Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Makassar ( STIEM ) adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas

luarannya, khususnya berkaitan dengan kebutuhan dan dunia usaha dengan

diadakannya Kulia Kerja Lapangan (KKL) sebagai salah satu bentuk

pengimplementasian teori dan pengetahuan yang didapatkan dibangkuh

kuliah, diharapkan mampu mencapai tujuan tersebut.

Berbekal teori dan ilmu pengetahuann yang diperoleh selama

perkuliahan, mahasiswa yang mengikuti Kulia Kerja Lapangan (KKL) dapat

mempraktekkan sekaligus diberi kesempatan untuk dapat melihat,

beradaptasi dan terlibat langsungpada istansi tersebut, serta dapat

menerapkan pengetahuan teori yang telah didapatkan dibangku kulia dan

diharapkan Mahasiswa maupun instansi yang terkait memperoleh manfaat

bagi kedua belah pihak.

Dinas Pendapatan Daerah adalah merupakan salah satu dinas yang

bertugas untuk meningkatkan menerimaan,baik ditingkat pusat maupun

ditingkat daerah. Namun di sisi lain, pemerintah daerah juga sedang giat-

giatnya berupaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui

pemungutan Pajak daerah dan retribusi daerah.

Dinas Pendapatan Daerah sebagai Satuan Kerja Daerah (SKPD)

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang diberikan kewenangan

mengamban tugas di bidang Pendapatan, sebagaimana diatur dalam

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

dimana Pemerintah Daerah mempunyai hak mengelola Pendapatan Daerah,

1
antara Iain memungut Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, mendapatkan

bagi hasil dari pengelolaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Lainnya

yang barada di Daerah, mendapatkan sumber-sumber pendapatan yang sah

guna pambiayaan kegiatan Pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan.

Untuk menyelanggarakan prinsip-prinsip penyalenggaraan pemerintahan

yang baik, diperlukan suatu sistem Perencanaan yang sistematis, terencana

dan terukur. Penyusunan perencanaan tersebut juga tidak terlapas dari

wujud pertanggungjawaban publik untuk menciptakan Pemerintahan yang

akuntabel.

Adapun sistem laporan yang digunakan Bapenda untuk format laporan

Dari seluruh UPTD wilayah .Dimana penjelasan tentang (Sistem Aplikasi

administrasi Perpajakan) SAAP dan (Kendaraan Tidak Mendaftar Ulang)

KTMDU.

(Sistem Aplikasi administrasi Perpajakan) SAAP adalah berisi Laporan-

laporan Format Pajak Kendaraan Bermotor Yang datanya Berisi Laporan

Wajib pajak yang telah dibayarkan kepada Bapenda dan berisi laporan Wajib

Pajak yang menunggak.

(Kendaraan Tidak Mendaftar Ulang) KTMDU adalah berisi Laporan-

laporan Format Pajak kendaraan Bermotor ,dimana Pihak Bapenda

melakukan Penagihan Pajak secara langsung yang dilakukan Dikantor atau

dirumah Wajib Pajak yang menunggak

Sistem perencanaan yang sistematis, terencana dan terukur tersebut

dengan memperhatikan berbagai aspek baik internal maupun eksternal

organisasi. Dengan memperhitungkan kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang diperkirakan akan timbul maka akan diperoleh suatu hasil

2
yang dapat diketahui hasilnya secara jelas dan terukur dalam jangka waktu

yang ditentukan. Untuk itulah diperlukan suatu perencanaan strategis yang

dapat dijadikan pedoman perencanaan organisasi dalam kurun waktu

tertentu.

Adapun alasan mengapa penulis memilih tempat magang tersebut,

karena ingin merasakan bekerja diinstansi pemerintahan, maka penulis ingin

mendalami dan melihat langsung bagaimana Perasaan Bekerja Di instansi

Pemerintahan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengalaman penulis selama Magang ,Dan tempat

penempatan di Bidang Pembinaan Dan Pengawasan, maka masalah yang

ditemukan adalah.

Kurangnya pengetahuan penulis mengenai Laporan SAAP Dan KTMDU

yang Sering Terlambat Dilaporkan Ke Kantor Bapenda Makassar Oleh

UPTD , jadi penulis tertarik untuk mengangkat penelitian dengan Judul

“Posedur Pemberitahuaan Mengenai Laporan SAAP Dan KTMDU Yang

Sering Terlambat Di Kantor Bapenda Makassar.

1.3 Tujuan Kuliah Kerja Lapang (Kkl) Program Magang

Tujuan penulis melaksanakan kegiatan KKL yaitu :

1. Untuk mendapatkan pengalaman kerja dari Praktek Kerja Instansi;

2. Untuk memperdalam dan memperluas wawasan serta pengetahuan;

3. Untuk mengadakan kerja sama antar pihak Kampus dan pihak Instansi

untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ;

4. Untuk menumbuh kembangkan inisiatif sendiri, tugas pada waktu praktek;

5. Untuk melatih diri dalam bekerja di dunia Instansi;

3
6. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberitahuan mengenai laporan

SAAP dan KTMDU si Kantor Bapenda Makassar.

7. Untuk mengukur daya serap dan kemampuan penulis dalam menerima

pelajaran selama pendidikan dan mempraktekannya pada perusahaan

serta menumbuhkan sikap disiplin dalam bekerja.

1.4 Kegunaan Kuliah Kerja Lapang (Kkl) Program Magang

Kegunaan dari KKL ini yaitu :

1. Sebagai sarana pengembangan diri;

2. Sebagai sarana menguji kemampuan khususnya mengenai ilmu ;

3. Menambah pengalaman, wawasan dan juga ilmu yang secara langsung

di praktekkan;

4. Mengenal dunia kerja beserta tantangannya;

5. Mengetahui cara kerja dan proses dalam bidang-bidang tertentu di

instansi tempat melakukan Praktek Kerja Instansi;

1.5 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapang (Kkl) Program

Magang

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dilaksanakan pada BAPENDA Makassar

yang terletak di Jl. A. P. Pettarani No.1 MAKASSAR (90221). Kegiatan KKL

dilaksanakan selama 1 bulan 2 minggu, terhitung sejak Tanggal 15 Januari

2018 sampai dengan 28 Februari 2018 yang Bertempat di Badan

Pendapatan Daerah, dengan jam kerja : Senin - jum’at : 08.00 sampai 16.15

.dimana penulis di tempatkan di bidang Pembinaan dan Pengawasan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prosedur Pemberitahuan

Menurut Ardiyos (2014 : 734 ) menyatakan bahwa prosedur adalah

bagian sistem yang merupakan serangkaian tindakan yang

menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang

ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi

dapat terjadi berulangkali dan dilaksanakan secara seragam.

Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan klerikal, biasanya

melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun

untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi–

transaksi perusahaan yang sedang terjadi (Baridwan, 2009;30). Jadi

prosedur merupakan urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang

, untuk melaksanakan pekerjaan tertentu, yang biasanya saling

berhubungan dan mempengaruhi sehingga jika salah satu tidak ada

maka suatu prosedur tidak akan terlaksana dengan baik seperti yang

diinginkan.

Menurut Jerry Gerald dkk (1981) yang dikutip Yogiyanto (1996;5)

mendefinisikan prosedur adalah suatu urutan – urutan yang tepat dari

tahapan–tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus

dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan dan

bagaimana mengerjakannya.

Pajak merupakan komponen penerimaan yang sangat penting.

Menurut Misekkel and Hay (1969,75) :

5
1. Pajak memberikan bagian yang sangat besar bagi pendapatan

pemerintah di semua tingkatan.

2. Pajak wajib memberikan kontribusi kepada biaya pemerintah,

meskipun para wajib pajak setuju atau tidak setuju terhadap pajak

tersebut.

Menurut Davey (1988 :28-29), Pemerintah daerah dapat

memperoleh pendapatan dari perpajakan dengan tiga cara, yaitu :

1. Pembagian hasil pajak-pajak yang di kenakan dan di pungut oleh

pemerintah pusat.

2. Pemerintah Daerah dapat memungut tambahan pajak di suatu

pajak yang di pungut dan di kumpulkan oleh pemerintah pusat.

3. Pungutan-pungutan yang dikumpulkan dan ditahan oleh pemerintah

daerah sendiri.

2.2 Pemberitahuan

Menurut Onong Cahyana Effendi S pemberitahuan adalah proses pesan

oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap,

atau perilaku, baik secara lisan/ (langsung) ataupun tidak lagsung (melalui

media).

2.3 Pendapatan Daerah dan Sumber–Sumber Pendapatan

Pendapatan daerah merupakan penerimaan yang sangat penting bagi

pemerintah daerah dalam menunjang pembangunan daerah guna

membiayai proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 tahun

2000 tentang “ Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah”

yang dikutip dari buku “Himpunan Peraturan Pelaksanaan Undang-undang

Otonomi Daerah” yang dimaksud dengan Pendapatan Daerah adalah :

6
“Semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu

yang menjadi hak daerah.”

Pendapatan Daerah sebagai penerimaan kas daerah merupakan sarana

pemerintah daerah untuk melaksanakan tujuan, mengoptimalkan

kemakmuran rakyat yaitu menumbuh kembangkan masyarakat disegala

bidang kehidupan. Menurut Lukman H, dalam “Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah” pendapatan daerah dalam APBD (Anggaran Pendapatan

dan Belaja Daerah) dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), adalah :

a. Pajak daerah

b. Retribusi daerah

c. Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

d. Lain-lain PAD yang sah

2. Dana Perimbangan, adalah :

a. Dana bagi hasil

b. Dana alokasi umum (DAU)

c. Dana alokasi khusus (DAK)

3. Lain-lain Penerimaan yang sah, adalah :

a. Hibah

b. Dana otonomi khusus

c. Dana penyesuaian

2.4 Fungsi dan Tujuan Pemberitahuan (UPTD)

Fungsi dan Tujuan Pemberitahuan yaitu :

Fungsi Pemberitahuan dimana pemberitahuan agar setiap orang atau

UPTD mengetahui apa yang diinginkan bapenda sebagai alur lurus suatu

laporan yang benar dan tepat sesuai jadwal.

7
Tujuan pemberitahuan agar laporan sesuai dengan apa yang diminta dan

di inginkan Bapenda Makassar Sebagai kiblat UPTD.

2.5 Jenis Pemberitahuan

Jenis Pemberitahuan

a. Pemberitahuan Lapangan adalah Pemberitahuan yang dilakukan

ditempat tinggal atau kantor.

b. Pemberitahuan yang di Lakukan Melalui surat Kepada Seseorang yang

dituju.

2.6 SAAP dan KTMDU

a. SAAP (Sistem Aplikasi administrasi Perpajakan) dimana SAAP adalah

berisi Laporan-laporan Format Pajak Kendaraan Bermotor ,Yang

datanya Berisi Laporan Wajib pajak yang telah dibayarkan kepada

Bapenda dan berisi laporan Wajib Pajak yang menunggak.

b. KTMDU (Kendaraan Tidak Mendaftar Ulang) laporan KTMDU adalah

berisi Laporan-laporan Format Pajak kendaraan Bermotor ,dimana

Pihak Bapenda melakukan Penagihan Pajak secara langsung yang

dilakukan Dikantor atau dirumah Wajib Pajak yang menunggak .

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Tempat Magang

Sejarah pembentukan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Provinsi

Sulawesi Selatan. Sebelum tahun 1972 Badan Pendapatan Daerah

(BAPENDA) Provinsi Sulawesi Selatan Merupakan salah satu bagaian Pada

biro Keuangan Sekretariat wilayah daerah Tingkat 1 Sulawesi Selatan

dengan nama Bagaian Penghasilan Daerah. Namun dalam perkembangan

selanjurnya, Dengan luasya daerah kerja urusan-urusan yang menyangkut

pendapatan daerah baik yang meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

sendiri ( Pajak, Retribusi,dan Pendapatan Daerah Lainnya yang sah )

maupun pendapatan negara yang diserahkan kepada Daerah tingkat 1

sehingga dianggap perlu memisahkan diri dengan Sekretariat Daerah tingkat

1 Sulawesi Selatan dan Bagaian Pendapatan Daerah pada Biro keuangan

menjadi urusan tersendiri dan merupakan Dinas Otonomi yang ditetapkan

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Sulawesi

Selatan Nomor : 130/IV/1973,

Tanggal 17 April 1973 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah

Tingkat 1 Sulawesi Selatan Dan Seiring dengan perjalanannya pada bulan

januari 2017 nama Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

berganti nama menjadi Badan Pendapatan Daerah ( BAPENDA) SUL-SEL.

Dengan Semakin meningkatnya Upaya pembangunan Daerah yang

merupakan salah satu tugas pokok Pemerintah Daerah sebagai perwujudan

dari kegiatannya menuju kearah Otonomi daerah yang dinamis, nyata dan

9
bertanggung jawab, maka perlu dilakukan penyerasian Usaha Pemupukan

Dana guna membiayai pembangunan Daerah.

Dengan demikian dalam rangka peningkatan daya guna dan hasil guna

Badan Pendapatan Daerah Sulawesi Selatatan perlu dikembangkan

pengelolaannya baik pelayanan kepada masyarakat maupun peningkatan

pendapatan daerah. untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, setiap saat

dilakukan penyempurnaan aturan dan kebijakan untuk mendukung

pelaksanaan tugas-tugas operasional pengelolaan sumber-sumber

Pendapatan Daerah yang di tangani langsung oleh BAPENDA, maka dalam

rangka pelaksanaan pungutan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ yang tekait

dengan STNK dilakukan secara terpadu melalui kantor Bersama Sistem

Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap (SAMSAT) yang diatur

berdasarkan surat Keputusan bersama Menteri HANKAM, Menteri

Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri tanggak 28 Desember 1976 Nomor

Pol. Kep /13/XII/1976. No Kep. 1693/MK/1976 dan Nomor 311 Tahun 1976

tentang peningkatan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan, Kepala daerah Kepolisian dan Aparat Departemen Keuangan dalam

rangka peningkatan Pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan

pendapatan pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan pendapatan

Daerah Khususnya megenai pakjak-pajak kendaraan Bermotor.

Dalam perkembangan lebih lanjut setelah berikutnya undang-undang

Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Daerah dan Retribusi Daerah

yang terkait dengan penghentian bebrapa jenis pungutan pajak Daerah dan

Retribusi pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terhitung mulai tanggal 23

mei 1998, dilakukan reorganisasi dan refungsionalisasi Organisasi unit

pelaksana teknis Dinas (UPTD) sesuai kebutuhan badan pendapatan

daerah dan menfokuskan pada upaya optimalisasi pengelolaan penerimaan

10
PKB dan BBN-KB yang telah ada melalui kantor bersama samsat.

berdasarkan peraturan daerah No.11 Tahun 2009 tentang Perubahan

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No. 8 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan peraturan gubernur Sulawesi

Selatan No.18 Tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja Unit pelaksana

Teknik Dinas (UPTD) pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan.

Dengan dasar hukum tersebut terbentuklah UPTD di sejumlah wilayah.

berdasarkan peraturan gubernur No. 37 Tahun 2011, telah terbentuk 24

UPTD yang tersebar Pada setiap Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan yaitu :

1. UPTD Makassar 13. UPTD Pinrang

2. UPTD Pare-pare 14. UPTD Maros

3. UPTD Barru 15. UPTD Pangkep

4. UPTD Palopo 16. UPTD Sidrap

5. UPTD Luwu 17. UPTD Enrekang

6. UPTD Bone 18. UPTD Tanatoraja

7. UPTD Sinjai 19. UPTD Toraja Utara

8. UPTD Wajo 20. UPTD Luwu Timur

9. UPTD Bantaeng 21. UPTD Luwu Utara

10. UPTD Jeneponto 22. UPTD Soppeng

11. UPTD Gowa 23. UPTD Bulukiumba

12. UPTD Takalar 24. UPTD Selayar

Yang Kemudian seiring terjadinya perubahan nama Dinas Pendapatan

Daerah menjadi Badan Pendapatan Daerah maka Organisasi dan Tata kerja

Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) pada Badan Pendapatan Daerah

11
Provinsi Sulawesi Selatan juga Ikut berganti nama menjadi Unit Pelaksana

Teknis Pendapatan.

3.2. Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)

1. Visi

Visi BAPENDA pada dasarnya tidak terlepas dari visi pembangunan

Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018 yaitu “Sulawesi Selatan

sebagai pilar utama pembangunan nasional dan simpul jejaring akselerasi

kesejahteraan pada tahun 2018”.

Penetapan visi BAPENDA Provinsi Sulawesi Selatan di samping harus

berlandaskan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, juga

harus merujuk pada tugas pokok Dinas, yaitu “Merumuskan Kebijakan

Operasional, dan melaksanakan sebagaian kewenangan desentralisasi

provinsi dan kewenangan lain yang dilimpahkan oleh gubernur”. Adapun

Visi BAPENDA Provinsi Sulawesi Selatan adalah “Memaksimalkannya

Peningkatan pendapatan daerah melalui Pengelolaan pendapatan daerah

yang bersih , tertib, transparan, akuntabilitas dan inivatif”.

Visi ini disusun atas dasar komitmen seluruh anggota organisasi

BAPENDA Provinsi Sulawesi Selatan Untuk Memenuhi Tuntutan dan

Dinamika masyarakat Sulawesi Selatan dalam rangka meweujudkan

system pengelolaan Pendapatan Daerah yang mengacu pada tata

laksanaan penyelenggara pemerintah daerah yang baik dan bersih (good

and clean government)

2. Misi

BAPENDA Provinsi Sulawesi Selatan ingin mewujudkan visi

sebagaiamana tersebut di atas, maka ditetapkan misi BAPENDA Provinsi

Sulawesi Selatan sebagai berikut :

12
a. Meningkatkan penerimaan PAD sekitar 13% (tiga belas persen)

pertahun dan total pendapatan daerah sekitar 10% (sepuluh persen)

pertahun.

b. Meningkatkan kapasitas, efektivitas dan efesiensi unit kerja dalam

rangka member kualitas prima dalam pelayanan pajak.

c. Mewujudkan aparatur laki-laki dan perempuan yang cakap, handal

jujur, bertanggung jawab dan professional dalam mengelola

pendapatan daerah.

d. Mewujudkan system dan prosedur pengelolaan pendapatan daerah

yang transparan dan akuntabel.

3.3 Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Provinsi

Sulawesi Selatan

Dalam rangka mewujudkan tujuan dari instansi, maka di perlukan struktur

organisasi yang baik. Struktur organisasi sangat penting dalam perumusan

konsentrasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Dengan adanya

struktur organisasi ini diharapkan setiap pegawai dapat mengetahui fungsi

dan tugasnya masing-masing.

13
3.4 Gambar Struktur Organisani

14
3.5 Deskripsi Pekerjaan

1. Kepala Dinas Pendapatan Daerah

a. Tugas Pokok

Tugas Pokok Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan adalah, untuk menyelenggarakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di Bidang perencanaan pendapatan

daerah, Pajak Daerah, Retribusi, dan pendapatan daerah lainnya,

serta pengendalian dan pembinaan.

b. Fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis pendapatan daerah meliputi bidang

perencanaan pendapatan daerah, pajak daerah, retribusi daerah

dan pendapatan daerah lainnya, serta pengendalian dan

pembinaan;

2) Pengordinasian penyusunan perencanaan pendapatan daerah

meliputi bidang perencanaan pendapaatan saerah, pajak daerah,

retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya, serta

pengendalian dan pembinaan;

3) Pembinaan dan menyelenggarakan tugas di bidang pendapatan

daerah meliputi bidang perencanaan pendapatan daerah, pajak

daerah, retribusi, dan pendapatan daerah lainnya, serta

pengendalian dan pembinaan, dan

4) Penyelenggaraan tugas kedinasan lainnya sesuai bidang tugasnya.

2. Sekretariat

a. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas membantu

Kepala Badan dalam mengordinasikan kegiatan, memberikan

pelayanan teknis dan administrasi penyusunan program, pelaporan,

umum, kepegawaian, dan keuangan dalam lingkungan badan;

15
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, maka

Sekretaris mempunyai fungsi:

1) Pengordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan Badan;

2) Pengordinasian penyusunan program dan pelaporan;

3) Pengordinasian pengelolaan administrasi keuangan; dan

4) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

c. Uraian tugas Sekretariat, meliputi :

1) menyusun rencana kegiatan Sekertariat sebagai pedoman dalam

pelaksanaan tugas;

2) mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas; -

memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksaan tugas dalam

sekretariat untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

3) menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau

menandatangani naskah dinas;

4) mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

5) mengordinasikan pelaksanaan kegiatan dalam lingkungan Badan

sehingga terwujud koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi

pelaksanaan kegiatan;

6) mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan perencanaan,

pengendalian dan evaluasi serta pelaporan kinerja dan pelaporan

keuangan;

7) menggordinasikan dan melaksanakan pelayanan administrasi

umum dan kepegawaian;

8) mengoordinasikan dan melaksanakan pelayanan ketatausahaan;

9) mengordinasikan dan melaksanakan urusan rumah tangga badan;

10) melaksanakan dan mengordinasikan pelayanan administrasi

pengadaan, pemeliharaan, dan penghapusan barang;

16
11) mengoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan organisasi dan

tatalaksana;

12) mengoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan kearsipan;

13) mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan kehumasan dan

keprotokolan;

14) mengoordinasikan dan melaksanakan pembinanaan dan

penegakan kode etik pegawai Aparatur Sipil Negara;

15) mengoordinasikan dan melaksanakan pengumpulan, pengolahan,

dan penyajian data dan informasi serta fasilitasi pelayanan

informasi;

16) melaksanakan pengadaan blanko dokumen administrasi

pemungutan pajak dan retribusi;

17) melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga

pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi badan;

18) menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

19) menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sekretaris dan

memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

perumusan kebijakan; dan

20) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan

sesuai dengan bidang tugasnya

d. Sub bagian di dalam Sekretariat, adalah:

1) Sub bagian Program yang dipimpin oleh Kepala Subbagian yang

mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan

bahan dan melakukanpenyusunan program, penyajian data dan

informasi, serta penyusunan laporan;

17
2) Sub bagian Umum Dan Kepegawaian yang dipimpin oleh Kepala

Subbagian yang mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam

mengumpulkan bahan dan melakukan urusan ketatausahaan,

administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang,

urusan rumah tangga serta mengelola administrasi kepegawaian;

dan- menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sekretaris dan

memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

perumusan kebijakan; dan

3) Sub bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Subbagian yang

mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan

bahan dan melakukan pengelolaan administrasi dan pelaporan

keuangan.

3. Bidang Perencanaan Pendapatan Daerah:

Bidang Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah dipimpin olehB

Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam

mengoordinasikan, merumuskan, dan melaksanakan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang

perencanaan, pelaporan, dan peraturan pendapatan daerah.

1. Untuk melaksanakan tugas di atas, Kepala Bidang Perencanaan dan

Pelaporan Pendapatan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. perumusan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang perencanaan, pelaporan, dan

peraturan pendapatan daerah;

b. pelaksanaan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang perencanaan, pelaporan, dan

peraturan pendapatan daerah;

18
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang perencanaan,

pelaporan, dan peraturan pendapatan daerah;

d. pelaksanaan administrasi fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang perancanaan, pelaporan, dan

peraturan pendapatan daerah; dan

e. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugasnya.

2. Uraian tugas Bidang Berencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah,

meliputi:

a. menyusun rencana kegiatan Bidang Perencanaan dan Pelaporan

Pendapatan Daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;

c. memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam

lingkungan Bidang Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah

untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf, dan/atau

menandatangani naskah dinas;

e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya; - menyiapkan

dan merumuskan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangankhususnya pengelolaan pendapatan daerah Bidang

Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah meliputi

perencanaan pendapatan daerah, pelaporan pendapatan daerah, dan

peraturan pendapatan daerah;

f. mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

Bidang Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah meliputi

19
perencanaan pendapatan daerah, pelaporan pendapatan daerah, dan

peraturan pendapatan daerah;

g. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

Bidang Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah meliputi

perencanaan pendapatan daerah, pelaporan pendapatan daerah, dan

peraturan pendapatan daerah;

h. mengoordinasikan dan melaksanakan penyajian data dan informasi

pendapatan daerah;

i. mengoordinasikan dan memfasilitasi Perangkat Daerah Provinsi dalam

rangka perencanaan pendapatan daerah, pelaporan pendapatan

Daerah, dan peraturan pendapatan daerah;

j. melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat maupun instansi dan

satuan kerja terkait dalam rangka perencanaan dan pelaporan

penerimaan pendapatan daerah, termasuk dana transfer, serta

penyususnan peraturan pendapatan daerah;

k. mengoordinasikan dan melaksanakan fasilitasi dalam rangka

ekstensifikasi dan intensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah;

l. mengordinasikan dan melaksanakan pemantauan, pengendalian, dan

evaluasi kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah Bidang Perencanaan dan Pelaporan

Pendapatan Daerah meliputi perencanaan pendapatan daerah,

pelaporan pendapatan daerah, dan peraturan pendapatan daerah;

m. melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah

dan lembaga nonpemerintah dalam rangka pelaksananaan tugas dan

fungsi; - menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

20
n. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang

Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah dan memberikan

saran serta pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan

kebijakan; dan

o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai

dengan bidang tugasnya.

3. Sub bagian di dalam Bidang Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan

Daerah, adalah:

a. Sub bidang Perencanaan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala

Sub bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang

Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang perencanaan pendapatan daerah;

b. Sub bidang Pelaporan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Sub

bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang

Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang pelaporan pendapatan daerah; dan

c. Sub bidang Peraturan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Sub

bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang

Perencanaan dan Pelaporan Pendapatan Daerah dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang peraturan pendapatan daerah.

21
4. Bidang Pajak Daerah

a. Bidang Pendapatan Asli Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang yang

mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam mengoordinasikan,

merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang

pendapatan asli daerah.

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, maka

Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah mempunyai fungsi:

1) perumusan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah Bidang Pendapatan Asli Daerah;

2) pelaksanaan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah Bidang Pendapatan

Asli Daerah;

3) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang Pendapatan

Asli Daerah;

4) pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan pengelolaan penerimaan

pendapatan asli daerah;

5) pelaksanaan administrasi fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah Bidang Pendapatan Asli Daerah;

dan

6) pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

c. Uraian tugas Bidang Pendapatan Asli Daerah, meliputi:

1) menyusun rencana kegiatan Bidang Pendapatan Asli Daerah

sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

2) mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas;

22
3) memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas

dalam lingkungan Bidang Pendapatan Asli Daerah untuk

mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

4) menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf, dan/atau

menandatangani naskah dinas;

5) mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

6) menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang

pendapatan daerah;

7) mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang pendapatan daerah;

8) mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang pendapatan daerah;

9) mengoordinasikan dan melaksanakan administrasi pengelolaan

penerimaan pendapatan asli daerah;

10) mengoordinasikan dan melaksanakan penyajian data dan

informasi pengelolaan pendapatan asli daerah;

11) melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

pengelolaan pendapatan asli daerah;

12) melaksanakan pembinaan dan koordinasi dengan Unit Pelaksana

Teknis Badan (UPTB) dalam hal pemungutan pajak daerah dan

retribusi daerah;

13) mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan, pengendalian,

dan evaluasi kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan

23
khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang pendapatan

daerah;

14) melaksanakan koordinasi dan konsultasi dan konsultasi dengan

lembaga pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka

pelaksanaan tugas dan fungsi;

15) menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

d. Sub bidang di dalam Bidang Pendapatan Asli Daerah, adalah :

1) Subbidang Pedapatan Asli Daerah I dipimpin oleh Kepala

Subbidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang

Pendapatan Asli Daerah dalam melakukan penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang

Pendapatan Asli Daerah I meliputi pajak kendaraan bermotor dan

bea balik nama kendaraan bermotor;

2) Subbidang Pendapatan Asli Daerah II dipimpin oleh Kepala

Subbidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang

Pendapatan Asli Daerah dalam melakukan penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan teknis fungsi penunjang keuangan

khusushya pengelolaan pendapatan daerah bidang Pendapatan

Asli Daerah II meliputi pajak air permukaan, bahan bakar kendaraan

dan/pajak rokok; dan

3) Subbidang Pendapatan Asli Daerah III dipimpin oleh Kepala

Subbidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang

Pendapatan Asli Daerah dalam melakukan penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang

24
Pendapatan Asli Daerah III meliputi koordinasi dan pengelolaan

penerimaan retribusi daerah dan pendapatan asli daerah lainnya.

5. Bidang Teknologi dan Sistem Informasi

a. Bidang Teknologi dan Sistem Informasi dipimpin oleh Kepala Bidang

yang mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam

melaksanakan fungsi penunjang keuangan khususnya pengelolaan

pendapatan daerah, koordinasi, pembinaan, dan pengelolaan data

dan informasi, infrastruktur jaringan dan pengembangan aplikasi

serta verifikasi dan validasi objek dan subjek pajak.

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, maka

Kepala Bidang Teknologi dan Sistem Informasi mempunyai fungsi,

sbb:

1) perumusan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan

khususnyapengelolaan pendapatan daerah Bidang Teknologi dan

Sistem Informasi - pelaksanaan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah Bidang

Teknologi dan Sistem Informasi;

2) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah Bidang Teknologi dan

Sistem Informasi;

3) pelaksanaan administrasi fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah Bidang Teknologi dan Sistem

Informasi; dan

4) pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya

25
c. Uraian tugas Bidang Teknologi dan Sistem Informasi, meliputi:

 Perumusan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah Bidang Teknologi dan

Sistem Informasi

 menyusun rencana kegiatan Bidang Teknologi dan Sistem

Informasi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas;

 memantau, megawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas

dalam lingkungan Bidang Teknologi dan Sisem Informasi untuk

mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau

menandatangai naskah dinas;

 mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang

teknologi dan sistem informasi meliputi data dan informasi,

infrastruktur jaringan, dan pengembangan aplikasi, dan verifikasi

dan validasi objek dan subjek-subjek pajak

 mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang teknologi dan sistem informasi meliputi data dan informasi,

infrastruktur jaringan, dan pengembangan aplikasi, dan verifikasi

dan validasi objek dan subjek-subjek pajak

 mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang teknologi dan sistem informasi meliputi data dan informasi,

26
infrastruktur jaringan, dan pengembangan aplikasi, dan verifikasi

dan validasi objek dan subjek-subjek pajak

 melaksanakan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah

di lingkup pemerintah provinsi dan instansi terkait dalam rangka

penyiapan, pengelolaan dan pengembangan aplikasi, dan

verifikasi dan validasi objek dan subjek pajak;

 melakukan pembinaan dan koordinasi dengan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Badan dan unit kerja lain terkait dengan

pelaksanaan data dan informasi, infrastruktur jaringan dan

pengembangan aplikasi serta verifikasi dan validasi objek dan

subjek pajak;

 mengoordinasikan dan melaksanakan pemantauan, pengendalian,

dan evaluasi kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang teknologi dan

sistem informasi meliput data daninformasi, infrastruktur jaringan

dan pengembangan aplikasi, dan verifikasi dan validasi objek dan

subjek pajak;

 melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga

pemerintah dan lembaga nonpemerintah dalam rangka

pelaksanaan tugas dan fungsi;

 menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

 menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Bidang

Teknologi dan Sistem Informasi dan memberi saran pertimbangan

kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

27
 melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan atasan sesuai

dengan bidang tugasnya.

d. Subbidang di dalam Bidang Teknologi dan Sistem Informasi:

 Subbidang data dan Informasi dipimpin oleh Kepala Subbidang

yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Teknologi dan

Sistem Informasi dalam melakuan penyiapan bahan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang data dan

informasi;

 Subbidang Infrastruktur, Jaringan, dan Pengembangan Aplikasi

dipimpin oleh Kepala Subbidang yang mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Teknologi dan Sistem Informasi dalam

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang infrastruktur, jaringan, dan

pengembangan aplikasi;

 Subbidang Infrastruktur, Jaringan, dan Pengembangan Aplikasi

dipimpin oleh Kepala Subbidang yang mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Teknologi dan Sistem Infiormasi dalam

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang infrastrktur, jaringan, dan

pengembangan aplikasi; dan

 Subbidang Verifikasi dan Validasi Objek dan Subjek Pajak

dipimpin oleh Kepala Subbidang yang mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Teknologi dan Sistem Informasi dalam

28
melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang verifikasi dan validasi

objek dan subjek pajak

6. Bidang Pembinaan dan Pengawasan •

1) Bidang Pembinaan dan Pengawasan dipimpin oleh Kepala Bidang

yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam

mengoordinasikan, merumuskan, dan melaksanakan kebijakan teknis

fungsi penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan

daerah bidang pembinaan dan pengawasan.

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, maka

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan mempunyai fungsi,

sebagai berikut :

 perumusan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah Bidang Pembinaan

dan Pengawasan;pelaksanaan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah Bidang

Pembinaan dan Pengawasan;

 pelaksanaan evaluasi dan pelaporan fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah Bidang Pembinaan

dan Pengawasan;

 pelaksaan administrasi fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah Bidang Pembinaan dan

Pengawasan; dan

 pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang

tugasnya.

29
1) Uraian tugas Bidang Pembinaan dan Pengawasan, meliputi:

 menyusun rencana kegiatan Bidang Pembinaan dan Pengawasan

sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

 mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

sehingga berjalan lancar;

 memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas

dalam lingkungan Bidang Pembinaan dan Pengawasan untuk

mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

 menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau

menandatangani naskah dinas;

 mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

 menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis fungsi penunjang

keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah Bidang

Pembinaan dan pengawasan meliputi pembinaan teknis

administrasi pendapatan daerah, pengawasan, dan penegakan

hukum dan tindak lanjut hasil pengawasan;

 mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis fungsi

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang pembinaan dan pengawasan meliputi pembinaan teknis

administrasi pendapatan daerah, pengawasan, dan penegakan

hukum dan tindak lanjut hasil pengawasan;

 melaksanakan pembinaan teknis administrasi dan teknis

pemungutan pendapatan asli daerah dalam lingkup Pemerintah

Daerah;

30
 mengoordinasikan dan melakukan kebijakan teknis fungsi dan

penunjang keuangan khususnya pengelolaan pendapatan daerah

bidang pembinaan teknis administrasi pendampatan daerah;

 mengoordinasikan dan melakukan penyusunan format pelaporan

pajak daerah dan retribusi daerah;

 megoordinasikan dan melakukan penyusunan format dokumen

administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah;

 meniliti dokumen administrasi pemungutan pajak daerah dan

retribusi daerah untuk menilai kesahihan dan kebenarannya;

 melakukan pembinaan teknis administrasi pengelolaan keuangan

dan pendapatan daerah pada seluruh Perangkat Daerah

Pengelola Pendapatan Daerah (PAD);

 melakukan pelatihan teknis pemungutan pajak daerah dan

retribusi daerah dan/atau pelatihan teknis pengelolaan

administrasi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah;

 melakukan pendampingan pengelolaan teknis administrasi

pendampatan daerah pada Unit Pelaksana Teknis Badan;

 melakukan dan membentuk meja pengaduan (desk help) untuk

menerima dan melayani konsultasi dan komunikasi terkait

permasalahan pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah dari

Unit Pelaksana Teknis Badan, serta menindaklanjuti solusi yang

disepakati;

 mengoordinasikan dan melakukan pemantauan, pengendalian,

dan evaluasi kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang pembinaan

teknis administrasi pendapatan daerah;

31
 melakukan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah

dan lembaga nonpemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas

dan fungsi;

 menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

 menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Subbidang

Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan Daerah dan

memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

perumusan kebijakan; dan

 melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai

dengan bidang tugasnya.

2) Subbidang di dalam Bidang Pembinaan dan Pengawasan, adalah:

 Subbidang Pengawasan dipimpin oleh Kepala Subbidang yang

mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pembinaan dan

Pengawasan dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan

khususnya pengelolaan pendapatan daerah bidang pengawasan;

 Subbidang Penegakan Hukum dan Tindak Lanjut Hasil

Pengawasan dipimpin oleh Kepala Subbidang yang mempunyai

tugas membantu Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan

dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan teknis fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang peneggakan hukum dan

tindak lanjut hasil pengawasan; dan

 Subbidang Penegakan Hukum dan Tindak Lanjut Hasil

Pengawasan dipimpin oleh Kepala Subbidang yang mempunyai

32
tugas membantu Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan

dalam melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan teknis fungsi penunjang Keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah bidang penegakan hukum dan

tindak lanjut hasil pengawasan.

3.6 Aktivitas Perusahaan

Sistem kerja yang diterapkan pada Kantor Bapenda Makassar sebagai

berikut :

a. Hari kerja yaitu hari senin sampai hari jumat

b. Masuk kerja jam 07.30 wib sampai jam 17.00

c. Waktu istirahat pada jam 12.00 – 13.30

d. Selain itu karyawan juga di beri kesempatan untuk melaksanakan ibadah

bagi yang muslim

Bapenda Makassar melaksanakan Kegiatan Yaitu ;

1. menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

Bidang perencanaan pendapatan daerah, Pajak Daerah, Retribusi, dan

pendapatan daerah lainnya, serta pengendalian dan pembinaan

2. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugasdan memberikan saran

pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan

3. pelaksanaan administrasi fungsi penunjang keuangan khususnya

pengelolaan pendapatan daerah Bidang Teknologi dan Sistem Informasi;

dan

4. melaksanakan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah di lingkup

pemerintah provinsi dan instansi terkait dalam rangka penyiapan,

33
pengelolaan dan pengembangan aplikasi, dan verifikasi dan validasi objek

dan subjek pajak;

3.7 Pembahasan Masalah Dan Solusi

Selama melakukan kuiah kerja lapang (KKL) Program Magang pada

Bapenda Makassar, penulis menemui masalah mengenai “Posedur

Pemberitahuaan Mengenai Laporan SAAP Dan KTMDU yang sering

terlambat Di Kantor Bapenda Makassar

a. Masalah

Tidak Efektifnya Pemberitahuan Mengenai laporan SAAP Dan

KTMDU UPTD Wilayah, Ke kantor Dispenda Makassar

b. Solusi

Adapun solusi untuk menghadapi masalah tersebut yaitu :

1. Melakukan Pemberitahuan Secara Berulang-ulang Dengan

Melakukan pemanggilan kepada Seluruh UPTD wilayah Agar dapat

Lebih Lagi memahami apa yang Kantor Bapenda Inginkan, seperti

Membuat Laporan Secepatnya

2. Memberikan Teguran Keras Jika tidak Mengirimkan Format Atau

Data Yang Seperti Bapenda Makassar Inginkan.

3.8 Laporan Pelaksanaan Magang

Aktivitas-aktivitas peserta magang selama mengikuti magang yaitu sesuai

dengan prosedur operasional yang telah diterapkan perusahaan. Adapun

kegiatan-kegiatan yang dilakukan peserta magang yaitu menginput Data SAAP,

KTMDU, mengantar berkas kebagian Kepegawaian, mengantar surat ke bagian

umum dan Membuat Rekap Absen Seluruh UPTD wilayah.

34
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pendapatan

Daerah (DISPENDA) Provinsi Sulawesi Selatan memperoleh dana yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap

tahun yang disesuaikan dengan program kerja tahunan dan

pertanggungjawabannya dilakukakan dengan mengacu kepada Pedoman

Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah

yang berlaku.

Dengan adanya Operasional Pengelolaan Sumber-sumber

Pendapatan Daerah yang ditangani langsung oleh Dinas Pendapatan

Daerah (DISPENDA) Provinsi Sulawesi Selatan, maka dibentuklah

cabang-cabang Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Provinsi

Sulawesi Selatan Tingkat 1 Sul-Sel agar bisa memimpin dan

mengkordinasi seluruh usaha dibidang Pungutan dan Pendapatan Asli

Daerah.

Dalam rangka pelaksanaan pungutan yang dilakukan secara

terpadu maka Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Provinsi Sulawesi

Selatan melalui kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Dibawah

satu Atap (SAMSAT) yang diatur berdasarkan menteri HAMKAM dalam

35
rangka meningkatkan pendapatan daerah khususnya mengenai Pajak-

pajak Kendaraan Bermotor.

4.2. Rekomendasi/Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan ada saran yang dapat diberikan sebagai

bahan pertimbangan hasil laporan penulisan kuliah kerja lapang ;

1. Memberi Salah satu orang Pegawai Tugas yang dimana tiap Bulanya

mengingatkan Dan Mengirimkan Data contoh format, Yang Harus dikirimkan

Ke Bapenda Makassar.

2. Agar Proses Pengiriman Dari UPTD cepat Terkirim.

36
DAFTAR PUSTAKA

- https://www.google.com/search?q=BAB+II+TINJAUAN+PUSTAKA+2.1+Pros

edur+2.1.1+Pengertian+Prosedur.

- http://ashislagila.blogspot.co.id/2013/03/laporan-kklp-pada-dinas-

pendapatan.html

- https://fitribrawijaya.wordpress.com/proposal-magang-dan-laporan-magang/

- https://www.academia.edu.pendapatan/daerah/provinsi/sul/sel/5368933/BAB

_II_AKUN_DAN_KODE_AKUN.html

- Buku Pedoman Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan.

Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat.

37

Anda mungkin juga menyukai