Anda di halaman 1dari 53

GAMBARAN USIA MENARCHE PADA REMAJA

PUTRI DI SMP NEGERI 43 PADANG


TAHUN 2023

PROPOSAL

OLEH:
DITA HERLINA AGUSTIN
NIM : 2007087

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2023
GAMBARAN USIA MENARCHE PADA REMAJA
PUTRI DI SMP NEGERI 43 PADANG
TAHUN 2023

PROPOSAL

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb)


Dalam Program Studi Sarjana Kebidanan

OLEH:
DITA HERLINA AGUSTIN
NIM : 2007087

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

GAMBARAN USIA MENARCHE PADA REMAJA


PUTRI DI SMP NEGERI 43 PADANG
TAHUN 2023

Proposal penelitian ini telah diperiksa, disetujui dan siap dipertahankan


dihadapan Dewan Penguji Proposal Penelitian Program Studi Sarjana Kebidanan
STIKes Syedza Saintika Padang

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Ramah Hayu, M. Keb Fanny Jesica, M.Keb

Program Studi Sarjana Kebidanan


STIKes Syedza Saintika Padang
Ketua

(Silvi Zaimy, M.Keb)

iii
PERSETUJUAN PENGUJI

Proposal berjudul “Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri di SMP


Negeri 43 Padang Tahun 2023” Ini telah diterima dan disetujui oleh Dewan
Penguji Skripsi Program Sarjana Kebidanan.

Tim Penguji

Moderator Notulen

Ramah Hayu, M. Keb Fanny Jesica, M.Keb

Penguji I

(Fafelia Rozyka Meysetri, M. Keb)

Penguji II

(Hartati Deri Manila, M. Keb)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian yang

berjudul “Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri di SMP Negeri 43 Padang

Tahun 2023”. Tidak lupa pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang

telah memberikan pencerahan untuk keselamatan dunia dan akhirat.

Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

mendapatkan gelar sarjana kebidanan. Dalam penyusunan Proposal ini Penulis

banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari Ibu Ramah Hayu, M. Keb

selaku Pembimbing I dan Ibu Fanny Jesica, M.Keb selaku Pembimbing II yang

telah membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan sehingga Penulis

dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini. Dan pada kesempatan ini

perkenankanlah Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Syamsul Amar, selaku ketua pembina Yayasan

Pengembangan Sumber Daya Alam Manusia (YPSDAM).

2. Bapak Drs. H. Hasrinal AMd. Kep. MM, selaku ketua STIKes Syedza

Saintika Padang.

3. Ibu Silvi Zaimy, M.Keb selaku ketua prodi S1 Kebidanan STIKes Syedza

Saintika Padang.

4. Ibu Netti Esmar, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 43 Padang

v
5. Bapak dan ibu dosen tenaga pengajar dan seluruh staf administrasi STIKes

Syedza Saintika Padang.

6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, dukungan

dan motivasi pada Penulis hingga dapat terselesaikannya Proposal ini.

7. Rekan-rekan Program Studi S1 Kebidanan STIKes Syedza Saintika Padang

yang senantiasa selalu bersama di saat – saat sulit dan penuh perjuangan

Semua arahan, petunjuk dan bimbingan sangat dibutuhkan untuk

kesempurnaan Proposal penelitian ini.Semoga Allah SWT senantiasa memberi

kemudahan, kelancaran dan karunianya kepada kita semua.Amiin.

Padang, Desember 2023

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR.................................................................. i
HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................................... iii
PERSETUJUAN PENGUJI...................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
E. Ruang Lingkup................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 8
A. Konsep Remaja................................................................................... 8
B. Konsep Menarche............................................................................... 13
C. Kerangka Teori................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 26
A. Jenis dan Desain Penelitian................................................................ 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 26
C. Populasi dan Sampel........................................................................... 26
D. Etika Penelitian................................................................................... 28
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 30
F. Instrumen Penelitian........................................................................... 30
G. Teknik Pengolahan Data..................................................................... 30
H. Analisa Data....................................................................................... 31
I. Kerangka Konsep............................................................................... 32
J. Definisi Operasional........................................................................... 33

vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman
3.1 Definisi Operasional........................................................................
..........................................................................................................33

viii
DAFTAR BAGAN

No Bagan Halaman
2.1 Kerangka Teori................................................................................ 25
3.1 Kerangka Konsep............................................................................. 32

ix
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran
1. Rencana Kegiatan
2. Format Persetujuan Responden (Informed Consent)
3. Persetujuan Menjadi Responden
4. Lembar Observasi
5. Lembar Konsultasi Pembimbing I
6. Lembar Konsultasi Pembimbing II

x
DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

BPS : Badan Pusat Statistik

DINKES : Dinas Kesehatan

FSH : Folicle Stimulating Hormone

GnRH : Gonadotrophin

KEMENKES RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

LH : Luteinizing Hormone

PERMENKES RI : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

UNICEF : United Nations International Children’s Fund

WHO : World Health Organization

xi
xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang dialami

oleh manusia sejak masih dalam kandungan hingga dewasa. Dalam proses

pencapaian kedewasaan, manusia akan melalui tahap tumbuh kembang yaitu

tahap remaja. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-

19 tahun (WHO, 2017). Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 25 tahun 2014 remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18

tahun (Permenkes RI, 2014). Dan menurut BKKBN rentang usia remaja

adalah 10-24 tahun dan belum menikah (BKKBN, 2018).

Berdasarkan data United Nations International Children’s Fund

kelompok remaja berjumlah sekitar 18% dari jumlah penduduk yang ada di

dunia atau sekitar 1,2 milyar jiwa (UNICEF, 2021). Berdasarkan data

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan jumlah penduduk

Indonesia sebesar 270.203.917 juta jiwa, 2/3 dari usia produktif, 17% adalah

remaja (10-19 tahun) atau setara 46 juta, dimana 48% adalah perempuan, 52%

laki-laki, 51% berusia 10-14 tahun, dan 49% berusia 15-19 tahun (Kemenkes

RI, 2021). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat,

jumlah remaja usia 10-14 tahun sebanyak 491.656 jiwa, 254.481 diantaranya

laki-laki dan 237.175 perempuan. Sedangkan remaja usia 15-19 tahun

1
2

berjumlah 491.186 jiwa, 254.358 diantaranya laki-laki dan 236.828

perempuan (BPS Sumatera Barat, 2022).

Survei Kesehatan Nasional pada tahun 2018, menunjukkan rata-rata usia

menarche kebanyakan wanita Indonesia adalah 12,96 tahun dengan penurunan

0,145 tahun per dekade. Kebanyakan anak perempuan Indonesia mendapatkan

menstruasi pertamanya pada usia 12 tahun sebesar 31,33%, usia 13 tahun

sebesar 31,30%, dan usia 14 tahun sebesar 18,24% (Riskesdas, 2018).

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2020, angka kejadian

menarche pada remaja putri di Sumatera Barat sebesar 43% remaja

mendapatkan menarche dibawah usia 11 tahun, 37% remaja mendapatkan

menarche pada usia 11-12 tahun dan 20% remaja mendapatkan menarche

pada usia diatas 12 tahun serta menarche normal terjadi pada usia 12 tahun.

Hal ini mengalami peningkatan pada tahun 2021, dimana 50% remaja

mendapatkan menarche dibawah usia 11 tahun, 30% remaja mendapatkan

menarche pada usia 11-12 tahun dan 20% remaja mendapatkan menarche

pada usia 12 tahun keatas (Dinkes Kota Padang, 2021).

Masa remaja merupakan masa yang paling kritis dari kehidupan

seseorang, karena pada masa ini terjadi peralihan dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa atau yang disebut dengan pubertas, sehingga

membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang

terjadi (BKKBN, 2018).

Pada masa pubertas, remaja akan mengalami perubahan psikologis dan

fisiologis, salah satu perubahan fisiologis yang terjadi pada remaja putri yaitu
3

mengalami menstruasi pertama atau yang disebut dengan menarche (UNICEF,

2018). Menarche (haid pertama) merupakan puncak dari serangkaian

perubahan primer dan sekunder serta tanda kematangan alat reproduksi yang

terjadi pada remaja perempuan (Nurmawati & Erawantini, 2018).

Menarche merupakan menstruasi pertama yang bisa terjadi dalam

rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

sebelum memasuki masa reproduksi. Menarche merupakan puncak dari

serangkaian perubahan primer sekunder serta tanda kematangan alat

reproduksi, yang telah terjadi pada remaja putri yang sebenarnya proses

beranjak dewasa (Muhammad, 2016).

Menarche secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina

akibat peluruhan lapisan terdalam dalam rahim (endometrium) yang banyak

mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk

menerima pelekatan embrio atau mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Bila

tidak terjadi kehamilan maka lapisan ini akan luruh kemudian darah akan

keluar melalui serviks dan vagina yang disebut dengan menstruasi (Salsabiela,

2020). Menarche atau dimulainya siklus menstruasi pertama seorang wanita

biasanya mulai terjadi 2 tahun sampai 4 tahun setelah puting payudara dan

rambut pubis mulai tumbuh. Usia menarche sendiri biasanya bervariasi

(Deani, 2023).

Dalam 100 tahun terakhir ini usia menarche telah bergeser ke usia yang

lebih muda. Perempuan yang pertama kali mengalami haid lebih awal

(sebelum usia 12 tahun) memiliki risiko terkena kanker payudara lebih tinggi
4

dan paling ditakutkan terjadinya pendarahan. Hal ini terjadi karena semakin

cepat seorang wanita mengalami pubertas maka semakin panjang waktu

terpaparnya jaringan payudaranya oleh unsur-unsur berbahaya yang

menyebabkan kanker seperti bahan kimia, estrogen, ataupun radiasi yang

berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara

(Efita, 2022).

Faktor – faktor yang mempengaruhi usia menarche terdiri dari faktor

internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya organ reproduksi,

hormonal, dan penyakit. Sedangkan faktor eksternal diantaranya gizi,

pengetahuan orang tua, lingkungan sekolah, gaya hidup, status sosial dan

ekonomi, keterpaparan media massa, dan lingkungan sosial (Romalean, 2021).

Hasil penelitian sebelumnya oleh Salsabiela, (2020) menunjukkan

bahwa sebanyak 39 responden (47,6%) mengalami menstruasi lebih cepat

yaitu usia <12 tahun, dan 43 responden (52%) mengalami menstruasi normal

dengan rentang usia 12-15 tahun, Hal ini menunjukan bahwa cukup banyak

responden yang mengalami menarche lebih cepat.

Hasil penelitian Trisnadewi, (2023) menunjukkan bahwa sebagian besar

yaitu 58,8% remaja putri mengalami menarche dini dengan jumlah 50

responden dan 35 responden atau sebesar 41,2% tidak mengalami menarche

dini di SMP Negeri 15 Padang.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Padang didapatkan data

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sumatera Barat sebanyak 857 SMP

sedangkan di Kota Padang terdapat 101 SMP yang terdiri dari Sekolah Negeri
5

43 Sekolah serta Swasta 58 Sekolah. Salah satu SMP yang ada di Kota Padang

adalah SMP Negeri 43 Padang yang terdiri dari 313 peserta didik, 151

diantaranya perempuan dan 162 laki-laki. Berdasarkan survey awal yang telah

dilakukan terhadap 10 siswi SMP Negeri 43 Padang didapatkan hasil 2 orang

mengalami menarche pada usia 11 tahun, 6 orang mengalami menarche pada

usia 11 - 13 tahun dan 2 orang mengalami menarche usia 14 tahun

Dari uraian diatas maka Penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri di SMP Negeri 43 Padang

Tahun 2023”.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana “Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri

di SMP Negeri 43 Padang Tahun 2023?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu menggambarkan usia menarche pada remaja

putri di SMP Negeri 43 Padang Tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,

pemahaman dan sebagai pengalaman baru karena dengan penelitian ini


6

dapat menambah wawasan mengenai gambaran usia menarche pada

remaja putri. Sehingga dapat mengembangan wawasan terhadap bidang

kebidanan khususnya kesehatan reproduksi dan dapat memberikan

sosialisasi atau pendidikan kesehatan dalam peningkatan pengetahuan

kepada remaja putri mengenai menarche.

2. Bagi Orang Tua dan Remaja Putri

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan orang

tua khususnya remaja putri mengenai usia menarche, serta sebagai bahan

masukan untuk memantau perkembangan anak-anak mereka yang mulai

memasuki masa remaja agar tidak mengalami menarche dini maupun

menarche yang lambat.

3. Bagi STIKes Syedza Saintika Padang

a. Sebagai bahan bacaan di perpustakaan atau sumber data bagi Penulis

lain yang memerlukan masukan berupa data atau pengembangan

penelitian dengan topik yang sama demi kesempurnaan penelitian ini.

b. Sebagai sumber informasi bagi STIKes Syedza Saintika Padang agar

dijadikan dokumentasi ilmiah untuk merangsang minat Penulis

selanjutnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya

mengenai gambaran usia menarche pada remaja putri.


7

E. Ruang Lingkup

Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif untuk

menggambarkan usia menarche pada remaja putri. Lokasi pengambilan

sampel dilakukan di SMP Negeri 43 Padang. Penelitian ini direncanakan akan

dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2023. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh remaja putri kelas 1, 2 dan 3 di SMP Negeri 43 Padang

sebanyak 151 orang. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel

dilakukan secara simple random sampling atau pengambilan sampel secara

acak sebanyak 66 orang. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar

observasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan

program komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel univariat untuk

melihat distribusi dan frekuensi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Remaja

1. Definisi Remaja

Remaja merupakan kelompok potensial yang perlu mendapat

perhatian serius karena remaja dianggap sebagai kelompok yang

mempunyai risiko secara seksual maupun kesehatan reproduksi dimana

mereka memiliki rasa keingintahuan yang besar dan ingin mencoba

sesuatu yang baru (Hapsari, 2019).

Masa remaja merupakan masa yang paling kritis dari kehidupan

seseorang, karena pada masa ini terjadi peralihan dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa atau yang disebut dengan pubertas, sehingga

membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang

terjadi (BKKBN, 2018).

WHO (2017) juga mendefiniskan remaja dengan lebih konseptual,

secara umum dapat diartikan remaja adalah suatu masa di mana:

a. Biologis, individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan

tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan

seksual.

b. Psikologis, individu mengalami perkembangan psikologis dan pola

identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

8
9

c. Ekonomi, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang

penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

2. Tahap-Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Salsabiela, (2020) dalam proses penyesuaian diri menuju

kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja:

a. Remaja Awal 12-15 Tahun (Early Adolescent)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan

perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan

dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka

mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis,

mudah terangsang secara erotik. Kepekaan terhadap ego menyebabkan

para remaja awal ini sulit dimengerti orang dewasa.

b. Remaja Madya 15-18 Tahun (Middle Adolescent)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Saat

remaja madya senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada

kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai

teman-teman yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam

kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau

tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis,

idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus

membebaskan diri dari Oedipus complex (perasaan cinta pada ibu

sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan kawan.


10

c. Remaja Akhir 18-21 Tahun (Late Adolescent)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan

ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang

lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

3) Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self)

dan masyarakat umum.

3. Masa Transisi Remaja

Masa transisi remaja menurut Gultom (2021) adalah sebagai berikut :

a. Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh

Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi

belum sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini

menyebabkan kebingungan peran, didukung pula dengan sikap

masyarakat yang kurang konsisten.

b. Transisi dalam kehidupan emosi

Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat

dengan peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan

ketidakstabilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat


11

tersinggung, melamun, dan sedih, tetapi di lain sisi akan gembira,

tertawa, ataupun marah-marah.

c. Transisi dalam kehidupan sosial

Lingkungan sosial anak semakin bergeser ke luar dari keluarga,

di mana lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting.

Pergeseran ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk

mandiri (melepaskan ikatan dengan keluarga).

d. Transisi dalam nilai-nilai moral

Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang dianutnya dan

menuju nilainilai yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai

meragukan nilainilai yang diterima pada waktu anak-anak dan mulai

mencari nilai sendiri.

e. Transisi dalam pemahaman

Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga

mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.

4. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Cahyani (2020) tugas perkembangan remaja sebagai berikut:

a. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif.

b. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari

jenis kelamin yang manapun.

c. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau

perempuan).
12

d. Berusaha melepaskan diri dari kepentingan emosi terhadap orang tua

dan dewasa lainnya.

e. Mempersiapkan karier ekonomi.

f. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah

lakunya. Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini sangat berkaitan

dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal.

Kematangan pencapaian fase akan sangat membantu kemampuan

dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik.

Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan,

diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak

diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.

5. Tujuan Perkembangan Remaja

Menurut Gultom (2021) tujuan perkembangan remaja sebagai berikut:

a. Perkembangan Pribadi

1) Keterampilan kognitif dan non kognitif yang dibutuhkan agar dapat

mandiri secara ekonomi maupun mandiri dalam bidang-bidang

pekerjaan tertentu.

2) Kecakapan dalam mengelola dan mengatasi masalah-masalah

pribadi secara efektif.

3) Kecakapan-kecakapan sebagai seorang pengguna kekayaan

kultural dan peradaban bangsa.

4) Kecakapan untuk dapat terikat dalam suatu keterlibatan yang

intensif pada suatu kegiatan.


13

b. Perkembangan Sosial

1) Pengalaman bersama pribadi-pribadi yang berbeda dengan dirinya,

baik dalam kelas sosial, subkultur, maupun usia.

2) Pengalaman di mana tindakannya dapat berpengaruh pada orang

lain.

3) Kegiatan saling tergantung yang diarahkan pada tujuan-tujuan

bersama (interaksi kelompok).

B. Konsep Menarche

1. Definisi Menarche

Menarche merupakan menstruasi pertama yang bisa terjadi dalam

rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa

pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Menarche merupakan

puncak dari serangkaian perubahan primer sekunder serta tanda

kematangan alat reproduksi, yang telah terjadi pada remaja putri yang

sebenarnya proses beranjak dewasa (Muhammad, 2016).

Menarche secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina

akibat peluruhan lapisan terdalam dalam rahim (endometrium) yang

banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan

untuk menerima pelekatan embrio atau mempersiapkan uterus untuk

kehamilan. Bila tidak terjadi kehamilan maka lapisan ini akan luruh

kemudian darah akan keluar melalui serviks dan vagina yang disebut

dengan menstruasi (Salsabiela, 2020). Menarche atau dimulainya siklus


14

menstruasi pertama seorang wanita biasanya mulai terjadi 2 tahun sampai

4 tahun setelah puting payudara dan rambut pubis mulai tumbuh. Usia

menarche sendiri biasanya bervariasi (Deani, 2023)

2. Umur Kejadian Menarche

Menurut Kemenkes RI, (2018) umur kejadian menarche di Indonesia

rata-rata terjadi pada umur 12,4 tahun dengan prevalensi 60%, pada usia 9-

10 tahun sebanyak 2,6%, usia 11-12 tahun sebanyak 30,3%, dan pada usia

13 tahun sebanyak 30%. Sisanya mengalami menarche di atas umur 13

tahun. Menurut Sandri (2018) usia terjadinya menarche dikategorikan:

a. Menarche dini : usia <11 tahun

Pada menarche dini terjadi haid sebelum umur 11 tahun. Hormon

gonadotropin diproduksi sebelum anak berumur 8 tahun. Hormon ini

meranagsang ovarium sehingga ciri-ciri kelamin sekunder, menarche

dan kemampuan reproduksi terdapat sebelum waktunya.

b. Menarche normal : usia 11-13 tahun

c. Menarche lambat : usia > 13 tahun

Menarche lambat atau disebut dengan menarche tarda adalah

menarche yang baru datang setelah usia 14 tahun. Pubertas ini

dianggap terlambat jika gejala-gejala pubertas baru datang antara umur

14-16 tahun. Pubertas tarda didapat disebabkan oleh faktor herediter,

gangguan kesehatan, dan kekurangan gizi.


15

3. Fisiologi Menarche

Menarche merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang

terjadi pada seorang gadis yang sedang menginjak dewasa. Perubahan

timbul karena serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar didalam

tubuh. Pusat pengendalian yang utama adalah bagian otak, disebut

hypothalamus, yang bekerja sama dengan kelenjar bawah otak untuk

mengendalikan urutan-urutan rangkaian perubahan itu (Marwa, 2020).

Hypothalamus merupakan zat yang disebut faktor pencetus. Faktor

pencetus bergerak melalui pembuluh darah kelenjar bawah otak, dan

menyebabkan kelenjar itu mengeluarkan hormon-hormon tertentu. Salah

satu hormon tersebut ialah hormon pertumbuhan yang menyebabkan

pertumbuhan lebih cepat menjelang gadis (Marwa, 2020).

Pertumbuhan yang cepat ini dimulai kira-kira 4 tahun sebelum

menarche, terutama dalam dua tahun pertama, dan melambat saat

datangnya menarche. Sekitar usia 12 tahun, hormon pencetus yang lain,

hormon pencetus gonadotrophin (GnRH) mulai dihasilkan oleh kelenjar

pituitary secara bergelombang, yang terjadi setiap 90 menit. Gelombang

GnRH mempunyai efek sangat besar pada kematangan seksual seorang

gadis remaja. Hormon itu mencapai kelenjar pituitary dan menyebabkan

sel-sel istimewa tertentu dan menghasilkan dua hormon yang

mempengaruhi indung telur berisi cairan yang dinamai folikel (Marwa,

2020).
16

Satu diantara dua hormon itu bertugas mempengaruhi folikel, dengan

merangsang pertumbuhannya, sehingga diberi nama hormon perangsang

folikel (Follicle Stimulating Hormone atau FSH). Pada mulanya folikel

yang tumbuh sedikit. Sementara itu, sel-sel yang mengelilinginya

membuat seorang anak perempuan memiliki sifat wanita setelah remaja.

Folikel-folikel yang terangsang tadi selama sebulan menghasilkan hormon

estrogen, dan kemudian mati. Tetapi pada saat folikel rombongan pertama

mati, sejumlah folikel lain sudah mulai dirangsang FSH dan memproduksi

estrogen. Folikel yang dirangsang oleh FSH dalam tiap bulannya semakin

lama semakin benyak (kira-kira antara 12-20 folikel), sehingga jumlah

estrogen yang terbentuk semakin banyak. Estrogen mempengaruhi

pertumbuhan saluran susu dipayudara, sehingga payudara membesar

(Marwa, 2020).

Selain itu estrogen juga dapat merangsang pertumbuhan saluran

telur, rongga rahim, dan vagina, sehingga membesar. Di vagina, estrogen

membuat dinding semakin tebal dan cairan vagina bertambah banyak.

Estrogen juga dapat mengakibatkan timbulnya lemak di daerah pinggul

wanita dan dapat memperlambat pertumbuhan tubuh yang semula sudah

dirangsang oleh kelenjar bawah otak. Itu sebenarnya mengapa remaja putri

tidak setinggi anak laki- laki yang sama umur (Marwa, 2020).

Kadar estrogen yang beredar bersama darah semakin lama semakin

banyak. Masa menarche pun semakin dekat, kenaikan estrogen

merangsang lapisan dalam rongga Rahim yang disebut endometrium


17

sehingga menebal. Selain itu kenaikan estrogen juga menyebabkan

kelenjar bawah otak tertekan sehingga memproduksi FSH berkurang.

Dengan kadar hormone perangsang folikel (FSH) mulai menurun,

pertumbuhan folikel melambat. Akibatnya produksi estrogen pun

menurun. Pembuluh darah yang mengaliri lapisan dalam Rahim mengerut

dan putus, sehingga terjadi perdarahan di dalam rahim. Hal tersebut juga

menyebabkan endometrium runtuh, berbentuk cairan berupa darah dan sel-

sel endometrium yang terkumpul di rahim kemudian mengalir melalui

vagina dan mulailah terjadi haid pertama, yaitu menarche (Marwa, 2020).

4. Tanda dan Gejala Datangnya Menarche

Tanda dan gejala menstruasi menurut Hapsari (2019), yaitu :

a. Perut terasa mulas, mual dan panas

b. Tubuh lemas (anemia) berlebihan terjadi karena tubuh banyak

mengeluarkan darah sehingga zat besi didalam tubuh banyak keluar

c. Sakit kepala dan pusing

d. Nyeri atau tidak nyaman pada perut bagian bawah saat menstruasi

yang disebakan oleh kontraksi uterus saat menstruasi

e. Keputihan yang dipengaruhi oleh hormon estrogen, stress psikologi

dan kelelahan fisik

f. Radang pada vagina dan gatal kulit area geitalia dikarenakan

pemakaian pembalut selama 5 hari berturut-turut sehigga

menyebabkan memar pada area genitalia dan beresiko infeksi.


18

g. Perubahan emosi seperti perasaan suntuk, marah dan sedih yang

disebabkan oleh peruahan hormonal seperti pelepasan hormon

estrogen dan progesterone saat menstruasi

Gangguan-gangguan menstruasi dapat menyebabkan terganggunya

aktivitas dari wanita yang mengalami gangguan menstruasi. Menurut Sari

(2021), gangguan psikologi pada saat menstruasi sebagai berikut:

a. Kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi, sehingga

menimbulkan fobia terhadap menstruasi jika keregangan dan

kecemasan ini terus-menerus tidak segera diatasi

b. Merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh

datangnya menstruasi, contohnya: seseorang tidak dapat melaksanakan

ibadah, aktivitas olahraga, dan aktivitas lainnya

c. Mudah tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul

dikarenakan akibat dari perubahan cara kerja hormon serta pengaruh

rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi

d. Perubahan pola makan, pola makan cenderung meningkat terutama

pada makanan yang manis

e. Merasa gelisah dan gangguan tidur

5. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Usia Menarche


19

Menurut Romalean (2021) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

usia menarche pada remaja. Faktor-faktor tersebut meliputi:

a. Faktor Internal

1) Organ Reproduksi

Faktor yang mempengaruhi usia ketika mendapat haid

pertama adalah vagina tidak tumbuh dan berkembang dengan baik,

rahim yang tidak tumbuh, indung telur yang tidak tumbuh.

Beberapa wanita remaja tidak mendapat haid karena vaginanya

mempunyai sekat. Tidak jarang ditemukan kelainan lebih

kompleks lagi, yaitu wanita remaja tersebut tidak mempunyai

rahim atau rahim tidak tumbuh dengan sempurna yang disertai

tidak adanya lubang kemaluan. Kelainan ini disebut “ogenesis

genitalis” yang bersifat permanen, artinya perempuan tersebut

tidak akan mendapatkan haid selama-lamanya.

2) Hormonal

Alat reproduksi perempuan merupakan alat akhir (end organ)

sehingga dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks.

Rangsangan yang datang dari luar, masuk ke pusat panca indra,

diteruskan melalui striaeterminalis menuju pusat yang disebut

puberta sinhibitor. Dengan hambatan tersebut, tidak terjadi

rangsangan terhadap hipotalamus yang akan memberikan

rangsangan pada Hipofise Pars Posterior sebagai Motherof Glad

(pusat kelenjar-kelenjar). Rangsangan terus menerus datang


20

ditangkap oleh panca indra, dengan makin selektif dapat lolos

menuju Hipotalamus, selanjutnya menuju Hipofiseanterior (depan)

mengeluarkan hormon yang dapat merangsang kelenjar untuk

mengeluarkan hormone spesifiknya, yaitu kelenjar tyroid yang

memproduksi hormon tiroksin, kelenjar indung telur yang

memproduksi hormon estrogen dan progesteron, sedangkan

kelenjar adrenal menghasilkan hormon adrenalin. Pengeluaran

hormon spesifik sangat penting untuk tumbuh kembang mental dan

fisik. Perubahan yang berlangsung dalam diri seorang perempuan

pada masa pubertas dikendalikan oleh hipotalamus, yakni suatu

bagian tertentu pada otak manusia.

Kurang lebih sebelum gadis itu mengalami datang bulan atau

haid, hypotalamus itu mulai menghasilkan zat kimia, atau yang kita

sebut sebagai hormon yang akan dilepaskannya. Hormon pertama

yang akan dihasilkan adalah perangsang kantong rambut (FSH;

Folikel Stimulating Hormon). Hormon ini merangsang

pertumbuhan folikel yang mengandung sel telur dalam indung

telur. Karena terangsang oleh FSH, folikel itu pun akan

menghasilkan estrogen yang membantu pada bagian dada dan alat

kemaluan gadis. Peningkatan tarafestrogen dalam darah

mempunyai pengaruh pada hipotalamus yang disebut feedback

negatif, ini menyebabkan berkurangnya faktor FSH. Akan tetapi

juga membuat hipotalamus melepaskan zat yang kedua, yaitu


21

faktor pelepas berupa hormon lutinasi pada gilirannya hal ini

menyebabkan kelenjarnya bawah otak melepaskan hormon lutinasi

(LH; Luteinizing Hormone). Hormon LH menyebabkan salah satu

folikel itu pecah dan akan mengeluarkan sel telur untuk

memungkinkan terjadinya pembuahan. Folikel yang tersisa dikenal

dengan “korpus lutium”. Korpus lutium selanjutnya menghasilkan

estrogen, lalu mulai mengeluarkan zat baru yang disebut

“Progesterone”. Progesteron akan mempersiapkan garis alas dari

rahim untuk menerima dan memberi makanan bagi sel telur yang

telah dibuahi. Apabila sel telur tidak dibuahi, tarafestrogen dan

progesteron dalam aliran darah akan merosot sehingga

menyebabkan garis alas menjadi pecah-pecah, proses ini akibat

timbul perdarahan saat datang haid yang pertama.

3) Penyakit

Beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab

terlambatnya haid adalah infeksi, kanker payudara. Kelainan ini

menimbulkan berat badan yang sangat rendah sehingga datangnya

haid akan tertunda.

b. Faktor Eksternal

1) Gizi

Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting, yaitu untuk

memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan

yang sehat, terutama bagi mereka yang masih dalam pertumbuhan.


22

Keadaan gizi gadis remaja dapat berpengaruh terhadap

pertumbuhan fisik dan usia menarche. Dengan demikian perbedaan

usia menarche dan siklus haid sangat ditentukan berdasarkan

keadaan status gizi. Semakin lengkap status gizinya, maka semakin

cepat usia menarche. Kebiasaan perempuan remaja untuk makan

tidak teratur juga berpengaruh, misalnya tidak sarapan, dan diet

yang tidak terkendali.

2) Pengetahuan Orang Tua

Setiap wanita remaja yang mengalami transisi kedewasaan

atau mulai menampakkan tanda-tanda pubertas, terutama menarche

akan mengalami kecemasan. Penjelasan dari orang tua tentang

menarche dan permasalahannya akan mengurangi kecemasan

remaja putri ketika menarche datang. Disinilah orang tua sangat

dibutuhkan terutama pada ibu.

3) Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara

sistematis melaksanakan progam bimbingan, pengajaran, dan

latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu

mengembangkan potensinya, baik menyangkut aspek moral

spiritual, intelektual, emosional maupun sosial.

Hubungan sekolah dengan kesiapan anak dalam menghadapi

menarche yaitu, menurut Lestari et al., (2022), guru di sekolah

hendaknya memberikan pendidikan kesehatan reproduksi,


23

khususnya menarche pada siswa secara jelas sebelum mereka

mengalami menstruasi. Hal ini berkaitan dengan peran sekolah

sebagai pendidik dan komunikator. Karena informasi mengenai

menarche merupakan hal utama bagi kesiapan siswa menghadapi

menarche.

4) Gaya Hidup

Gaya hidup berperan sangat penting dalam menentukan usia

menarche, pada anak-anak remaja yang mempunyai aktivitas

olahraga, aktivitas lapangan. Remaja putri yang memiliki pola

makan sehat dan olahraga baik akan memperoleh menarche dengan

normal dan baik. Penelitian di berbagai negara menunjukkan hanya

sepertiga dari 10 remaja putri yang melakukan olahraga cukup.

Sikap remaja putri dalam menghadapi haid pertama yang berbeda-

beda ini setidaknya dipengaruhi dari usia, tingkat pengetahuan dan

kondisi psikis.

5) Status Sosial dan Ekonomi

Remaja putri dari sosial ekonomi tinggi, kemungkinan untuk

mencapai menarche lebih awal 0,4 tahun dibanding remaja putri

dengan dengan umur yang sama dari status sosial ekonomi yang

rendah. Status sosial ekonomi yang mempengaruhi umur menarche

adalah tempat tinggal, jumlah keluarga, pendidikan orang tua dan

pendapatan orang tua.

6) Keterpaparan Media Massa


24

Paparan media pada remaja akan meningkatkan banyak aspek

yang berhubungan dengan pematangan seksual anak-anak gadis.

Rangsangan-rangsangan kuat dari luar yang berupa film-film seks

(blue film), buku-buku atau majalah yang bergambar tidak senonoh

(porno), godaan dan rangsangan dari kaum pria, pengamatan secara

langsung terhadap perbuatan seksual, masuk ke pusat panca indera

diteruskan melalui striae terminalis menuju pusat yang disebut

pubertas inhibitor. Rangsangan yang terus menerus, kemudian

menuju hipotalamus dan selanjutnya menuju hipofise pars anterior,

melalui sistem portal. Hipofise anterior mengeluarkan hormon

yang merangsang kelenjar indung telur untuk mengeluarkan

hormon spesifik, yaitu hormon estrogen dan progesteron. Hormon

yang dikeluarkan kelenjar indung telur tersebut memberikan

umpan balik ke pusat pancaindera dan otak serta kelenjar induk

hipotalamus dan hipofise, sehingga mengeluarkan hormon

berfluktuasi. Dengan dikeluarkannya hormon tersebut

mempengaruhi kematangan organ-organ reproduksi, sehingga

semua hal tersebut mengakibatkan kematangan seksual yang lebih

cepat pada diri anak.

7) Lingkungan Sosial

Lingkungan hidup merupakan suatu daerah, yang

mengambarkan keadaan atau kondisi dimana makhluk hidup

berada dan dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan


25

kemampuan makhluk hidup untuk bertahan hidup. selain itu sosial

dan budaya juga dapat mempengaruhi makhluk hidup tersebut.

Terdapat suatu penelitian yang menyatakan bahwa, adanya

hubungan antara remaja putri yang dibesarkan dilingkungan

perkotaan memiliki umur menarche lebih awal dibandingkan

remaja putri yang dibesarkan di lingkungan perdesaan.

C. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka kerangka teori dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor Internal:
1. Organ Reproduksi
2. Hormonal
3. Penyakit
Usia Menarche Pada Remaja Putri

Faktor Eksternal: a. Menarche dini : usia <11 tahun


1. Gizi b. Menarche normal : usia 11-13 tahun
2. Pengetahuan Orang Tua c. Menarche lambat : usia > 13 tahun
3. Lingkungan Sekolah
4. Gaya Hidup
5. Status Sosial dan Ekonomi
6. Keterpaparan Media Massa
7. Lingkungan Sosial

Sumber: Modifikasi Salsabiela (2020) dan Deani (2023)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan

penelitian deskriptif analitik yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk

mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada

masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih

menekankan pada data faktual daripada penyimpulan dan disajikan apa

adanya (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini menggambarkan usia menarche

pada remaja putri di SMP Negeri 43 Padang Tahun 2023.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di SMP Negeri 43 Padang.

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember

tahun 2023.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti (Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

remaja putri kelas 1, 2, dan 3 di SMP Negeri 43 Padang sebanyak 151

orang.

26
27

2. Sampel

Sampel adalah seluruh atau bahkan sebagian dari populasi yang nilai/

karakteristik nya kita ukur dan yang nantinya kita pakai untuk menduga

karakteristik dari populasi (Notoatmodjo, 2018). Metode yang digunakan

untuk pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling yaitu

suatu metode penentuan sampel dengan mengambil responden secara acak.

Untuk memperoleh besar sampel di hitung berdasarkan rumus Slovin

sebagai berikut:

N
n=
1+ N ( d 2 )

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang di inginkan 10% (0,1)

151
n= 2
1+151(0 ,1 )

151
n=
1+1 , 51

151
n=
2 , 51

n=60 , 15→ 60 orang

Drop out 10 %=60+6=66 orang

Jadi, total sampel penelitian ini adalah sebanyak 66 orang. Dengan

kriteria sebagai berikut:


28

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karekteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti, sebagai

berikut :

1) Remaja Putri di SMP Negeri 43 Padang yang telah mengalami

menarche

2) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai

sebab, sebagai berikut:

1) Remaja Putri di SMP Negeri 43 Padang yang tidak hadir pada saat

penelitian sehingga tidak memungkinkan diambil datanya.

D. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian menunjukkan prinsip-prinsip etis yang diterapkan

dalam kegiatan penelitian, dari Skripsi sampai dengan publikasi hasil

penelitian. Pelaku penelitian atau Penulis dalam menjalankan tugas meneliti

atau melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah serta

berpegang teguh pada etika penelitian (Notoadmodjo, 2018). Secara garis

besar dalam melakukan penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang

teguh, yakni:
29

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Penulis mengadakan dan memberikan surat persetujuan kepada

responden kemudian menjelaskan lebih dahulu tujuan penelitian, tindakan

yang akan dilakukan, serta menjelaskan akibat atau manfaat yang akan

diperoleh dan hal-hal lain yang terkait dengan proses penelitian, jika

responden bersedia, maka responden akan menandatangani lembar

persetujuan tersebut, dan jika menolak maka Penulis akan tetap

menghormati hak mereka.

2. Tanpa Nama (Anonym)

Penulis tidak memberi atau mencantumkan nama responden pada

instrument penelitian dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data dan atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Penulis akan menjamin hak-hak subjektif penelitian dengan cara

menjaga kerahasiaan identitas dari subjek penelitian.

4. Keleluasan Pribadi (Privacy)

Penulis menjaga bahwa data yang diberikan oleh responden harus

dirahasiakan

5. Perlakuan Adil (Fair Treatment)

Ketika melakukan penelitian, Penulis berusaha untuk menciptakan

suasana yang nyaman sehingga prinsip keterbukaan tercipta antara Penulis

dengan responden dengan demikian tujuan Penulis untuk mendapatkan

data tercapai.
30

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber penelitian yang diperoleh Penulis

secara langsung (Notoatmodjo, 2018). Data primer dalam penelitian ini

diperoleh melalui wawancara menggunakan instrumen untuk mengetahui

usia menarche pada remaja putri di SMP Negeri 43 Padang.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber penelitian yang diperoleh Penulis

secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2018). Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip.

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari SMP Negeri 43 Padang.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

(Notoatmodjo, 2018). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar

observasi yang berisi terkait nama/ inisial, usia saat ini, dan usia menarche.

G. Teknik Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan langkah-langkah

pengolahan data diantaranya:

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Editing adalah suatu proses pengelompokkan data yang dilakukan

dengan cara memeriksa kelengkapan data. Tahap penyesuaian data yang


31

telah dikumpulkan sesuai dengan variabel yang diteliti dan dimasukkan

kedalam master tabel.

2. Mengkode Data (Coding)

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka/ bilangan untuk mempermudah pada saat analisis data

dan juga mempercepat pada saat entry data.

3. Memasukkan Data (Processing)

Melakukan entry data pada setiap pertanyaan sesuai kode yang telah

dibuat pada software Epidata atau SPSS.

4. Membersihkan Data (Cleaning)

Untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan pada data, baik dalam

pengkodean maupun membaca kode, dan melengkapi data yang tidak

lengkap. Pembersihan data dilakukan sebelum analisis data.

5. Tabulasi Data (Tabulating)

Tabulasi data adalah membuat penyajian data, sesuai dengan tujuan

penelitian.

H. Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat yang bertujuan

untuk menggambarkan usia menarche pada remaja putri di SMP Negeri 43

Padang Tahun 2023. Penyajian hasil analisis univariat disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi, Selanjutnya data-data tersebut di interpretasi

menjadi dasar untuk membuat kesimpulan.


32

I. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang diteliti (Notoatmodjo,

2018). Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.1
Kerangka Konsep

Input

Faktor yang mempengaruhi


usia menarche: Proses Output
Internal
Organ reproduksi Usia menarche Gambaran usia
Hormpnal Dini (Usia < 11 menarche pada
Penyakit Tahun) remaja putri di
Eksternal Normal (Usia 11 SMPN 43 Padang
Gizi – 13 Tahun)
Pengetahuan orang tua Lambat (Usia >
Lingkungan sekolah 13 Tahun)
Gaya hidup
Status sosial dan ekonomi
Keterpaparan media massa
Lingkungan sosial
33

J. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang di

maksud atau tentang apayang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2018).

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variable Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1. Usia Usia haid Lembar Wawancara 0. Menarche Ordinal
menarch atau Observasi Dini: Usia <
menstruasi 11 Tahun
yang pertama 1. Menarche
kali datang Normal: Usia
pada seorang 11 – 13
wanita Tahun
2. Menarche
Lambat: Usia
> 13 Tahun

Sumber: Sandri,
(2018)
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Padang. (2022).


https://padangkota.bps.go.id/indicator/12/31/1/jumlah-penduduk-menurut-
jenis-kelamin.html
BKKBN (2018) Buku Ajar Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. 1st
edn,Pustaka Ilmu. 1st edn. Yogyakarta. Available
at:http://eprints.uad.ac.id/24374/1/buku ajar Keluarga Berencana dan
Kontrasepsi.pdf.
Deani, A. (2023). Efektivitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Terkait Menarche Pada Siswi SD Negeri 22 Andalas Barat
Tahun 2022. Program Studi S1 Kebidanan Departemen Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang. 1-110.
Efita, V. F. (2023). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Menstruasi
Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VII
di SMP Negeri 18 Padang. Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alifah Padang. 1-6.
Gultom, R. U. (2021). Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Personal Hygiene
Saat Menstruasi di SMP Swasta Bahagia Jalan Mangaan I No. 60 Mabar
Kecamatan Medan Deli Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021. Program Studi
Diploma 3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth
Medan.
Hapsari, A. (2019). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Modul Kesehatan
Reproduksi Remaja. Malang: Wineka Media.
Kemenkes RI. (2017). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: BPS,BKKBN,
Kemenkes and ICF International.
Lestari, F. D., Azzahro, P., & Suciawati, A. (2022). Analisa Kesiapan
Menghadapi Menarche Pada Siswi di Sekolah Dasar SDN Tambilung
Kabupaten Bogor Tahun 2021. Jurnal Kebidanan Vol II No, 2. Oktober
2022.
Muhammad, M. M. (2016). Gambaran Menarche Pada Siswi di Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016.
Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1-76.
Hapsari, A. (n.d.). BUKU AJAR KESEHATAN.
Notoadmodjo. (2018). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
UNICEF. (2021). Profil Remaja 2021.
https://www.unicef.org/indonesia/media/9546/file/Profil Remaja.pdf
WHO. (2017). Determinants of Menarche.
RENCANA KEGIATAN
GAMBARAN USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI
DI SMP NEGERI 43 PADANG TAHUN 2023
Padang, 2022
Pembimbing I Pembimbing II Peneliti

Ramah Hayu, M. Keb Fanny Jesica, M.Keb Dita Herlina Agustin

September Oktober November Desember Januari Februari Maret


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mengajukan judul
1.
penelitian
2. Survei awal
Menyusun Proposal
3.
penelitian
4. Konsultasi Proposal
5. Seminar Proposal
6. Perbaikan Proposal
7. Pelaksanaan penelitian
Penyusunan hasil
8.
penelitian dan konsultasi
9 Ujian hasil penelitian
10. Perbaikan
11. Penyerahan Proposal
(Informed Consent)

Yang Bertanda Tangan Dibawah ini :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Setelah membaca penjelasan lembaran pertama dan saya mengerti, bahwa penelitian ini tidak berakibat buruk bagi saya serta
identitas dan informasi yang saya berikan dijaga kerahasiaannya dan betul-betul hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Maka saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Dita Herlina Agustin Mahasiswa
Kebidanan STIKes SYEDZA SAINTIKA Padang dengan berjudul “Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri di SMP Negeri
43 Padang Tahun 2023”. Dengan tanpa paksaan dari siapapun dengan catatan hanya untuk kepentingan penelitian dan jaminan
kerahasiaannya.

Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya diberikan informasi dan memutuskan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Padang, 2023
( )
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembaran pertama


(Lembaran Permohonan Responden), saya menyatakan bersedia turut
berpatisipasi sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa
S1 Kebidanan STIKES Syedza Saintika Padang yang bernama Dita Herlina
Agustin (2007087) Dengan judul penelitian “Gambaran Usia Menarche pada
Remaja Putri di SMP Negeri 43 Padang Tahun 2023”. Saya memahami bahwa
penelitian ini tidak berakibat negatif kepada saya, sehingga jawaban yang saya
berikan adalah benar adanya sesuai dengan kenyataan, pengetahuan, dan
pengalaman saya serta akan dirahasiakan.

Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini
dengan suka rela dan tanpa paksaan, dari pihakmanapun.

Padang, 2023

( )
LEMBAR OBSERVASI

No
Nama/ Inisial Kelas Usia Saat Ini Usia Menarche
.
LEMBAR KONSUL PROPOSAL PENELITIAN

Judul : Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri di SMP


Negeri 43 Padang Tahun 2023
Nama : Dita Herlina Agustin
NIM : 2007087
Pembimbing I : Ibu Ramah Hayu, M. Keb

No. Hari/tanggal Materi Bimbingan TTD


Pembimbing
1. 26 Oktober Konsul Judul
2023

2. 27 Oktober Bimbingan BAB I Latar Belakang


2023

3. 30 Oktober Bimbingan BAB I – BAB III


2023

4. 6 November Bimbingan BAB III - Lampiran


2023

5. 15 ACC Ujian Proposal


November
2023
LEMBAR KONSUL PROPOSAL PENELITIAN

Judul : Gambaran Usia Menarche pada Remaja Putri di SMP


Negeri 43 Padang Tahun 2023
Nama : Dita Herlina Agustin
NIM : 2007087
Pembimbing I : Ibu Fanny Jesica, M.Keb

No. Hari/tanggal Materi Bimbingan TTD


Pembimbing
1. 29 Oktober Konsul Judul
2023

2. 31 Oktober Bimbingan BAB I Latar Belakang


2023

3. 2 November Bimbingan BAB I – BAB III


2023

4. 6 November Bimbingan BAB III - Lampiran


2023

5. 15 ACC Ujian Proposal


November
2023

Anda mungkin juga menyukai