BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Kapasitas vital paksa (KVP) dan kapasitas vital (KV) merupakan nilai
untuk menentukan fungsi sistem respirasi, khususnya untuk mengetahui
kelainan pada restriksi paru. Pada keadaan restriksi, kapasitas vital (KV) <
80% nilai prediksi dan kapasitas vital paksa (KVP) < 80% nilai prediksi (Al
Ashkar et al, 2003). Kapasitas vital paksa didapatkan setelah seseorang
melakukan inspirasi dengan usaha yang maksimum dan mengekspirasi secara
kuat dan cepat, nilai normal rerata kapasitas vital pada laki-laki sebesar 4800
mL dan pada perempuan sebesar 3100 mL. Semakin tinggi badan seseorang
nilai KVP juga akan semakin meningkat. Kecenderungan yang sama juga
terlihat pada perempuan, semakin tinggi badan perempuan akan meningkatkan
nilai KVP (Ganong, 2003).
Di seluruh dunia, terdapat 1,6 miliar orang dewasa memiliki berat
badan lebih (overweight) dan 400 juta di antaranya mengalami obesitas
(WHO, 2011). Tren terbaru dalam berurbanisasi di negara berkembang dan
globalisasi pasar makanan berkontribusi dalam mengubah perilaku dan gaya
hidup masyarakat. Perubahan gaya hidup, terkait dengan transisi nutrisi dari
tradisional ke kebiasaan modern, telah menyebabkan munculnya masalah
kelebihan berat badan dan obesitas (Gbary et al, 2014). Pada tahun 2011,
terdapat 12 juta (16,3%) anak di Amerika Serikat yang berusia 2-19 tahun
sebagai penyandang obesitas, dan sekitar satu pertiga (32,9%) atau 72 juta
adalah orang dewasa. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi obesitas pada
perempuan lebih tinggi 26,9% dibanding laki-laki 16,3% (AHA, 2011). Di
Negara Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, angka
overweight dan obesitas pada penduduk usia di atas 18 tahun tercatat sebanyak
27,1%. Prevalensi penduduk obesitas terendah berada di provinsi Nusa
Tenggara Timur (6,2%) dan tertinggi di Sulawesi Utara (24,0%). Kabupaten
Sukoharjo prevalensi IMT di atas normal sebesar 11%. Sedangkan untuk kota
1
2
penurunan yang signifikan pada nilai KV (4120 mL), KVP (3910 mL), dan
VEP1 (3250 mL) dibandingkan kelompok IMT normal.
Pada penelitian ini terdapat perbedaan yang membedakan dari
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shenoy dkk 2011 yaitu,
menggunakan analisis bivariat komparatif, penelitian ini juga akan menguji
apakah indeks massa tubuh di atas normal mempengaruhi kelainan paru
restriksi dengan menggunakan rumus prediksi pneumomobile Indonesia,
sampel penelitian yang digunakan adalah laki-laki dengan usia remaja akhir
antara 18-25 tahun.
Berdasarkan latar belakang yang menjelaskan bahwa indek massa tubuh
(IMT) mempengaruhi perubahan fungsi pernapasan, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang perbedaan nilai rerata KVP % prediksi
dan KV % prediksi antara orang dengan indeks massa tubuh normal dan orang
dengan indeks massa tubuh di atas normal di Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
4
2) Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik
perumusan masalah sebagai berikut :
Apakah ada perbedaan nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi
antara orang dengan IMT normal dan di atas normal di Universitas
Muhammadiyah Surakarta?
3) Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan nilai rerata KVP % prediksi dan KV %
prediksi antara orang dengan IMT normal dan di atas normal di Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
4) Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
dalam mempelajari ilmu tentang perbedaan nilai rerata KVP % prediksi
dan KV % prediksi antara orang dengan indeks massa tubuh normal dan
orang dengan indeks massa tubuh di atas normal.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan wawasan dan pengalaman kepada peneliti tentang
bagaimana melakukan pengukuran spirometeri dengan baik dan benar.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai motivasi untuk menjaga pola
makan agar tetap sehat dan menambah wawasan bagi penulis mengenai
cara menilai restriksi saluran napas.
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai data survei epidemiologi KVP
% prediksi dan KV % prediksi pada penderita obesitas.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
1. Definisi Obesitas :
Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak yang
berdampak pada sistem kardiovaskuler dalam tubuh seperti hipertensi,
dislipidemia, resistensi insulin, atau peningkatan enzim-enzim hati (Bohn
et al, 2015).
2. Etiologi dan Patogenesis Obesitas :
Ada beberapa hal yang terlibat dalam etiologi obesitas yaitu hormon,
komponen genetik, dan faktor-faktor lain yang disekresi. Beberapa
diantaranya memiliki efek pada kontrol asupan energi jangka panjang
misalnya, leptin. Sementara yang memiliki dampak jangka pendek pada
asupan energi misalnya, insulin. Gambaran berikut membahas peran
bahwa beberapa hormon, dan faktor lainnya berperan di pengembangan
obesitas.
a. Peran Insulin
Insulin adalah hormon anabolik, tidak hanya dalam otot, tetapi
juga lemak. Insulin dikenal untuk mengarahkan penyimpanan dan
pemanfaatan energi di adiposit tersebut. Insulin menstimulasi
lipogenesis dengan cara meningkatkan pengambilan glukosa di
jaringan adiposa melalui transporter glukosa menuju membran plasma
(Wilborn et al, 2005). Ketika seorang individu menjadi resisten
insulin, maka terjadi penurunan penyerapan glukosa di dalam otot dan
peningkatan produksi glukosa endogen oleh hati sehingga terjadi
7
f. Diafragma
Diafragma adalah suatu septum berupa jaringan
muskulotendineus yang memisahkan rongga thoraks dengan
rongga abdomen. Ada tiga apertura pada diafragma, yaitu :
1) Hiatus aortikus yang dilalui oleh aorta desenden, vena
azigos dan duktus torsikus.
5) Hiatus esofagus yang dilalui oleh esofagus.
6) Apertura yang satu lagi dilalui oleh vena kava inferior
(Djojodibroto, 2013).
2. Fisiologi Pernapasan
Bernapas melalui paru mempunyai dua fungsi penting untuk tubuh
manusia, yaitu untuk menyuplai oksigen ke dalam darah dan untuk
mengatur keseimbangan asam basa. Gas oksigen di dalam darah diedarkan
dalam bentuk terkait dan dalam jumlah tergantung dari konsentrasi darah
(Silbernagl, 2006).
a. Mekanisme Pernapasan
b. Pertukaran Gas
1) Difusi gas
2) Respirasi eksternal
3) Respiratori internal
14
1) Spirometri
ada tidaknya penyakit PPOK, emfisema, dan bronkitis kronis (Wouter et al,
2015).
2) Usia
Pada orang dengan usia 20-40 kekuatan otot dapat maksimal dan
setelah usia 40 tahun berkurang sebanyak 20%. Pada usia tua akan
terjadi proses penurunan elastisitas alveoli, penebalan kelenjar bronkial,
dan penurunan kapasitas paru.
3) Jenis Kelamin
Fungsi ventilasi laki-laki lebih tinggi 20% dari pada perempuan,
karena secara anatomi ukuran laki-laki lebih besar dibanding pada
perempuan. Selain itu, aktivitas pada laki-laki lebih tinggi sehingga
recoil dan compliance paru lebih terlatih.
4) Tinggi badan
16
5) Ras
Koefisien aliran udara dan volume paru pada ras kulit hitam lebih
tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih. Ras Indiana, Pakistan,
Oriental berada dianyara kedua ras tersebut. Beberapa penelitian
membuktikan nilai VEP1/ KVP pada ras kulit hitam lebih tinggi
dibandingkan dengan ras kulit putih (Kumar et al, 2010).
d. Volume Residu
3. Kelainan Restriksi
a. Definisi kelainan restriksi
Keterangan
= yang diteliti
= tidak diteliti
3) Hipotesis
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut : Terdapat perbedaan nilai KVP % prediksi dan KV
% prediksi pada orang dengan IMT normal dan IMT di atas normal, dimana
pada orang dengan IMT normal nilai KVP % prediksi dan KV % prediksi
lebih tinggi.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
perbedaan nilai KVP % prediksi dan KV % prediksi antara orang dengan IMT
normal dan IMT di atas normal.
C. Populasi Penelitian
1. Populasi target :Seluruh mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang memiliki IMT normal
dan di atas normal.
2. Populasi aktual :Mahasiswa laki-laki yang memiliki
IMT normal dan di atas normal di Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
D. Sampel dan Teknik Sampling
6) Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang memenuhi kriteria restriksi.
7) Teknik Sampling
Teknik Sampling pada penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan metode purposive sampling dari mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang memenuhi kriteria restriksi.
2
(1,64 1,28)3,09
n1 = n2 = 2
2,25
= 32,16
Keterangan :
26
F. Kriteria Restriksi
1. Kriteria inklusi:
a. Laki-laki
b. Memiliki usia remaja akhir antara 18-25 tahun
c. Memiliki IMT normal (18,5 24,9 kg/m2)
d. Memiliki IMT di atas normal ( 25 kg/m2)
2. Kriteria eksklusi:
a. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian.
b. Perokok aktif maupun pasif
c. Memiliki riwayat penyakit atau sedang dalam masa pengobatan
penyakit paru (pneumonia, atelektasis, abses paru, edem paru, dan TB
paru).
d. Kelainan tulang belakang (skoliosis) dan fraktur costae.
e. Olahragawan
G. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu
subjek ke subjek lainnya.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independen) adalah laki-laki dengan indeks massa
tubuh normal dan laki-laki dengan indeks massa tubuh di atas normal.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependen) adalah nilai KVP % prediksi dan KV %
prediksi.
3. Variabel Luar
Tinggi badan, usia, olahragawan, dan ras.
27
H. Definisi Operasional
1. KVP % prediksi dan KV % prediksi
KVP % prediksi merupakan volume total dari udara yang dihembuskan
dari paru setelah inspirasi maksimum yang diikuti oleh ekspirasi paksa
maksimum yang dinyatakan dalam bentuk persen dengan rumus prediksi
Pneumomobile Indonesia (Ganong, 2006).
Sedangkan KV % prediksi merupakan volume total dari udara yang
dihembuskan dari paru setelah inspirasi maksimum yang diikuti oleh
ekspirasi normal yang dinyatakan dalam bentuk persen persen dengan
rumus prediksi Pneumomobile Indonesia (Sherwood, 2011).
Skala : Numerik
Alat ukur : Spirometer dan tabel pneumomobile Indonesia
Hasil pengukuran : Angka atau nilai dari KVP % prediksi dan KV %
prediksi
2. Indeks massa tubuh
Indeks massa tubuh merupakan cara yang sederhana untuk memantau
status gizi pada orang dewasa yang berusia > 18 tahun (Depkes, 2003).
Indeks massa tubuh normal merupakan hasil dari rumus berat badan dibagi
tinggi badan kuadrat dengan hasil 18,5 kg/m 24,9 kg/m.
Sedangkan indeks massa tubuh diatas normal merupakan hasil dari rumus
berat badan dibagi tinggi badan kuadrat dengan hasil 25 kg/m.
Aat ukur : Timbangan/ pengukur berat badan, microtoise.
Skala : Kategorik (Ordinal)
Hasil pengukuran : IMT di atas normal ( 25 kg/m 2) dan IMT normal
(18,5 24,9 kg/m2).
I. Instrumentasi
1. Alat yang digunakan dalam penelitian :
a. Blanko persetujuan
Blangko persetujuan digunakan untuk inform consent kepada
subjek penelitian yang bertujuan sebagai bukti tertulis bahwa subjek
bersedia melakukan pengukuran KVP % prediksi dan KV % prediksi
sesuai prosedural sehingga mendapatkan data yang nyata tanpa unsur
pemaksaan.
b. Kuesioner modifikasi St.Georges Respiratory Questionnaire (SGRQ)
28
J. Analisis Data
Untuk menghitung uji statistik digunakan uji t dua kelompok tidak
berpasangan dengan program SPSS 20 for Windows, dengan syarat distribusi
data diharuskan normal (p>0,05) dengan menggunakan Shapiro Wilk. Jika
distribusi data tidak normal (p<0,05) maka data ditransfomasi dan diuji
menggunakan uji Mann-Whitney. Interpretasi hasil dari uji t dua kelompok
tidak berpasangan dinyatakan bermakna jika nilai p<0,05 dan dinyatakan tidak
bermakna jika nilai p>0,05 (Dahlan, 2011).
Uji t berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan pada nilai
KVP antara orang dengan indeks massa tubuh normal dan orang dengan
indeks massa tubuh di atas normal. Dengan interpretasi :
1. Jika t hitung t = 0,01 maka hasil ujinya dinyatakan sangat signifikan
2. Jika t = 0,05 t hitung t = 0,05 maka hasilnya signifikan
3. Jika t hitung > t = 0,05 maka hasil ujinya dinyatakan tidak signifikan
K. Jalannya Penelitian
Populasi
30
Purposive
Sampling
Sampel
Penelitian
Catat hasil
Analisis data
dan laporan
L. Jadwal Penelitian
Bulan
Kegiatan
I II III IV V VI VII
Persiapan
studi pustaka
Penyusunan
proposal
Ujian
proposal
31
Pengambilan
dan
pengolahan
data
Penyusunan
skripsi
Ujian skripsi
Revisi
skripsi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Biomed III,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulan
Oktober 2015. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel dengan dasar pertimbangan tertentu.
Dengan metode purposive sampling didapatkan jumlah sampel sebesar 31
orang kemudian ditambahkan 10% menjadi 35 orang, antara orang dengan
IMT normal dan berlebih yang masing-masing telah memenuhi kriteria sebagai
sampel penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Kriteria sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa
laki-laki dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan usia remaja akhir
antara 18-25 tahun yang memiliki IMT normal (18,5 24,9 kg/m) dan IMT di
atas normal (>25kg/m), bukan perokok, tidak memiliki riwayat penyakit atau
32
Dari tabel di atas dapat diketahui data mean dan standar deviasi (SD)
usia pada setiap kelompok. Data tersebut menunjukkan bahwa mean usia
33
orang dengan IMT normal lebih rendah dibandingkan usia orang dengan
IMT di atas normal. Sedangkan untuk standar devasi (SD) usia orang
dengan IMT normal lebih tinggi dibandingkan usia orang dengan IMT di
atas normal (Dahlan, 2011).
Dari tabel di atas dapat diketahui data mean dan standar deviasi (SD)
tinggi badan pada setiap kelompok. Data tersebut menujukkan bahwa
mean dan standar deviasi (SD) orang dengan IMT normal lebih tinggi
dibandingkan IMT di atas normal (Dahlan, 2011).
Dari tabel di atas dapat diketahui data mean dan standar deviasi (SD)
IMT pada setiap kelompok. Data tersebut menujukkan bahwa mean dan
standar deviasi (SD) orang dengan IMT normal lebih rendah dibandingkan
IMT di atas normal (Dahlan, 2011).
34
Dari tabel di atas dapat diketahui data median, nilai minimal, dan
nilai maksimal KVP % prediksi pada setiap kelompok. Data tersebut
menujukkan bahwa pada orang dengan IMT normal mempunyai nilai
median, nilai minimal, dan nilai maksimal yang lebih tinggi dibandingkan
orang dengan IMT di atas normal (Dahlan, 2011).
Dari tabel di atas dapat diketahui data mean dan standar deviasi (SD)
KV % prediksi pada setiap kelompok. Data tersebut menujukkan bahwa
mean dan standar deviasi (SD) KV % prediksi pada orang dengan IMT
normal lebih tinggi dibandingkan orang dengan IMT di atas normal
(Dahlan, 2011).
Dari tabel di atas uji varians data menunjukkan bahwa nilai p<0,05
maka varians data kedua kelompok tidak sama atau homogen. Untuk
variabel dua kelompok tidak berpasangan, kesamaan varians tidak menjadi
syarat mutlak (Dahlan, 2011).
prediksi pada orang dengan IMT normal dan IMT di atas normal (Dahlan,
2011).
B. Pembahasan
olahragawan, merokok, ras, berat badan dan tinggi badan. Pada penelitian
faktor ras dikendalikan dengan hanya memilih suku melayu (Indonesia) yang
sudah diketahui nilai pneumomobile nya. Untuk faktor penyakit paru
(pneumonia, atelektasis, fibrosis paru, edem paru, TB paru), olahragawan, dan
merokok bisa dikendalikan dengan pengisian kuesioner sebelum penelitian.
Penelitian ini mempunyai keterbatasan seperti pada faktor perancu
olahragawan dan penyakit paru yang hanya bisa dikendalikan lewat anamnesis
dan kuesioner. Kebugaran jasmani pada seseorang mempengaruhi kondisi
tubuh seseorang, khususnya pada sistem pernapasan. Pada beberapa responden
IMT normal mengalami penurunan nilai KVP % prediksi dan KV % prediksi
karena keadaan kebugaran jasmani yang kurang. Sedangkan pada responden
IMT di atas normal mempunyai niali KVP % prediksi dan KV % prediksi
normal karena kebugaran jasmani nya bagus. Faktor kebugaran jasmani
menjadi salah satu faktor perancu yang tidak bisa dikendalikan (Kodarusman,
2015). Selain itu yang menjadi keterbatasan lain adalah kesalahan dalam
pengukuran spirometri yang mungkin karena ketidakpahaman responden dalam
mengikuti instruksi peneliti.
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan nilai rerata KVP % prediksi dan KV % prediksi
antara orang dengan IMT normal dan di atas normal di Universitas
Muhammadiyah Surakarta (p<0,05).
B.Saran
1.Pada penelitian selanjutnya baiknya digunakan kuesioner lebih rinci yang
memuat tentang karakteristik sampel penelitian untuk meminimalisir
kesalahan penelitian agar didapatkan hasil yang lebih sempurna.
2.Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika variabel yang dibandingkan adalah
IMT di bawah normal, IMT normal, dan IMT di atas normal agar lebih bisa
mengetahui seberapa besar perbedaan nilai rerata KVP % prediksi dan KV
% prediksi.
41
DAFTAR42
PUSTAKA
AHA.2011.ObesityInformation.http://www.heart.org/HEARTORG/GettingHealth
y/Obesity-Information.jsp diakses pada tanggal 10 Maret 2015
Al-Ashkar, F., Mehra, R., Peter, J.M., 2003. Interpreting Pulmonary Function
Tests: Recognize the pattern,and the diagnosis will follow. Cleveland
Clinic Journal of Medicine. 70:10
Ambrosi, G.J., Silva, C., Galofre, J.C., Escalada, J., Santos, S., Millan, D., et al.,
2012. Body mass index classification misses subjectswith increased
cardiometabolic risk factors related to elevated adiposity. International
Journal of Obesity. 36, 286294
Azad, A., Gharakhanlou, R., Niknam, A., Ghanbari, A., 2011. Effects of Aerobic
Exercise on Lung Function in Overweight and Obese Students.
National Research Institute of Tuberculosis and Lung Disease
(NRITLD). 10(3), 24-31
Bohn, B., Kiess, W., Berghem, S., James, M., Siegfried, W., Holl, R., et al., 2015.
BMI or BIA: Is Body Mass Index or Body Fat Mass a Better Predictor
of Cardiovascular Risk in Overweight or Obese Children and
Adolescents?. The European Journal of Obesity. DOI:
10.1159/000381227
Castro, A.V., Cathryn, M.K., Stella,P.K., Richard, N.B., 2014. Obesity, insulin
resistance and comorbidities Mechanisms of association. Departamento
42
Chalmers, D.J., Taylor, K.J., Singanayagam, A., Fleming, G.B., Akram, A.R.,
Mandal, P, et al., 2011. Epidemiology, Antibiotic Therapy, and Clinical
Outcomes in Health CareAssociated Pneumonia: A UK Cohort Study.
Journal of Epidemiology and Outcomes in HCAP. DOI:
10.1093/cid/cir274. 2011:53.
Dehghan, M., Mestral, C., Michael, D., Schemitsch, H.E., Nathens, A., 2014. Flail
chest injuries: A review of outcomes and treatment practices from the
National Trauma Data Bank. Journal of Trauma Acute Care Surgery.
DOI: 10.1097/TA.0000000000000086. Volume 76, Number 2
Depkes RI, 2003. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang Dewasa, Jakarta
gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads diakses pada tanggal 10 Maret
2015.
43
Depkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar Kemenkes RI.
http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/TabelRiskesdas20
10.pdf diakses pada tanggal 10 Maret 2015
Fahrian, A.S., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : InternaPublishing
Friedman, J., 2014. Leptin at 20: an overview. Journal of Endocrinology. Vol. 223
: 1, T1T8.
Gbary, R.A., Kpozehouen, A., Yessito, C.H., Djrolo, F., Amoussou, M.P., Tchabi,
Y., et al., 2014. Prevalensi and risk factor of overweight and obesity:
findings from a cross-sectional community based survey in Benin.
Hebert Open Access Journals (HOAJ). ISSN 2052-5966
Guyton, A.C., John, E.H., 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC
43
Hyeon, Y., 2011. Management of Pleural Effusion, Empyema, and Lung Abscess.
Thieme Medical Publishers. DOI: 10.1055/s-0031-1273942.ISSN 0739-
9529. Volume 28, No.1
Kumar, R., Seibold, M.A., Aldrich, M.C., Williams, L.K., Reiner, A.P., Colangelo,
L., et al. 2010. Genetic Ancestry in Lung-Function Predictions. The
new england journal of medicine. 363:321-30.
Lauria, W.M., Maria, P.L., Luiz, L.G., Marques, N.R., Marta, S.M., Versiani, R.A.,
2013. Ability of body mass index to predict abnormal waist
circumference: receiving operating characteristics analysis.
Diabetology & Metabolic Syndrome licensee BioMed Central. 5 :74
Lakhsmi, A., Saraswathi, I., Saravanan, A., Ramamchandran, C., 2011. Prevalence
of Premenstrual Students and its Association with College Syndrome
and Dysmenorrhoea among Female Medical Students and Its
Association with College Absenteeism. International Journal of
Biological & Medical Research. Vol. 2(4): 1011 -1016.
Madan, D., Singal, P., Kaur, H., 2010. Spirometric Evaluation of Pulmonary
Function Test in Bronchial Asthma Patients. Journal of Exercise
Science and Physiotherapy. Vol. 6, No. 2: 106-111
Melo, L.C., Mendona, D.S., Maria, A., Nascimento, C., Ana, C.D., 2014. Obesity
and lung function: a systematic review. Journal of Obesity Review.
DOI: 10.1590/S1679-45082014RW2691.
Raghu, G., Collard, H.R., Egan, J.J., Martinez, F.J., Behr, J., Brown, K.K., et al.,
2011. Idiopathic Pulmonary Fibrosis: Evidence-based Guidelines for
Diagnosis and Management. American Journal Respiratory. Vol 183. pp
788824, 2011 DOI: 10.1164/rccm.2009-040GL.
Raton, R., Polii, H., Sylvia, R.M., 2013. Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap
Forced Expiratory Volume In One Secound ( FEV1) Pada Mahasiswa
Pria Dengan Kelebihan Berat Badan (Over weight). Jurnal e-Biomedik
(eBM). 1: 884-889
Ross and Wison, 2011. Anatomy and Phsysiology in Health and Ilness 10th ed.
Singapore : Elsevier.
44
Salome, M.C., King, G.G., Berend, N., 2010. Physiology of obesity and effects on
lung function. Journal of Applied Physiology. 108:206-211
Satyanarayana, P., Roy, M., Parma, C., Mounika, V., Ravuri, S., Manaswi, C., et
al., 2014. Assessment of Lung Functions in Obese Young Adolescent
Medical Students. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences : e-
ISSN: 2279-0853, p-ISSN: 2279-0861.Volume 13
Shenoy, J., Shivakhumar, J., Suguna, D.K., Mirajkar, A., Muniyappanavar, N.S.,
Preethi, G.P., 2011. Status of Pulmonary function in Indian young
overweight male individuals. Research Journal of Pharmaceutical,
Biological and Chemical Sciences (RJPBCS) : ISSN: 0975-8585.
Volume 2 Issue 4
Sherwood, L., 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi ke 2. Jakarta:
EGC
Silbernagl, S., Lang, F., 2006. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC
Singh, A.K.,Singh, S.K., Singh, N., Agrawal, N., Gopal, K., 2011. Obesity and
dyslipidemia. International Journal of Biological & Medical Research.
Vol 2(3): 824-828.
Snell, S.R. 2012., Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran (Edisi 6). Jakarta
: EGC
Suzuki, Y., Takasaki, Y., 2014. Respiratory support with nasal high-flow therapy
helps to prevent recurrence of postoperative atelectasis: a case report.
Journal of Intensive Care. DOI:10.1186/2052-0492-2-3.
Townsend, M.C., Eschenbacher, W., Chair, C., Beckett, W., Bohnker, B., Brodkin,
C., et al., 2011. Spirometry in the Occupational Health Setting2011
Update. American College of Occupational and Environmental
Medicine. DOI: 10.1097/JOM.0b013e31821aa964. Volume 53.
Olson, P.T., Kenneth, C.B., Johnson, B.D., 2008. Pulmonary Function Changes
Associated with Cardiomegaly in Chronic Heart Failure. Journal of
Cardiology Fail. 13(2): 100107.
Vedala, S., Paul, N., Mane, B.A., 2013. Differences in Pulmonary Function Test
among the Athletic and Sedentary Population. National Journal of
Physiology, Pharmacy & Pharmacology. Vol 3 Issue 2. 118 123
45
Watchie, J., 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy. United States
of America : ELSEVIER
Wilborn, C., Beckham, J., Campbell, B., Harvey, T., Galbreath, M., La Bounty, P.,
et al., 2005. Obesity: Prevalence, Theories, Medical Consequences,
Management, and Research Directions. Journal of the International
Society of Sports Nutrition. ISSN 1550-2783.
Wouter, V.D., Tan, W., Li P., Guo, B., Li S., Benedetti, A., et al., 2015. Clinical
Relevance of Fixed Ratio vs Lower Limit of Normal of FEV1/FVC in
COPD: Patient-Reported Outcomes From the CanCOLD Cohort.
Annals Of Family Medicine. Vol.13 No.31
Youssef, M., Mojaddidi, M., Fath-El, M., Abd- El, W., Salem, M., 2015. Gender
differences in body composition, respiratory functions, life style among
medical students. Biomedical Research India. ISSN 0970-938X. Vol 26.
Yuarsa, T.A., Yunus, F., Antariksa, B., 2013. Korelasi Penilaian Kualitas Hidup
dan Prognosis Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan
CAT, SGRQ dan BODE di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta.
Journal of Respirology Indonesia. Vol.33 No.1.
Zammit, C., LiddicoatIan, H., Moonsie, I., Makker, H., 2010. Obesity and
respiratory diseases. International Journal of General Medicine. 3:335
343