Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL HAMIL DENGAN G2P1A0 38 MINGGU DENGAN

LETAK SUNGSANG

Di Susun Oleh :
DEVI YULIYANTI
NIM SN211028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. Definisi Antenatal
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri
dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa
(sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi
(penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm) (Manuaba, 2018).

Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu
disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu
disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36
minggu disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan,
kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing:
1. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
2. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
3. Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup).
(Wiknjosastro, 2019).
Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik
buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14
minggu), trimester II (antara minggu 14- 28), dan trimester ketiga (antara
minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36) (Wiknjosastro, 2019).
B. Tanda dan Gejala Antenatal
1. Tanda pasti kehamilan
a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin
b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
c. Dapat dirasakan gerakan janin
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin. Tidak
dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin
2. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
b. Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan hormon
progesteron
c. Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I kehamilan
d. Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan
alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna deposit
pigmen berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12
minggu.
e. Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
f. Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C
g. Perubahan organ-organ dalam pelvix :
1) Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
2) Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
3) Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
4) Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.
5) Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon korionik
gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi antigen, antibody
dengan hCG sebagai antigen
3. Tanda kemungkinan kehamilan
a. Amenore (tidak mendapat haid)
b. Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi
hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning sickness
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
d. Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh
hormon steroid
e. Sering kencing
f. Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila
berada ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang
setelah kehamilan 18 minggu
g. Anoreksia (tidak ada nafsu makan) (Wiknjosastro, 2019).

C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis pada Masa Kehamilan


1. Perubahan fisiologis
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
1) Elastisitas vagina bertambah
2) Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
3) Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga waran selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal,
dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
perobekan selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie
gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas
paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas
lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI (Prawirohardjo, 2019).
2. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh maka akan segera muncul berbagai ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah , keletihan dan pembesaran
pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut
ini.
1) Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan
2) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali
memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
3) Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan.
Pada wanita yang mengalami penurunan libido, akan menciptakan
suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan
suami.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan
kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan
sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga
belum terlalu dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya
secara lebih kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan
gerakan janinnya dan ibu mulai meraskaan kehadiran bayinya sebagai
seseorang diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa
terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala
terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut
kalu – kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu
juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau
benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan. Trimester juga saat persiapan aktif
untuk kelahiran bayinya dan menjadi orang tua.keluarga mulai menduga
– duga apakah bayi mereka laki – laki atau perempuan dan akan mirip
siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama unutk bayi mereka (Marjati
dkk, 2018).

D. Patofisiologi dan Pathway


Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma
yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel
mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta (Handerson, 2017).
Pathway

Pathway Trimester1
Pathway Trimester 2
Pathway Trimester 3
E. Komplikasi Kehamilan
Berikut ini beberapa komplikasi kehamilan yang biasa terjadi menurut Hadi
(2019), yaitu :
1. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa
hamil karena intensitasnya melebihi muntahnormal dan berlangsung selama
kehamilan trimester pertama.
2. Preeklampsi
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya timbul pada
trimester ke-3 kehamilan.
3. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar kandungan
merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah dibuahi tidak
mampu menempel atau melekat pada rahim ibu, namun melekat ada tempat
yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal dengan nama tuba falopi
atau saluran telur, di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung telur. Atau
dengan kata lain, kehamilan ektopik meruapakan suatu kondisi dimana sel
telur yang telah dibuahi mengalami implantasi pada tempat selain tempat
seharunya, yaitu uterus.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-
komponen (Manuaba, 2018) sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diberikan
a. Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
d. Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga
medis lainnya.
e. Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya.
Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
2. Anamnesis
a. Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT
diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus
Naegele.
b. Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk
primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan
multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14
mingggu.
c. Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat
bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah
diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu
ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri,
kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan
umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva
pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa
gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae,
abdomen, anggota gerak secara lengkap.
4. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring
terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
5. Pemeriksaan luar
a. Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus
ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti.
Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan
tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan
dahulu.
b. Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4
tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan
dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan
dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari
pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada fundus
uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat, sedangkan bokong lunak
dan tidak bulat.
c. Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan posisi
punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala.
Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di bawah.
d. Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga
bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala
belum masuk PAP teraba balotemen kepala.
e. Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural
atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan
18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12
minggu.
f. Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin,
persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.
g. Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack.
Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan
pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:Taksiran Berat Janin (TBJ) =
(Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.

N = 13 bila kepala belum melewati PAP


N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.
6. Pemeriksaan dalam
a. Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan
perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah
terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan
pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding, dan
sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukan
telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar
di liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan parametrium.
Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi,
arah, panjang, porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini
harus dilakukan dengan cara palpasi bimanual.
b. Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada
kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa,
dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.
7. Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu
karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang
vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya.
Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari
menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian
yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri
dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh atau
konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan
bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut
yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
8. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit,
dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.
G. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan dan ekonomi.
b. Keluhan utama
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan .pervagina
berulang.
c. Riwayat kehamilan sekarang
meliputi riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, riwayat seksual
d. Riwayat kesehatan
Meliputi kesehatan sekarang, riwayat kesehatan masa lalu, kesehatan,
keluarga, riwayat penyakit yang pernah dialami, riwayat kesehatan
keluarga, riwayat pemakian obat-obatan sehari-hari, pola aktivitas sehari-
hari, riwayat imunisasi.
2. Diagnosa Keperawatan yangt mungkin muncul
a. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
merasa bingung, tampak gelisah (D.0080).
b. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan diet ditandai dengan
pengeluaran feses lama dan sulit (D.0049).
c. Kelitahuan berhubungan dengan stres berlebihan ditandai dengan
mengeluh lelah (D.0057).
3. Tujuan dan kriteria hasil
a. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
merasa bingung, tampak gelisah (D.0080). Setelah dilakukan tindakan
peretawatan selama 3x24 jam diharapkan ansietas teratasi dengan kriteria
hasil tingkat ansietas (L.09093) :

1) Perilaku gelisah yang dirasakan dari 1(meningkat) menjadi 5


(menurun)
2) Perilaku tegang yang di rasakan dari 1(meningkat) menjadi 5
(menurun)
3) Frekuensi nadi dari 1(meningkat) menjadi 5 (menurun)
b. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan diet ditandai dengan
pengeluaran feses lama dan sulit (D.0049). Setelah dilakukan tindakan
peretawatan selama 3x24 jam diharapkan konstipasi teratasi dengan kriteria
hasil eliminasi fekal (L.04033) :
1) Keluhan defekasi lama dan sulit dari 1 (meningkat) menjadi 5 (menurun)
2) Konsistensi feses dari 1 (memburuk) menjadi 5 (membaik)
3) Nyeri abdomen dari 1 (meningkat) menjadi 5 (menurun)
c. Defisit pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi ditandai dengan menanyakan masaalh yang
dihadapi (D.0111). Setelah dilakukan tindakan peretawatan selama 3x24
jam diharapkan pengetahuan pasien teratasi dengan kriteria hasil tingkat
pengetahuan (L.12111) :
1) Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi dari 5 (menurun) menjadi 1
( meningkat )
2) Persepsi yang keliru terhadap masalah dari 1 (meningkat) menjadi 5
(menurun)
3) Perilaku sesuai annjuran dari 1 (menurun) menjadi 5 ( meningkat)

4. Intervensi keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
merasa bingung, tampak gelisah (D.0080).
Terapi Relaksasi (I.09326)
1) Monitor respon terhadap terapi relaksasi
2) Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman jika memungkinkan
3) Anjurkan posisi nyaman

b. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan diet ditandai dengan


pengeluaran feses lama dan sulit (D.0049).

Manajemen Eliminasi Fekal (I.04151)

1) Monitor buang air besar (mis. Warna frekuensi, konsistensi, volume)


2) Berikan air hangat setelah makan
3) Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
4) Kolaborasikan pemberian obat supositoria nal jika perlu
c. Defisit pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi ditandai dengan menanyakan masaalh yang
dihadapi (D.0111).
Edukasi perawatan kehamilan (I.12425)
1) Identifikasi pengetahuan tentang perawatan masa kehamilan
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3) Jelaskan perkembangan janin
4) Jelaskan kebutuhan nutrisi kehamilan
5. Evaluasi
a. Evaluasi formatif (proses) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil
kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilakukan
segera setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk
membantu menilai efektifitas intervensi tersebut
b. Evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan
klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada
akhir asuhan keperawatan secara paripurna.
DAFTAR PUSTAKA

Hadi RA, 2019. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan.Ungaran :Vivo Publisher.
Hamiton, Persis Mary, 2019. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.
Jakarta :EGC.
Handerson, C 2017. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.
Kusmiyati, Yuni, et all 2017. Perawatan ibu Hamil Asuhan Ibu Hamil.
Yogyakarta : Fitramaya.
Manuaba, 2018. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk mahasiswa Kebidanan.
Jakarta : EGC.
Marjati, dkk.2018. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika.
Mitayani, 2017. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri : Obstetri
Fisiologi, Obstetri Fisiologi 2nd eds.EGC. Jakarta.
Myles,2019. Buku Ajar Bidan Edisi 14. Jakarta:EGC.
Potter, Perry.2016. Fundamental keperawatan (ed.7 vol 2). Jakarta : Salemba
Medika.
Prawirohardjo,Sarwono.2016. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro,H 2019. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai