OLEH :
DEVI DWI SEPTALIANI
4201.0121.B.008
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Keperawatan
OLEH :
DEVI DWI SEPTALIANI
4201.0121.B.008
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
6. Ibu/ Bapak Kepala Klinik Pratama Reksa Medika yang telah memberikan
7. Firmanda Danu Trihatmojo & Kenzie Ibrahim Althaf yaitu suami dan anak
support system.
kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
penelitian ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN....................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................vi
DAFTAR BAGAN...........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang---------------------------------------------------------. .1
1.2 Rumusan Masalah-----------------------------------------------------. .5
1.3 Tujuan Penelitian------------------------------------------------------. .5
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................6
1.4 Ruang Lingkup---------------------------------------------------------. .6
1.5 Kegunaan Penelitian--------------------------------------------------. .6
PENDAHULUAN
dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
merupakan bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan
Trimester ketiga merupakan masa pertumbuhan untuk janin. Pada masa ini
bayi dapat bertahan hidup meskipun kesempatan hidup akan lebih baik jika bayi
lahir sesuai dengan perkiraan .Kehamilan trimester ketiga jika usia kandungan 28-
36 minggu dan sudah minggu ke-36 dengan dua kali kunjungan (2).
Berdasarkan
Open Data Jabar wilayah Kabupaten Bekasi pada Tahun 2016-2020 terdiri dari
ibu hamil sebanyak 73.617 orang. Menurut Data Klinik Pratama Reksa Medika
Kabupaten Bekasi Selama bulan Mei – Desember Tahun 2018 sebanyak 431
orang ibu hamil yang terdiri dari 121 orang pada ibu hamil trisemster III , Pada
Januari – Desember tahun 2019 sebanyak 737 ibu hamil yang terdiri dari 311
orang ibu hamil trisemester III dan 426 orang ibu hamil trisemster I dan trisemster
II. Sedangkan Pada tahun 2020 sebanyak 765 orang ibu hamil yang terdari 351
orang ibu hamil trisemester III dan 414 orang ibu hamil trismester I dan II. Pada
Januari – Agustus 2021 sebanyak 430 orang ibu hamil terdiri 119 orang ibu hamil
1
2
trismester III dan 221 orang ibu hamil trisemster I dan II. Pada kehamilan
trimester tiga ibu hamil sudah mulai merasakan perasaan cemas, apalagi
fisiologis dan gejala psikologis, gejala-gejala tersebut dapat terjadi berbeda pada
setiap orang dan situasi(4). Pada kehamilan, risiko terjadinya kecemasan akan
untuk menyambut peran serta tanggung jawab barunya sebagai ibu(6). Menurut
Huizink, pada ibu hamil dapat terjadi 3 bentuk kecemasan yaitu rasa takut
terhadap melahirkan, takut melahirkan anak yang cacat baik secara psikologis(6)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Girijia pada tahun 2017 di India dari
500 sampel yang diteliti ditemukan sebanyak 8,4% mengalami kecemasan berat
pada trimester I, 0,40% pada trimester II dan 22% pada trimester III(8). Hal ini
Menurut Depkes RI, di Indonesia pada tahun 2018 terdapat 373.000.000 orang ibu
Klinik Pratama Reksa Medika Kabupaten Bekasi pada Tahun 2019 terdapat 311
orang ibu hamil trisemester III yang terdiri dari 101 orang ibu hamil primigravida
dan 210 ibu hamil multigravida yang mengalami kecemasan sebanyak 30 orang
3
ibu hamil trisemester III. Sedangkan pada tahun 2021 terdapat sebanyak 119
orang ibu hamil trismester III yang terdiri dari 50 orang ibu hamil primigravida
Dampak kecemasan pada ibu hamil trisemster III berupa dampak yang
positif atau negatif. Dampak positif terjadi jika kecemasan muncul yaitu
membangun pertahanan dirinya agar rasa cemas yang dirasakan dapat berkurang
sedikit demi sedikit, sedangkan dampak negatif terjadi jika kecemasan muncul
mengantuk(10) . Kualitas tidur yang baik ditentukan oleh banyak hal, antara lain
waktu tidur dan seberapa nyenyak tidur (tidak ada gangguan saat tidur).
Gangguan tidur baik itu durasi tidur yang tidak mencukupi maupun kualitas tidur
yang buruk sangat sering terjadi pada ibu hamil.Kualitas tidur buruk pada ibu
hamil dapat menyebabkan ibu hamil mengalami kehamilan risiko tinggi, seperti
sebanyak 56,5% ibu hamil trimester tiga mengalami kualitas tidur yang buruk (11).
Penelitian yang dilakukan oleh Skouteris, dkk pada tahun 2016 diKota Tehran ,
4
Iran menyelidiki kualitas tidur dan tingkat kecemasan pada 273 wanita hamil
dan menunjukkan bahwa pada tibu hamil trisemester III ada korelasi kuat antara
skor yang diperoleh dari Beck Depression Inventory (BDI) dan Pittsburgh Sleep
2007)(13). Menurut data hasil survei National sleep Foundation (2007), 78%
wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur dan 97,3% dan wanita
hamil trimester tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali setiap
malam(13). Prevalensi gangguan tidur di Indonesia pada ibu hamil cukup tinggi
sekitar 64%.(14). Ibu hamil yang mengalami sleep apnea sebesar 65%(14).
Sedangkan menurut Dinas Kesehatan provinsi jawa barat jumlah ibu hamil yang
mengalami gangguan tidur di Provinsi Jawa Barat tahun 2016 mencapai 53%(14).
Reksa Medika Kabupaten Bekasi terhadap 3 orang Ibu Hamil Trisemester III
berkonsentrasi pada kehamilan trisemster III ini karena takut melahirkan anak
yang cacat baik secara psikologis sehingga Ny T selalu memikirkan hal teserbut
5
ketika bangun tidur dipagi badan tidak terasa segar, badan terasa lelah karena
kualitas tidur nya kurang baik. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti
dengan Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III di Klinik Pratama Reksa
peneliti menemukan bahwa adanya beberapa masalah pada ibu hamil trimester III
takut melahirkan anak yang cacat baik secara psikologis dan mengeluhkan adanya
kecemasaan saat memasuki trimester III. Dari beberapa ibu hamil tersebut
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di klinik pratama
hamil trisemester III di Klinik Pratama Reksa Medika Kabupaten Bekasi Tahun
2022.
2. Untuk mengetahui kualitas tidur Ibu hamil trisemster III Klinik Pratama
dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Klinik Pratama Reksa Medika
Kabupaten Bekasi Tahunn 2022. Data yang dikumpulkan merupakan data primer
tingkat kecemasan dan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk
mengukur kualitas tidur. Penelitian ini akan dilakukan bulan Desember 2022.
sectional. Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang
Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III di Kabupaten Bekasi Tahun 2022.
1. Bagi Responden
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trisemester III
terjadinya hal tersebut sehingga dapat menjaga kualitas tidur yang baik.
TINJAUAN PUSTAKA
kesejahteraan (15).
Tidur adalah proses yang diperlukan manusia untuk
pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak (natural
healing mechanism), memberi waktu organ tubuh untuk istirahat maupun untuk
menurun (16).
(17). .
homeostasis, meningkatkan fungsi immunitas, dan regulasi suhu tubuh .
Tidur menggunakan kedua efek psikologis pada jaringan otak dan organ-organ
tubuh manusia. Tidur dalam beberapa cara dapat menyegarkan kembali aktifitas
Setiap makhluk memiliki irama kehidupan yang sesuai dengan masa rotasi
bola dunia yang dikenal dengan nama irama sirkadian yang bersiklus 24 jam
antara lain diperlihatkan oleh menyingsing dan terbenamnya matahari, layu dan
45
46
segarnya tanam-tanaman pada malam dan siang hari, waspadanya manusia dan
binatang pada siang hari dan tidurnya mereka pada malam hari. Sistem yang
otak (15).
Pola tidur adalah model atau bentuk tidur dalam jangka waktu yang relatif
menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun, irama tidur,
frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur dan kepuasan tidur.
Pola tidur normal dipengaruhi oleh gaya hidup termasuk stres pekerjaan,
hubungan keluarga dan aktivitas sosial yang mengarah pada insomnia dan
dapat mengganggu pola tidur dan selama tidur malam yang berlangsung rata-rata
tujuh jam, REM (Rapid Eye Movement) dan NREM (Non Rapid Eye Movement)
terjadi berselingan sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang kurang cukup mengalami
Sedangkan jika NREM kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit(19).
sangat lambat. Tidur NREM juga diartikan sebagai periode tidur dimana
segi kualitas dan kuantitas tidur tentunya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan
memperoleh jumlah istirahat yang cukup sesuai dengan kebutuhannya. Ada yang
gangguan tidur dalam istirahat tidurnya Hal-hal berikut ini yang dapat
1. Status Kesehatan
penyakit maag yang kambuh ketika di malam hari tentunya tidur yang
kurangnya waktu tidur yang dimilikinya ketika malam hari. Banyak juga
2. Keletihan
maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk tertidur dikarekan tahap tidur
3. Stres Psikologis
menjadi tegang dan sering kali mengarah ke frustasi apabila tidak tidur.
sering terbangun secara tiba-tiba dalam siklus tidur, dan stres yang
4. Obat-obatan
Obat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic yang dapat
blocker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan jenis golongan obat
bagi tubuh.
yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, seperti susu. Susu
adalah salah satu sumber terbaik penghasil zat trypthophan sejenis asam
50
amino yang juga terdapat pada pisang, daging unggas, dan kacang-
kacangan. Asam amino tersebut akan diubah oleh tubuh menjadi dua jenis
hormon yang membantu tidur yakni serotonin dan melatonin. Susu juga
bisa menghangatkan tubuh, kondisi tubuh yang hangat akan membuat otot
otot yang rileks ini memicu rasa kantuk sehingga menimbulkan rasa ingin
tidur. Selain susu, yogurt dan keju mengandung senyawa kimia tripofan
sehingga otak akan merasa lebih rileks dan membuat tubuh terasa lebih
yang ekstra.
6. Lingkungan
tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tidur dan tetap tidur.
Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang tenang. Suara yang
tenang dan tidak berisik juga mempengaruhi tidur. Cahaya atau penerangan
juga berpengaruh pada proses tidur ada yang menyukai tanpa cahaya
ketika tidur, remang-remang, dan ada pula yang menyukai cahaya atau
51
lampu yang tetap menyala selama tidur. Suhu salah satu hal yang sangat
Contohnya seorang yang memiliki pekerja yang terus menerus setiap hari
tidur meliputi, kerja berat yang tidak biasanya, dan perubahan waktu
8. Motivasi
yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering
berbagai domain, antara lain penilaian terhadap lama waktu tidur, gangguan tidur,
latensi tidur, disfungsi tidur pada siang hari, efisiensi tidur, kualitas tidur, dan
penggunaan obat tidur. Jadi apabila salah satu dari ketujuh domain tersebut
Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani seseorang
lelahdan(22). Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif, seperti lamanya
tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek
subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur. Kualitas tidur adalah kepuasan
perasaan lelah, mudah merasa gelisah, lesu, kehitaman disekitar mata, konjungtiva
merah, mata perih, perhatian terpecah- pecah, sakit kepala dan sering menguap (23).
Kulitas tidur yang baik dapat meningkatkan kapasitas memori karena otak
akan lebih efektif untuk mengingat apa yang sudah di pelajari. Kualitas tidur
adalah kemampuan setiap orang untuk mempertahankan keadaan tidur dan untuk
mendapatkan tahap REM dan NREM yang seharusnya. Kurang tidur dapat
mengganggu kesehatan fisik dan psikis. Sedangkan dari segi psikis, kurang tidur
berkonsentrasi (24).
adanya perasaan terganggu dan tidak nyaman pada diri sendiri berperan
2. Latensi tidur
3. Efisiensi tidur
jam tidur seseorang dan durasi tidur seseorang, durasi tidur sehingga dapat
Obat tidur dapat menandakan seberapa berat gangguan tidur yang dialami,
sangat terganggu pola tidurnya dan obat tidur dianggap perlu untuk
membantu tidur.
5. Gangguan tidur
6. Durasi tidur
Dinilai dari waktu mulai tidur sampai waktu terbangun, waktu tidur yang
7. Daytime dysfunction
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berbeda-beda tiap orang. Ada yang
dan kuantitas tidur seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (21):
1. Status kesehatan/penyakit.
Seseorang dengan kondisi tubuh yang sehat akan dapat tidur dengan
nyenyak. Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang akan
2. Lingkungan.
nyaman (ramai, ribut, bising, dll) atau ventilasi yang buruk akan
3. Kelelahan
jam atau lebih sebelum waktu tidur akan memperoleh relaksasi, namun
memanjang.
pada dinding dada hingga menekan paru-paru . Pada saat tidur, gangguan
seseorang .
5. Stress Psikologis
NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur. Stres
tidur yang buruk, karena stres memacu individu untuk tidur, terbangun
insomnia dan lekas marah, ketika pengaruh alkohol telah hilang, individu
tidur. Protein yang tinggi seperti pada keju, susu, daging, dan ikan tuna
berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan seringnya terjaga
8. Merokok.
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.
dimalam .
9. Medikasi.
10. Motivasi.
58
gangguan proses tidur, sebab keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat
kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). PSQI adalah instrument efektif
yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur pada orang dewasa.
PSQI yang terdiri dari sembilan belas item pertanyaan yang meliputi tujuh
komponen, yakni kualitas tidur secara subjektif, latensi tidur, durasi tidur,
efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi tidur pada
siang hari. Jumlah pertanyaan pada kuesioner PSQI yang hanya ditujukan untuk
menilai kualitas tidur secara subjektif berjumlah delapan belas pertanyaan. Setiap
dari nilai komponen tujuh tersebut diberi bobot yang sama dengan skala 0-3, 0
Jumlah skor untuk nilai tujuh komponen ini akan menghasilkan satu skor secara
keseluruhan, mulai dari 0 hingga 21. Skor secara global, skor yang lebih tinggi
menunjukkan kualitas tidur buruk, dan bila skor Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI) secara keseluruhan > 5 maka seseorang tersebut memiliki kualitas tidur
yang buruk. Seseorang dikatakan memiliki kualitas tidur baik atau normal dengan
skor < 5, kualitas tidur ringan dengan skor 6-7, kualitas tidur sedang dengan skor
8-14, kualitas tidur buruk dengan skor 15-21. Kuesioner PSQI telah divalidasi
59
Reliabilitas dari kuesioner ini juga telah diuji dengan nilai cronbach‟s alpha
yang memiliki organ reproduksi yang sehat atau telah mengalami menstruasi dan
dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang
dihitung dari haid terakhir dan di bagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua dari bulan keempat
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
pusat.
diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.
5) Pada usia kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar satu jari di
bawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas
panggul.
6) Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun setinggi tiga jari di
bawah prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah
2. Vagina
3. Ovarium
4. Payudara
2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-
palsenter.
darah:
fisiologis.
terasa penuh.
(7) Metabolisme
6. Plasenta
menghisap nutrisi dan ibu dalam bentuk O2, asam amino, vitamin,
mineral, dan zat lainnya ke janin dan membuang sisa metabolisme janin
dan CO2.
1. Trimester I
kehamilannya.
64
2. Trimester II
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon
yang tinggi.
5) Libido meningkat
dirinya
3. Trimester III
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
8) Libido menurun
66
yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Suatu keadaan
tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan
terjadi(29).
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman(30). Perasaan yang tidak
ancaman bahaya dan seringkali disertai oleh gejala-gejala atau reaksi fisik tertentu
gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh dan perilaku dapat
kecemasan merupakan suatu perasaan takut dan khawatir yang bersifat lama pada
sesuatu yang tidak jelas (subjektif) atau belum pasti akan terjadi dan berhubungan
1. Teori psikoanalitik
Menurut Sigmund Freud kecemasan dimulai pada saat bayi sebagai akibat
primer karena itu keadaan tegang atau dorongan yang dihasilkan oleh
2. Teori interpersonal
harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami ansietas yang
berat.
3. Teori prilaku
bahwa individu yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut
4. Kajian keluarga
5. Kajian biologis
1. Faktor eksternal :
hidup sehari-hari.
2. Faktor internal :
1) Usia
2) Jenis kelamin
cenderung global atau tidak detail. Individu yang melihat lebih detail,
yang dimiliki lebih banyak dan itu akhirnya bisa benar-benar menekan
perasaannya.
3) Tipe kepribadian
terhadap hukuman atau konsekuensi yang diterima dari orang tua atau
figur penguasa lain. Ketakutan akan muncul meskipun orang tua belum
sama.
Namun yang membedakan adalah adanya peran ego, super ego dan id.
1. Kecemasan Ringan
2. Kecemasan Sedang
menjadi selektif dan terarah pada suatu hal ditandai dengan perasaan lelah,
3. Kecemasan Berat
pikiran pada suatu hak yang sesifik dan tidak dapat memperhatikan hal
aktualisasi kecemasan ini antara lain sulit tidur, pusing dan sakit kepala,
73
mual sering buang air kecil, diare, perasaan berdebnar, lapang persepsi
menyempit, tidak efektif dalam belajar, terfokus pada diri sendiri, ingin
4. Panik
tanda tanda yang muncul antara lain sulit bernapas, dilatasi pupil, bicara
dan cenderung berbeda- beda pada setiap seseorang. Gejala yang terjadi pada
hilang kontrol, bingung, timbul pikiran akan timbul adanya bencana yang
besar
urgensi.
Trimester III disebut periode menunggu, penantian dan waspada sebab ibu
merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Namun pada periode ini
sebagian besar wanita hamil akan merasakan cemas karena sang ibu
ketidaknormalan bayinya. Pada masa trimester III, calon ibu akan semakin peka
perasaanya. Tingkat kecemasan ibu akan semakin meningkat. Banyak calon ibu
yang sering berkhayal atau bermimpi tentang hal-hal negatif yang mungkin akan
kelainan letak bayi, tidak dapat melahirkan, atau bahkan janin akan lahir dengan
memberikan masalah psikologis bagi ibu misalnya ibu merasa aneh dengan
HARS yang telah digunakan secara luas dalam berbagai penelitian tentang
pertanyaan untuk mengukur tanda adanya kecemasan pada anak dan orang
dewasa(37):
tersinggung.
sendiri, pada binatang besar, pada keramain lalu lintas, dan pada
4. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
7. Gejala somatik: sakit dan nyeri otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk,
perasaan lesu lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung hilang
sekejap.
mual, muntah, buang air besar lembek, berat badan turun, susah buang air
besar.
12. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan air seni,
impotensi.
13. Gejala otonom: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing,
14. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kerut
kening, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek cepat, dan
muka merah.
dengan kategori:
hasil:
fisiologis dan gejala psikologis, gejala-gejala tersebut dapat terjadi berbeda pada
setiap orang dan situasi. Pada kehamilan, risiko terjadinya kecemasan akan
meningkat. Memasuki trimester tiga, ibu hamil dapat merasa cemas akan
kualitas tidur yang buruk. Kecemasan dapat menurunkan kadar gamma amino-
butyric acid (GABA) sehingga seseorang akan sulit untuk menginisiasi tidur.
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Zung Self-Rating Anxiety Scale
uji Spearman Rank. Dari penelitian ini didapatkan hasil 38% responden
trimester III terhadap kualitas tidur dengan p-value= 0,001 dan nilai r=
0,464. Saran peneliti, keluarga memberikan dukungan bagi ibu hamil, dan
primipara(38).
79
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil irimester III di
untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data yang digunakan chi square.
kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi
OPERASIONAL
Kerangka konsep merupakan sesuatu yang abstraksi dari suatu realitas agar
antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (42).
Bagan 3.1 Kerangka konsep hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trisemester
III
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan penelitian yang akan dicari
hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trisemster III di
Sensorik
9. Gejala
Kardiovaskule
r (jantung dan
pembuluh
darah)
10. Gejala
respiratory
(pernapasan)
11. Gejala
gastrointestinal
(pencernaan)
12. Gejala
urogenital
(kelamin dan
perkemihan )
13. Gejala
Autonom
14. Perilaku dan
sikap
4.1.1.2
83
BAB IV
METODE PENELITIAN
mendapatkan data berupa tanggapan atau respon dari sampel penelitian (43). Desain
hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trisemester III di
Variabel adalah objek penelitian atau apa ysng menjadi titik perhatian suatu
4.3.1 Populasi
Populasi adalah suatu kesatuan yang terdiri dari atas subjek atau objek yang
kesimpulanya(43). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trisemester
4.3.2 Sampel
total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah
85
sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling karena jumlah
populasi yang kurang dari 100. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 40 orang ibu hamil trisemester III di Klinik Pratama Reksa Medika
Kabupaten Bekasi.
menggunakan kuisioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang terdiri dari
berupa lembar kuisioner Pittsburgh Scale Quality Indeks (PSQI) serta alat
dokumen ( bolpoint) . Kuisioner ini terdiri dari 7 komponen yaitu kualitas tidur
subjektif, tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat
Dalam masing- masing kelompok gejala diberi penilaian skor 0-4 yang
4) 3 = gejala berat jika terdapat lebih dari sebagian gejala yang ada
Masing –masing skor dari gejala kelompok tersebut dijumlahkan dan dari
yaitu:
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. angket ini
berjudul Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil
trimester III di Socokangsi Jatinom Klaten. Uji validitas untuk kuisioner PSQI
(Pittsburgh Sleep Quality Index) yang diadopsi dari peneliti Eline Charla Sabatina
Bingan yang berjudul tingkat kecemasan berhubungan dengan kualitas tidur ibu
87
hamil Trimester III. Berdasarkan hal ini dinyatakan bahwa kuesioner adopsi dari
Uji realibilitas dari kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di
(Pittsburgh Sleep Quality Index) yang diadopsi dari peneliti Eline Charla Sabatina
Bingan yang berjudul tingkat kecemasan berhubungan dengan kualitas tidur ibu
hamil trimester III Tahun 2021 . Berdasarkan hal ini dinyatakan bahwa kuesioner
kepada kepala klinik reksa medika untuk mendapatkan izin penelitian di lahan.
Setelah mendapatkan surat balasan studi pendahuluan dari klinik reksa medika
dijadikan objek penelitian atau sebagai responden. Data yang telah diperoleh dari
1. Editing
yang telah terisi, apakan isian kuesioner atau formulir dapat dibaca, apakah
kesalahan-kesalahan lainnya.
2. Coding
analisis data dan juga mempercepat pada saat memasukkan (entry) data ke
komputer.
3. Proccesing
disajikan dan dianalisis dengan baik. Semua data yang akan diproses
4. Cleaning
89
5. Tabulating
6. Analysis Statistic
SPSS 24.
sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai
berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
90
1. Analisa Univariat
f
P= X 100 %
N
Keterangan :
P : Persentase
f : Frekuensi jawaban
N : Jumlah responden
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
rank.
6∑d 2
rs=1−
n ( n 2−1 )
Keterangan :
91
rs
= Koefisien Korelasi Spearman
n = Jumlah Sampel
Interpretasi:
1. bila nilai p value < 0,005 (α) maka ada hubungan antara variabel dependen
2. bila p value > 0,005 (α) maka tidak ada hubungan bermakna antara
Etika penelitian yang saat ini diberlakukan pada berbagai studi pada
pendekatan ini, prinsip etika diterapkan pada seluruh proses penelitian serta
justice)
93
yaitu :
secara fisik atau psikologis bagi partisipan. Terdapat dua konsep yang
94
deidentification.
dengan aman.
DAFTAR PUSTAKA
4. Adwas AA, Jbireal JM, Azab AE. Anxiety: Insights into Signs, Symptoms,
Etiology, Pathophysiology, and Treatment. East African Sch J Med Sci
[Internet]. 2019;2(10):580–91.[Diakses tanggal 23 Sptember 2022].
Available from:
https://www.researchgate.net/publication/336738068_Anxiety_Insights
_into_Signs_Symptoms_Etiology_Pathophysiology_and_Treatment
8. Situmorang sunny. Gambaran Tingkat Kecemasan dan Kualitas Tidur pada Ibu
Hamil Trimester III di tempat Praktek dr. Leo Simanjuntak, Sp.OG Medan.
2012;66:37–9
9. Bd. Ita Nashriva STr.Keb. Buku Kunjungan Ibu Hamil Trimester III di Klinik
Pratama Reksa Medika. Kabupaten Bekasi; 2019-2022
11. Gultom DOV, Kamsatun. Gambaran Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III:
Studi Literatur. J Kesehat Siliwangi. 2020;1(1):25–33.
54
55
13. Komalasari D. Menurut data hasil survei National sleep Foundation (2007),
78% wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur dan 97,3% dan
wanita hamil trimester tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11
kali setiap malam. 2022;23(4):1–16
15. Fatmawati R, Hidayah N. Gambaran Pola Tidur Ibu Nifas. Infokes J Ilm
Rekam Medis dan Inform Kesehat. 2019;9(2):44–7
16. Fatmawati R, Hidayah N. Efektifitas Boreh pada Pola Tidur Ibu Nifas.
Proceeding of The URECOL. 2019;529–38
17. Santy E, Sari USC, Maulina P. Perubahan Pola Tidur Bayi Usia 3 Sampai 12
Bulan Dengan Baby Spa. MIKIA Mimb Ilm Kesehat Ibu dan Anak
(Maternal Neonatal Heal Journal). 2019;89–94
19. Siallagan AM. Pola Tidur Ibu Pada Masa Kehamilan. Melahirkan dan Bayi,
Arcan, Jakarta.2010
20. Permatasari Anur. Hubungan Tingkat Stres Terhadap Kualitas Tidur Pada
Mahasiswa Tahun Pertama Dan Tahun Kedua Fakultas Kedokteran IUN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayahtullah
Jakarta; 2019
21. Yula IMT. Gambaran Pola Tidur Pada Mahasiswa Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Malang Di Masa Pandemi Covid 19 .
Universitas Muhammadiyah Malang; 2021
22. Khasanah, K., & HIdayati W. Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial
“MANDIRI.” 2012;1:189–96
23. Hidayat AAA. Pengantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009
24. Berman, A., Snyder, S. J., & Frandsen G (2016). Kozier & Erb’s Fundamental
of Nursing Concepts, Process, and Practice (Tenth Edit). New Jersey:
56
Pearson.
25. Buysse DJ, Reynolds III CF, Monk TH, Berman SR, Kupfer DJ. The
Pittsburgh Sleep Quality Index: a new instrument for psychiatric practice
and research. Psychiatry Res. 1989;28(2):193–213
26. Smyth, C. The Pittshburgh Sleep Quality Index. The Harford Institute for
Geriatric Nursing. New York University: Carole Smyth; 2012
28. Simangunsong RK. Asuhan Kebidana Masa Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru
Lahir , Dan Keluarga Berencana Pada Ny E DI BPM GS Kota
Pematangsiantar; 2018
29. Nevid JS, Rathus SA, Greene B. Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga.
2005;96–101
34. Yuliawati DW. Efikasi-Diri Pengambilan Keputusan Karir, Regulasi Diri Dan
Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja; 2020
35. Ns. Agustine Ramie. MK. Mekanisme Koping, Pengetahuan dan Kecemasan
Ibu Hamil Pada Masa Pandemi Covid 19. Yogyakarta: Grup Penerbitan CV
Budi Utama; 2022. 12–13 p.
36. Umawaitina HZ. Hubungan Antara Kecemasan Dan Stress Dengan Religious
Coping Pada Ibu Hamil Di Masa Pandemi Covid-19 Di Puskesmas
Wilayah Ciputat Tangerang Selatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta-
FIKES;2020
57
40. Robin G. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Ibu
Hamil Primigravida Trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur
Tahun 2017. J Progr Stud Ilmu Keperawatan, Univ Malahayati; 2017
41. Bingan ECS. Tingkat Kecemasan Berhubungan dengan Kualitas Tidur Ibu
Hamil Trimester III. J Kebidanan Malakbi. 2021;2(2):52–7
42. Suandewi Ni Luh. Pengaruh Edukasi Melalu Video Terhadap Self Care
Management Pada Pasien Mata Di Klinik Mata RSD Mangusada
Kabupaten Badung. Stikes Bina Usada Bali 2021
43. Sekar Alit Suwartini NN. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar darah Gula
Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus II DI RSDMangusada KAbupaten
Badung. Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Teknologi Laboratorium
Medis 2022; 2022
44. Ariyanto SD. Pengaruh Antara Motivasi Belajar Siswa dan Tingkat Ekonomi
Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.
Scaffolding. 2012;1(1)
46. Dr. Sandu Siyoto, SKM. MK, M. Ali Sodik M. Dasar Metodologi Penelitian.
Ayup, editor. Literasi Media; 2015. 109 p
58
59
KUESIONER
KUALITAS TIDUR
Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI)
6 Selama sebulan
terakhir, seberapa
sering anda
menggunakan obat
Tidur
60
7 Selama sebulan
terakhir,seberapa
sering anda
mengantuk ketika
melakukan aktivitas
di siang hari
Sangat kurang 3
2 Latensi Tidur ≤15 menit 0
2 16-30 menit 1
31-60 menit 2
>60 menit 3
Tidak Pernah 0
5a 1x Seminggu 1
2x Seminggu 2
>3x Seminggu 3
Skor Latensi Tidur 0 0
2+5a 1-2 1
3-4 2
5-6 3
3 Durasi Tidur > 7 jam 0
4 6-7 jam 1
5-6 jam 2
< 5jam 3
4 Efisiensi Tidur > 85% 0
Rumus : 75-84% 1
Durasi Tidur : lama di 65-74% 2
tempat tidur) X 100% <65% 3
1, 3, 4
*Durasi Tidur (no.4)
*Lama Tidur (kalkulasi
respon no.1 dan 3)
>3x seminggu 3
8 Tidak Antusias 0
Kecil 1
Sedang 2
Besar 3
7+8 0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3
Nama Responden :
Tanggal Pemeriksaan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
No Pertan 0 1 2 3 4
yaan
1 Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
65
- Gelisah
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
(Berhenti Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi
13 Gejala Otonom
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah
Total Skor :
67