Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Ilmu Pendidikan

OBESITAS PADA ANAK – ANAK DAN REMAJA


Dosen Pengampuh: Prof. Dr. Rosmala Nur,M. Si

Di Susun Oleh

Zulzila
P10121017
Kelas B

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Obesitas pada anak anak
dan remaja ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Ilmu kependudukan . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Perangkat dan Konektifitas Internet of Things bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof.Dr.Rosmala Nur,M. Si yang telah


memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang mata kuliah yang saya tekuni. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

BAB 1 ............................................................................................................................. 4

Pendahuluan ................................................................................................................. 4

Latar Belakang ........................................................................................................ 4

Rumusan Masalah ................................................................................................... 6

Tujuan ...................................................................................................................... 6

BAB II ............................................................................................................................. 7

Pembahasan ................................................................................................................. 7

2.1 Definisi Penyakit Obesitas Pada anak dan Remaja ................................. 7

2.2 Faktor Resiko Penyakit Obesitas Pada Remaja ........................................ 8

2.3 Efek Kesehatan dari Obesitas Anak ........................................................... 9

2.4 Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Obesitas .................................. 10

BAB III ....................................................................................................................... 13

Penutup ...................................................................................................................... 13

Kesimpulan ............................................................................................................ 13

Saran ....................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 14


BAB 1
Pendahuluan

Latar Belakang

Remaja termasuk salah satu kelompok rentan gizi karena remaja berada pada
siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah
yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Selain itu, adanya perubahan gaya
hidup seseorang remaja dapat meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizinya sehingga
dapat mempengaruhi status zat gizi seorang remaja.

Konsumsi berlebihan makanan padat kalori yang kekurangan nutrisi adalah


penyebab utama obesitas, penyakit kronis yang dapat dicegah,1 dan kematian dini di
kalangan orang dewasa. Pilihan pola makan yang tidak sehat dan obesitas memiliki
efek buruk pada semua sistem organ utama tubuh termasuk otak, dengan bukti baru
yang menunjukkan, misalnya, bahwa adipositas yang berlebihan meningkatkan risiko
penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer, Kelebihan berat badan dan
obesitas di kalangan anak-anak dan remaja telah menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat global yang paling serius di abad ke-21 [1]. Selama 30 tahun terakhir,
prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan anak-anak dan remaja di
seluruh dunia telah meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan [1,2]. Di Cina,
perkembangan ekonomi yang pesat selama dekade terakhir telah menyebabkan
percepatan transformasi dalam diet Cina, yang telah menyebabkan peningkatan indeks
massa tubuh (BMI) yang signifikan dan peningkatan risiko kelebihan berat badan dan
obesitas pada populasi.

Masalah gizi pada remaja sering terjadi sebagai akibat konsumsi makanan
dengan tidak memperhatikan kaidah gizi dan kesehatan. Akibat asupan gizi secara
kualitas dan kuantitas tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang
dianjurkan. Selain itu masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku gizi yang
salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang
dianjurkan. Ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan
pada remaja akan menimbulkan masalah gizi kurang atau masalah gizi lebih.

Oleh sebab itu dapat dikatakan remaja sangat rentan terhadap gizi lebih.
Prevalensi gizi lebih mengalami tren yang terus meningkat. Hal ini di buktikan dengan
prevalensi nasional berdasarkan data hasil analisis data Riskesdas tahun 2018 dapat
dilihat bahwa prevalensi gizi lebih pada remaja berdasarkan Indeks Massa Tubuh
(IMT) umur 16-18 tahun yang mengalami kelebihan berat badan yaitu 7,3% yang
terdiri dari 5,7% gizi lebih dan 1,6% obesitas, hasil ini jauh lebih meningkat
dibandingkan pada tahun 2010 yang hanya sebesar 1,4% remaja mengalami kelebihan
berat badan (Riskesdas, 2013). Kemudian pada Riskesdas 2018 dinyatakan bahwa
kejadian obesitas sentral pada remaja usia ≥15 tahun sebanyak 31% lebih tinggi
daripada hasil riskesdas 2013 yaitu sebanyak 26,6% (Riskesdas, 2018).

Kelebihan berat badan hingga beberapa kilogram bisa menimbulkan risiko


kesehatan yang tak bisa disepelekan. Kenyataannya, lingkar pinggang para remaja
Australia ini meningkatkan dugaan adanya risiko kesehatan yang akan muncul.
"Penemuan ini mengingatkan kita agar sadar terhadap adanya ancaman terhadap
kesehatan masyaraka.(Salam et al. 2010)

Obesitas anak dan remaja telah mencapai tingkat epidemi di Amerika Serikat.
Saat ini, sekitar 17% anak-anak AS mengalami obesitas. Obesitas dapat mempengaruhi
semua aspek anak termasuk kesehatan psikologis dan kardiovaskular mereka; juga,
kesehatan fisik mereka secara keseluruhan terpengaruh. Hubungan antara obesitas dan
kondisi lain membuatnya menjadi masalah kesehatan masyarakat bagi anak-anak dan
remaja. Karena peningkatan prevalensi obesitas di kalangan anak-anak, berbagai studi
penelitian telah dilakukan untuk menemukan hubungan dan faktor risiko apa yang
meningkatkan kemungkinan seorang anak mengalami obesitas. Sementara gambaran
lengkap dari semua faktor risiko yang terkait dengan obesitas masih sulit dipahami,
kombinasi diet, olahraga, faktor fisiologis, dan faktor psikologis penting dalam
pengendalian dan pencegahan obesitas pada masa kanak-kanak; dengan demikian,
semua peneliti setuju bahwa pencegahan adalah strategi kunci untuk mengendalikan
masalah saat ini. Metode pencegahan primer ditujukan untuk mendidik anak dan
keluarga, serta mendorong pola makan dan olahraga yang tepat sejak usia muda hingga
dewasa, sedangkan pencegahan sekunder ditargetkan untuk mengurangi efek obesitas
pada masa kanak-kanak untuk mencegah anak melanjutkan kebiasaan tidak sehat dan
obesitas. ke masa dewasa. Kombinasi pencegahan primer dan sekunder diperlukan
untuk mencapai hasil terbaik. Artikel ulasan ini menyoroti implikasi kesehatan
termasuk faktor komorbiditas fisiologis dan psikologis, serta epidemiologi, faktor
risiko, pencegahan, dan pengendalian obesitas masa kanak-kanak dan remaja di
Amerika Serikat (Lowe, Morton, and Reichelt 2020)

Rumusan Masalah
1.2 Definisi Penyakit Obesitas Pada anak dan Remaja
2.2 Faktor Resiko Penyakit Obesitas Pada Remaja
3.2 Efek Kesehatan dari Obesitas Anak
4.2 Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Obesitas

Tujuan
1. Definisi Penyakit Obesitas Pada anak dan Remaja
2. Faktor Resiko Penyakit Obesitas Pada Remaja
3. Efek Kesehatan dari Obesitas Anak
4. Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Obesitas
BAB II
Pembahasan

2.1 Definisi Penyakit Obesitas Pada anak dan Remaja

Obesitas atau yang biasa kita kenal sebagai kegemukan merupakan suatu
masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Pada remaja putri, kegemukan
menjadi permasalahan yang cukup berat, karena keinginan untuk tampil sempurna
yang seringkali diartikan dengan memiliki tubuh ramping dan proporsional, merupakan
idaman bagi mereka, Obesitas (kegemukan) adalah keadaan terdapatnya timbunan
lemak berlebihan dalam tubuh. Secara klinik biasanya dinyatakan dalam bentuk Indeks
Masa Tubuh (IMT) > 30 kg/m2. Untuk orang Asia, kriteria obesitas apabila IMT >
25kg/m2.23 Wiardani membagi jenis obesitas dalam dua tipe, yakni obesitas overall
yang dinilai berdasarkan indeks massa tubuh dan obesitas sentral yang dinilai
berdasarkan lingkar pingang.

Konsumsi berlebihan makanan padat kalori yang kekurangan nutrisi adalah


penyebab utama obesitas, penyakit kronis yang dapat dicegah,1 dan kematian dini di
kalangan orang dewasa. Pilihan pola makan yang tidak sehat dan obesitas memiliki
efek buruk pada semua sistem organ utama tubuh termasuk otak, dengan bukti baru
yang menunjukkan, misalnya, bahwa adipositas yang berlebihan meningkatkan risiko
penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer, Kelebihan berat badan dan
obesitas di kalangan anak-anak dan remaja telah menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat global yang paling serius di abad ke-21 [1]. Selama 30 tahun terakhir,
prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan anak-anak dan remaja di
seluruh dunia telah meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan [1,2]. Di Cina,
perkembangan ekonomi yang pesat selama dekade terakhir telah menyebabkan
percepatan transformasi dalam diet Cina, yang telah menyebabkan peningkatan indeks
massa tubuh (BMI) yang signifikan dan peningkatan risiko kelebihan berat badan dan
obesitas pada populasi.

2.2 Faktor Resiko Penyakit Obesitas Pada Remaja

Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi
salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih, dan faktor lingkungan.

1. Genetik
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi
berikutnya di dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita seringkali
menjumpai orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang
gemuk pula. Dalam hal ini nampaknya faktor genetik telah ikut campur
dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Hal ini
dimungkinkan karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur
sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara
otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Maka
tidak heranlah bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang
relatif sama besar. Seorang anak punya 40% kemungkinan mengalami
kegemukan, bila salah satu orangtuanya obesitas. Bila kedua orangtuanya
kelebihan berat badan, maka kemungkinan seorang anak mengalami
obesitas pun naik hingga 80%.
2. Pola Makan Berlebihan
Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang berberat
badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan,
atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan bila ia
merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih
inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan jika
sang individu tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk
mengurangi berat badan.
3. Kerusakan pada salah satu bagian otak
Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian
otak yang disebut hipotalamus, sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang
langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar
dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari
daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi
dari darah. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan
yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau
pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi
nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk
makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan
minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM
maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan
4. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi
gemuk. Jika seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap
gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan
cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak
dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan
mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan.

2.3 Efek Kesehatan dari Obesitas Anak


Obesitas pada anak diketahui memiliki dampak yang signifikan terhadap
kesehatan fisik dan psikologis. Sahoo et al menyatakan bahwa “obesitas pada masa
kanak-kanak dapat sangat mempengaruhi kesehatan fisik anak-anak, kesejahteraan
sosial dan emosional, serta harga diri.” Mereka mengaitkan prestasi akademik yang
buruk dan kualitas hidup yang lebih rendah yang dialami oleh anak dengan obesitas
pada masa kanak-kanak. Mereka juga menyatakan bahwa “gangguan metabolisme,
kardiovaskular, ortopedi, neurologis, hati, paru, dan menstruasi antara lain merupakan
konsekuensi dari obesitas pada masa kanak-kanak.”36 Ada banyak konsekuensi
kesehatan dari obesitas pada masa kanak-kanak, dan tiga dari yang paling umum adalah
tidur. apnea, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Respon inflamasi terhadap obesitas memicu patogen, peningkatan sistematis


sitokin inflamasi sirkulasi, dan reaktan fase akut (misalnya, protein C-reaktif), yang
menyebabkan peradangan pada jaringan. Ini sering disebabkan oleh aktivasi leukosit
jaringan. Peradangan kronis pada anak dengan obesitas dapat menginduksi meta-
inflamasi yang unik jika dibandingkan dengan paradigma inflamasi lainnya (misalnya
infeksi, penyakit autoimun).45 Para peneliti telah melaporkan bahwa anak-anak
dengan obesitas berisiko mengalami meta-inflamasi seumur hidup. Pada anak-anak ini,
penanda peradangan meningkat sejak tahun ketiga kehidupan.45,46 Hal ini terkait
dengan penyakit jantung di kemudian hari.19 Konsekuensi jangka panjang dari temuan
tersebut dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah kumulatif yang berhubungan
dengan terlambat dengan status berat badan yang meningkat.(Sanyaolu et al. 2019).

2.4 Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Obesitas

Obesitas merupakan hasil dari proses yang ber nonparmakologis dalam


pengelolaan penyakit. Perencanaan makan dan kegiatan jasmani merupakan aspek
penting dalam terapi nonfarmakologis. Penderita agar menyadari untuk mengubah
perilaku, karena keberhasilan penurunan berat badan ini sangat dipengaruhi oleh faktor
dirinya sendiri, kedisiplinan mengikuti program diet serta kesinambungan pengobatan.
Motivasi penderita sangat menentukan keberhasilan upaya penurunan berat badan,
Aktivitas fisik aktif berupa aktivitas yang rutin, merupakan bagian penting dari program
penurunan berat badan.

Olahraga juga dapat mengurangi rata-rata angka kesakitan dan kematian beberapa
penyakit kronik. Dokter dapat menekankan urgensinya aktivitas fisik pada penderita, dan
menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik paling sedikit 150 menit perminggu. Latihan fisik
saja sudah dapat menurunkan berat badan rata-rata 2-3 kg. Perubahan perilaku merupakan
usaha maksimal untuk menerapkan Pengosongan makanan dari kantong kecil tersebut akan
secara pelan-pelan melalui ikatan yang dibuat dan penderita tidak akan merasa lapar sampai
beberapa jam. Dengan intervensi bedah ini, diharapkan dapat menurunkan berat badan dari
20 kg sampai lebih dari 100kg.

Selanjutnya ada dua komponen utama untuk pencegahan dan pengendalian


obesitas pada anak. Yang pertama adalah mendidik orang tua tentang kebutuhan nutrisi
yang tepat untuk anak-anak mereka dan yang kedua adalah menerapkan informasi yang
dipelajari. Mendidik orang tua tentang nutrisi yang tepat dan kebutuhan asupan kalori
untuk anak-anak mereka berada di garis depan untuk pencegahan obesitas; namun, cara
penyebaran informasi dapat mempengaruhi kegunaan informasi tersebut. Misalnya,
salah satu batasan utama pendidikan orang tua tentang obesitas pada anak adalah itu
keluarga mereka. Meskipun banyak literatur yang diberikan kepada orang tua
ditargetkan untuk membantu mereka yang memiliki keterampilan berhitung yang lebih
rendah, banyak orang tua yang mendapat manfaat dari informasi perbandingan dari
benar/salah dan baik/buruk berkaitan dengan diet.49 Studi ini merekomendasikan
bahwa materi pendidikan yang tepat, termasuk yang bermanfaat dan literatur yang
dapat dimengerti, digunakan untuk mengontrol ukuran porsi makan dan untuk
membantu orang tua mengidentifikasi kapan anak berisiko obesitas. Demikian pula,
praktik makan sehat harus diajarkan oleh sekolah sebagai metode wajib dan esensial
dalam pencegahan obesitas pada anak.52 Penerapan praktik makan sehat dan pola
olahraga yang memadai sangat penting dalam pencegahan dan pengendalian obesitas
pada anak. Misalnya, informasi dari tinjauan sistematis, uji coba terkontrol secara acak,
dan studi observasional yang dirancang dengan baik menunjukkan bahwa pencegahan
dan pengendalian obesitas pada masa kanak-kanak berbasis bukti dapat dicapai dengan
kolaborasi komunitas/sekolah, perawatan kesehatan primer, dan berbasis
rumah/keluarga. berbasis intervensi yang melibatkan aktivitas fisik dan komponen
diet.53 Secara khusus, pengendalian anak dengan obesitas memiliki nilai yang
signifikan, seperti halnya pencegahan obesitas.

Dua uji coba kontrol acak dari 182 keluarga dilakukan dari November 2005
hingga September 2007, dan mereka mempelajari kemanjuran pedoman pengobatan
obesitas anak AS pada anak usia 4 hingga 9 tahun dengan BMI standar (ZBMI) lebih
besar dari persentil 85.54 Secara singkat , Percobaan 1 mempelajari dampak pada
ZBMI dengan mengurangi makanan ringan dan minuman manis dan meningkatkan
buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak.54 Percobaan 2 mempelajari
dampak pada ZBMI dengan mengurangi minuman manis dan meningkatkan aktivitas
fisik dan meningkatkan -konsumsi susu berlemak dan mengurangi menonton televisi.
Dalam Uji Coba 1, ZBMI yang dihasilkan berkurang dalam waktu 6 bulan, dan ini
dipertahankan hingga bulan ke-12 (ÿZBMI 0-12 bulan = ÿ0,12 ± 0,22).53 Dalam Uji
Coba 2, ZBMI yang dihasilkan berkurang dalam waktu 6 bulan dan berlanjut ke
membaik hingga 12 bulan (ÿZBMI 0-12 bulan = ÿ0,16 ± 0,31).50 Sebuah percobaan
cluster-randomized serupa di Inggris mempelajari efek pengurangan minuman
berkarbonasi pada jumlah anak dengan obesitas di 29 kelas (644 anak ).51 Hasil
menunjukkan bahwa penurunan 0,6 gelas minuman berkarbonasi (250 mL)(Wang et
al. 2019).
BAB III
Penutup

Kesimpulan

Obesitas pada anak diketahui memiliki dampak yang signifikan terhadap


kesehatan fisik dan psikologis obesitas pada masa kanak-kanak dapat sangat
mempengaruhi kesehatan fisik anak-anak, kesejahteraan sosial dan emosional, serta
harga diri.” Mereka mengaitkan prestasi akademik yang buruk dan kualitas hidup yang
lebih rendah yang dialami oleh anak dengan obesitas pada masa kanak-kanak,

Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi


gemuk. Jika seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah
simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk
menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal
maka orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis
sehubungan dengan kegemukan

Saran

Dengan makalah ini harapakan dapat memberikan kesadaran anak tentang


pentingya menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari obesitas saat anak dewasa
nantinya. Dengan memberikan pelajaran dan pengalaman membaca juga di harapkan
agar pesan tersebut dapat terserap dan tertanam di diri sang anak, sehingga pada
akhirnya anak bisa menjaga supaya terhindar dari obesitas.
Daftar Pustaka

Lowe, Cassandra J., J. Bruce Morton, and Amy C. Reichelt. 2020. “Adolescent
Obesity and Dietary Decision Making—a Brain-Health Perspective.” The Lancet
Child and Adolescent Health. Elsevier B.V. https://doi.org/10.1016/S2352-
4642(19)30404-3.
Fabiaula jillan maulida. 2019. “ Faktor Faktor yang mempengaruh kejadian obesitas
pada siswa sekolah menengah atas. Vol. 17 Hal 185-190
Salam, Abdul, Konsentrasi Gizi Program, Studi Kesmas, and Pps Unhas. 2010.
“FAKTOR RISIKO KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA.” Vol. 6.
Tinjauan Pustaka II.
Sanyaolu, Adekunle, Chuku Okorie, Xiaohua Qi, Jennifer Locke, and Saif Rehman.
2019. “Childhood and Adolescent Obesity in the United States: A Public Health
Concern.” Global Pediatric Health. SAGE Publications Inc.
https://doi.org/10.1177/2333794X19891305.
Wang, Simeng, Qi Sun, Lingling Zhai, Yinglong Bai, Wei Wei, and Lihong Jia.
2019. “The Prevalence of Depression and Anxiety Symptoms among
Overweight/Obese and Non-Overweight/Non-Obese Children/Adolescents in
China: A Systematic Review and Meta-Analysis.” International Journal of
Environmental Research and Public Health 16 (3).
https://doi.org/10.3390/ijerph16030340.

Anda mungkin juga menyukai