Oleh:
EJA DIGDA ABDITA
P17210201037
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN MALANG
2022
Masalah utama keperawatan
Ansietas
Pengertian ansietas
Ansietas atau kecemasan merupakan perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak
menentu atau tidak nyaman yang dialami individu, seolah-olah individu akan mengalami
sesuatu yang mengancam. Perasaan tersebut dapat diartikan sebagai perasaan antisipasi
terhadap bahaya (Herdman, 2017). Kecemasan juga dapat diartikan sebagai keadaan emosi
tanpa objek tertentu. Kecemasan dipicu oleh hal yang tidak diketahui dan menyertai semua
pengalaman baru (Stuart & Sundeen, 2016) dalam (Maulana dkk., 2022).
Pada dasarnya kecemasan merupakan hal yang wajar timbul pada semua manusia,
kecemasan yang muncul sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang
mana merupakan suatu perasaan yang subjektif mengenai suatu ketegangan mental
menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi
suatu masalah atau tidak adanya rasa yang aman. Perasaan yang tidak menentu pada
seorang tersebut pada umumnya tidak menyenangkan akan menimbulkan atau disertai
dengan adanya perbahan fisiologis dan psikologis (Stuart, 2016) dalam (Hambali dkk.,
2022).
Cemas (ansietas) merupakan sebuah emosi dan pengalamn subjektif yang dialami
seseorang dan berhubungan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya
(Kusumawati dan hartono, 2012) dalam (Afconneri dkk., 2022).
Penyebab ansietas
Faktor predisposisi menurut Stuart dan Laraia dalam (Nurhalimah, 2016) terdapat
beberapa teori yang dapat menjelaskan terjadinya ansietas, diantaranya:
Faktor biologis, otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA (asam gamma-aminobutirat)
juga berperan utama dalam mekanisme biologis timbulnya ansietas sebagaimana
halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
Faktor psikologis
1) Pandangan Psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara
antara 2 elemen kepribadian – id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan
impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang yang
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa akan bahaya.
2) Pandangan Interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan kejadian
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan dari lingkungan maupun orang yang
berarti bagi pasien,. Individu dengan harga diri rendah sangat mudah mengalami
perkembangan ansietas yang berat.
3) Pandangan Perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu
yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pakar perilaku menganggap ansietas sebagai dorongan belajar dari dalam diri
unntuk menghindari kepedihan. Individu yang sejak kecil terbiasa menghadapi
ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya dibandingkan dengan individu yang jarang menghadapi ketakutan
dalam kehidupannya.
Sosial budaya. Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Faktor
ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
Tanda dan gejala cemas menurut (Nurhalimah, 2016) adalah sebagai berikut:
Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah
tersinggung
Pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut
Pasien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak orang
Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan
Gangguan konsensstrasi dan daya ingat
Adanya keluhan somatik, mis rasa sakit pada otot dan tulang belakang,
pendengaran yang berdenging atau berdebar-debar, sesak napas, mengalami
gangguan pencernaan berkemih atau sakit kepala.
Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Tingkat kecemasan
Menurut Peplau dalam (Irda Sari, 2020) membagi tingkat kecemasan menjadi:
Kecemasan Ringan
Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.Kecemasan dapat
memotivasi belajar menghasilkan pertumbuhan serta kreatifitas. Tanda dan gejala
antara lain: persepsi dan perhatian meningkat, waspada, sadar akan stimulus internal
dan eksternal, mampu mengatasi masalah secara efektif serta terjadi kemampuan
belajar. Perubahan fisiologi ditandai dengan gelisah, sulit tidur, hipersensitif terhadap
suara, tanda vital dan pupil normal.
Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain, sehingga individu mengalami perhatian yang selektif,
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Respon fisiologi : sering nafas
pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, gelisah, konstipasi. Sedangkan
respon kognitif yaitu lahan persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu
diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatiaannya.
Kecemasan berat
Kecemasan berat mempengaruhi persepsi individu, individu cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berfikir tentang
hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Tanda dan gejala
dari kecemasan berat yaitu: persepsinya sangat kurang, berfokus pada hal yang detail,
rentang perhatian sangat terbatas, tidak dapat berkonsentrasi atau menyelesaikan
masalah, serta tidak dapat belajar secara efektif. Pada tingkatan ini individu mengalami
sakit kepala, pusing, mual, gemetar, insomnia, palpitasi, takikardi, hiperventilasi,
sering buang air kecil maupun besar, dan diare.Secara emosi individu mengalami
ketakutan serta seluruh perhatian terfokus pada dirinya.
Panik
Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan
teror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak
dapat melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik menyebabkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, kehilangan pemikiran yang rasional. Kecemasan ini
tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung lama dapat terjadi kelelahan
yang sangat bahkan kematian.Tanda dan gejala dari tingkat panik yaitu tidak dapat
fokus pada suatu kejadian.
Pohon masalah
Pohon masalah menurut (Nurhalimah, 2016)
Ansietas
Diagnosa keperawatan
Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap jiwa
Afconneri, Y., Herawati, N., Mirawati, A., & Zulharmaswita. (2022). PENERAPAN
TERAPI RELAKSASI DISTRAKSI TERHADAP IBU HAMIL TRIMESTER III YANG
MENGALAMI PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
ANSIETAS.
Hambali, I., PH, L., & Wahyuni, F. (2022). Tingkat Ansietas Pelajar Indonesia Selama
Pandemi Covid-19. Journal of Chemical Information and Modeling.
Irda Sari. (2020). Analisis Dampak Pandemi Covid- 19 Terhadap Kecemasan Masyarakat :
Literature Review. Bina Generasi : Jurnal Kesehatan, 12(1), 69–76.
https://doi.org/10.35907/bgjk.v12i1.161
Maulana, I., Hendrawati, Amira, I., & Senjaya, S. (2022). INTERVENSI MBCT
(MINDFULNESS-BASED COGNITIVE THERAPY) PADA PASIEN ANSIETAS:
A SCOPING REVIEW. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents.
Nisa, R. M., PH, L., & Arisdiani, T. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Ansietas Pasien Pre Operasi Mayor. Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(2), 116.
https://doi.org/10.26714/jkj.6.2.2018.116-120
Nurhalimah.(2016).Modul Keperawatan Jiwa.
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/link/
548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~reynal/
Civilwars_12December2010.pdf%0Ahttps://thinkasia.org/handle/
11540/8282%0Ahttps://www.jstor.org/stable/41857625