TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasar Teori
1. Kecemasan
a. Definisi kecemasan
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan yang was
b. Klasifikasi kecemasan
yaitu :
1) Ansietas ringan
sesuai situasi.
2) Ansietas sedang
menangis.
3) Ansietas berat
yang terperinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain.
area lain.
4) Panik
1) Respon adaptif
(Stuart,vi2012)
2) Respon maladaptif
(Stuart,vii2012)
1) Faktor intrinsik :
a) Usia pasien
2) Faktor ekstrinsik
a) Kondisi medis
kecemasan pasien.
b) Tingkat pendidikan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
17
c) Akses informasi
d) Proses adaptasi
f) Jenis tindakan
kecemasan dari ringan, sedang, berat dan sangat berat (panik) dapat
dunia. Untuk APAIS versi Indonesia telah dilakukan uji validitas dan
Stuartxiii(2012):
menurun.
berkemih
gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat
seluruh tubuh.
kortisol.
menurun, bingung
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
21
ketakutan, gugup
h. Penalataksanaan
1) Farmakologi
kecemasan yaitu :
a) Antiansietas
(2) Buspiron
b) Antidepresi
terlibat (Mansjoer,xvii2007)
2. Pre operasi
status fisik ASA, pemilihan jenis anestesi dan inform consent serta
3. Anestesi umum
a. Pengertian
obat(Black,xxiii2014).
memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi berupa gas dan atau cairan
menggunakan cairan yang volatik atau gas dan oksigen. Gas yang sering
isofulan adalah tipe cairan. Efek obat anestesi yang diinhalasi dapat
4. Anestesi spinal
pasien dapat tetap sadar. Anestesi spinal merupakan salah satu teknik
setinggi dermatom tertentu dan relaksasi otot. Teknik ini sederhana, cukup
efektif dan mudah dikerjakan. Waktu paruh spinal anestesi berkisar 1,5-3
jam.
a. Pengertian
kerja bernafas.
Letakan kaki terpisah satu sama lain dengan jari-jari kaki agak
meregang lurus kearah luar, letakan pada lengan pada sisi tanpa
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
27
kepala.
kaki datar pada lantai, letakkan kaki terpisah satu sama lain,
gantungkan lengan pada sisi atau letakkan pada lengan kursi dan
yaitu :
dan iskemik
f. Efek relaksasi
Teknik relaksasi yang baik dan benar akan memberikan efek yang
berikut :
melalui mulut
terasa berkurang
b) Mencuci tangan
c) Menyiapkan alat
d) Tahap orientasi
2) Tahap kerja
kehangatannya
3) Tahap terminasi
d) Cuci tangan
B. Kerangka Teori
Indikasi opersasi
Keputusan operasi
oleh tim medis
General Anestesi
Pre operasi Peningkatan hormon kortison
Spinal Anestesi
C. Kerangka Konsep
Variabel Pengganggu
1. Gangguan mental
2. Gangguan pendengaran
3. Mendapat terapi antidepresan atau
antidepresan sebelumnya
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
D. Hipotesis
pemberian teknik relaksasi nafas dalam pada pasien pre operasi dengan teknik
i
Herman, T.H. (2010). Nursing Diagnosis: Disfinition and Clarification 2009-
2011, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
ii
Stuart, G.W. (2013), Edisi Revisi Buku Saku Keprawatan Jiwa. Ed. 5.
Jakarta:ECG.
iii
Muttaqin, A. & Sari, K. (2009).Asuhan Keperawatan Perioperatif. Jakarta:
Salemba Medika
iv
Baradero, M.(2009). Prinsip dan Praktik Keperawatan Perioperatif. Jakarta:
EGC
v
Stuart, G.W & Sundeen.(2012). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5, alih
bahasa oleh Kapoh RP, Komara. Jakartaa: ECG
vi
Stuart, G.W. (2013), Edisi Revisi Buku Saku Keprawatan Jiwa. Ed. 5.
Jakarta:ECG.
vii
Stuart, G.W. (2013), Edisi Revisi Buku Saku Keprawatan Jiwa. Ed. 5.
Jakarta:ECG.
xxii
Mangku, G., & Senapati, T.(2010). Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi.
Jakarta: Indeks Permata Putri Media
xxiii
Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014).Keperawatan Medika Bedah Edisi 8. Buku
I. Singapure: Elseiver
xxiv
Mangku, G., & Senapati, T.(2010). Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi.
Jakarta: Indeks Permata Putri Media
xxv
Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014).Keperawatan Medika Bedah Edisi 8. Buku
I. Singapure: Elseiver
xxvi
Morgan; Mikhail; Murray.(2013). Taxbook.Clinical Anestesiologi.5thEdition.
USA
xxvii
Trullyen, V.L. 2013.Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesaria.http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2859/2835.
Diakses pada 26 november 2018
xxviii
Trullyen, V.L. 2013.Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesaria.http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2859/2835.
Diakses pada 26 november 2018
xxix
Pardede. J. A., Sitepu. S.F., Saragih. M. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Dengan Terapi Hipnotis Lima Jari Terhadap Kecemasan Pre Operatif Di Rsud Dr. H. Kumpulan
Pane Kota Tebing Tinggi. Universitas Sari Mutiara Indonesia. Jurnal
xxx
Trullyen, V.L. 2013.Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesaria.http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2859/2835.
Diakses pada 26 november 2018
xxxi
Ghofur, P. (2007). Pengaruh Nafas dalam Terhadap Perubahan Tingkat Kecemasan Pada Ibu
Persalinan Kala I di Pondok Bersalin.http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/06/pdf
diperoleh pada tanggal 7 Desember 2018
xxxii
Trullyen, V.L. 2013.Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesaria.http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2859/2835.
Diakses pada 26 november 2018
xxxiii
Trullyen, V.L. 2013.Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesaria.http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2859/2835.
Diakses pada 26 november 2018
xxxiv
Suistyo, A., & Suharti. 2013. Persalinan Tanpa Rasa Nyeri Berlebihan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
xxxv
Trullyen, V.L. 2013.Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesaria.http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2859/2835.
Diakses pada 26 november 2018