Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH ULTRASOUND DAN CODMAN PENDULAR

EXERCISE DALAM MENGURANGI NYERI FROZEN


SHOULDER DI RUMAH SAKIT ISLAM
IBNU SINA PADANG
TAHUN 2023

Oleh
WENI INAYAH
NIM: 2011401052

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2023
Latar Belakang
1. Secara global 39%
Obesitas umumnya ditentukan oleh
orang dewasa
IMT dan kadar kolesterol total (Jayanama et
kelebihan berat
al., 2021). Maka dari itu dibutuhkan
badan (BMI 25,0
pemeriksaan indeks massa tubuh dan
hingga 29,9
kolesterol total. Indeks Massa Tubuh (IMT)
kg/m2) dan 13%
merupakan pengukuran yang paling
memiliki gejala
direkomendasikan sebagai evaluasi obesitas
klinis obesitas
dan overweight pada anak serta orang
(BMI 30.0 kg/m2)
dewasa. Hal ini disebabkan selain mudah dan
(Kwok et al.,
murah, level IMT juga berhubungan dengan
2020).
3. Prevalensi obesitas di provinsi lemak tubuh dan faktor risiko obesitas
2. Berdasarkan hasil Riset Jawa Barat yaitu sekitar 15,2 % (Sulistianingrum, 2010).
Kesehatan Dasar 2018, (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
prevalensi obesitas Barat, 2017). Prevalensi
dikalangan orang obesitas di DKI Jakarta yaitu
dewasa Indonesia sekitar 29,8 % (Kemenkes RI,
meningkat hampir 2 kali 2018). Prevalensi obesitas di
lipat dari 19,1% menjadi Jakarta Timur yaitu 4.416 jiwa
35,4% (Kemenkes RI, atau sekitar 13,28 % (Dinas
2018). Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta, 2017).
IDENTIFIKASI MASALAH

Satkes Pusdokkes Polri adalah Satuan Kesehatan Polri dilingkungan


Mabes Polri yang rutin melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan untuk
seluruh anggota Polri, menurut data hasil rikkes anggota Satkes Pusdokkes
Polri pada tahun 2022 didapatkan sebanyak 45% anggota dengan berat badan
normal tetapi memiliki kadar kolesterol yang tinggi karena orang dengan berat
badan ideal juga dapat beresiko mengalami peningkatan nilai kolesterol (Prof.
Dr dr Anies, 2015)
Tujuan Penelitian

Menghitung nilai Indeks Massa Tubuh anggota Satkes Pusdokkes Polri


01

Menghitung kadar kolesterol anggota Satkes Pusdokkes Polri


02

Mengetahui nilai koefisien korelasi antara Indeks Massa Tubuh dengan


kadar kolesterol pada anggota Satkes Pusdokkes Polri
03
04
TINJAUAN PUSTAKA
A. Indeks Massa Tubuh B. Kolesterol Total
1. Pengertian 1. Pengertian
2. Parameter Pengukuran Indeks 2. Klasifikasi
Massa Tubuh 3. Faktor yang Mempengaruhi Kadar
3. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Kolesterol
4. Faktor yang Mempengaruhi 4. Pemeriksaan Kolesterol Total
Indeks Massa Tubuh
5. Pemeriksaan Indeks Massa
TINJUAN TEORI Tubuh

C. Hubungan Indeks Massa Tubuh


Dengan Kadar Kolesterol Total

Content Here
KERANGKA BERFIKIR
METODE PENELITIAN

Pemeriksaan kadar cholesterol dilakukan


di Laboratorium Satkes Pusdokkes Polri.
Pengambilan data Berat Badan dan
Tinggi Badan menggunakan hasil Rikkes
Menggunakan rancangan Berkala. Waktu penelitian dilakukan pada
penelitian cross sectional bulan Februari – Juni 2023
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh
anggota Pusdokkes Polri yang
1. Indeks Massa Tubuh, diukurnya Desain Tempat mengikuti kegiatan Rikkes
menggunakan rumus IMT dengan Penelitian dan Waktu Berkala pada tahun 2023.
aplikasi komputer (Kg/m2) Penelitian Sampel penelitian adalah
2. Kadar Kolesterol Total, adalah anggota Satkes Pusdokkes Polri
hasil pengukuran kolesterol total
yang mengikuti kegiatan rikkes
dengan metode enzimatik pada
serum anggota Satkes Pusdokkes berkala anggota polri tahun
Polri yang melakukan rikkes Definisi Populasi dan 2023, aanggota Satkes
berkala, cara ukur dengan metode Operasional Sampel Pusdokkes Polri yang sudah
Enzimatik Menggunakan reagen melakukan persiapan pasien
Proline dan dibaca dengan dengan berpuasa selama 10-12
panjang gelombang 340nm jam. Total sampel adalah 30
dengan alat Tokyo Boeki TMS 50i orang
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisa Univariat
a. Distribusi Karakteristik Anggota Satkes Pusdokkes Polri

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-Laki 33 41,3

Perempuan 47 58,7

Berdasarkan tabel diatas didapatkan anggota Satkes


Pusdokkes Polri yang sudah melakukan rikkes berkala
terdapat laki-laki berjumlah 33 orang (41,3%) dan
perempuan 47 orang (58,7%).
a. Hasil Analisis Deskriptif Kadar Kolesterol dan IMT

Nilai Nilai
Variabel Mean SD SE
Tertinggi Terendah

Kadar Kolesterol 230 23,14 2,6 289 179

IMT 26 0,070 0.44 39,26 19,26

Berdasarkan hasil pada tabel 4.2 didapatkan hasil rata-rata kadar


kolesterol 230 mg/dL (dengan SD sebesar 23,14), nilai kadar kolesterol
terendah sebesar 179 md/dL dan tertinggi sebesar 289 mg/dL, dan untuk
perhitungan IMT didapatkan hasil rata-rata nilai IMT 26 (dengan SD
sebesar 0,070), nilai IMT terendah 19,26 dan nilai IMT tertinggi 39,26.
1. Analisa Bivariat
a. Uji Normalitas Data
Kolmogorov- Berdasarkan tabel uji normalitas, didapat nilai Sig kadar Kolesterol
Variabel Smirnov Keterangan pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.200 yaitu lebih besar
dari nilai alpha (α) = 0,05 dan nilai Sig IMT pada kolom
Sig. Kolmogorov-Smirnov sebebsar 0,094 yaitu lebih besar dari nilai
Kadar Kolesterol 0.200 Distribusi alpha (α) = 0,05, sehingga hasil uji normalitas kedua data tersebut
Data dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Karena didapatkan
IMT (Indeks Massa
0.094 Normal hasil distribusi data normal maka dilanjutkan uji korelasi
Tubuh)
menggunakan uji Pearsons.

b. Hasil Uji Korelasi IMT dengan Kadar Kolesterol


Berdasarkan tabel korelasi disamping, didapatkan hasil uji
korelasi IMT dengan kadar kolesterol menunjukan nilai signifikan
Korelasi Pearsons N P-value r (p-value) sebesar 0,507 lebih besar dari nilai alpha (α) = 0,05 yang
berarti H0 diterima sehingga tidak ada hubungan antara IMT
dengan kadar kolesterol pada Anggota Satkes Pusdokkes Polri.
IMT dan Kadar Angka korelasi (r) yang didapat sebesar -0,075 yang berarti tidak
Kolesterol 80 0,507 -0,075 ada hubungan kuat antara IMT dengan kadar kolesterol pada
Anggota Satkes Pusdokkes Polri dengan arah uji negative (-).
Pembahasan
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dillakukan oleh Dana &
Maharani (2022) yaitu “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Pada
Karyawan dan Mahasiswi Politeknik Kudus” dan juga penelitian yang dilakukan oleh
Iswanto (2018) yaitu “Hubungan Indeks Massa Tubuh, Usia dan Kadar Glukosa Darah
dengan Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida Pada Anggota TNI AU di RSPAU Dr S.
Hardjolukito Yogyakarta” dengan nilai (p=0,05; r=0,136).
Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Badriyah (2021)
yaitu “Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol
Total” dengan nilai p-value antara IMT dengan kadar kolesterol total adalah 0,58 dengan
koefisien korelasi sebesar 0,09 yang berarti bahwa hubungan IMT dengan kadar kolesterol
total adalah lemah, dan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni & Diansabila, (2021) yaitu
“Hubungan indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol pada Mahasiswa Program Studi
Kedokteran” dengan nilai (p=0,576) dan nilai korelasi (r= -0,127)..
Peningkatan kadar kolesterol dapat disebabkan oleh faktor resiko yang dialami
responden, tidak selalu terjadi karena dipengaruhi oleh obesitas. Pola makan adalah faktor
lain yang dapat menyebabkan peningkatan dan penurunan kadar kolesterol. Kolesterol yang
tinggi tidak selalu dipengaruhi oleh IMT dan obesitas, tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor
lain seperti konsumsi obat-obatan, konsumsi makanan, merokok dan olahraga. faktor lain
tersebut yang dapat memberikan perbedaan hasil pengukuran dengan penelitian ini.
Keterbatasan penelitian ini adalah dikarenakan merupakan studi cross sectional
sehingga adanya faktor atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang
merupakan faktor peningkatan kadar kolesterol seperti variabel aktivitas fisik yang tidak
diukur secara analitik
KESIMPULAN

Hasil perhitungan IMT didapatkan hasil rata-rata nilai IMT 26


01 (dengan SD sebesar 0,070), nilai IMT terendah 19,26 dan nilai
IMT tertinggi 39,26
Hasil rata-rata kadar kolesterol 230 mg/dL (dengan SD
02 sebesar 23,14), nilai kadar kolesterol terendah sebesar 179
md/dL dan tertinggi sebesar 289 mg/dL
Pada penelitian ini didapatkan hasil sig = 0,507 > alpha yang
03 berarti tidak ada hubungan antara IMT dengan kadar
kolesterol pada anggota Satkes Pusdokkes Polri dengan nilai
koefisien korelasi (r) = -0,075 yang berarti tidak ada
03 hubungan antara IMT dengan kadar kolesterol
SARAN
Bagi Satkes Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan
01 Pusdokkes
Polri
mengenai Indeks Massa Tubuh dengan kadar kolesterol total dan
dianjurkan untuk tetap melakukan aktivitas fisik seperti olahraga
rutin, menjaga pola makan, dan melakukan pengecekan kadar
kolesterol total secara rutin serta mengikuti kegiatan rikkes
berkala

Melakukan penelitian hubungan indeks massa tubuh terhadap


02 Bagi Peneliti
Selanjutnya
kadar kolesterol dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang
dapat menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol seperti
konsumsi makanan, aktifitas fisik dan merokok
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai