Anda di halaman 1dari 31

ALAT PENGUKUR TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN

UNTUK MENGETAHUI IMT (INDEKS MASSA TUBUH)


BERBASIS SMARTPHONE ANDROID

PROPOSAL SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik

SYAEFUDIN
1303030011

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan

metode yang digunakan untuk menilai status gizi atau berat badan yang ideal pada

seorang individu, namun tidak dapat mengukur lemak tubuh secara langsung.

Metode IMT ini menggunakan rumus matematis yang dinyatakan sebagai berat

badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Yang

mana nilai tinggi badan maupun berat badan didapatkan dari hasil pengukuran yang

dilakukan. Biasanya pengukuran tinggi badan menggunakan mistar yang dipasang

pada dinding dan pengukuran berat badan menggunakan timbangan analog ataupun

digital.

Untuk memudahkan dalam perhitungan status gizi atau berat badan ideal

seorang Individu menggunakan metode IMT, maka diperlukan sebuah sistem atau

inovasi yang dapat mengukur tinggi dan berat badan secara bersamaan. Dan

kemudian hasil pengukuran tersebut dapat ditampilkan pada sebuah perangkat

smartphone. Sehingga semua orang dapat mengakses atau mengetahui status gizi

atau berat badan ideal menggunakan sistem ini. Sehingga dalam penelitian ini

penulis mengambil judul Alat Pengukur Tinggi Badan Dan Berat Badan Untuk

Mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) Yang Berbasis Smartphone Android.

1
2

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana cara membuat sistem pengukuran tinggi dan berat badan dalam satu

alat pengukuran?

2. Komponen apa saja yang digunakan untuk membuat sistem pengukur tinggi

badan dan berat badan ini?

3. Bagaimana cara mengirimkan informasi hasil pengukuran secara real time

pada smartphone android?

4. Bagaimana cara mengkatagorikan status gizi atau berat badan ideal

berdasarkan hasil pengukuran?

C. BATASAN MASALAH

Untuk memudahkan dalam penelitian maka diperlukan batasan masalah

agar tidak melebar dari pokok pembahasan yang diperlukan, dan batasan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan pada rentang usia 19 60 tahun.

2. Smartphone yang digunakan adalah smartphone android dengan minimal versi

4.0.

3. Menggunakan mikrokontroler ATMEGA 328 sebagai basis dalam rangkaian.

4. Modul bluetooth HC-05 digunakan sebagai media transmisi pengiriman data

ke smartphone android.
3

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana teknik.

2. kewajiban melaksanakan Tugas Akhir (TA) atau Skripsi sebagai salah satu

persyaratan kurikulum yang ada pada Program Studi Teknik Elektro

Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

3. Memaksimalkan teknologi yang ada sebagai wujud memperkaya hasil karya

mahasiswa Indonesia khususnya mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

4. Untuk mengembangkan produk alat ukur tinggi badan dan berat badan digital

yang terintegrasi serta dapat memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini, guna

memberikan keefektifan dalam pengukuran.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Terciptanya sebuah sistem atau inovasi teknologi yang dapat bermanfaaat.

2. Memberikan kemudahan dalam mengontrol status gizi atau berat badan yang

ideal dengan memanfaatkan teknologi saat ini.

3. Menambah wawasan pengetahuan terutama dalam bidang kesehatan.

4. Mendorong untuk terus berkarya menciptakan sebuah inovasi dalam berbagai

bidang yang memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Pada penelitian yang dilakukan oleh Bahtiar Dimas dengan judul rancang

bangun alat pengukur berat badan dan tekanan darah berbasis Raspberry Pi (2014)

alat pengukur berat badannya menggunakan timbangan analog yang dibantu dengan

modul ADC untuk mengetahui berat badan. Dan pada penelitian yang dilakukan

oleh Prasetyo Ananda dengan judul rancang bangun alat pengukur tinggi badan dan

suhu badan berbasis Raspberry Pi (2014) alat pengukur tinggi badannya

menggunakan sensor HC-SR04 sebagai pengukur tinggi badannya. Dan kedua

penelitian ini, menampilkan hasil pengukurannya pada sebuah LCD dan

tersambung dengan laptop. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh

Endrowedness, dkk yang berjudul Early Flood alerts using Short message Service

(SMS) (2012) dalam penelitiannya mneggunakan sensor ultranosik HC-Sr04

sebagai sensor pendeteksi ketinggian air serta menggunakan mikrokontroler

AT89S51 sebagai pemproses data. Yang mana nantinya akan mengirimkan data

melalui SMS pada nomer tertentu jika ketinggian air beresiko pada banjir.

J. Shibu dan R. Ramkumar dalam penelitiannya yang berjudul ATM based

remote healthcare Monitoring System (2014) membuat sebuah kartu cerdas yang

didalamnya terdapat informasi pemilik kartu. Dan digunakan sebagai media

penyimpanan informasi yang terhubung dengan sistem monitoring kesehatan baik

4
5

itu tinggi badan, berat badan, tekanan darah, suhu tubuh, kadar gula darah dan

nantinya akan dikirimkan data hasil pengukuran tersebut kepada pemilik kartu

melalui SMS. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Thomas,dkk yang berjudul

sistem pengukur berat dan tinggi badan menggunakan mikrokontroler AT89S51

(2008), dalam penelitiannya terdapat perhitungan kalkulasi berat badan ideal dan

menampilkannya dalam indikasi lampu.

Adapun perbedaan dengan yang akan dilakukan dari penelitian yang sudah

dilakukan adalah untuk mengukur tinggi dan berat badan dimana untuk mengetahui

status gizi seseorang individu menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04 untuk

mengukur tinggi badan dan sensor loadcell 100kg untuk mengukur berat badan.

Untuk memproses data hasil pengukuran menggunakan mikrokontroler ATMEGA

328. Dan hasil pengukurannya akan di tampilkan pada LCD 16x2 dan pada

smartphone android melalui perantara bluetooth HC-05. Dan dari hasil yang

diterima oleh smartphone android akan dihitung indeks massa tubuhnya dan

mengkatagorikan sesuai dengan klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT).

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. INDEKS MASSA TUBUH

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan

sebuah formula matematis yang bertalian dengan lemak tubuh orang dewasa, yaitu

berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m2). Penggunaan formula ini hanya

dapat diterapkan pada seseorang berusia antara 19 hingga 70 tahun, berstruktur


6

tulang belakang normal, bukan atlet atau binaragawan, dan bukan ibu hamil atau

menyusui.

Menurut Irianto (2007: 74) formula untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh

(IMT) dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini :

()
=
()2

Dari hasil perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dikonsultasikan

berdasarkan Tabel 2.1. Formula ini tidak dapat pada karena kecepatan

pertambahan ukuran linear tubuh (tinggi badan) dan berat badan tidak berlangsung

dalam kecepatan yang sama.

Tabel 2.1 Konsultasi formulasi status gizi untuk IMT menurut Irianto (2007: 74)

Status Gizi Laki laki Perempuan

Kurus <20,1 <18,7

Normal 20,1 25,0 18,7 23,8

Obesitas >30 >28,6

Rata rata 22,0 20,8

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan dari FAO / WHO,

yang mana membedakan batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Disebutkan

bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah 20,1 25,0 dan untuk

perempuan adalah 18,7 - 23,8. Dan untuk kepentingan pemantauan dan tingkat

defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan

menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang
7

digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus

tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori

gemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi

berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang.

Dan pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia dapat

dilihat pada Tabel 2.3 Batas ambang IMT untuk indonesia

Tabel 2.3 Batas ambang Indeks Massa Tubuh untuk Indonesia


Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat 17,0 18,4
ringan
Normal 18,5 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Berdasarkan Tabel 2.3 maka apabila seseorang termasuk pada kategori :

1. IMT < 17,0 berarti keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan

berat badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.

2. IMT 17,0 18,4 berarti keadaan orang tersebut disebut kurus dengan

kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.

3. IMT 18,5 25,0 berarti keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.

4. IMT 25,1 27,0 berarti keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan

kelebihan berat badan tingkat ringan.


8

5. IMT > 27,0 berarti keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan

berat badan tingkat berat

Contoh cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) :

1. Eko dengan tinggi badan 148 cm, mempunyai berat badan 38 kg. Maka IMT

eko adalah :

38
= 17,3 /2
(1,48 )2

Berdasarkan Tabel 2.3 maka status gizi Eko adalah kurus tingkat ringan. Dan

Eko dianjurkan menaikkan berat badan sampai menjadi normal antara 41- 54

kg dengan IMT 18,5 25,0.

2. Opong dengan tinggi badan 159 cm, mempunyai berat badan 70 kg. Maka IMT

Opong adalah :

70
= 27,7 /2
(1,59 )2

Berarti status gizi Opong adalah gemuk tingkat berat berdasarkan Tabel 2.3

dan Opong dianjurkan menurunkan berat badannya sampai menjadi 47- 63 kg

agar mencapai berat badan normal dengan IMT 18,5 25,0

2. ANDROID

Menurut Nasruddin (2012:1) android adalah sebuah sistem operasi pada

handphone yang bersifat terbuka dan berbasis pada sistem operasi Linux. Android

bisa digunakan oleh setiap orang yang ingin menggunakannya pada perangkat

mereka. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk

menciptakan aplikasi mereka sendiri yang akan digunakan untuk bermacam peranti
9

bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang

membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android,

dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras,

peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola,

Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia. Pada saat perilisan perdana Android, 5

November 2007.

Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung

pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google

merilis kodekode Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak

dan standar terbuka perangkat seluler.

3. MIKROKONTROLER ATMEGA 328

Mikrokontroler merupakan salah satu terobosan teknologi mikroprosesor

dan mikrokomputer, dengan sebuah chip yang di dalamnya berfungsi sebagai

pengontrol rangkaian elektronik dengan program yang dapat disimpan dalam chip

tersebut. Sebagai teknologi terbaru, yaitu teknologi semikonduktor dengan

kandungan transistor yang lebih banyak namun membutuhkan ruang yang lebih

kecil serta teknologi ini bisa diproduksi secara masal, membuat harganya menjadi

lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Mirokontroler hadir untuk memenuhi

selera komputer dan para konsumen akan kebutuhan alat pengontrol yang

digunakan untuk mempermudah alat bantu kerja manusia bahkan digunakan untuk

mainan yang memiliki teknologi yang canggih.


10

Mikrokontroler terdiri dari CPU (central processing unit), I/O dan unit

pendukung seperti ADC yang sudah terintegrasi didalamnya menjadi satu kesatuan

kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini

yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem. Tidak seperti

sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi

(misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler

hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja

yang bisa disimpan). Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan

ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, Sedangkan

pada Mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar. Sebuah

mikrokontroler tidak dapat bekerja bila di dalam mikrokontroler belum terisi

program. Program tersebut akan memerintahkan suatu mikro apa yang harus di

kerjakan. Sebuah mikrokontroler yang sudah bekerja dengan suatu program tidak

dapat bekerja lagi sesuai keinginan apabila program yang lama belum diganti

dengan program yang baru.

ATmega328 adalah mikrokontroller keluaran dari Atmel yang mempunyai

arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) setiap proses eksekusi data

lebih cepat dari arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer).

Mikrokontroler ATmega328 memiliki arsitektur Havard, yaitu memisakan memori

untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja

dan parallelism. Intruksi-intruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu

alur tunggal dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah
11

diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi-

instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock.

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 328P

Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur antara lain :

a. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus

clock.

b. 32 x 8-bit register serbaguna.

c. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.

d. 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang

menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.

e. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only

Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent

karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.

f. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.

g. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width

Modulation) output.

h. Master / Slave SPI Serial interface.


12

4. MODUL BLUETOOTH HC-05

Bluetooth adalah sebuah perantara komunikasi untuk bertukar data tanpa

perantara kabel (wireless) pada jarak yang tidak terlalu jauh. Bluetooth biasanya

digunakan untuk komunikasi dua perangkat berpasangan (paired) menggunakan

perantara sinyal gelombang radio UHF dengan frekuensi 2.4 2.485 MHz. Pada

dasarnya komunikasi bluetooth adalah komunikasi serial hanya dilakukan tanpa

perantara kabel.

Bluetooth HC-05 adalah sebuah modul Bluetooth SPP (Serial Port

Protocol) yang mudah digunakan untuk komunikasi serial wireless (nirkabel) yang

mengkonversi port serial ke Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi bluetooth

V2.0 + EDR (Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang

radio berfrekuensi 2,4 GHz. Modul ini dapat digunakan sebagai slave maupun

master. HC-05 memiliki 2 mode konfigurasi, yaitu AT mode dan Communication

mode. AT mode berfungsi untuk melakukan pengaturan konfigurasi dari HC-05.

Sedangkan Communication mode berfungsi untuk melakukan komunikasi

bluetooth dengan piranti lain.

Dalam penggunaannya, HC-05 dapat beroperasi tanpa menggunakan driver

khusus. Untuk berkomunikasi antar Bluetooth, minimal harus memenuhi dua

kondisi berikut:

a. Komunikasi harus antara master dan slave.

b. Password harus benar (saat melakukan pairing).


13

Gambar 2.2 Bentuk fisik bluetooth HC-05

5. SENSOR ULTRASONIC HC-SR04

Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi

untuk bisa didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 Khz. Hanya

beberapa hewan, seperti lumba-lumba menggunakannya untuk komunikasi,

sedangkan kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk navigasi.

Sensor ultrasonik HC-SR04 menggunakan sonar untuk menentukan jarak

terhadap sebuah objek, seperti yang dilakukan Kelelawar atau Lumba-luma. Sensor

ini memiliki akurasi yang cukup baik dan pembacaan yang cukup baik.

Operasionalnya tidak dipengaruhi oleh cahaya matahari atau material berwarna

gelap, namun dipengaruhi oleh material akustik. Sensor ini memiliki spesifikasi

jangkauan 2 cm 500 cm dengan resolusi 0.3 cm, serta jangkauan sudut kurang

dari 15 derajat.
14

Gambar 2.3 Bentuk fisik sensor ultrasonik HC-SR04

6. SENSOR LOADCELL

Load Cell merupakan komponen utama pada sistem timbangan digital.

Bahkan tingkat ke-akurasian suatu timbangan digital tergantung dari jenis dan

tipe Load Cell yang dipakai. Load Cell adalah alat electromekanik yang biasa

disebut Transducer, yaitu gaya yang bekerja berdasarkan prinsip deformasi sebuah

material akibat adanya tegangan mekanis yang bekerja, kemudian mengubah gaya

mekanik menjadi sinyal listrik. Untuk menentukan tegangan mekanis didasarkan

pada hasil penemuan Robert Hooke, bahwa hubungan antara tegangan mekanis dan

deformasi yang diakibatkan disebut regangan. Regangan ini terjadi pada lapisan

kulit dari material sehingga memungkinkan untuk diukur menggunakan sensor

regangan.
15

Gambar 2.4 Sensor loadcell

7. Modul ADC

HX711 adalah modul timbangan, yang memiliki prinsip kerja

mengkonversi perubahan yang terukur dalam perubahan resistansi dan

mengkonversinya ke dalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada. Modul

melakukan komunikasi dengan komputer atau mikrokontroller melalui TTL232.

Kelebihan dari modul ini adalah struktur yang sederhana, mudah dalam

penggunaan, hasil yang stabil dan reliable, memiliki sensitivitas tinggi, dan mampu

mengukur perubahan dengan cepat.

Gambar 2.5 Modul ADC HX711


16

C. LANDASAN TEORI

Alat pengukur tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui indeks massa

tubuh berbasis smartphone android merupakan salah satu inovasi dan modifikasi

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam dunia kesehatan.

Alat ini digunakan untuk membantu masyarakat, dokter, perawat, maupun ahli gizi

dalam memonitoring status gizi atau berat badan ideal dari seorang individu. Status

gizi atau berat badan ideal dapat diketahui dengan menggunakan metode atau rumus

dari Indeks Massa Tubuh (IMT). Dan pada umumnya masyarakat masih banyak

yang malas atau tidak mengetahui status gizi atau berat badan ideal yang sesuai

dengannya. Dan kebanyakan hanya menerka neraka saja atau hanya melihat

sebatas pandangannya untuk menentukan berat badan idealnya.

Untuk membuang kebiasaan tersebut dan masyarakat dapat hidup dengan

lebih sehat dan memiliki gizi dan berat badan yang ideal. Maka dibuatlah alat

pengukur tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui indeks massa tubuh

berbasis smartphone android. Kenapa menggunakan smartphone android? Karena

smartphone android merupakan salah satu handphone yang mana sistem

operasinya paling banyak digunakan saat ini, dan setiap orang pasti mempunyainya.

Selain itu sistem operasi android ini, merupakan sistem operasi yang Open sourse.

Dan untuk dapat menghubungkan alat pengukur tinggi badan dan berat

badan dengan smartphone android diperlukan sebuah media komunikasi data jarak

jauh yaitu modul bluetooth HC-05. Modul ini merupakan converter komunikasi

serial level TTL (UART) ke dalam komunikasi bentuk komunikasi wireless yaitu
17

bluetooth. Alasan kenapa menggunakan modul bluetooth HC-05 karena mudah

digunakan serta jarak yang diperlukan untuk pemantauan tidak terlalu jauh.

Selain itu, dalam aplikasi pemantauan hasil pengukuran dengan alat

pengukur tinggi badan dan berat badan yang ada di smartphone android akan

mengkakulasikan atau menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dan

mengkatagorikan hasil perhitungan tersebut. Terdapat 3 kategori yang akan

ditampilkan yaitu kategori kurus , normal, dan gemuk. Kemudian akan ditampilkan

pula saran apabila berat badan tidak ideal.

D. HIPOTESIS

Dalam proses penelitian baik itu proses pembuatan serta pemprograman

sistem alat pengukur tinggi dan berat badan dapat berjalan dengan lancar sesuai

dengan perencanaannya. Dan apabila alat ini sudah jadi, tingkat ketelitian dan

pembacaan sensor sebagai masukan serta pengiriman data atau informasi ke

smartphone android mencapai 95% sehingga eror yang dihasilkan tidak terlalu

besar.

Kemudian dengan adanya alat pengukur tinggi badan dan berat badan untuk

mengetahui indeks massa tubuh berbasis smartphone android ini, dimana

memanfaatkan media komunikasi jarak jauh/ wireless melalui modul bluetooth HC-

05. Maka masyarakat, dokter ataupun ahli gizi dapat dipermudah dalam

pemantauan status gizi dan berat badan ideal. Selain itu juga dapat membantu

masyarakat untuk hidup lebih sehat dan memiliki gizi serta berat badan yang ideal.
BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan kegiatan penelitian ini, ada beberapa tahapan yang

diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, dan tahapan tahapan

tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Start

Studi Literatur

Perancangan Perangkat Keras

Pembuatan Perangkat Keras

Perancangan Perangkat Lunak

Pengujian & Kalibrasi Sistem Alat

Tidak
Apakah eror pengukuran
<2% ?

Ya
Pengujian dengan Smartphone Android

Pengujian di lapangan
dan Analisa Penelitian

Finish

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

18
19

A. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

Dalam pembuatan alat pengukur tinggi badan dan berat badan untuk

mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) berbasis smartphone android ini,

memerlukan alat serta komponen komponen yang mendukung terciptanya sistem

yang diinginkan.

1. Peralatan yang digunakan :

a. Laptop / komputer

b. Smartphone android

c. Solder

d. Multimeter

e. Osiloskop

f. Baterai Accu 12 volt,dll

2. Bahan yang digunakan :

a. Rangkaian Power Supply

b. Modul bluetooth HC-05

c. Mikrokontroler ATMega 328

d. LCD 16x2

e. Sensor Ultrasonik HC-SR04

f. Sensor LoadCell

g. Hidrolik Shock motor

h. Koper tempat tinggi dan berat badan,dll


20

B. PERANCANGAN SISTEM

1. Persiapan awal

Pelaksanaan yang dilakukan pertama kali untuk membuat alat pengukur

tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT)

berbasis smartphone android ini adalah mempersiapkan alat dan bahan yang

dibutuhkan. Dengan kata lain meminjam alat dan bahan bahan yang dibutuhkan

ke laboratorium Teknik elektro, namun jika ada komponen yang kurang maka harus

membelinya baik itu melalui Online maupun offline. Selain itu, juga harus

mempersiapkan softwere aplikasi yang digunakan seperti: android studio, arduino,

maupun eagle. Persiapkan rancangan sistem kendali yang akan digunakan baik dari

smartphone hingga sampai pada alat pengukur tinggi badan dan berat badan.

2. Perancangan perangkat keras

Pada proses perancangan perangkat keras, sistem alat agar dapat bekerja

dengan baik harus dilakukan proses perencanaan yang matang dan didukung oleh

perhitungan analisis sistem sebelumnya. Komponen atau bahan bahan yang

digunakan untuk membuat sistem adalah komponen yang berkualitas karena alat

ini beroperasi secara terus menerus. Dan dalam perancangan perangkat keras ini,

terdiri dari :

a. Rangkaian pengendali menggunakan mikrokontroler dan komponen

pendukungnya.

b. Rangkaian power supply sistem.

c. Rangkaian pengukur tinggi badan dan berat badan.


21

Diagram blok maupun diagram grafis secara fisik sistem kendali alat

pengukur tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh

(IMT) berbasis smartphone android dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan 3.3.

Gambar 3.2 Diagram blok sistem kendali alat pengukur tinggi badan dan berat

badan untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) berbasis

smartphone android

Gambar 3.3 Diagram grafis secara fisik sistem kendali alat pengukur tinggi badan

dan berat badan untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) berbasis

smartphone android
22

Seseorang ahli gizi, dokter atau masyarakat yang ingin mengetahui status

gizi atau berat ideal dari pasien atau diri mereka sendiri akan dimudahkan dengan

menggunakan smartphone android, dimana di dalam smartphone android ini

terdapat aplikasi pemantauan tinggi badan dan berat badan serta penghitungan atau

pengkalkulasian berat badan ideal berdasarkan formula atau rumus matematika

dari Indeks Massa Tubuh (IMT). Aplikasi ini dapat terhubung dengan alat

pengukur tinggi badan dan berat badan melalui komunikasi jarak jauh atau wireless

dengan perantara modul bluetooth HC-05.

Jadi pada saat seseorang menggunakan alat pengukur tinggi badan dan berat

badan, sensor ultrasonik dan sensor loadcell akan mendeteksi serta mengirimkan

data ke mikrokontroler yang kemudian akan diolah dan diteruskan ke LCD 16x2

untuk menampilkan hasil pengolahan data. Selain itu juga akan dikirim menuju

aplikasi yang ada pada smartphone android melalui modul bluetooth HC-05 yang

akan mengirimkan data tersebut melalui komunikasi jarak jauh atau wireless.

Dari komponen komponen yang digunakan dalam sistem alat pengukuran

tinggi dan berat badan ini, dibuatlah susunan rangkaian sistem alat yang mana

digunakan untuk dapat menciptakan alat pengukur tinggi badan dan berat badan

untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) berbasis smartphone android. Dan

berikut skema perancangan alat pengukur tinggi badan dan berat badan untuk

mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) berbasis smartphone android yang

dirancang dalam aplikasi Eagle 6.4 dapat dilihat pada Gambar 3.4.
23

Gambar 3.4 skema rangkaian sistem alat pengukur tinggi badan dan berat badan

untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) berbasis smartphone android

Spesifikasi alat :
Tinggi pengukur tinggi badan :
2 meter
Kotak pengukur berat badan :
40 cm x 40 cm x 20 cm

Gambar 3.5 Desain alat alat pengukur tinggi badan dan berat badan untuk

mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) berbasis smartphone android


24

3. Perancangan perangkat lunak

Perancangan perangkat lunak merupakan kegiatan yang digunakan untuk

merancang sebuah sistem melalui sebuah program. Dalam hal ini pemprograman

untuk merancang serta mengkomuikasikan alat pengukur tinggi badan dan berat

badan dengan smartphone android. Diagram alir dari sistem kerja alat dapat dilihat

pada Gambar 3.6.

Start

Inisialisasi Sistem

Mengkoneksikan
Smartphone android dengan modul bluetooth HC-05

Tidak
Smartphone terhubung

Ya
Sensor ultrasonik dan sensor loadcell mendeteksi
adanya masukan (Input) data

Mengirimkan data ke mikrokontroler

Mikrokontroler mengolah data masukan

Gambar 3.3 Diagram alir cara kerja alat pengukur tinggi badan dan berat badan

untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) berbasis smartphone android


25

Mengirimkan data ke LCD 16x2 dan modul bluetooth HC-05

Data diterima LCD 16x2 Tidak


dan modul bluetooth HC-05

Ya
Data tampil pada LCD 16x2

Modul bluetooth HC-05 mengirimkan data ke smartphone android

Smartphone android menerima data

Menampilkan pada aplikasi smartphone android

Finish

Gambar 3.6 Diagram alir cara kerja alat pengukur tinggi badan dan berat badan

untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) berbasis smartphone android

(Lanjutan)

Pada Gambar 3.6 dijelaskan bahwa dalam inisialisasi sistem ini adalah

tahapan awal dalam penggunaan alat pengukur tinggi dan berat badan seperti

menghubungkan dengan sumber daya. Kemudian dilanjutkan dengan

menghubungkan komunikasi atau koneksi bluetooth alat dengan smartphone

android. Jika sudah terhubung, maka pada aplikasi pengukur tinggi dan berat badan

di smartphone android akan terlihat. Saat sensor ultrasonik dan loadcell mendeteksi
26

adanya masukan data berarti alat pengukur tinggi dan berat badan sedang

digunakan. Kemudian data yang diterima sensor tersebut dikirimkan ke

mikrokontroler dan diolah untuk dapat dibaca oleh manusia. Setelah itu,

mikrokontroler akan mengirimkan data tersebut untuk ditampilkan pada LCD 16x2

serta pada modul bluetooth HC-05. Dari modul bluetooth HC-05 akan dikirimkan

datanya melalui koneksi bluetooth menuju aplikasi yang ada pada smartphone

android. apabila data hasil pengolahan mikrokontroler diterima maka akan tampil

pada aplikasi tersebut.

C. PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui performa sistem yang dibuat

dan proses dari pengujian sistem tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengujian sumber daya atau power supply alat

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui serta mengatur seberapa besar

tegangan yang dibutuhkan pada sistem rangkaian. Sehingga rangkaian akan dapat

berkerja dengan baik dan tidak terjadi kerusakan akibat sumber daya yang

dibutuhkan tidak sesuai dengan spesifikasi alat.

2. Pengujian sensor ultrasonik HC-Sr04 dan sensor loadcell

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil pengukuran yang dilakukan

serta digunakan untuk pengkalibrasian sistem alat agar eror yang dihasilkan dari

pengukuran tidak terlalu jauh atau mendekati sama dengan alat pengukur berat

badan serta tinggi badan yang ada saat ini.


27

3. Pengujian koneksi modul bluetooth HC-05 dengan aplikasi smartphone

android

Pengujian ini adalah pengujian yang melibatkan smartphone android serta


modul bluetooth HC-05. Karena pengujian ini diperuntukkan untuk mengetahui
komunikasi pengiriman data secara jarak jauh dengan media komunikasi bluetooth.
Selain itu untuk mengetahui jarak maksimal dan tingkat kesalahan pengiriman data
yang dikirimkan dari modul bluetooth HC-05.
4. Pengujian keseluruhan sistem alat

Pengujian ini melibatkan keseluruhan komponen yang ada pada sistem alat.

Karena pengujian ini diperuntukkan untuk mengetahui respon pengukuran yang

dilakukan dengan menggunakan sensor ultrasonik dan sensor loadcell dari beberapa

kali pengukuran. Yang mana nantinya hasil pengukuran tesebut akan di tampilkan

pada LCD 16x2 maupun pada aplikasi smartphone android.

D. RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN

Rencana pelaksanaan penelitian merupakan salah satu yang harus ada dalam

pelaksanaan penelitian. Karena tanpa adanya perencanaan serta penjadwalan yang

jelas, maka dapat mengakibatkan mulurnya penelitian serta kehiatan penelitian

tidak berjalan dengan baik.

Penelitian ini, akan dilaknanakan pada tanggal 24 april 2017 dan

dilaksanakan di laboratorium teknik elektro universitas Muhammadiyah

Purwokerto. Dan berikut jadwal perencanaan kegiatan penelitian, dapat dilihat pada

Tabel 3.1.
28

Tabel 3.1 Rencana pelaksanaan penelitian

No Nama Agust
April Mei Juni Juli
Kegiatan us
2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1
1 Studi Pustaka
a. Tinjauan
Pustaka
b. Referensi
Rangkaian
Sistem
2 Persiapan Alat
dan Bahan
a. Pembelian
komponen
b. Pembuatan
alat
3 Pengumpulan
data
4 Pengolahan
data
5 Analisa data
6 Penulisan
laporan akhir
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Prasetyo. 2014. Rancang Bangun Alat Pengukur Tinggi Badan Dan Suhu

Badan Berbasis Raspberry Pi. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

Arisman. 2010. Obesitas, Diabetes Mellitus, & Dislipidemia. Palembang: EGC.

Departemen Kesehatan. 2011. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang

Dewasa(Online)(http://gizi.depkes.go.id/wp-ontent/uploads/2011/10/ped-

praktis-stat-gizi-dewasa.doc diakses tanggal 10 April 2017 pukul 16.45

WIB)

Dimas, Bahtiar. 2014. Rancang Bangun Alat Pengukur Berat Badan Dan Tekanan

Darah Berbasis Raspberry Pi. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

Felayati, ali akbar, Hanif Nur Inayah, dan Pandega Tanggon Pribadi. 2016. Alat

Ukur Berat Badan Berbasis Arduino. Semarang: Politeknik Negeri

Semarang.

Irianto, Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga Dan Olahragawan.

Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Kuantama, endrowednes, Leonardy Setyawan, dan Jessie Darma. Early Flood

Alarts Using Message Service (SMS). International Conference on

System Engineering dan Technology. 978-1-4673-2374-1/12/$31.00

2012 IEEE.
Safaat H, Nazruddin. 2012. PEMROGRAMAN APLIKASI MOBILE
SMARTPHONE DAN TABLET PC BERBASIS ANDROID. Bandung :
Penerbit Informatika.

Shibu, J., dan R. Ramkumar. ATM Based Remote healthcare Monitoring System.

International Conference on Electronics and Comunication System

(ICECS). 978-1-4799-2320-5/8 2014 IEEE.

SplashTronic. 2012. HC-05 BLUETOOTH TO SERIAL MODULE (Online)


(https://splashtronic.wordpress.com/2012/05/13/hc-05-bluetooth-to-
serial-module/ diakses tanggal 28 Oktober 2016 pukul 22.05 WIB)

Thomas, Johan K.W dan Henhy. 2008. Sistem Pengukur Berat Dan Tinggi Badan

Menggunakan Mikrokontroler AT89S51. Jurnal Teknik Elektro. Vol. 10.

No. 2: 79-84.

Tjahyadi, Cristianto. 2013. SENSOR ULTRASONIK HC-SR04 (Online) (

http://christianto.tjahyadi.com/belajar-mikrokontroler/sensor-ultrasonik-

hc-sr04.html diakses tanggal 29 Oktober 2016 pukul 15.20 WIIB)

Anda mungkin juga menyukai