Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan adalah kegiatan pemagangan bagi mahasiswa di

dunia kerja baik di bidang industri maupun pemerintahan dan merupakan mata

kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh Mahasiswa Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur. Praktek Kerja Lapangan mempunyai tujuan agar mahasiswa

mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang

sesungguhnya, sehingga mahasiswa dapat menjadikan Praktek Kerja Lapangan

sebagai bekal atau pembelajaran serta mempraktekkan teori-teori yang telah

diajarkan diperkuliahan. Adanya Praktek Kerja Lapangan akan membuat

mahasiswa mengetahui apa saja keterampilan dan pengetahuan yang perlu mereka

kembangkan dan perlu dipertahankan.

Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah bagian dari

kurikulum institusional yang harus ditempuh oleh mahasiswa Progdi Ekonomi

Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur,

kemudian PKL dilaksanakan pada semester V dengan bobot 2 SKS.Berdasarkan

hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan penulis di Kantor Badan

Perencanaan dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur maka penulis mengambil

Judul laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) "PROSES PENYUSUNAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

1
2

PADA BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR"

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan

dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, dan program Kepala Daerah yang

dituangkan ke dalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program

prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah, dengan berpedoman

kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dokumen RPJMD ini

selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun

2014 telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019. Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Tahun 2014–2019 ini merupakan penjabaran lima tahun ketiga

dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur

Tahun 2005- 2025 sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 1

Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Provinsi Jawa

Peran RPJMD Bappeda akan memberikan gambaran tentang program dan

kegiatan yang akan dikerjakan oleh RKPD Bappeda dalam satu tahun anggaran

untuk menjawab pertanyaan apa yang menjadi tujuan, sasaran peningkatan

pelayanan, target capaian kinerja, serta bagaimana pengorganisasian program dan

kegiatan pelayanan RKPD sesuai Tupoksinya. Selanjutnya RPJMD BAPPEDA


3

Provinsi Jawa Timur digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah BAPPEDA Provinsi Jawa Timur Tahun

2018 sebagai tahapan penyusunan Rancangan APBD Provinsi Jawa Timur Tahun

2018.

1.2 Tujuan

Dengan Pratek Kerja Lapangan ini mahasiswa diharapkan mampu

menerapkan ilmu yang didapat dibangku kuliah kedunia kerja dan mendapatkan

ilmu serta pengalaman baru dalam dunia kerja.

Tujuan dari pelakasanaan magang :

1. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan

menerapkanya dalam dunia kerja.

2. Melatih mahasiswa menjadi manusia yang disiplin, bertanggung jawab dan

berfikir maju.

3. Untuk mengembangkan cara berfikir mahasiswa agar bisa lebih cepat dalam

mengembangkan kemampuan diri.

1.3 Manfaat

Pratek Kerja Lapangan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi

mahasiwa, perguruan tinggi , perusahaan dan masyarakat, adapun manfaat

mangang kerja tersebut antara lain :


4

1.3.1Manfaat bagi mahasiswa

1. Mahasiswa dapat memperluas pengetahuan dan pengalaman serta wawasan

sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang diperoleh

di bangku perkuliahan

3. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlihan dibidang

praktek

4. Menerapkan teori yang diperoleh pada saat kuliah dengan yang ada

dilapangan sehingga dapat mengukur sejauh mana tingkat kemampuan dan

ketrampilan yang dimilikinya.

1.3.2 Manfaat bagi perusahaan

1. Dapat dijadikan perbandingan atau pertimbangan untuk dapat

meningkatkan usaha dimasa yang akan datang.

2. Dapat membantu meringankan tugas – tugas karyawan.

3. Dapat bertukar ilmu dengan mahasiswa yang sedang melakukan magang.

4. Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara

perusahaan dengan pihak UPN “Veteran” Jawa Timur di masa yang akan

datang.
5

1.3.3 Manfaat bagi Perguruan Tinggi

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan penulisan karya ilmiah

tingkat perguruan tinggi.

2. Terjalinya kerjasama “bilateral” antara universitas dan instansi

3. Sebagai sumbangan pemikiran dan melengkapi pembahasan sejenis dari

penelitian yang pernah dilakukan.

4. Akan dapat meningkatkan kualitas lulusanya melalui pengalaman praktek

kerja lapangan
6

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian RPJMD

 RPJMD atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah dalam

jangka waktu selama 5 tahun, RPJMD berisi penjabaran dari visi,

misi, dan program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJP

Daerah serta memperhatikan RPJM Nasional. ( Pasal 1 Nomer 4 UU

Nomer 17 Tahun 2007 tentang “Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025).

 RPJMD menekankan tentang pentingnya menterjemahkan secara

arif tentang visi misi dan agenda kepala daerah terpilih dalam tujuan,

sasaran, startegi dan kebijakan pembangunan yang merespon

kebutuhan dan aspirasi masyarakat serta kesepakatan tentang tolak

ukur kinerja untuk mengukur keberhasilan pembangunan daerah

dalam 5 tahun ke depan. Mengacu pada UU 25/2004, penyusunan

RPKMD perlu untuk memenuhi prinsip sebagai berikut:

1. Startegis

RPJMD harus erat kaitannya dengan proses penetapan

kearah mana daerah akan diarahkan pengembangannya dan apa

yang hendak dicapai dalam 5 tahun mendatang, bagai mana


7

mencapainnya dan langkah-langkah startefis apa yang perlu

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Demokratis dan partisipatif.

Penyusunan RPJMD perlu dilaksanakan secara transparan,

akuntable, dan melibatkan masyarakat ( Stakeholder) dalam

pengambilan keputusan perencanaan disemua tahapan perencanaan.

3. Politis

Penyusunan RPJMD perlu melibatkan konsultasi dengan

kekuatan politik, terutama kepala daerah terpilih dengan DPRD

4. Perencanaan Bottom-Up.

Aspirasi dan kebutuhan masyarakat perlu untuk diperhatikan

dalam penyusunan RPJMD.

5. Perencanaan Top-Down

Proses penyusunan RPJMD perlu adanya sinergi dengan

rencana startegis di atasnya yaitu RPJPD dan RPJM Nasional.

2.2 Cakupan Penyusunan RPJMD

Proses Identifikasi dan analisis permasalahan-permasalahan actual

pembangunan untuk periode waktu 5 tahun ke depan.


8

Proses identifikasi dan analisis kondisi, potensi SDA, SDM dan

berbagai aset baik tangible assets (hardware) maupun intangible assets

(software) yang dimiliki pemerintah daerah.

· Proses formulasi kebijakan indikatif (policies formulation) untuk

merumuskan arah dan kebijakan pembangunan dan pengelolaan keuangan

daerah untuk 5 tahun kedepan.

· Penyusunan arah kebijakan dan kordinasi pembangunan lintas

satuan kerja perangkat daerah untuk 5 tahun ke depan.

· Perumusan program lintas kewilayahan dalam pemerintah daerah

termasuk kerangka regulasi dan skema awal pendaan yang bersifat infikatif

untuk 5 tahun mendatang.

2.3 Landasan Hukum

Penyusunan Rencana Pembagunan Jangka Menengah Daerah

BAPPEDA Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, yaitu :

1. Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintah Daerah

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara

3. Unndang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


9

4. UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup

5. PP no 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah

6. PERMENDAGRI No 54 Tahun 2010

TentangPelaksanaan PP No 8 Tahun 2008 Tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengedalian, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah

7. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 050-2020-SJ

Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan RPJP

Daerah dan RPJM Daerah

2.4 Tujuan adanya RPJMD

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah di

BAPPEDA PROV JATIM bertujuan untuk mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik sehingga dapat menyelenggarakn program kegiatan

secara terarah tertib dan disiplin dengan sarana dan prasrana yang ada.
10

BAB III
PROFIL BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR

3.1 Sejarah Bappeda Provinsi Jawa Timur

BAPPEDA adalah unsur penunjang Pemerintah Daerah yang mempunyai

tugas membantu Walikota dalam menentukan kebijakan di bidang perencanaan

pembangunan di daerah serta penilaian dan pelaksanaannya. Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dibentuk berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan

kemajuan di Bidang Pemerintahan serta kemajuan teknologi dewasa ini, dalam

rangka membantu pemerintah daerah melaksanakan pembangunan, khususnya di

Bidang Pemerintahan. Sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintah daerah, telah memberikanwewenang dan keleluasaan bagi Pemerintah

Daerah untuk merencanakan dan menetapkan sepenuhnya kebijakan dan program

daerahnya. Dengan adanya otonomi daerah maka Pemerintahan daerah dituntut

lebih mandiri, sehingga berbagai perintis pembangunan daerah kearah tujuan dan

kesuksesan akan menjadi agenda penting yang harus disiapkan pemerintah oleh

pemerintah daerah. Untuk mencapai tujuan dan kesuksesan tersebut maka

diperlukan perencanaan untuk menetapkan tujuan dan memilih langkah-langkah

yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.( Tarigan, 2004 ) Perencanaan

pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional.

Mekanisme perencanaan pembangunan, sangat diperlukan dalam

penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Tujuan dari perencanaan

pembangunan adalah menjadikan program pembangunan tepat dengan arah yang


11

dituju dan tidak abu-abu. Urgensi dari perencanaan pembangunan itu adalah agar

rencana dari pembangunan yang akan dijalankan tersusun dengan baik dan

sistematis, sehingga dalam pelaksanaannya mudah melakukan pengontrolan. Oleh

sebab itu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) sebagai lembaga

yangmelaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana diatur dalam Undang-

undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN) bertanggungjawab dalam penyusunan rencana, penetapan rencana,

pengendalian pelaksanaan rencana dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pada

tingkat daerah. Perencanaan pembangunan daerah bertujuan untuk

mengoptimalkan penggunaan potensi sekaligus mengurangi ketimpangan

pembangunan antar daerah. Namun, dalam pelaksanaannya ternyata tidak mudah,

terdapat banyak masalah antara lain terkait kuranngnya konsistensi perencanaan

dan materi hingga permasalah dilapangan. Disamping itu ruang gerak Pemerintah

daerah dalam perencanaan dan pengaturan pembangunan yang sesuai potensi dan

prioritas daerah sebenarnya sangat terbatas. ( Bastian, 2006 ) Selain permasalahan

diatas, setiap daerah pasti memiliki permasalahan spesifik yang sering kali berbeda

antar daerah. Perbedaan ini pun berakibat pada perbedaan rencana pembangunan

yang akan dilakukan didaerah yang bersangkutan. Oleh karena itu perencanaan

pembangunan daerah seharusnya bergantung pada permasalahan yang muncul

didearah tersebut. Namun pada kenyataannya permasalah suatu daerah sering kali

tidak tercermin dalam struktur perencanaan pemerintah. ( Bastian, 2006 )

Mekanisme perencanaan pembangunan serta penentuan priorotas, sangat

diperlukan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerinth Daerah. Dalam rangka


12

menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang berfungsi sebagai dokumen

perencanaan tahunan, maka Daerah perlu menyelenggarakan forum Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang, mulai dari tingkat

desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota hingga tingkat propinsi, termasuk

menyelenggarakan Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah/Propinsi, Kabupaten dan

Kota ( Forum SKPD). Semua masukan yang diperoleh dari Musrembang secara

berjenjang ini diperlukan karena akan mempengaruhi kegiatan pembangunan yang

berkaitan dengan pendanaan atau anggaran kegiatan di daerah.

Ciri-ciri pokok dari perencanaan umum mencakup serangkaian tindakan

berurutan yang ditujukan pada pemecahan persoalan-persoalan di masa datang dan

semua perencanaan mencakup suatu proses yang berurutan yang dapat di wujudkan

sebagai konsep dalam sejumlah tahapan. Karena tindakannya berurutan, berarti ada

tahapan yang dilalui dalam perencanaan, antara lain :

1. Identifikasi Persoalan

2. Perumusan tujuan umum dan sasaran khusus hingga target-target yang

kuantitatif

3. Proyeksi keadaan di masa akan datang

4. Pencairan dan Penilaian berbagai alternatif

5. Penyusunan rencana terpilih

Berikut adalah terkait dengan BAPPEDA Provinsi Jawa Timur Jl. Pahlawan

No.102-108, Alun-alun Contong, Bubutan, Kota SBY, Jawa Timur 60174


13

Gambar 3.1 lokasi BAPPEDA JATIM

3.2 Visi dan Misi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur merupakan

salah satu OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Provinsi Jawa Timur yang memiliki

kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang perencanaan

pembangunan. Dengan demikian, BappedaProvinsi Jawa Timur bertanggungjawab

dalam mendukung pencapaian visi dan misi Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur,

visi Bappeda Provinsi Jawa Timur merupakan cerminan dari visi-misi Kepala

Daerah Provinsi Jawa Timur, sebagaimana yang tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun.

Selain itu, visi Bappeda juga harus didasarkan pada tugas pokok dan fungsi

Bappeda Provinsi Jawa Timur, serta difokuskan pada pencapaian tujuan dan cita-

cita pembangunan yang berbasis perencanaan pembangunan dengan mendasarkan


14

diri pada hasil penelitian/kajian lapangan yang sistematik dan komprehensif. Oleh

karena itu, visi Bappeda Provinsi Jawa Timur itu harus diarahkan demi

kesinambungan pembangunan untuk meningkatkan kemakmuran dengan

berlandaskan akhlak mulia.Memperhatikan perubahan paradigma dan peranan

perencana pada masa yang akan datang, yaitu yang lebih menonjolkan peran

sebagai fasilitator, mediator, dan inovator dalam pelaksanaan pembangunan,

Bappeda Provinsi Jawa Timur di masa depan, dituntut untuk lebih mampu

mengelola perubahan yang semakin kompleks dan cepat.

Bappeda Provinsi Jawa Timur sebagai bagian dari sistem pemerintahan di

Jawa Timur dalam menetapkan visinya berdasarkan fungsi dan tugas pokoknya

didasari oleh visi pembangunan Jawa Timur yaitu terwujudnya masyarakat “Jawa

Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan

Berakhlak”.

Visi

Visi yang dimaksudkan adalah cara pandang jauh ke depan yang

didalamnya mencerminkan apa yang ingin dicapai dan kemana organisasi akan

diarahkan, sehingga pada gilirannya Badan Perencanaan Propinsi Jawa Timur dapat

menjadi dinamisator dan akselator pelaksanaan tugas pembangunan dan

pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan.Untuk melaksanakan

wewenang dan tanggung jawab tersebut serta berkaitan dengan tugas pokok Badan

Perencanaan Pembangunan Propinsi Jawa Timur, maka ditetapkan visi :


15

“Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah Yang Partisipatif,

Profesional, Inovatif dan Bertanggungjawab“

yang maknanya adalah :

Perencanaan Pembangunan Daerah yang Partisipatif adalah proses

perencanaan pembangunan yang mampu mengakomodir secara obyektif berbagai

kebutuhan dan aspirasi masyarakat agar dapat menghasilkan konsensus bersama

menuju perubahan yang lebih baik dan diterima oleh semua pihak. Partisipasi aktif

masyarakat dalam proses pembangunan, baik secara langsung maupun tidak

langsung akan memberikan dampak positif terhadap perencanaan pembangunan.

Sebaliknya, pembangunan yang mengabaikan partisipasi masyarakat, maka proses

keberlanjutan pembangunan akan terhambat bahkan akan mengalami kegagalan.

Oleh karena itu, pengambilan keputusan pada semua tahapan pembangunan, dari

tahap perencanaan, pelaksanaan sampai tahap evaluasi, harus bersifat terbuka

terhadap partisipasi aktif atau keterlibatan masyarakat.

Perencanaan Pembangunan Daerah yang Profesional adalah sebuah sistem

perencanaan, dimana semua input SDM aparatur dalam pembangunan memiliki

keahlian dalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi serta keahlian dalam

bidang dukungan administrasi ketatausahaan.

Perencanaan Pembangunan Daerah yang Inovatif adalah proses perencanaan

pembangunan yang berkenaan dengan penetapan prosedur atau cara-cara baru

hingga tercapai ataumengakomodir secara obyektif berbagai kebutuhan dan aspirasi


16

masyarakat agar dapat menghasilkan konsensus bersama menuju perubahan yang

lebih baik dan diterima oleh semua pihak. Partisipasi aktif masyarakat dalam proses

pembangunan, baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan

dampak positif terhadap perencanaan pembangunan. Sebaliknya, pembangunan

yang mengabaikan partisipasi masyarakat, maka proses keberlanjutan

pembangunan akan terhambat bahkan akan mengalami kegagalan. Oleh karena itu,

pengambilan keputusan pada semua tahapan pembangunan, dari tahap

perencanaan, pelaksanaan sampai tahap evaluasi, harus bersifat terbuka terhadap

partisipasi aktif atau ketemelampaui target yang telah ditetapkan dalam koridor

perundangan yang berlaku.

Perencanaan Pembangunan Daerah yang Bertanggungjawab adalah proses

perencanaan pembangunan yang dilakukan dengan terukur, baik secara kuantitas

maupun kualitas, sehingga memudahkan dalam pengendalian.

Misi

Berkaitan dengan perumusan misi Bappeda Provinsi Jawa Timur Tahun

2014-2019 maka perlu diperhatikan relevansi dan keterkaitannya dengan upaya

pencapaian misi Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur, sebagaimana yang tertuang

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa

Timur Tahun 2014-2019, yang terkait atau sejalan dan perlu diaktualisasikan oleh

Bappeda Provinsi Jawa Timur. Untuk itu, Bappeda Provinsi Jawa Timur

menetapkan misi 2014-2019 sebagai berikut :


17

1. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan dan Profesionalisme Sumber Daya

Manusia;

2. Memantapkan Penyelenggaraan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah

yang partisipatif dan inovatif

3. Melakukan Pendataan, Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi serta

Pelaporan Pelaksanaan Pembangunan Daerah.

Misi Kesatu

Sebagai Institusi perencana, Bappeda Provinsi Jawa Timur harus berperan

sebagai pelaksana fungsi manajemen dalam bidang perencanaan. Institusi

perencanaan pembangunan harus mampu mengkoordinasikan proses perencanaan

pembangunan daerah secara intensif dan menyeluruh serta melakukan

kajian/analisis dalam rangka pengendalian perencanaan yang telah dirumuskan.

Sumber Daya Manusia perencana pembangunan menjadi sangat penting dan

menjadi kunci keberhasilan proses perencanaan. Kualitas perencanaan sangat

tergantung pada kemampuan dan keahlian para perencana secara teknis maupun

kemampuan lain yang bersifat intersektoral, multidisipliner dan berfikir

komprehensif. Oleh karena itu, peningkatan kualitas dan profesionalisme sumber

daya manusia merupakan hal yang harus terus dilakukan.

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan peningkatan kapasitas

individu dalam mengemban beban tugas masing-masing dalam organisasi.


18

Sedangkan peningkatan profesionalisme merupakan upaya peningkatan kinerja

yang berkaitan dengan kesetiaan, logika dan etika.

Misi Kedua

Perencanaan pembangunan daerah merupakan sub sistem dari sistem

perencanaan pembangunan nasional. Sistem perencanaan pembangunan

mengedepankan pada pendekatan perencanaan partisipatif yang berlandaskan pada

prinsip keterbukaan dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan dengan

menerapkan prinsip kesetaraan dan keadilan.

Pemantapan sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah ditempuh

dengan mengedepankan partisipasi aktif stakeholders untuk menghasilkan

perencanaan pembangunan yang bersifat komprehensif, dan holistik atau

menyeluruh, sehingga mampu memberikan arah kebijaksanaan pembangunan dan

menciptakan iklim kondusif bagi keterlibatan aktif stakeholders dalam keseluruhan

proses pembangunan daerah. Selain itu, partisipasi aktif lintas stakeholders dalam

perencanaan pembangunan merupakan salah satu strategi berbagai kebijakan,

program sektoral lintas satuan kerja.Sedangkan makan inovatif merupakan proses

pembelajaran dalam interaktif, baik antar aktor, lembaga serta antar input dengan

output, dalam rangka menghasilkan produk-produk perencanaan pembangunan

baru, yang dilakukan melalui upaya pendayagunaan pemikiran dan kemampuan

imajinasi yang orisinil serta di luar bingkai konservatif (out of the box).

Misi Ketiga
19

Kualitas perencanaan hanya dapat dibangun melalui ketersediaan data base

yang akurat yang diperoleh dari hasil sistem pengendalian dan evaluasi. Oleh

karena itu pada misi ini target yang direncanakan adalah terbangunnya sistem data

base pembangunan yang akurat, sistem pengendalian dan evaluasi yang efektif

sebagai input pada proses perencanaan berikutnya (re-planning).

1. pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang perencanaan;

2. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di

bidang perencanaan;

3. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan pemerintahan

daerah di bidang perencanaan;

4. pelaksanaan administrasi badan di bidang perencanaan; dan

5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3.3 Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun

2016, Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, dan Peraturan

Gubernur Jawa Timur Nomor 70 Tahun 2016, Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur

Nomor 117 Tahun 2016, Tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian Tugas

dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur , maka Tugas Pokok dan Fungsi
20

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 70 Tahun 2016,

Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata

Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur, Bappeda

mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi di bidang

perencanaan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud di atas menyelenggarakan fungsi :

1. penyusunan kebijakan teknis di bidang perencanaan;

2. pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang perencanaan;

3. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di

bidang perencanaan;

4. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan pemerintahan

daerah di bidang perencanaan;

5. pelaksanaan administrasi badan di bidang perencanaan; dan

6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Struktur Organisasi
21

Sesuai dengan (1) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun

2016, Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, dan Peraturan

Gubernur Jawa Timur Nomor 70 Tahun 2016, Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur, dan (3) Peraturan Gubernur Jawa

Timur Nomor 117 Tahun 2016, Tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian

Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur , maka susunan Organisasi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri atas :

a. Sekretariat :

1. Sub Bagian Tata Usaha;

2. Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran; dan

3. Sub Bagian Keuangan.

b. Bidang Ekonomi :

1. Sub Bidang Industri, Perdagangan dan Investasi;

2. Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan dan

3. Sub Bidang Pariwisata, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah


22

c. Bidang Prasarana Wilayah :

1. Sub Bidang Permukiman dan Cipta Karya

2. Sub Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air

3. Sub Bidang Prasarana Perhubungan.

d. Bidang Sosial Budaya :

1. Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat

2. Sub Bidang Pendidikan dan Pemerintahan, dan Sub Bidang Pemberdayaan

Masyarakat.

e. Bidang Pengendalian dan Evaluasi :

1. Sub Bidang Pelaporan

2. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Kabupaten/Kota

3. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Provinsi.

f. UPT Pelayanan Data Perencanaan dan Pendanaan Pembangunan

1. Sub Bagian Tata Usaha

2. Seksi Pelayanan Data Perencanaan Pembangunan

3. Seksi Pendanaan Pembangunan.

g. UPT Penataan Ruang dan Geospasial

1. Sub Bagian Tata Usaha

2. Seksi Penataan Ruang


23

3. Seksi Geospasial.

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Pembahasan sejarah PKL pada bidang ekonomi

Bidang Ekonomi

Bidang Ekonomi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan

teknis rencana pembangunan di Bidang Ekonomi yang meliputi Pertanian,

Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, Industri, Perdagangan, Pengembangan Dunia

Usaha dan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Ekonomi Kreatif, dan

Kepariwisataan

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Ekonomi

mempunyai fungsi:

1. pelaksanaan inventarisasi permasalahan bidang ekonomi

2. pelaksanaan penyusunan kajian kebijakan perencanaan pembangunan di

bidang ekonomi

3. penyusunan program perencanaan pembangunan bidang ekonomi

4. pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas rencana

program pembangunan bidang ekonomi

5. pelaksanaan koordinasi kegiatan-kegiatan pejabat fungsional perencana di

bidang ekonomi
24

6. pelaksanaan pembinaan teknis penyelengaraan perencanaan pembangunan

bidang ekonomi

7. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan perencanaan

pembangunan di bidang ekonomi

8. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Sub Bidang Industri, Perdagangan, dan Investasi, mempunyai tugas:

1. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan perindustrian,

perdagangan, dan investasi

2. menyiapkan bahan penyusunan kajian kebijakan perencanaan

pembangunan lingkup perindustrian, perdagangan, dan investasi

3. menyiapkan bahan penyusunan program perencanaan pembangunan

lingkup perindustrian, perdagangan, dan investasi

4. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan mensinergikan

rencana program pembangunan lingkup perindustrian, perdagangan, dan

investasi

5. menyiapkan bahan analisis kajian kebijakan perencanaan pembangunan

lingkup perindustrian, perdagangan, dan investasi

6. menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

kebijakan perencanaan pembangunan lingkup perindustrian, perdagangan,

dan investasi

7. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.


25

Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, mempunyai

tugas:

1. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan bidang

pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan

2. menyiapkan bahan penyusunan kajian kebijakan perencanaan

pembangunan lingkup bidang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan

3. menyiapkan bahan penyusunan program perencanaan pembangunan

lingkup bidang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan

4. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan mensinergikan

rencana program pembangunan lingkup bidang pertanian, kehutanan,

kelautan dan perikanan

5. menyiapkan bahan analisis kajian kebijakan perencanaan pembangunan

lingkup bidang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan

6. menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

kebijakan perencanaan pembangunan lingkup bidang pertanian, kehutanan,

kelautan dan perikanan

7. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

Sub Bidang Pariwisata, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, mempunyai

tugas:

1. menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan bidang

pariwisata, koperasi, usaha kecil dan menengah


26

2. menyiapkan bahan penyusunan kajian kebijakan perencanaan

pembangunan lingkup bidang pariwisata, koperasi, usaha kecil dan

menengah

3. menyiapkan bahan penyusunan program perencanaan pembangunan

lingkup pariwisata, koperasi, usaha kecil dan menengah

4. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan mensinergikan

rencana program pembangunan lingkup bidang pariwisata, koperasi, usaha

kecil dan menengah

5. menyiapkan bahan analisis kajian kebijakan perencanaan pembangunan

lingkup bidang pariwisata, koperasi, usaha kecil dan menengah

6. menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

kebijakan perencanaan pembangunan lingkup bidang pariwisata, koperasi,

usaha kecil dan menengah

7. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.


27

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur yang bertempat di Jalan Jl. Pahlawan

No.102-108, Alun-alun Contong, Bubutan, Kota SBY, Jawa Timur 60174dengan

jangka waktu 4 minggu terhitung mulai tanggal 26 Desember 2018 – 26 Januari

2019dan jam kerja mulai pukul 07.00 – 16.00 WIB.

Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) penulis bertugas dan belajar

mempelajari cara kerja di BAPPEDA JATIM dengan tujuan supaya paham dengan

bagaimana jalan pemikiran untuk merencanakan pembangunan daerah dengan

pemanfaatan anggaran dana yang di berikan Pemerintah. Disini penulis dapat

menyampaikan pendapat positif untuk pembanguan daerah yang lebih baik.


28

Berikut hal yang dikerjakan penulis selama melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) :

No Hari/Tanggal Kegiatan

1 Rabu,  Perkenalan Dengan Para Staff di BIDANG

26 Desember SEKRETARIAT BAPPEDA JATIM

2018  Mempelajari Disposisi Surat Masuk

 Membuat Disposisi Surat Masuk

No Hari/Tanggal Kegiatan

2 Kamis,  Mendisposisi Surat Masuk (Input Data Surat

27 Desember Masuk Non-Undangan dan Surat Masuk

2018 Undangan, Scan Surat Masuk, Cetak Lembar

Disposisi, Isi Disposisi Surat Masuk, Scan

Lembar Disposisi)

 Menulis Nomor Surat Masuk Pada Map Tiap

Bidang Sesuai Dengan Disposisi Surat Masuk

 Mengantarkan Map Pada Tiap Bidang yang

Bersangkutan
29

3 Jum’at,  Arsip Surat Keluar (Scan Surat Keluar, Save

28 Desember File Surat Keluar Sesuai Jenis Surat (SPT, SK,

2018 Surat Keluar)

 Arsip Surat Keluar Pada Map Sesuai Jenis

Surat (SPT, SK, Surat Keluar)

 Mendisposisi Surat Masuk (Input Data Surat

Masuk Non-Undangan dan Surat Masuk

Undangan, Scan Surat Masuk, Cetak Lembar

Disposisi, Isi Disposisi Surat Masuk, Scan

Lembar Disposisi)

 Mendisposisi Surat Masuk (Input Data Surat

Masuk Non-Undangan dan Surat Masuk

Undangan, Scan Surat Masuk, Cetak Lembar

Disposisi, Isi Disposisi Surat Masuk, Scan

Lembar Disposisi)

4 Senin, 31 Des  Libur Tahun Baru

2018 – Selasa,

1 Jan 2019

 Rotasi di Bidang Ekonomi


30

Rabu, 2  Perkenalan Dengan Para Staff di Bidang

Januari 2019 Ekonomi

 Penempatan di Sub Bidang Pariwisata,

Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

 Pengenalan Program Jatimnomics

No Hari/Tanggal Kegiatan

6 Kamis, 3  Mempelajari Dokumen Perencanaan (RPJMD,

Januari 2019- RENSTRA, RENJA, RKPD)

Jum’at, 11

Januari 2019

7. Senin, 14  Mempelajari Kondisi dan Kebijakan Ekonomi

Januari 2019 Makro di Jawa Timur

 Rapat Dengan Dinas Perkebunan Mengenai

Program Untuk Penyusunan RENSTRA

Selasa, 15  Rapat Dengan Dinas Kehutanan Mengenai

8 Januari 2019 Program Untuk Penyusunan RENSTRA

9 Rabu, 16  Diskusi Mengenai Penyusunan Laporan PKL

Januari 2019  Tanya Jawab Dengan Salah Satu Staff di

Bidang Ekonomi Mengenai Kondisi Pangan di

Jawa Timur

10 Kamis, 17  Diskusi Dengan Salah Satu Staff di Bidang

Januari 2019 Ekonomi Mengenai Tugas dan Fungsi Bappeda


31

 Pembagian Kelompok Untuk Pembuatan

Paparan Mengenai IPM (Indeks Pembangunan

Manusia)

 Membuat Paparan IPM Dengan Fokus Indeks

Kesehatan dan Permasalahan Kesehatan di

Jawa Timur

11 Jum’at, 18  Rapat Dengan Dinas Peternakan Mengenai

Januari 2019 Penyusunan RENSTRA

 Rapat Dengan Dinas Pertanian Mengenai

Penyusunan RENSTRA

12 Senin, 21  Izin Libur Untuk Mengurus KRS dan KHS

Januari 2019

13 Selasa, 22  Rapat Dengan Dinas Penanaman Modal

Januari 2019 Mengenai Penyusunan RENSTRA

 Rapat Dengan Dinas Energi dan Sumber Daya

Mineral Mengenai Penyusunan RENSTRA

14 Rabu, 23  Pembuatan Paparan Untuk Tugas Akhir PKL

Januari 2019  Konsultasi dan Pencarian Data Pada Para Staff

di Bidang Ekonomi

15 Kamis, 24  Pembuatan Paparan Untuk Tugas Akhir PKL

Januari 2019  Konsultasi dan Pencarian Data Pada Para Staff

di Bidang Ekonomi
32

16 Jumat, 25  Paparan Untuk Tugas Akhir PKL

Januari 2019

4.2 Pembahasan

4.2.1 Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Berikut Tahapan penyusunan RPJMD

Persiapan Penyusunan

Penyusunan Rancangan Awal RPJMD

Penyusunan Rancangan RPJMD

Pelaksanaan Musrenbang RPJMB

Perumusan Rancangan Akhir RPJMD

Penetapan RPJMD
33

TAHAP I PERSIAPAN PENYUSUNAN RPJMD (Pasal 53)

1. Peyusunan rancangan keputusan kepala daerah tentang


pembentukan tim penyusun RPJMD
2. Orientasi mengenai RPJMD
3. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RPJMD
4. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah

TAHAP II PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD Permendragi


54/2010

B. Perumusan Rancangan Awal RPJMD

1. Pengelolaan data dan informasi


2. Penelahan RT RW
3. Analisis kondisi daerah
4. Analisis pengeolaan keuangan
5. Perumusan permasalahan
6. Penelahan RPJMN, RPJMD Provisi, dan RPJMD Kabupaten/kota
lainya
7. Analisis isu isu srategis
8. Penelaahan RPJPD kabuaten
9. Perumusan penjelasan visi dan misi
10. Perumusan tujuan dan sasaran
11. Perumusan strate dan arah kebi
12. Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah
13. Penyusuna indikasi rencana program prioritas
14. Penetapan indikator kerja
15. Pembahasan dengan SKPD
16. Pelaksanaan forum konsultasi publik
17. Pembahasan dengan DPRD untuk memperoleh masukan dan saran
18. Penyelarasan program prioritas dan kebutuan pendanaan

TAHAP III PENYUSUNAN RANCANGAN RPJMD (Pasal 63)


34

 Dengan SE kepala daerah, BAPPEDA menyampaikan rancangan awal

RPJMD kepada kepala SKPD sebagai pedoman penyusunan rancangan

Renstra SKPD

 Kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah serta

indikasi rencana program prioritas yang dissertai kebutuhan pendanaan

yang telah disepakati kepala daerah dan DPRD menjadi acuan kepala SKPD

merumuskan kegiatan dalam rancangan Renstra SKPD

 Penyampaian racangan Renstra SKPD kepada kepala BAPPEDA paling

lambat 14 (empat belas) hari sejak SE kepala daerah diterima

 BAPPEDA melakukan verifikasi terhadap rancangan Renstra SKPD untuk

mengintegrasikan dan menjamin kesesuain dengan rancangan awal RPJMD

TAHAP IV.

MUSRENBANG RPJMD (Pasal 65)

• Musrenbang RPJMD merupakan forum musyawarah antara para pemangku

kepentingan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJMD

• Rancangn RPJMD yang dibahas, yaitu untuk penajaman, penyelarasan,

klarifikasi dan kesepakatan mencakup :

a. Sasaran pembangunan jangka menengah daerah Strategi dan sinkronisasi

arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah dengan pendekatan

atas bawah dan bawah atas sesuai dengan kewenangan penyelenggaraan

pembangunan daerah

b. Kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah

dengan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah.
35

c. Indikasi rencana program prioritas pembangunan jangka menengah daerah

yang disesuaikan dengan kemampuan pendanaan

d. Capaian indikator kinerja daerah pada kondisi saat ini dan pada akhir

periode RPJMD

e. Komitmen bersama antara pemangku kepentingan utk mempedomani

RPJMD dalam melaksanakan pembangunan daerah. Sinergi dengan

RPJMN dan RPJMD daerah lainnya nyepakati rancangan RPJMD

TAHAP V.

Penyusunan Rancangan Akhir RPJMD (Pasal 68)

a. Hasil Musrenbang merupakan bahan masukan untuk merumuskan

rancangan akhir RPJMD

b. Rancangan akhir RPJMD dibahas dengan seluruh kepala SKPD untuk

memastikan bahwa program jangka menengah terkait dengan tugas dan

fungsi SKPD yg disepakati dalam musrenbang telah ditampung dalam

rancangan akhir RPJMD

c. Pembahasan rancangan akhir RPJMD paling lambat 4 (empat) bulan setelah

kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih

d. RPJMD Prov. sebelum disampaikan kepada DPRD untuk ditetapkan

dengan Perda terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Mendagri.

e. Dalam permohonan konsultasi dijelaskan dgn pokok-pokok substansi

materi yang perlu dikonsultasikan dengan lampiran sebagai berikut

a. Rancangan akhir RPJMD

b. Berita acara hasil musrenbanga RPJMD.


36

c. Hasil pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan Pembangunan jangka

menengah daerah provinsi.

TAHAP VI.

PENETAPAN RPJMD (Pasal 74, 77, 79)

Kepala daerah menyampaikan rancangan Perda tentang RPJMD

kepada DPRD untuk memperoleh persetujuan bersama paling lambat 5 (lima) bulan

setelah terpilih

Rancangan Perda tentang RPJMD tersebut dilengkapi dengan lampiran

a. Rancangan akhir RPJMD perihal hasil konsultasi dengan Mendagri

b. Berita Acara hasil kesepakatan Musrenbang RPJMD Perda tentang RPJMD

ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah terpilih

c.Perda Tentang RPJMD disampaikan Gubernur Paling lama 7(tujuh) hari setelah

ditetapkan ke Mendagri; Mendagri Dirjen Bina Bangda melakukan klarifikasi Perda

yang telah ditetapkan


37

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Rencana pembangunan jangka menengah daerah

(RPJMD) adalah dokumen perencanaan daerah

untuk periode 5 (lima) tahunan merupakan

penjabaran dari visi, misi dan program kepala

daerah yang mengacu kepada rencana

pembangunan jangka menengah daerah

(RPJMD)

2. Rencana pembangunan jangka menengah daerah

memiliki tujuan untuk mewujudkan perencanaan

pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu

antara perencanan pembangunan nasioal,

provinsi, kabupaten, antar kabupten dan desa

3. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah di BAPPEDA PROV JATIM

bertujuan untuk mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik sehingga dapat

menyelenggarakn program kegiatan secara


38

terarah tertib dan disiplin dengan sarana dan

prasrana yang ada.

5.2 Saran

1. Perlu adanya kerja sama secara formal antara Badan Perencanaan

dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur dengan Universitas

Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur dalam program

Praktek Kerja Lapangan, sehingga tercipta lulusan yang kompeten

dan berpengalaman di bidang perencanaan tiap tahunnya.

2. Perlu adanya sosialisasi dari Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur kepada Mahasiswa untuk memberi bekal

tentang moral dan etika kerja, sehingga pada saat waku pelaksanaan

PKL dapat membawa nama baik Universitas.

3. Perlu adanya penyesuaian penjadwalan pelaksanaan Praktek Kerja

Lapangan antara Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Provinsi Jawa Timur dengan Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur, sehingga pelaksanaan Praktek Kerja

Lapangan dapat dilaksanakan di luar aktifitas perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai