A. Definisi
Istilah kecemasan (anxiety) diambil dari bahasa latin anger, yang berarti mencekik.
Kecemasan diartikan sebagai perasaan kegelisahan atau sesuatu yang menakutkan,
bersifat menekan perasaan seseorang. Pada umumnya
Menurut Freud (Barlow & Durand dalam Sari & Basri, 2007), kecemasan
merupakan reaksi fisik terhadap lingkungan sekitar yang berbahaya yang
mengaktifkan kembali situasi yang menakutkan. Kecemasan merupakan derivat
pertama dari konflik. Kecemasan akan timbul bila motif-motif yang saling
bertentangan tidak dimengerti dan tidak disadari oleh klien. Kecemasan atau
anxiety ini pada taraf faal terdiri dari proses-proses faal yang tidak terorganisir, di
manapredominance dari susunan saraf otonomi, misalnya jantung berdebar-debar,
nafas sesak, dans ebagainya. Pada taraf psikologis (yang juga mencakup taraf faal),
kecemasan terdiri dari perasaan tegang, bingung, perasaan yang samar-samar, dan
berubah-ubah, kadang-kadang disertai gerakan-gerakan yang tidak konsisten, atau
reaksi-reaksi psikologis yang bercampur baur.
Sebagian dari gangguan yang didasari oleh kecemasan merupakan nama baru dari
gangguan neurotik atau neurosis. Secara khusus, Freud mengemukakan bahwa
neurotik merupakan tampilan dari konflik di dalam diri yang melibatkan
keinginan-keinginan yang tidak dapat dipenuhi karena adanya hambatan dari super
ego, sedangkan ego tidak dapat membuat suatu keputusan untuk mendamaikannya.
Dalam hal ini, terlihat apa yang disebut kecemasan, yaitu suatu perasaan yang
sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan
diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Wiramihardja, 2005).
Jadi, gangguan kecemasan (anxiety) merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri
kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat
secara intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Gangguan kecemasan
ditandai oleh perasaan-perasaan khawatir, takut, aprehensi, yang bersifat menyebar,
kabur, dan tidak menyenangkan, yang berhubungan dengan perilaku-perilaku
maladaptif. Untuk menerangkan hal ini, ada baiknya dikemukakan terlebih dahulu
mengenai gaya neurotik. Ada dua hal penting dalam gaya neurotik ini, yaitu inti
neurotik (neurotic nucleus) berupa persepsi bahwa lingkungan penuh ancaman dan
pertentangan neurotik (neurotic paradox) berupa perasaan mengenai dirinya yang
berada dalam keadaan darurat sehingga melakukan tindakan dan membangun
sikap yang betentangan dengan proses penyembuhan yang sesungguhnnya
(Wiramihardja, 2005).
Terkadang sebagian besar orang memiliki pemikiran yang tidak dikehendaki dari
waktu ke waktu, dan sebagian besar memiliki dorongan untuk melakukan perilaku
tertentu yang memalukan atau bahkan berbahaya secara berulang-ulang. Namun
hanya sedikit yang menderita gangguan obsessive compulsive disorder, yang
merupakan gangguan kecemasan dimana pikiran dipenuhi dengan pemikiran yang
menetap dan tidak dapat dikehendaki dan individu dipaksa untuk terus-menerus
mengulang tindakan tertentu, menyebabkan distress yang signifikan dan
mengganggu keberfungsian sehari-hari.
OCD lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan laki-laki. Gangguan
ini terjadi pada usia sebelum 10 tahun atau pada akhir masa remja atau awal masa
dewasa. Gangguan ini juga dilaporkan terjadi pada anak usia 2 tahun. Namun
diantara kasus-kasus yang terjadi, gangguan terjadi pada usia yang lebih dewasa.
Gangguan ini terjadi seringkali setelah seseorang mengalami kejadian yang penuh
stress, seperti kehamilan, melahirkan, konflik keluarga, atau kesulitan pekerjaan.
Gangguan ini terjadi pada laki-laki yang berusia muda berkaitan dengan kompulsi
membersihkan. OCD menunjukkan adanya komorbiditas dengan gangguan
anxietas lain seperti gangguan panic dan pobia, juga denagn berbagai gangguan
kepribadian (Kringlen, 1970 dalam Davison, 2006).
Obsesi adalah pikiran, impuls, dn cerita yang menggangu dan berulang yang
muncul dengan sendirinya serta tidak dapat dikendalikan, walaupun demikian
biasanya tidak selalu tampak irasional bagi individu yang mengalaminya. Secara
klinis, obsesi yang paling banyak terjadi berkaitan dengan ketakuatan akan
kontraminasi, ketakutan mengekspresikan impuls seksual dan agresif, dan
ketakutan hipokondrial akan disfungsi tubuh. Obsesi juga dapat berupa keragu-
raguan ekstrem, prokrastinasi, dan ketidaktegasan.
Kompulsi adalah perilaku atau tindakan mental repetitive yang mana sesorang
merasa didorong untuk melakukannya dengan tujuan untuk mengurangi ketgangan
yang disebabkan pikiran-pikiran obsesif atau untuk mencegah terjadinya suatu
bencana.
Gangguan Phobia
Kata fobia berasal dari kata yunani phobos,berarti “takut”.konsep takut dan cemas
bertautan erat. Para psikopatolog mendefinisikan fobia sebagai penolakan yang
menganggu yang diperantarai oleh rasa takut yang tidak proposional dengan
bahaya yang dikandung oleh obyek atau situasi tertentu dan diakui oleh si
penderita sebagai sesuatu yang tidak berdasar.
Ketakutan yang lebih eksotik juga diberi nama yang diambil dari bahasa yunani,
sebagai contoh ergasiophobia, ketakutan menulis; pnigophobia, ketakutan tersedak;
taphephobia, ketakutan dikubur hidup-hidup; anglophobia, ketakutan pada inggris;
musophobia, ketakutan pada tikus; dan hellenologophobia, ketakutan pada kondisi
ilmiah yang semu (McNally,1997).
Gangguan Panik
C. Etiologi
1. Pengaruh Pengkondisian
Teori yang paling berpengaruh dari ketakutan dan kecemasan dalam psikologi
klinis telah ditekankan pada efek dari pengalaman yang tidak menyenangkan yang
terjadi dalam hubungan yang tidak mengancam dengan situasi sebaliknya, yaitu
model pengkondisian klasik (Rachman, 1991; Wilson, 1982).
Pengamatan pada ketakutan dan penghindaran yang dialami oleh seseorang dapat
menjadi model terhadap reaksi klien yaitu pada hipotesis pembelajaran sosial.
Konsisten dengan ini, Windheuser (1978) telah menunjukkan bahwa anak
memiliki ketakutan yang sama dengan ibu mereka. Beberapa penulis telah
mencatat kemungkinan misalnya bahwa anak-anak akan mengembangkan rasa
takut tambahan ketika mereka telah memiliki banyak ketakutan (Liddell, 1990).
Pada orang dewasa dengan ketakutan yang intens dapat menyajikan tingkat
neurotisisme yang lebih tinggi (Lautch, 1971). Hal ini berpengaruh pada biologis
dan ketakutan yang berasal dri genetik.
1. Pandangan psikodinamika
Adanya konflik yang tidak disadari antara ego dan impuls-implus id. Impuls
tersebut bersifat seksual dan agresif, berusaha untuk mengekspresikan diri tetapi
ego tidak mengizinkan.
1. Perspektif Biologis
Pendekatan behavior
UCS → CS → UCR
Modelling à Ketakutan yang dipelajari atau didapat dari instruksi
verbal/deskripsi dari orang lain
Devisit dalam ketrampilan social
Dalam teori ini dikatakan bahwa salah satu yang merupakan penyebab kecemasan
adalah kurangnya ketrampilan social.
Pendekatan kognitif
Pendekatan biologis
b.) Neurotransmiter
Pendekatan belajar
Dari pendekatan belajar, kecemasan diperoleh melalui proses belajar, terutama
melalui conditioning dan belajar observasional. Menurut model klasik O, Hobart
Mowrer (1948) berpendapat bahwa terdapat model dua faktor (two-factor model),
yaitu classical conditioning dan operant conditioning yang membentuk
gangguan kecemasan.
Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam teknik dan tujuan
penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai teknik tersebut sama-sama
mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber
kecemasan mereka. Dalam menangani gangguan kecemasan dapat melalui
beberapa pendekatan:
Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika
Pendekatan-Pendekatan Humanistik
Para tokoh humanistik percaya bahwa kecemasan itu berasal dari represi sosial diri
kita yang sesungguhnya. Kecemasan terjadi bila ketidaksadaran antara inner self
seseorang yang sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat ke taraf kesadaran.
Oleh sebab itu terapis-terapis humanistik bertujuan membantu orang untuk
memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang
sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk menemukan dan
menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan
bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan
mereka mulai muncul ke permukaan.
Pendekatan-Pendekatan Biologis
Pendekatan-Pendekatan Belajar
Yaitu membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya.
Biasanya digunakan pada seorang psikolog terhadap penderita fobia.
c.) Flooding
1. Pelatihan relaksasi
3. Manajemen Kecemasan
4. Relaksasi terapan
6. Treatment Farmakologi
Kadang-kadang klien bisa merasa sangat tertekan dengan pengalaman mereka akan
kecemasan, terutama serangan panik, mereka merasa sulit untuk bekerja sama
dalam perawatan psikologis. Bagi mereka mungkin ada
beberapa keuntungan dalam upaya mengontrol kecemasan dengan menggunakan
obat. Alprazolam, benzodiazepine, dan beberapa anti-
depresi, terutama imipramine dan clumipramine, dapat mengontrol rasa panik
(Klosko dkk, 1990; Marks, 1987; Michelson dan Marchione, 1991). Tetapi akan
berbahaya ketika panik kembali saat pengobatan tidak berlanjut (Michelson dan
Marchione, 1991).
DAFTAR PUSTAKA
Davison, Gerald C., dkk. 2006. Psikologi Abnormal (Edisi ke-9). Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Lindsay, S.J.E. & G.E. Powell. 1994. The Handbook of Clinical Adult Psychology
(Second Edition). London and New york: Routledge.
Nevid, Jeffrey S, Spencer A. Rathus, & Beverly Greene. 2005. Psikologi Abnormal
(Edisi Kelima, Jilid 1&2). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sari, D.M., & Basri, A. Sukarian. 2007. Gambaran Kecemasan dan Depresi Pada
Siswi Yang Pernah Mengalami Kesurupan Massal. Jurnal JPS, 13 (2): Depok :
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Sundberg, Norman D., dkk. 2007. Psikologi Klinis Perkembangan Teori, Praktik,
dan Penelitian (Edisi Keempat). Diterjemahkan Oleh Drs. Helly Prajitno Soetjipto,
M.A., dan Dra. Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kegelisahan atau cemas merupakan bagian dari paket kehidupan. Ini merupakan produk sampingan
alami memiliki otak yang mampu bertindak kawat tinggi seperti mempertimbangkan masa depan.
Sebuah kecemasan kecil yang baik, bahkan perlu, dan motivator yang besar bagi kami untuk
merencanakan dengan baik dan untuk melakukan dengan kemampuan. Pengobatan disesuaikan dengan
keperluan khusus yang menyita pikiran setiap orang. Namun demikian, ada beberapa teknik pengobatan
yang digunakan secara luas. Orang yang ahli dalam mengobati kegelisahan sering menggunakan
kombinasi pendekatan.
Terapi Kognitif.
Berfokus pada menciptakan pemahaman tentang pola pikir yang membawa pada khawatir. Ini
membantu penderita kecemasan realistis terpisah dari pikiran realistis.
Terapi Perilaku
Berfokus pada penjinakan kecemasan melalui kontrol cara tertentu tubuh bereaksi berlebihan khawatir.
Salah satu pendekatan umum adalah untuk mengajar pernapasan dikendalikan dan relaksasi otot yang
mengerut dengan khawatir. Kedua teknik yang lebih rendah denyut jantung dan tekanan darah.
Pelatihan Relaksasi
Melalui campuran kognitif dan teknik perilaku, membantu mencegah kecemasan tinggi. Satu
pendekatan adalah untuk memikirkan adegan santai ketika tingkat kecemasan mulai meningkat.
Desensitisasi
Mereka yang menderita fobia dan gangguan obsesif-kompulsif secara bertahap dan aman terkena apa
pun adalah sumber dari kecemasan mereka, sampai, dari waktu ke waktu, toleransi dibangun.
Pasien gangguan cemas juga diterangkan asal usul mengapa dirinya bisa
mengalami gejala-gejala fisik yang sering disebut psikosomatik. Hal inilah
yang membuat pasien gangguan cemas memerlukan informasi yang jelas
tentang asal usul gejalanya dan bagaimana mengatasinya. Sering kali
ketidaktahuan akan informasi ini yang membuat pasien menjadi bingung
dan kesulitan menerima dirinya. Lebih jauh mereka menjadi lebih sering
akhirnya terjebak dalam “shopping doctor” yaitu berkunjung ke banyak
dokter untuk menanyakan apa yang dialaminya. Beruntung kalau bertemu
dengan dokter yang memahaminya kalau tidak maka lingkaran setan
pencarian akan tidak bisa berhenti.
http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/09/22/tujuan-akhir-
pengobatan-gangguan-cemas-self-control
http://fkunhas.blogspot.com/2010/08/cara-mengatasi-gangguan-cemas.html
Halgin, P. Richard, Whitbourne, K. Susan, (2010) Psikologi Abnormal : perspektif klinis pada gangguan
psikologis, edisi 6. Jakarta: Salemba humanika.
http://fherlianis.blogspot.com/2012/11/sistem-pakar-pada-penyakit-gangguan.html