dihukum lagi.
3) Kecemasan realitas
Kecemasan realitas adalah perasaan yang tidak menyenangkan
dan perasaan-perasaan yang tidak spesifik yang mencakup
kemungkinan bahaya itu sendiri. Kecemasan realitas adalah
ketakutan akan bahaya yang datang dari dunia luar.
e. Pengukuran Kecemasan
Menurut Nursalam (2016) instrument yang dapat digunakan
untuk mengukur skala kecemasan adalah Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS). Penilaian kecemasan ini terdiri dari 14 item yang
meliputi:
1) Perasaan Cemas : firasat buruk, takut akan pikiran sendiri,
mudah tersinggung.
2) Ketegangan : merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu
dan lesu.
3) Ketakutan : takut pada gelap, terhadap orang asing, bila tinggal
sendiri dan takut pada binatang besar
4) Gangguan tidur : sulit memulai tidur, terbangun pada malam
hari, tidur tidak pulas, mimpi menakutkan dan mimpi buruk.
5) Gangguan kecerdasan : daya ingat menurun, mudah lupa dan
sulit konsentrasi.
6) Perasaan depresi : kehilangan minat, berkurangnya kesenangan
pada hobi, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.
7) Gejala somatik (fisik otot) : nyeri pada otot-otot, terasa kaku,
gigi gemelutak, suara tidak stabil dan kedutan otot.
8) Gejala sensorik: telinga berdengung, perasaan ditusuk-tusuk,
penglihatan kabur, muka merah dan pucat serta merasa lemah.
9) Gejala kardiovaskuler: takikardi, nyeri di dada, denyut nadi
mengeras dan detak jantung hilang sekejap.
2 = gejala sedang (tampak lebih dari 2 gejala yang muncul atau lebih
dari setengah dari gejala yang ada)
4 = gejala berat sekali (tampak semua gejala muncul)
˃ 27 = kecemasan berat.
2. Terapi Seni
a. Definisi Terapi Seni
Terapi seni adalah terapi yang menggunakan seni, dalam
hubungan professional, pada orang-orang dengan penyakit, trauma,
memiliki tantangan dalam hidup atau oleh orang-orang yang
mencari pengembangan pribadi. Melalui penciptaan seni dan
merefleksikan produk seni dan prosesnya, orang dapat
meningkatkan kesadaran diri dan orang lain, mengatasi gejala stress
dan pengalaman traumatis, meningkatkan kemampuan kognitif, dan
menikmati kesenangan dalam seni (American Art Therapy
Association 2013, dalam Nurul, 2019)
Terapi seni yaitu terapi menggunakan gambar atau bentuk
kesenian lainnya untuk memfasilitasi komunikasi dan/atau
penyembuhan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
c. Definisi mandala
Mandala berasal dari bahasa sansekerta kuno yang berarti
lingkaran atau pusat. (Chaudhary, 2012). Mewarnai mandala adalah
kegiatan mewarnai sebuah pola berbentuk geometris yang kompleks
(Rizky, Alifia Ainun, dkk, 2020).
Mewarnai mandala adalah kegiatan seni yang melibatkan
logika dan kreativitas dengan memberi warna pada bentuk geometris
yang kompleks untuk menghapus pikiran negatif yang mendominasi
(Stefani, Rosalia, 2016).
Bentuk mandala yang sering muncul di alam berupa bunga,
kepingan salju, matahari atau bulan (Mandalas as Spiritual, Practice,
2016).
3. Pre operasi
a. Definisi pre operasi
Pre operasi adalah fase dimulai dengan keputusan untuk
menjalani operasi atau pembedahan dibuat dan berakhir ketika
pasien dipindahkan ke meja operasi (Smeltzer & Bare, 2014).
Ada tiga fase dalam proses pembedahan: pra-operasi, intra-
operasi, dan pasca-operasi. Fase-fase ini bersama-sama disebut
sebagai perioperatif, yaitu waktu sebelum, selama, dan setelah
pembedahan. Masing-masing fase pembedahan perioperatif
memiliki kerangka waktu yang ditentukan, di mana peristiwa
spesifik yang terkait dengan pembedahan terjadi (Linda & Paula
2015)
Pembedahan adalah pengobatan yang menggunakan teknik
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
diobati melalui sayatan yang diakhiri dengan penutupan luka dan
penjahitan (Venny, 2014).
d. Klasifikasi Operasi
Menurut (Maryunani, 2014) klasifikasi pembedahan ada 3
bagian, yaitu :
1) Persiapan psikologis pasien yang mengalami operasi emosinya
cenderung tidak stabil. Hal ini disebabkan karena :
a) Takut akan perasaan sakit
b) Keadaan sosial ekonomi keluarga
2) Persiapan fisiologis
a) Puasa
b) Persiapan saluran pencernaan
c) Persiapan kulit (daerah yang akan dioperasi harus bebas dari
rambut)
d) Hasil pemeriksaan (hasil laboratorium, USG, EKG, dan
lain-lain)
e) Persetujuan operasi / informed concent
Pembedahan juga diklasifikasikam sebagai bedah mayor dan
minor sesuai dengan derajat risiko terhadap klien (Kozier & Erb s,
2020)
a) Bedah mayor, merupakan pembedahan dengan derajat risiko
tinggi, dilakukan umtuk berbagai alasan : pembedahan
mungkin memiliki komplikasi atau lama, kehilangan darah
dalam jumlah besar mungkin dapat terjadi.
b) Bedah minor, merupakan pembedahan dengan derajat risiko
kecil, menghasilkan sedikit komplikasi, dan sering dilakukan
pada bedah rawat jalan.
Tingkat kecemasan :
1. ringan
2. sedang
3. berat
4. Panik
State Anxiety
Sublimasi
Kecemasan menurun
D. Kerangka Konsep
Keragka konsep adalah gambaran dan visualisasi hubungan atau
keterkaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain, atau antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang akan diteliti
(Notoadmojo, 2018).
Pretes Postest
Terapi seni
E. Hipotesis Penelitian
Ha : tidak ada pengaruh terapi seni terhadap penurunan tingkat kecemasan
pasien pre operasi
Ho : ada pengaruh terapi seni terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien
pre operasi