NIM : K011181056
KELOMPOK 2
KELAS A
Normal 18,50-24,49
Overweight ≥25,00
- Pre-obesitas 25,00-29,99
Obesitas ≥ 30,00
- Obesitas kelas I 30,00-34,99
- Obesitas kelas II 35,00-39,99
- Obesitas kelas III ≥ 40,00
Referensi:
Par’i., H M., Sugeng Wiyono., & Titus Priyo Harjatmo., 2017. Penilaian
Status Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Sirajuddin, S., dkk., 2020. _Penuntun Praktikum Dasar Kesehatan
Masyarakat. _ Makassar : Laboratorium Kimia Biofisik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Sari., MK., Nur Indrawati Lipoeto., & Rahmatian B Herman., 2016.
Hubungan lingkar abdomen (lingkar perut) dengan tekanan darah. Jurnal
Kesehatan Andalas [Online], hal 456-461
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/539/444,
[diakses 11 April 2020]
5. Bagaimana hubungan lingkar lengan atas (LILA) wanita usia subur dengan
kejadian BBLR? Jelaskan!
Jawaban:
Lingkar Lengan Atas (LiLA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko
kekurangan energi kronis pada Wanita Usia Subur (WUS). Pengukuran
lingkar lengan atas tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status
gizi dalam jangka pendek. Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi
yang di butuhkan oleh seorang ibu yang sedang hamil baik pada trimester I,
trimester II, dan trimester III dan harus cukup jumlah dan mutunya dan harus
di penuhi dari kebutuhan makan sehari-hari sehingga janin yang
dikandungnya dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengalami gangguan
dan masalah(Kristianasari W,2010 ). Pada kenyataannya di BPS Artiningsih
Surabaya terdapat sebagian besar ibu hamil yang mengalami lingkar lengan
atas kurang dari batas normal. Dan sebagian besar bayi lahir dengan BBLR di
BPS Artiningsih Surabaya.
Faktor yang mempengaruhi BBL pada ibu hamil meliputi umur ibu hamil,
Jarak Kehamilan/Kelahiran, paritas, Kadar Hemoglobin (Hb), status gizi ibu
hamil, Penyakit Saat Kehamilan,. Faktor yang berpengaruh pada lingkar
lengan atas kurang dari normal mampu terjadinya berat bayi lahir rendah
(BBLR) salah satunya disebabkan karena faktor pengetahuan . pengetahuan
yang kurang baik terhadap konsumsi nutrisi saat hamil akan berpengaruh
pada perkembangan lingkar lengan atas dengan berat badan bayi lahir (BBL) .
lingkar lengan atas pada ibu hamil dapat menpengaruhi proses pertumbuhan
janin, abortus, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, lahir
dengan berat badan rendah (BBLR), ibu dengan status gizi kurang sebelum
hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR di
bandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik ( normal ).
(Joeharno, 2008). Lingkar lengan atas yang kurang merupakan ukuran dari
kurangnya nutrisi pada ibu hamil yang menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu pada saat hamil maupun bersalin antara lain : anemia, berat badan
ibu tidak bertambah secara normal. mudah terkena penyakit infeksi,
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya, dan pendarahan
setelah persalinan. lingkar lengan atas pada ibu hamil dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan janin, abortus, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, lahir dengan berat badan rendah (BBLR), ibu dengan status gizi
kurang sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi
BBLR di bandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik (normal)
(Joeharno,2008).
Lingkar Lengan Atas (LiLA) merupakan salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi seseorang, karena mudah, murah dan cepat. Toidak
memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh. Memberikan
gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. LiLA
mencerminkan cadangan energy, sehingga dapat mencerminkan; 1) Status
KEP pada balita, 2) KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko bayi BBLR
Tabel klasifikasi Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Klasifikasi Batas Ukur
Wanita Usia Subur
KEK < 23,5 cm
Normal ≥23,5 cm
Bayi Usia 0-30 hari
KEP < 9,5 cm
Normal ≥ 9,5 cm
Balita
KEK < 12,5 cm
Normal ≥12,5 cm
Referensi:
Kamariyah , N., & Musyarofah., 2016. lingkar lengan atas ibu hamiil akan
mempengaruhi peningkatan berat badan bayi lahir di bps artiningsih
surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan [Online] Februari 2016, hal 98-105.
http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/view/92, [11 April 2020]
Sirajuddin, S., dkk., 2020. _Penuntun Praktikum Dasar Kesehatan
Masyarakat. _ Makassar : Laboratorium Kimia Biofisik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
6. Jelaskan bagaimana persentase lemak tubuh yang tinggi menyebabkan
seseorang mengalami pubertas lebih awal?
Jawaban:
Jika berat tubuh kritis atau massa lemak kritis diperlukan untuk memasuki
pubertas, bagaimana sistem metabolisme memberi sinyal sistem reproduksi
untuk melanjutkan dengan perkembangan pubertas? Salah satu sinyal yang
diusulkan adalah protein yang disebut leptin, yang diproduksi oleh sel-sel
adiposa (lemak). Peningkatan kadar leptin menekan nafsu makan melalui
umpan balik negatif ke hipotalamus.
Manusia yang kurang memiliki kemampuan untuk memproduksi leptin
atau reseptornya dapat gagal memasuki masa pubertas. Sebaliknya, anak-
anak yang kelebihan berat badan, yang memiliki kadar leptin lebih tinggi
daripada anak-anak dengan berat rata-rata, cenderung memasuki pubertas
lebih awal dari teman sebaya mereka. Ini terutama berlaku untuk anak
perempuan yang kelebihan berat badan. Dengan demikian, tingkat ambang
leptin mungkin diperlukan untuk inisiasi pubertas, yaitu leptin mungkin
memiliki efek permisif pada pubertas. Ini dapat membantu menjelaskan
mengapa gadis-gadis yang kekurangan gizi parah seperti mereka yang
menderita anoreksia nervosa, yang memiliki kadar leptin yang sangat rendah,
sering menunda pubertas.
Pada anak laki-laki dan perempuan, beredar kadar leptin sebelum onset
pubertas. Karena protein leptin-bonding dalam darah menurun pada masa
kanak-kanak, masa levert yang dapat dibayar dapat ditingkatkan secara
dramatis saat ini. Reseptor leptin ditemukan di hipotalamus dan hipofisis
serta sel gonad, dan studi menunjukkan bahwa leptin meningkatkan tingkat
pulsa GNRH. Pada orang dewasa, tingkat leptin lebih tinggi pada wanita
daripada pada laki-laki, dan perbedaan rawat inap ini tetap menjadi usia tua.
Harapan bahwa Leptin dapat digunakan sebagai terapi penambahan selera
untuk obesitas belum direalisasikan. Individu berat berlebihan memiliki
tingkat leptin yang beredar, namun peningkatan leptin ini tidak menghasilkan
pengurangan asap yang berbeda atau tingkat metabolisme yang meningkat.
Referensi:
Jafar., N., dkk., 2018. Penilaian Gizi. Makassar:
Perempuan ≥ 45 mg/dl
Referensi:
Par’i., H M., Sugeng Wiyono., & Titus Priyo Harjatmo., 2017. Penilaian
Status Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Rampengan., SH., 2015. MENINGKATKAN KOLESTEROL HDL
Paradigma baru dalam pencegahan penyakit kardiovaskular. Jurnal Biomedik
(JBM) [Online], Juli 2015 hal 89-98
https://pdfs.semanticscholar.org/5243/64971b243a5bf6a926ec546407b1bf1c1
233.pdf, [diakses 11 April 2020]
Sirajuddin, S., dkk., 2020. _Penuntun Praktikum Dasar Kesehatan
Masyarakat._ Makassar : Laboratorium Kimia Biofisik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
10. Salah satu ciri hiperkolesterolemia adalah adanya peningkatan kolesterol
LDL dalam tubuh. Orang yang mengalami obesitas lebih rentan terkena
hiperkolesterolemia, mengapa hal ini dapat terjadi?
Jawaban:
Hiperkolesterolemia atau peningkatan kadar kolesterol total umumnya
tidak menimbulkan gejala, sehingga pemeriksaan untuk pencegahan dan
pemeriksaan rutin kadar kolesterol diperlukan sebagai tindakan pencegahan
bagi individu yang beresiko tinggi 12 .
Obesitas yang menetap dan asupan makanan yang berlebih dapat
menyebabkan terjadinya gangguan sistem metabolik berupa
hiperkolesterolemia. Kegemukan tubuh yang lebih besar, terutama jika
terdistribusi secara terpusat, meningkatkan risiko resistensi insulin, hipertensi,
dan hiperkolesterolemia. Pengaturan metabolisme kolesterol akan berjalan
normal apabila jumlah kolesterol dalam darah mencukupi kebutuhan dan
tidak melebihi jumlah normal yang dibutuhkan. Namun pada obesitas
dinyatakan dapat terjadi gangguan pada regulasi asam lemak yang akan
meningkatkan kadar trigliserida dan ester kolesterol. Orang yang mempunyai
berat badan lebih seringkali mempunyai kadar kolesterol darah yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Hasil
penelitian Shah et al tahun 2008 menunjukkan bahwa pada orang yang
obesitas cenderung memiliki kadar kolesterol total yang tinggi.
Referensi:
Listiyana., AD., Mardiana., & Galuh Nita Prameswari., 2013. Obesitas
sentral dan kadar kolesterol darah total. Jurnal Kesehatan Masyarakat
[Online], hal 37-43
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/download/2828/2883,
[diakses 11 April 2020)
Lanham., SA., Ian A Macdonald., & Helen M Roche., 2011. Nutrition and
metabolism[e-book]. USA: Wiley Blackwel
https://books.google.co.id/books?
id=_u0s6z2KAScC&pg=PA146&dq=People+who+are+obese+are+more+sus
ceptible+to+hypercholesterolemia&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjCh-
etzeDoAhXdxzgGHbDLANkQ6AEIiAEwCQ, [diakses 11 April 2020]
12. Metode Kecap Smith merupakan salah satu cara menganalisis status seng
(Zn)
a) Tuliskan prosedur kerja dari tes kecap smith,
b) jelaskan keempat kategori yang dirasakan responden,
c) jelaskan dampak dari defesisensi Zeng (Zn) dan berikan contoh bahan
makanan yang mengandung Seng (Zn)
Jawaban:
a) Prosedur kerja dari tes Kecap Smith
Sebanyak 3-5 ml ZnSO4 0,1% disemprotkan ke dalam mulut
responden dengna menggunakan alat suntik tanpa jarum. Cairan dibiarkan
dalam mulut selama 10 detik, sesudah itu dibuang dan kepada responden
ditanyakan tentang apa yang dirasakan.
b) Responden dikategorikan ke dalam 4 kategori sebagai berikut:
1. Tidak merasakan apa-apa/ seperti merasakan air biasa walaupun
telah ditunggu 10 detik.
2. Mula-mula tidak merasakan sesuatu yang pasti, tetapi dalam
beberapa detik kemudian terasa kering, kesat, atau manis.
3. Sesegera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai
menyakitkan atau mengganggu, rasa tersebut makin lama makin
kuat.
4. Segera timbul rasa yang kuat dan mengganggu sehingga responden
langsung meringis.
c) 1. Dampak dari defesisensi Zeng (Zn) adalah
Defisiensi seng dikaitkan dengan pertumbuhan yang tidak optimal,
diare, serta penurunan fungsi imunitas (Gropper etal. 2009)
Akibat kekurangan Zn pertumbuhan badan tidak sempurna
(kerdil). Gangguan dan keterlambatan pertumbuhan kematangan
seksual. misalnya,pencernaan terganggu, gangguan fungsi
pangkreas, gangguan pembentukankilomikron dan kerusakan
permukaan saluran cerna.
Kekurangan Zn mengganggu pusat sistem saraf dan fungsi otak.
Kekurangan Zn mengganggu metabolisme dalam hal kekurangan
vitamin A, gangguan kelenjar tiroid, gangguan nafsu makan serta
memperlambat penyembuhan luka.
Tidak ada selera atau nafsu makan.
Kelelahan yang hebat.
Kerontokan pada rambut.
Ketidaknormalan pada kemampuan mengecap rasa dan mencium
bau.
Kesulitan dalam melihat dikegelapan.
Menurunnya produksi hormon pada pria (infertilitas).
2. Contoh bahan makanan yang mengandung Seng (Zn)
Seng dapat mudah ditemukan pada berbagai jenis makanan yang
kaya akan kandungan protein seperti daging, kacang-kacangan, dan
polong polongan. Asupan seng yang dibutuhkan tubuh manusia
sebenarnya sangat sedikit, namun ternyata penyerapan seng oleh tubuh
pun sangatlah kecil. Dari sekitar 4-14 mg/hari jumlah seng yang
dianjurkan untuk dikonsumsi, hanya sekitar 10-40% yang dapat diserap.
Sumber paling baik adalah sumber protein hewani, terutama daging,
hati, kerang, biji-bijian (lengkap), serealia, leguminosa dan telur.
Referensi
Sirajuddin, S., dkk., 2020. _Penuntun Praktikum Dasar Kesehatan
Masyarakat. _ Makassar : Laboratorium Kimia Biofisik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Par’i, H, Sugeng Wiyono, Titus Priyo Harjatmo., 2017. Penilaian Status Gizi.
Pramono., a., dkk., 2016. Asupan seng, kadar serum seng, dan stunting pada
anak sekolah di pesisir Semarang. Jurnal gizi pangan [Online], Maret 2016
hal 19-26
https://www.google.com/url?
q=http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/viewFile/13165/9917
&usg=AFQjCNHoa8ebr4BSthda2HpmmoJY_IMS9w, [diakses 11 April
2020]
13. Sebutkan 2 fungsi utama dari hemoglobin (HB) dan berapa nilai normal HB
untuk pria & wanita?
Jawaban:
a. Mengikat Oksigen. Protein dalam sel darah merah memiliki fungsi sebagai
mengikat oksigen yang akan disirkulasikan ke paru-paru.
b. Pertahanan Tubuh. Sirkulasi darah yang terus dipompa oleh jantung dapat
mempertahankan tubuh dari serangan virus, bahan kimia, maupun bakteri.
Darah tersebut nantinya akan disaring oleh fungsi ginjal dan dikeluarkan
melalui urine sebagai hasil toksin dari tubuh.
Nilai normal HB untuk pria & wanita
Pria 13-16 g/dl
Wanita 12-14 g/dl
Referensi :
Debbian, Ario., & Cerika Rismayanthi., 2016. Profil tingkat volume oksigen
maskimal (VO2 max) dan kadar hemoglobin (hb) pada atlet yongmoodo
akademi militer magelang. Jurnal Olahraga Prestasi [Online] Juli, hal
24.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpres/article/viewFile/11874/8487,
[10 April 2020]
Sirajuddin, S., dkk., 2020. _Penuntun Praktikum Dasar Kesehatan
Masyarakat._ Makassar : Laboratorium Kimia Biofisik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.