LETAK SUNGSANG
Di Susun Oleh :
DEVI YULIYANTI
NIM SN211028
Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu
disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu
disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36
minggu disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan,
kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing:
1. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
2. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
3. Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup).
(Wiknjosastro, 2019).
Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik
buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14
minggu), trimester II (antara minggu 14- 28), dan trimester ketiga (antara
minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36) (Wiknjosastro, 2019).
B. Tanda dan Gejala Antenatal
1. Tanda pasti kehamilan
a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin
b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
c. Dapat dirasakan gerakan janin
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin. Tidak
dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin
2. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
b. Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan hormon
progesteron
c. Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I kehamilan
d. Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan
alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna deposit
pigmen berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12
minggu.
e. Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
f. Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C
g. Perubahan organ-organ dalam pelvix :
1) Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
2) Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
3) Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
4) Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.
5) Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon korionik
gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi antigen, antibody
dengan hCG sebagai antigen
3. Tanda kemungkinan kehamilan
a. Amenore (tidak mendapat haid)
b. Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi
hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning sickness
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
d. Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh
hormon steroid
e. Sering kencing
f. Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila
berada ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang
setelah kehamilan 18 minggu
g. Anoreksia (tidak ada nafsu makan) (Wiknjosastro, 2019).
Pathway Trimester1
Pathway Trimester 2
Pathway Trimester 3
E. Komplikasi Kehamilan
Berikut ini beberapa komplikasi kehamilan yang biasa terjadi menurut Hadi
(2019), yaitu :
1. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa
hamil karena intensitasnya melebihi muntahnormal dan berlangsung selama
kehamilan trimester pertama.
2. Preeklampsi
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya timbul pada
trimester ke-3 kehamilan.
3. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar kandungan
merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah dibuahi tidak
mampu menempel atau melekat pada rahim ibu, namun melekat ada tempat
yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal dengan nama tuba falopi
atau saluran telur, di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung telur. Atau
dengan kata lain, kehamilan ektopik meruapakan suatu kondisi dimana sel
telur yang telah dibuahi mengalami implantasi pada tempat selain tempat
seharunya, yaitu uterus.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-
komponen (Manuaba, 2018) sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diberikan
a. Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
d. Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga
medis lainnya.
e. Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya.
Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
2. Anamnesis
a. Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT
diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus
Naegele.
b. Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk
primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan
multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14
mingggu.
c. Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat
bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah
diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu
ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri,
kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan
umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva
pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa
gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae,
abdomen, anggota gerak secara lengkap.
4. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring
terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
5. Pemeriksaan luar
a. Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus
ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti.
Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan
tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan
dahulu.
b. Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4
tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan
dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan
dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari
pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada fundus
uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat, sedangkan bokong lunak
dan tidak bulat.
c. Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan posisi
punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala.
Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di bawah.
d. Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga
bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala
belum masuk PAP teraba balotemen kepala.
e. Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural
atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan
18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12
minggu.
f. Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin,
persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.
g. Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack.
Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan
pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:Taksiran Berat Janin (TBJ) =
(Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.
4. Intervensi keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
merasa bingung, tampak gelisah (D.0080).
Terapi Relaksasi (I.09326)
1) Monitor respon terhadap terapi relaksasi
2) Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman jika memungkinkan
3) Anjurkan posisi nyaman
Hadi RA, 2019. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan.Ungaran :Vivo Publisher.
Hamiton, Persis Mary, 2019. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.
Jakarta :EGC.
Handerson, C 2017. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.
Kusmiyati, Yuni, et all 2017. Perawatan ibu Hamil Asuhan Ibu Hamil.
Yogyakarta : Fitramaya.
Manuaba, 2018. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk mahasiswa Kebidanan.
Jakarta : EGC.
Marjati, dkk.2018. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika.
Mitayani, 2017. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri : Obstetri
Fisiologi, Obstetri Fisiologi 2nd eds.EGC. Jakarta.
Myles,2019. Buku Ajar Bidan Edisi 14. Jakarta:EGC.
Potter, Perry.2016. Fundamental keperawatan (ed.7 vol 2). Jakarta : Salemba
Medika.
Prawirohardjo,Sarwono.2016. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro,H 2019. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.