PENCEGAHAN OBESITAS
DOSEN PEMBIMBING
dr. Rias Gesang Kinanti, M. Kes.
Heri Purnama Pribadi, S.Or., M.Kes.
Disusun Oleh :
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Obesitas dan Olahraga,
dengan judul : “Obesitas Pada Remaja”. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada
dosen mata kuliah Obesitas dan Olahraga yang telah memberikan tugas terhadap
penulis. Penulis juga ingin mengucapkan kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini. Kita jauh dari sempurna, dan ini
merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu,
keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa diharapkan dari berbagai pihak. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................4
Latar Belakang................................................................................................................4
Rumusan Masalah..........................................................................................................6
Tujuan............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................21
Pengertian Obesitas.....................................................................................................21
Penyebab.....................................................................................................................24
Gejala...........................................................................................................................28
Faktor yang Mempengaruhi.........................................................................................29
Epidemologi.................................................................................................................33
Pencegahan..................................................................................................................35
PROGRAM GERAKAN NUSANTARA TEKAN OBESITAS (GENTAS)......................................39
Tujuan Khusus..............................................................................................................39
Sasaran Program..........................................................................................................40
Kegiatan Program GENTAS...........................................................................................40
Langkah Aksi.................................................................................................................41
BAB III PENUTUP.............................................................................................................43
Kesimpulan...................................................................................................................43
Saran............................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................44
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara sehat adalah ketika rakyatnya sehat dan kesehatan tidak hanya
diperoleh dari lingkungan yang bersih, tetapi juga dari kondisi tubuh yang prima.
Salah satu cara untuk mencapai tubuh yang prima adalah dengan asupan gizi yang
penting bagi tubuh. Masalah gizi Indonesia merupakan hal yang sangat kompleks
dan sangat penting. Selama 10 tahun terakhir polemik penanganan gizi untuk
masyarakat Indonesia juga tak kunjung hentinya khusunya untuk gizi anak dan
balita. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia
semakin meningkat. Hal ini tidak sebanding dengan beberapa Negara ASEAN
seperti Malaysia, Singapura dan Thailand (Indra, 2013:139).
Rumusan Masalah
Tujuan
Menurut (Indra, 2013: 143), obesitas atau yang biasa disebut dengan
kegemukan adalah suatu keadaan dimana seseorang kelebihan berat badan sebagai
akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan
sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi sebagai penyekat panas, penyerap
guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih
banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan
berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita
dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25%
dianggap mengalami obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih
tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami
obesitas. Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
- Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan
- Suatu penyakit kronik yang dapat diobati
- Suatu penyakit epidemik
- Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat
menurunkan kualitas hidup
Menurut Tanto, 2014:126 bahwa obesitas adalah kelainan atau penyakit yang
ditandai dengan penimbunan adipose secara berlebihan, sedangakan overweight
adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat badan ideal yang
mungkin dapat disebabkan oleh peningkatan massa otot seperti pada atlet
binaraga. Obesitas bisa dapat ditentukan berdasarkan perhitungan indeks massa
tubuh (IMT).
a. Hanya dapat digunakan untuk menentukan status gizi orang dewasa (usia
18 tahun ke atas)
b. Tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan
c. Tidak dapat digunakan untuk menentukan status gizi bagi orang yang
menderita sakit edema, asites dan hepatomegaly
Adapun cara penilaiannya adalah menggunakam formulasi berikut:
Berat badan(kg)
IMT =
Tinggi badan(m)2
a) Gaya hidup
Obesitas bisa terjadi karena banyak faktor. Salah satu faktornya adalah
karena asupan makanan yang melebihi kebutuhan tanpa diimbangi
aktivitas yang cukup atau sedentary lifestyle (gaya hidup tanpa banyak
bergerak). Padahal, aktivitas yang cukup diperlukan untuk membakar
kelebihan energi yang ada. Jika hal ini tidak terjadi, maka kelebihan energi
akan diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam sel-sel lemak.
Pada hasil penelitian (Octari, 2014: 134) bahwa didapatkan hubungan
yang bermakna antara pola makan dengan berat badan yang lebih.
Perbedaan ini dapat terjadi karena sangat banykanya faktor risiko
terjadinya obesitas. Hal-hal tersebut juga dipengaruhi oleh sosial budaya
suatu daerah yang berpengaruh dengan gaya hidup masyarakat.
b) Genetik
Hal lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas adalah faktor
genetik yaitu sebanyak 25-35%. Jadi, jika ada anggota keluarga yang
memiliki riwayat obesitas, maka akan memiliki risiko yang lebih tinggi
menderita obesitas dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Pada hasil penelitian yang dilakukan (Puspita, 2014) bahwa terdapat
hubungan faktor herediter terhadap kejadian obesitas. Hasil penelitian ini
didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maddah dan
Nikooyeh (2009) yang menyimpulkan bahwa kedua orangtua obesitas atau
overweight berhubungan dengan kejadian obesitas pada anak-anak. Selain
itu berdasarkan penelitian yang dilakukan Rahmawati (2009)
menyimpulkan bahwa anak yang terlahir dari keluarga yang obesitas
merupakan penagruh yang secara genetic untuk mempunyai berat badan
obesitas.
c) Emosional
Sebuah pandangan popular adalah abhwa obesitas bermula dari masalah
emosional yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta kasih,
seperti anak-anak makanan dianggap sebagai simbol kasih saying ibu atau
kelebihan makan adalah sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain
yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Banyak pendapat yang
mengatakan bahwa orang gemuk biasanya tidak bahagia, namun
sebenarnya ketidakbahagiaan/ tekanan batinnya lebih diakibatkan sebagai
hasil dari kegemukannya. Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa
mereka cenderung makan lebih banyak apabila mereka tegang atau cemas
dan ekperimen membuktikan kebenarannya. Pada orang gemuk didapatkan
bahwa mereka lebih banyak menghabiskan kripik setelah menyaksikan
film yang tegang dibanding setelah menonton film yang membosankan.
Sedangkan pada orang dengan berat badan kurang selera makan kripik
tetap sama setelah menonton film yang tegang maupun film yang
membosankan (Hasdianah, 2014:74).
- Dagu rangkap
- Leher relative pendek
- Dada menggembung dengan payudara yang membesar mengandung
lemak
- Perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat serta kedua tungkai
umumnya berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling
menempel menyebabkan laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan
bau tak sedap
- Pada anak laki-laki penis tampak kecil karena terbenam dalam jaringan
lemak suprapubik (Irwan, 2016:108).
Menurut Hasdianah, 2014: 65-66) gejala-gejala yang biasa dialami oleh
seseorang yang mengalami obesitas antara lain:
Dari gejala diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gejala obesitas yaitu
sulit bernafas, dagu rangkap, leher relative pendek, payudara yang membesar,
perut membuncit dan pada anak laki-laki penis tampak kecil.
Penyebab utama obesitas adalah asupan energi yang lebih besar daripada
pengeluaran energi. Ada banyak faktor individual dan lingkungan yang
bersifat sekunder yang mempengaruhi penyebab primer obesitas, tetapi
penyebab spesifik yang membuat anak-anak, baik sebagai individu maupun
kelompok menghadapi risiko yang lebih besar untuk asupan energi yang tinggi
dan pengeluaran energi yang terbatas tidak diketahui. Faktor-faktor individual
juga meliputi jenis serta jumlah makanan yang dimakan oleh seseorang anak
dan apakah anak itu melakukan aktivitas fisik yang teratur melalui olahraga,
bermain atau sekolah. Faktor-faktor diet dan perilaku makan yang
menempatkan anak-anak dan remaja ke dalam risiko obesitas yang semakin
meningkat meliputi kebiasaan minum-minuman manis yang tinggi kalori,
kebiasaan tidak sarapan, frekuensi jajan di luar yang meningkat, asupan
kalsium yang rendah, asupan total lemak yang tinggi dari makanan dan ukuran
porsi makan yang meningkat.
a. Faktor makanan
Jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energy sesuai
yang dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan. Sebaliknya
jika mengkonsumsi makanan dengan energi melebihi yang dibutuhkan
tubuh, maka kelebihan energy akan disimpan. Sebagai cadangan energi
terutama sebagai lemak seperti telah diuraikan di atas. Maraknya iklan
berbagai makanan siap saji di media cetak maupun elektronik sepeti
hamburger, hot dog, pizza dan fried chicken menyebabkan makanan siap
saji sangat popular dan digemari, padahal makanan siap saji cenderung
mengandung lemak tinggi sehingga banyak mengandung kalori. Selain itu
makanan yang tinggi lemak rasanya sangat lezat, sehingga mengakibatkan
dikonsumsi secara berlebihan.
Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hendra, 2016) menjelaskan
bahwa pola makan merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh
terhadap obesitas pada remaja, kehidupan remaja di Kota Bitung
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak,
gula serta kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji. Masalah gizi atau
pola makan yang sering terjadi pada remaja adalah ketidakseimbangan
antar konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan.
b. Faktor keturunan
Penelitian pada manusia maupun hewan menunjukkan bahwa obesitas
terjadi karena faktor interaksi gen dan lingkungan. Gen yang ditemukan
diduga dapat mempengaruhi jumlah dan besar sel lemak, distribusi lemak
dan besar penggunaan energy untuk metabolism saat tubuh istirahat.
Beberapa pajar berpendapat faktor keturunan hanya berpengaruh terhadap
bakat seseorang untuk menjadi gemuk. Obesitas pada orang keturunan
obesitas cepat manifes bila mengalami kelebihan asupan energi. Obesitas
juga cepat manifes bila keturunan penderita obesitas kurang melakukan
aktivitas. Jadi kelebihan asupan makanan dan kurang aktivitas yang
menajdi pola kebiasaan hidup tetap merupakan faktor utama penyebab
obesitas.
Faktor genetik menyebabkan obesitas sebanyak 25-35%. Jadi jika ada
anggota keluarga memiliki riwayat obesitas, maka Anda memiliki risiko
yang lebih tinggi menderita obesitas dibandingkan dengan mereka yang
tidak (Hasdianah, 2014:67).
c. Faktor hormonal
Menurunnya hormone tyroid dalam tubuh akibat menurunnya fungsi
kelenjar tyroid akan mempengaruhi metabolism dimana kemampuan
menggunakan energi akan berkurang.
d. Faktor psikologis
Pada beberapa individu akan makan lebih banyak dari biasa bila merasa
diperlukan suatu kebutuhan khusus untuk keamanan emosional (security
food). Sebagai contohnya kadang-kadang stress yang hebat pada seseorang
tanpa disadari akan menyebabkan ia meningkatkan masukan makanan.
e. Jenis kelamin
Wanita lebih mudah mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Wanita
berisiko obesitas 2 kali lebih besar daripada pria. Salah satu faktor yang
menyebabkannya adalah fase hidup wanita yang berbeda dari pria.
Kekurangan zar gizi saat dalam kandungan, haid dini, berat badan yang
berlebihan ketika hamil dan aktivitas fisik yang berkurang akiat
menopause mengakibatkan wanita rentan terhadap obesitas. Sedangkan
pria memiliki lebih banyak otot dibandingkan dengan wanita. Otot
membakar lebih banyak lemak daripada sel-sel lain. Oleh karena wanita
lebih sedikit memiliki otot, maka wanita memperoleh kesempatan yang
lebih kecil untuk membakar lemak. Hasilnya wanita lebih beresiko
mengalami obesitas.
Epidemologi
Pencegahan
a. Gaya hidup sehat, termasuk makan sehat dan aktivitas fisik dapat
menurunkan risiko obesitas dan terjangkit penyakit yang berkaitan erat
dengan obesitas
b. Perilaku diet dan aktivitas fisik dari anak dan remaja dipengaruhi oleh
berbagai sector dalam komunitas, diantaranya keluarga, sekolah, penitipan
anak, penyedia layanan kesehatan, agama, media dan industry makanan,
minuman serta hiburan
c. Sekolah memiliki peranan besar dengan cara menyediakan lingkungan
yang aman dan suportif untuk penerapan gaya hidup sehat, misalnya
dengan kurikulum olahraga, praktik makan sehat, dsb.
Menurut Hikam, 2010:78 menjaga berat badan ideal adalah:
- Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan
(vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus
rendah kalori
- Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat
badan secara perlahan dan stabil
- Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan
pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh
- Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah
penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan
bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus
meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen,
untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya
penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan
perilaku termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan
rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.
Menurut (Wahyu, 2009) pencegahan kegemukan atau obesitas berbasis
komunitas adalah:
a. 5 kali (minimal) makan buah dan sayur setiap hari. Usahakan buah dan
sayur selalu ada, meski buah yang harganya murah.
b. 2 jam duduk sudah terlalu lama di luar waktu sekolah, anak tidak boleh
duduk lebih dari dua jam. Waktu menonton televise, bermain game dan
sebagainya harus dipangkas. Kebanyakan duduk membuat metabolism
tubuh terganggu dan tidak ada pembakaran kalori sehingga memicu
obesitas, 1 jam aktivitas fisik setiap hari, selain aktivitas fisik 1 jam per
hari, usahakan melakukan olahraga terstruktur selama 20 menit minimal 3
kali dalam sepekan. Aktivitas fisik bisa berupa jalan, naik tangga, dsb.
c. Kebiasaan turun dari mobil, masuk kelas, serta dijemput langsung masuk
mobil lagi harus dibuang. Olahraga yang bisa dipilih seperti jalan, lari,
bersepeda dan berenang.
d. 0 gram gula, maksudnya sesedikit mungkin mengkonsumsi minuman
manis. Kebanyakan anak minum-minuman yang serba manis, seperti teh
dan jus. Semua itu harus dikurangi dan diganti dengan banyak minum air
putih. Untuk menghindari dan mencegah obesitas yang danpaknya sangat
tinggi untuk memicu penyakit lain.
Kegemukan identik dengan kebiasaan makan, berikut beberapa kiat yang
dapat dilakukan untuk menghindari kegemukan:
Tujuan Khusus
Sasaran Program
Langkah Aksi
a. Latihan Aerobik
Latihan aerobik disebut juga latihan kardiorespirasi karena
melatih jantung dan paru-paru. Beberapa contoh latihan
aerobik di rumah seperti jalan cepat mengelilingi rumah, naik
turun tangga selama 10 – 15 menit dengan frekuensi 2 – 3 kali
perhari, lompat tali, dan olahraga dengan sepeda statis atau
treadmill. Senam aerobik bermanfaat untuk :
a) Melambatkan denyut nadi sehingga fungsi kerja jantung
menjadi lebih baik
b) Melebarkan atau membuka pembuluh darah yang membuat
tekanan darah menurun
c) Meningkatkan pembakaran lemak yang baik untuk
penderita kolesterol tinggi dan obesitas.
b. Latihan Anaerobik
Latihan anaerobik disebut juga latihan beban (kekuatan
otot) yang mana latihan ini dapat dilakukan di rumah dengan
memanfaatkan perabotan dirumah seperti kursi, sofa, dan
tempat tidur. Beberapa contoh latihan anaerobik seperti push
up, squat (jongkok-berdiri) dan crunches.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran