Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TUGAS AKHIR

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT UKUR BODY MASS INDEX


(BMI) MENGGUNAKAN MODIFIKASI TIMBANGAN DAN
SENSOR ULTRASONIK SEBAGAI ALAT UKUR TINGGI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh


Derajat sarjana Strata Satu Teknik Elektro Pada Fakultas Teknik
Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Oleh:

Nama : Mohamad Nurdinsyah Ekapujakesuma


NPM : 1841030330

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
NOVEMBER 2018
PROPOSAL TUGAS AKHIR STRATA SATU

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT UKUR BODY MASS INDEX


(BMI) MENGGUNAKAN MODIFIKASI TIMBANGAN DAN
SENSOR ULTRASONIK SEBAGAI ALAT UKUR TINGGI

Oleh:

Nama : Mohamad Nurdinsyah Ekapujakesuma


NPM : 1841030330

Telah disetujui dan disahkan

Purwokerto, ………………………….

Pembimbing I Pembimbing II

………………………. ……………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegemukan atau obesitas merupakan salah satu penyakit yang paling sering
ditemukan di negara – negara maju. Tekanan pada pekerjaan yang sangat besar
membuat sebagian besar masyarakat di negara – negara besar memiliki pola hidup
yang sangat tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan cepat saji ,
juga kebiasaan meminum minuman keras. Namun dewasa ini, fenomena obesitas
tidak hanya terjadi pada negara maju saja,fenomena inisudah merambah ke negara
– negara berkembang seperti Indonesia, seiring dimulainya era globalisasi yang
memaksa Indonesia juga bersiap menghadapinya. Semua masyarakat Indonesia
kini mulai meniru kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji yang
mengandung banyak lemak, kolesterol, dan banyak zat lain yang menyebabkan
kegemukan. Banyaknya produsen makanan cepat saji dari berbagai negara maju
yang masuk ke Indonesia membuat fenomena ini lebih tumbuh subur sehingga
saat ini banyak dijumpai orang – orang Indonesia yang mengalami masalah
kegemukan atau obesitas. Kegemukan dapat memicu banyak penyakit ganas yang
berujung dengan kematian. Beberapa penyakit yang banyak dihadapi para
penderita obesitas adalah penyempitan pembuluh darah pada jantung yang
menyebabkan serangan jantung atau jantung koroner. Selain itu penderita obesitas
sangat beresiko terkena Diabetes Melitus yang disebabkan oleh kadar gula darah
yang terlampau tinggi. Sebaiknya, sebelum terkena berbagai resiko penyakit yang
berbahaya, alangkah baiknya melakukan berbagai alternatif untuk mencegah hal –
hal tersebut terjadi, salah satu alternatif adalah dengan mengatur pola hidup dan
pola makan yang sehat.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari obesitas adalah dengan


mendeteksi kondisi tubuh terlebih dahulu. Apakah tubuh masih dalam kategori
yang ideal atau sudah mendekati obesitas. Salah satu parameter yang dapat
menentukan apakah tingkat keidealan tubuhh adalah dengan nilai Body Mass
Index (BMI). Body Mass Index merupakan suatu nilai yang menyatakan keidealan
tubuh seseorang dengan menggunakan kombinasi informasi tentang massa dan
tinggi tubuh seseorang. Dalam rangka mendukung tercapainya proses
pengukuran/pendeteksian BMI yang lebih baik, akan dibuat sebuah prototipe yang
dapat melakukan deteksi langsung terhadap nilai BMI seseorang. Artinya,
operator tidak perlu lagi perlu memasukan data tinggi badan subjek yang sedang
diuji nilai BMI-nya. Hal ini tentu akan dapat menanggulangi adanya error akibat
kesalahan pengukuran tinggi badan. Masyarakat pada umumnya jarang mengukur
tinggi badan mereka secara rutin dan hanya akan mengingat terakhir kali mereka
melakukan pengukuran. Tinggi badan yang mereka masukankan bisa tidak akurat
karena manusia berkembang dan bertambah tinggi. Hal tersebut yang
mengakibatkan error pada hasil pengukuran menggunakan BMI meter
sebelumnya.
Prototipe alat ukur Body Mass Index menggabungkan dua besaran pokok
yaitu massa dan panjang (tinggi). Sedangkan perhitungan BMI nya adalah
menggunakan rumus[1]sebagai berikut.
𝑀𝐵 (𝑘𝑔)
𝐵𝑀𝐼 = (1.1)
𝑇𝐵2 (𝑚2 )

Keterangan :
MB = Massa badan
TB = Tinggi badan

Berdasarkan rumusan diatas akan dibuat alat ukur BMI dengan


menggunakan dua sensor untuk mengetahui massa badan dan tinggi badan.
Penggunaan timbangan pegas yang dimodifikasi untuk mengukur massa dan
sensor ultrasonik untuk mengukur tinggi. Alat ukur ini diharapkan mampu
mengolah massa dan tinggi sehingga dapat menghasilkan pengukuran BMI yang
benar.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang
ingin dibahas pada projek akhir ini adalah membuat alatukur Body Mass Index
(BMI) dengan menggunakan modifikasi timbangan pegas dan sensor ultrasonik.
1.3. Tujuan

Tujuan Tujuan projek akhir ini adalah pembuatan alat ukur Body Mass
Index. Parameter yang digunakan dalam penentuan Body Mass Index adalah
kombinasi antara massa dan tinggi tubuh objek menggunakan modifikasi
timbangan pegas untuk pengukuran massa dan sensor ultrasonik untuk
pengukuran tinggi. Hasil-hasil pengukuran diolah oleh mikrokontroller Arduino
UNO.

1.4. Manfaat
Manfaat dari tugas akhir ini yaitu terciptanya alat ukur BMI hasil integrasi
antara alat ukur tinggi tubuh dan alat ukur massa tubuh.

1.5. Batasan Masalah


Dalam penulisan laporan ini, terdapat beberapa batasan masalah, di
antaranya :
1. Pembuatan otomasi sistem pengukuran tinggi menggunakan motor DC
sebagai penggerak.
2. Penggabungan hasil pengukuran massa dan tinggi hanya diaplikasikan untuk
perhitungan Body Mass Index.
3. Pengukuran ditujukan untuk orang dewasa dengan tinggi 145 – 190 cm dan
massa tubuh antara 30 kg sampai dengan 100 kg.
4. Indikator klasifikasi BMI hanya untuk 3 kategori yaitu underweight, normal,
dan overweigh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Body Mass Index (BMI)


National Obesity Observatory[2] mengatakan bahwa Body Mass Index
(BMI) merupakan ikhtisar pengukuran dari massa dan tinggi tubuh seseorang.
Perhitungannya adalah dengan membagi massa seseorang dalam satuan kilogram
dengan kuadrat dari tinggi tubuh mereka dalam satuan meter. BMI merupakan
salah satu cara yang paling umum digunakan untuk memperkirakan apakah
seseorang dalam keadaan kekurangan berat badan, ideal, atau obesitas. Meskipun
BMI dapat memperkirakan keadaan tubuh seseorang, perkiraan itu hanyalah
perwakilan dari masalah yang terjadi akibat kelebihan lemak tubuh. Jika lemak
tubuh seseorang meningkat, baik BMI dan resiko kemunculan penyakit yang
berhubungan dengan obesitas juga meningkat, walaupun masih terdapat
ketidakpastian mengenai hubungan yang pasti dari hubungan tersebut khususnya
pada anak-anak. Faktor-faktor lain seperti kebugaran, keturunan, dan pubertas
dapat mengubah hubungan antara BMI dan lemak tubuh.

Kelebihan lemak tubuh diketahui sangat berhubungan dengan sifat


morbiditas atau mudahnya terkena penyaki. BMI menjadi pengukuran yang
diminati karena mudah dan murah serta menggunakan cara-cara yang mudah
dimengerti dalam menilai kelebihan lemak tubuh.Pengukuran lemak tubuh secara
benar dan langsung sulit diterapkan dalam populasi besar karena mahal dan sulit
untuk dilakukan secara konsisiten dan akurat. Indikator lain seperti pengukuran
lingkar pinggang dan ketebalan kulit juga dapat dilakukan untuk mengetahui
lemak tubuh dan kondisi tubuh seseorang. Tidak satupun dari pengukuran tersebut
digunakan sebanyak penggunaan dari BMI untuk menentukan kondisi tubuh
seseorang.

Pengelompokan nilai BMI dari hasil perhitungan rumus menjadi kategori-


kategori keadaah tubuh dapat dilihat di Tabel Error! No text of specified style in
document..1 berikut yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO)[3]
untuk kondisi tubuh orang Asia.

Tabel Error! No text of specified style in document..1 Kategori Keadaan Tubuh


Nilai BMI Kategori
<18.5 Underweight
18.5 – 24.99 Normal
25-29.99 Overwight
>=30 Obesitas

2.1.2. Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk
melakukan pengukuran massa suatu benda. Timbangan atau neraca dikategorikan
kedalam sistem mekanik dan elektronik atau digital. Kegiatan penimbangan
adalah pekerjaan untuk mengetahui massa suatu benda. Prinsipnya adalah
membandingkan suatu benda dengan benda lainnya yang telah diketahui
massanya

2.1.3. Mikrokontroler
Data hasil pengukuran dari semua sistem diolah dalam sebuah
mikrokontroller. Mikrokokontroller yang digunakan pada pembuatan prototipe
Body Mass Index meter ini adalah mikrokontroler Arduino UNO. Arduino
UNO adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, Arduino
UNO adalah board berbasis mikrokontroler pada Atmega 328. Board ini memiliki
14 digital masukanatau keluaran pin (dimana 6 pin dapat digunakansebagai
keluaran PWM), 6 masukananalog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, saklar
listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untukmendukung
mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USBatau sumber
tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai
untukmenggunakannya.Pemrograman Arduino UNO menggunakan bahasa C.
Mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 2.15
Gambar Error! No text of
2.2.Landasan Teori specified style in document..1
Prototipe alat ukur Arduino UNO Body Mass Index
(BMI) dirancang dengan menggabungkan prinsip pengukuran massa tubuh. BMI
menggunakan modifikasi timbangan dan pengukuran tinggi badan secara
otomatis menggunakan sensor Ultrasonik HY-SRF05 sebagai sensor tinggi, motor
DC sebagai penggerak dan microswitch sebagai switch pengontrol, kemudian
seluruh perangkat tersebut terintegrasi dalam satu mikrokontroller Arduino UNO,
dan data hasil pengukuran ditampilkan secara digital melalui Liquid Crystal
Display(LCD).
BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1. Metodologi Umum


Metodologi yang digunakan pada tugas akhir ini adalah studi literatur,
percobaan dan analisis hasil percobaan. Berikut adalah diagram alir penelitian
yang akan dilakukan :

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian

Penjelasan dari diagram alir diatas adalah sebagai berikut:


1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan referensi mengenai timbangan pegas,
Arduino UNO, Sensor Ultrasonik, Motor DC, LCD.
2. Perancangan Alat
Pada tahap ini dilakukan perancangan komponen-komponen yang akan
digunakan dalam perancangan prototipe alat ukur BMI.
3. Persiapan Alat dan Bahan
Komponen-komponen maupun bahan yang akan digunakan untuk membuat
alat disiapkan dan dikumpulkan. Disini dilakukan pembelian beberapa
bahan ataupun komponen, seperti timbangan pegas, sensor ultrasonik, motor
DC, LED dan Arduino UNO.
4. Penyusunan Alat
Rancangan alat yang sudah dibuat direalisasikan. Komponen disusun satu
persatu sehingga kemudian menghasilkan prototipe alat ukur BMI.
5. Percobaan
Pada tahap ini dilakukan percobaan terhadap alat ukur BMI, kemudian alat
tersebut dikalibrasi.
6. Analisis Hasil Percobaan
Data hasil pengukuran BMI akan ditampilkan pada LCD kemudian
dianalisis sifat ukurnya.
3.2. Metodologi Teknis
Peralatan dan komponen yang digunakan dalam tugas akhir ini meliputi:
1. Timbangan Pegas
2. Komputer
3. Arduino UNO
4. Motor DC
5. Sensor Ultrasonik
6. LED
7. LCD
8. IC l293D
9. Microswitch
3.3. Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini ditulis dalam lima bab, meliputi:

1. Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan
masalah, dan keaslian tugas akhir.

2. Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori


Menjelaskan tentang prinsip dasar dari timbangan pegas dan spesifikasinya,
Body Mass Index (BMI), Sensor ultrasonik, Motor DC, IC L293D,
Microswitch, LED, LCD.

3. Bab III Metode Perancangan


Menjelaskan tentang perancangan konstruksi prototipe dan pembuatan
program.
4. Bab IV Pembahasan
Berisi penjelasan mengenai prosedur pengujian sifat ukur perangkat
pengukur massa tubuh, pengujian sifat ukur perangkat pengukur tinggi
tubuh dan pengujian alat ukur BMI

5. Bab V Kesimpulan dan saran


Berisi kesimpulan dan saran.
BAB IV
JADWAL TUGAS AKHIR

Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6
Studi Literatur
Perancangan percobaan
Persiapan alat dan bahan
Penyusunan alat dan bahan
Percobaan
Analisis hasil percobaan
DAFTAR PUSTAKA

DisiWare, 2007, PING)))™ Ultrasonik Range Finder, Application Note, p. 1.


G. Pepka, 2006, Position and Level Sensing Using, Application Information, vol.
1, pp. 1-6.
HoneyWell, 2009, MICRO SWITCH™ Basic Switches, Sensing, pp. 1-6.
National Obesity Observatory, 2009, Body Mass Index as Measure of Obesity,
Associaton of Public Health Observatories, pp. 2-3.
PPSDMK, 2012, Modul Praktikum Sistem Pengukuran Massa, BALAI DIKLAT
METROLOGI , Cimahi.
S. M. Hasbullah, 2010, Motor Arus Searah, Teknik Elektro FPTK UPI, Bandung.
STMicroelectronics, 2003, PUSH-PULL FOUR CHANNEL DRIVER WITH
DIODES, L293D L293DD, pp. 1-6.
The Lancet, 2004, Appropriate body-mass index for Asian populations and its
implications for policy and intervention strategies, Public Health, vol. 363,
p. 1.
USDA, 2000, Body Mass Index and Health, A Publication of the USDA Center
for Nutrition Policy and Promotion, p. 1.

Anda mungkin juga menyukai