Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN ANAK PRA SEKOLAH


DENGAN OBESITAS
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan
Pra Sekolah Dalam Masa Pengasuhan

DOSEN PENGAMPU :
Siti Patimah, SST., M.Keb

DISUSUN OLEH :
1. Ai Gina Laila Fauziah
2. Dela Yunia
3. Marriane
4. Meti F.
5. Mutoharoh
6. Nabila
7. Restia Windiyani
8. Rindiani Mayadis
9. Sri Mulyani
10. Sri Wanda Putri

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberi limpah
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Obesitas.
Dimana makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas yang bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi kami dan pembaca pada umumnya.
Terimakasih saya ucapkan kepada ibu Siti Patimah, SST., M.Keb selaku dosen
pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan Pra Sekolah Dalam Masa
Pengasuhan yang telah memberikan tugas ini sehingga penulis dapat belajar lebih dan
menambah pengetahuan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah mendukung kami selama proses pembuatan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat pemulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Tasikmalaya, 23 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Obesitas....................................................................................................5
B. Memahami Penyebab Dan Penanganan Obesitas Pada Anak....................................8
C. Tata Laksana Obesitas Anak.....................................................................................10
D. Cara Mencegah Obesitas Anak.................................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................................12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia terutama di kota besar prevalensi obesitas pada anak dari tahun ke
tahun semakin bertambah. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan
peningkatan prevalensi obesitas pada Balita baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.
Perubahan gaya hidup karena pengaruh globalisasi mempengaruhi pola makan dan
perkembangan teknologi menurunkan aktifitas anak. Berbagai macam makanan siap
santap yang mengandung tinggi energy, tinggi lemak dipertokoan dan berbagai sarana
elektronik yang menyebabkan kurang aktifitas tersedia di sekitar kita.
Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius
dimasyarakat kita dewasa ini. Di Amerika, Obesitas Pada Anak dikatakan telah meningkat
sebesar 3 kali lipat selama 30 tahun terakhir. Sedangkan di Indonesia sendiri masalah ini
juga meningkat tajam sebesar 2 kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir. Sayangnya,
walaupun masalah ini sudah dapat dikatakan berada pada taraf yang mengkhawatirkan,
baik pemerintah, masyarakat maupun para orang tua masih belum memahami bahaya dari
kondisi ini pada si anak. Sebagian besar dari mereka tidak atau belum mengerti bahwa
obesitas pada anak dapat membawa dampak yang sangat serius bagi si penderitanya.
Keadaan ekonomi yang membaik membuat orang tua cenderung bangga
mempunyai anak yang gemuk. Persepsi orang tua yang keliru tersebut akan membuat
masalah yang besar dan memprihatinkan karena obesitas merupakan keadaan penyebab
terjadinya resiko resiko yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit pada anak
dan remaja dan dapat berlanjut pada masa tua. Obesitas pada anak dapat dihubungkan
dengan hiperinsulin, hiperlipid, hipertensi dan intoleransi karbohidrat. Bahkan obesitas
pada anak berhubungan dengan penyakit jantung koroner di masa usia lanjut.
Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, hal ini disebabkan oleh
etiologinya yang kompleks dan multi faktor. Penanganan obesitas anak haruslah terpadu
antara semua aspek etiologi. Semakin dini penanganan obesitas pada anak akan
memberikan hasil yang lebih baik. Penanganan obesitas pada anak lebih sulit dari pada
obesitas dewasa. Pengaturan makan untuk penurunan berat badan anak arus
memperhatikan bahwa anak masih dalam proses tumbuh dan berkembang. Anjuran
makanan untuk mendapatkan berat badanyang stabil atau turun secara bertahap harus

1
mencukupi kebutuhan semua zat gizi meskipun seringkali anak mempunyai jenis makanan
yang disukai atau tak disukai sehingga membatasi variasi makanan yang dapat dikonsumsi.
Survei menunjukkan tren yang mencemaskan di kalangan anak-anak.
Meningkatnya obesitas mengarah ke meningkatnya tekanan darah tinggi. ”Kalau tren yang
meningkat pada tekanan darah tinggi ini tidak dihentikan, kita dapat menghadapi ledakan
kasus penyakitkardiovaskular baru di kalangan remaja dan orang dewasa,” demikian
peringatan Dr. Rebecca Din-Dzietham dari Morehouse School of Medicine di Atlanta,
Georgia.
Apa penyebab epidemi global obesitas pada anak ini? Meskipun gen bisa ikut
berperan, peningkatan yang mencemaskan dalam kasus obesitas beberapa dekade
belakangan ini tampaknya memperlihatkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab.
Stephen O’Rahilly, profesor biokimia klinis dan kedokteran di Cambridge University di
Inggris,menyatakan, ”Meningkatnya obesitas tidak ada sangkut pautnya dengan gen. Kita
tidak dapat mengubah gen kita dalam kurun 30 tahun.”
Mengomentari penyebabnya, Klinik Mayo di Amerika Serikat mengatakan,
”Meskipun ada penyebab genetis dan hormonal pada obesitas anak, kebanyakan kasus
kelebihan berat badan disebabkan oleh terlalu banyak makan dan terlalu jarang
berolahraga.”
Ada dua contoh yang menjelaskan perubahan tren dalam kebiasaan makan
sekarang. Pertama, karena orang tua yang bekerja memiliki lebih sedikit waktu dan energi
untuk menyiapkan makanan, santapan cepat saji semakin lazim. Restoran cepat saji
bermunculan dimana-mana di seluruh dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir
sepertiga darisemua anak usia 4 hingga 19 tahun di Amerika Serikat menyantap makanan
cepat saji setiaphari. Makanan seperti itu biasanya tinggi kadar gula dan lemaknya dan
ditawarkan dalamukuran besar yang menggiurkan.
Kedua, minuman ringan sudah lebih populer ketimbang susu dan air. Misalnya,
setiap tahun, orang Meksiko membelanjakan lebih banyak uang untuk minuman ringan,
khususnya kola, daripada untuk gabungan sepuluh makanan pokok. Menurut buku
Overcoming Childhood Obesity, menenggak minuman ringan 600 mililiter saja setiap hari
dapat menaikkan berat badan sebanyak 11 kilogram dalam waktu setahun!
Tentang kurangnya gerak badan, hasil penelitian University of Glasgow di
Skotlandia mendapati bahwa anak usia 3 tahun pada umumnya setiap hari melakukan
”gerak badanringan hingga berat” selama 20 menit saja. Mengenai hasil penelitian itu, Dr.

2
James Hill, profesor ilmu kesehatan anak dan kedokteran di University of Colorado,
berkomentar, ”Meningkatnya gaya hidup kurang gerak pada anak -anak di Inggris Raya
bukan hal yangunik dan terlihat di kebanyakan negeri di seputar dunia.”
Apa Solusinya? Para ahli gizi tidak merekomendasikan diet ketat untuk anak,
karena hal itu dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan kesehatan anak. Sebaliknya,
Klinik Mayo menyatakan, ”Salah satu strategi terbaik untuk memerangi kelebihan berat
badan pada anakAnda adalah memperbaiki pola makan dan jumlah olahraga seluruh
keluarga.
"OBESITAS pada anak sudah mencapai taraf epidemi di banyak negeri. Organisasi
Kesehatan Dunia mengatakan bahwa di seluruh dunia terdapat kira-kira 22 juta anak di
bawah usia lima tahun yang kelebihan berat badan. Sebuah survei nasional di Spanyol
menyingkapkan bahwa 1 dari setiap 3 anak kelebihan berat badan atau obes. Hanya dalam
waktu sepuluh tahun (1985-1995), obesitas pada anak naik tiga kali lipat di Australia.
Dalam tiga dasawarsa terakhir, obesitas pada anak berusia 6 hingga 11 tahun meningkat
lebih dari tiga kali lipat di Amerika Serikat. Obesitas pada anak juga dialami negara-
negara berkembang. Menurut Satuan Tugas Obesitas Internasional, di beberapa bagian
Afrika, ada lebih banyak anak yang mengalami obesitas ketimbang malnutrisi. Pada tahun
2007, Meksiko menempati urutan kedua di dunia, setelah Amerika Serikat, untuk obesitas
pada anak. Konon di Mexico City saja, 70 persenanak dan remaja kelebihan berat badan
atau obes. Ahli bedah anak Dr. Francisco González memperingatkan bahwa generasi ini
mungkin adalah ”generasi pertama yang akan matisebelum orang tua mereka akibat
komplikasi obesitas”
Apa saja komplikasinya? Tiga di antaranya adalah diabetes, tekanan darah tinggi,
dan penyakit jantung, yang sebelumnya dianggap sebagai problem kesehatan yang
umumnya dialami orang dewasa. Menurut Institute of Medicine AS, 30 persen anak laki-
laki dan 40 persen anak perempuan yang lahir di Amerika Serikat pada tahun 2000
memiliki risiko bahwa suatu waktu mereka akan didiagnosis mengidap diabetes tipe 2
yang berkaitan denganobesitas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dirumuskan asuhan kebidanan anak pra
sekolah dengan obesitas.

3
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami konsep dan karakterisitik Obesitas
2. Memahami cara perhitungan status gizi anak
3. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Obesitas
4. Mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar pertumbuhan anak bisa
berkembang dengan baik dan sehat.
5. Memahami kasus anak pra sekolah dengan obesitas

4
BAB II
TUJUAN TEORITIS

A. Pengertian Obesitas
Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi badan,
meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya. Obesitas adalah akumulasi
jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh tubuh. Obesitas
seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu identik oleh karena
obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan
gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek,
dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut
membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki penis tampak
kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak perempuan indikasi
menstruasi dini.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak menyadari
bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak tersebut.
Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang memiliki
obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari ratarata, selain
itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya. Jadi akan
kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada anak tidak bisa
dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan penting untuk
memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas.
Apakah anak anda termasuk anak yang memiliki obesitas? Dengan bantuan dokter
anda akan tahu anak apakah anak anda memiliki obesitas atau kegemukan.untuk hal ini
dokter akan menghitung indeks masa tubuh anak anda (BMI).BMI akan menunjukan
apakah anak anda memiliki berat yang berlebihan sesuai usia dan tinggi badannya. Dokter
menggunakan grafik pertumbuhan,dengan membandingkan BMI anak anda dengan BMI
anak lain seusianya yang berjenis kelamin sama.Jadi, misalnya, bila Anda diberitahu
bahwa anak Anda berada di persentil 80 artinya 80 persen anak lain seusianya yang
berjenis kelamin sama memiliki BMI lebih rendah darinya.
Obesitas atau masalah berat badan termasuk masalah yang yang cukup

5
mencemaskan tidak hanya pada anak balita namun juga khusunya dikalangan anak remaja
maupun dewasa.kelebihan berat badan menjadi salah satu alasan yang kuat untuk mereka
menarik lawan jenisnya.hal ini semakin diperparah dengan munculnya berbagai iklan di
televisi yang banyak menjual produk yang prioritasnya menampilkan postur tubuh yang
ideal, ramping dan proposional. Berbagai carapun dilakukan mereka untuk memiliki tubuh
yang berotot, kekar dan ideal.hal ini terlihat dari aktifitas mereka yang menuju kearah
untuk menurunkan berat badan seperti berolahraga.namun tidak sedikit pula mereka yang
mengeluarkan uang banyak untuk membeli obat-obatan,dan peralatan olahraga yang
bertujuan untuk menurunkan berat badan mereka.
Obesitas cukup berpengaruh dalam hidup mereka, tidak sedikit pula anak yang
memiliki reaksi berlebihan,sehingga membuat mereka menjadi frustasi.meskipun banyak
cara dilakukan mereka untuk menurunkan berat badan seperti melakukan diet ketat,
membeli obat-obatan dan juga alat untuk berolahraga.namun berat badan mereka tak
kunjung menyusut. Para ahli meneliti Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, polamakan yang berlebih,
kurang gerak / olahraga, emosi, dan faktor lingkungan.
Indikator Penilaian Status Gizi Anak
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020
tentang Standar Antropometri Anak dijelaskan bahwa indikator penilaian status gizi anak
menggunakan:
o Indeks berat badan menurut umur (BB/umur) anak usia 0-60 bulan
o Indeks panjang atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U) anak usia 0-60
bulan
o Indeks berat badan menurut panjang atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) anak
usia 0-60 bulan
o Indeks massa tubuh anak menurut umur (IMT/U) usia 0-60 bulan
o Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) anak usia lebih dari 5 tahun-18 tahun

Cara perhitungan status gizi anak dengan panduan IMT/U sebagai berikut:
IMT=Berat badan (Kg)/(Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m))

Selanjutnya angka indeks diplot pada grafik BMI, sesuai dengan jenis kelamin (for
Girls atau for Boys). Lihat posisi “plot” tadi berada pada area mana pada grafik berikut ini:

6
Grafik untuk putra

Grafik untuk putri

Interpretasi:
1. Jika berada di antara garis Standar Deviasi (SD) 1 dengan -2 maka anak tersebut
berstatus gizi Normal.
2. Jika berada diantara garis SD -2 dengan SD -3, anak tersebut berstatus Kurus
3. Jika di bawah garis SD -3 berarti status Sangat Kurus.
4. Jika berada diantara garis SD 1 dengan 2 berarti anak tersebut berstatus Gemuk;

7
5. Jika di atas 2 berarti status Obesitas
B. Memahami Penyebab Dan Penanganan Obesitas Pada Anak
Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat berlebih.
Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu Anda untuk mencari solusi
dan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang dihadapi anak Anda. Berikut
beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari:
1. Kebiasaan Makan yang Buruk
Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur dan biji-bijian
(grains) dan lebih memilih fast food, minuman manis maupun makanan kemasan,
memiliki kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena makanan tersebut
merupakan makanan yang tinggi lemak dan kalori tetapi memiliki nilai gizi yang
rendah.
Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat. Batasi
tingkat konsumsi fast food dan semacamnya. Perbanyak konsumsi sayur, buah dan
menu bergizi lainnya.
2. Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki orang
tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk mengalami hal sama.
Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan tidak lantas membuat seseorang
memiliki berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si anak mengkonsumsi kalori
berlebih dari jumlah yang seharusnya ia konsumsi.
Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak maupun zat lain
yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap harinya dan tidak berlebihan.
3. Tidak Aktif Secara Fisik
Teknologi modern banyak memaksa anak-anak kita untuk lebih banyak duduk
diam menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer maupun televisi sehingga
mereka tidak banyak bergerak. Jika konsumsi kalori dan lemak mereka berlebih,
padahal tubuh tidak membakarnya, maka obesitas pada anak akan terjadi pada mereka.
Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game atau
nonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan olahraga yang
mereka sukai.

8
C. Tata Laksana Obesitas Anak
1. Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan
tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan
motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang
adalah perubahan gaya hidup yang menetap.
2. Pengaturan Makan.
a. Pada bayi.
- Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula perhatikan
takaran dan volume pemberian susu.
- Makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai
diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai dihilangkan
umur 1 tahun.
- Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).
- Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak untuk
memasak. (misal : santan, minyak, margarine)
- Pilih daging yang tidak berlemak.
- Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
- Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis buatan (mis :
aspartame) bisa digunakan bila perlu.
- Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain sejenis.
- Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
- Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.
Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari kebutuhannya,
bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai dengan
pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak dirancang
dengan baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang mungkin dapat
menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat terutama tumbuh kembang
otak.
c. Anak usia sekolah (4 - 6 th).
Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi diberikan
sesuai kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasan terganggu,

9
susah bergerak diberikan pengurangan kalori dengan pengawasan yang ketat.
d. Anak usia remaja.
Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan, biasanya 1 - 2
kg/ bulan. Penurunan asupan kalori diberikan bertahap sekitar 300 - 500 Kalori dari
asupan makanan sehari-hari.
Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat abdan
karena pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan berat badan cukup
sampai berat badan berada 20 % diatas berat badan ideal.
3. Modifikasi Perilaku.
a. Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan aktivitas
fisik, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan keluarga terhadap
gizi dan kegiatan fisik
b. Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan makan atau
makan berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV, Makanan dihidangkan di
meja. Strategi : TV tidak dipasang di kamar makan, makanan disimpan di lemari
untuk meminimalkan penglihatan terhadap makanan.
c. Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan lahan,
mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi sedang dan
meminimalkan snack.
d. Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e. Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan masalah,
seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada waktu liburan,
atau pesta/ pertemuan untuk menekankan agar tidak makan berlebihan.
4. Aktifitas Fisik Dan Olah Raga.
a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu.
b. Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.
c. Jenis olah raga : jalan, berenang.
d. Sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
e. Menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki, lebih baik
naik tanga dari pada menggunakan lift.
f. Mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain videogame,
membaca buku, dll. (maksimal 2 jam sehari).
5. Partisipasi Orang Tua.

10
Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak. Sekurang kurangnya salah satu
orang tua ikut secara intesif dalam program perawatan anak. Penelitian menapatkan
bahwa kelompok anak yang orang tua ikut berpartisipasi, berat badannya turun lebih
banyak dan tetap stabil.

D. Cara Mencegah Obesitas Anak


1. Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan gula yang
tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es krim dengan mengganti
buah-buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur dan susu rendah
lemak.
2. Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan
cara ini makanan anda akan terlihat enak namun juga rendah lemak.
3. Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan memberi
contoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
4. Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan dengan
pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang dan tidak akan
makan berlebihan.
5. Melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
6. Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi jangan
jadikan makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
7. Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan sambil,
menonton tv, juga saat melakukan pekerjaan rumah.
8. Ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat
membeli makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate
kambing.
9. Berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain komputer, melatih
anak untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap hari.
10. Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda bisa
juga berenang.
11. Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah atau ke toko.
12. Jika anda berniat untuk tidak menambah berat badan atau terhindar dari obesitas .maka
fokuslah pada gaya hidup aktif yang mencakup makanan yang enak tapi tetap sehat dan
rendah kalori.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANAK PRASEKOLAH


AN. N UMUR 5 TAHUN DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS
DESA BAGELEN, KECAMATAN GEDONG TATAAN,
KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG

Tanggal Pengkajian : 05 Juni 2020


Jam : 13.00 WIB
Tempat Pengkajian : Desa Bagelen

DATA SUBJEKTIF
1. Indentitas Anak
Nama anak : An. N
Umur : 5 tahun
Jenis kelamin : perempuan
2. Identitas Orang Tua
Ibu Ayah
Nama : Ny. E Nama : Tn. S
Umur : 38 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Bagelen 1 Alamat : Bagelen 1
3. Anamnesa
a. Keluhan
Ibu mengatakan anaknya tidak memiliki keluhan apapun,hanya melihat badan anak
semakin besar
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini anaknya dalam keadaan sehat,tidak mempunyai penyakit

12
berat dan menular
b. Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan anakanya lahir normal,cukup bulan,berat badan saat lahir 3300
gram panjang badan 50 cm,tidak ada kelainan ,pertolongan persalinan bidan.
c. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan riwayat imunisasi anaknya lengkap sampai 2 tahun
5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – Hari
a. Pola nutrisi
1) Minum
Ibu mengatakan anaknya minum 5 gelas susu sehari,kadang-kadang suka beli
teh manis dingin kemasan warung.
2) Makan
Ibu mengatakan anaknya makan 3x/hari porsi 1 piring dengan lauk pauk dan
sayuran,cemilan jajanan kue ,biscuit dan makanan ringan dari warung
b. Pola istirahat
Ibu mengatakan anaknya tidur siang 1 – 2 jam dan tidur malam jam 9 malam
c. Pola eliminasi
Ibu mengatakan anaknya BAK kurang lebih 5 kali sehari,BAB 1x/hari
d. Personal hygiene
Ibu mengatakan anaknya mandi sehari 2 kali, ganti pakaian sehari 2 kali, gosok
gigi sehari 2 kali, keramas 2 hari sekali
e. Pola aktivitas
Ibu mengatakan anaknya bermain bersama dengan temannya seperti biasanya

DATA OBJEKTIF
1. Tanda – Tanda Vital
RR : 25 x/ menit
Laju jantung : 100 x / menit
Suhu : 36,5 ºC
BB : 39 kg
TB : 120 cm
IMT : 27,08 kg/m
Nilai SD :>3

13
2. Kepala : tidak ada benjolan, warna rambut hitam, tidak rontok
3. Telinga : simetris, tidak ada secret
4. Mata : simetris , konjungtiva ananemis, sklera aniterik, tidaada pus
5. Hidung dan mulut : bersih, bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, adanya gigi
berlubang, tidak adanya caries
6. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tiroid dan vena jugularis
7. Dada : tidak ada retraksi dada, tidak ada bunyi wheezing, bunyi jantung lup dup
8. Abdomen : tidak dilakukan
9. Genetalia : tidak dilakukan
10. Ekstermitas
Tangan : kuku bersih, tidak pucat, tidak eodem, jari lengkap
Kaki : kuku bersih, tidak pucat, tidak eodem, jari lengkap
11. Punggung dan anus : tidak ada kelainan
12. Pemeriksaan penungjang : tidak dilakukan
ASSASMENT
An. N umur 5 tahun anak prasekolah dengan kelebihan gizi ( obesitas)
Masalah kebidanan: nutrisi yang tidak sehat

PLANNING
Tanggal : 05 Juni 2020
Jam : 13.00 WIB
1. Memberitahu Ibu Hasil Dari Pemeriksaan
Hasil : suhu : 36,5 ºC, RR : 25 x/ menit, laju jantung 100 x / menit,
BB : 39 Kg , TB : 120 cm
2. Menjelaskan dampak kegemukan pada anak sepeti diabetes,hipertensi,stroke pada anak
sudah dewasa
Hasil : ibu mengerti dengan yang dijelaskan
3. Memberikan Konseling Tentang Nutrisi yang baik Seperti Pengkonsumsian Gula per
hari maksimal 4 sdm, lemak maksimal 5 sdm perhari dan garam 1 sdt perhari
Hasil : ibu sudah diberitahu dan mengerti tentang pemberian nutrisi perhari
4. Menjelaskan tentang pengaturan pemberian susu dan minuman yang lain
Hasil : ibu sudah diberitahu dan mengerti tentang pemberian susu cukup 2 kli sehari
dan menghindari minuman manis

14
5. Memberikan Penyuluhan Tentang Jajan Sehat Anak Prasekolah
Hasil : sudah dilakukan penyuluhan dan ibu sudah mengerti
6. Kolaborasi dengan ahli gizi di puskesmas
Hasil: ibu melakukan konseling dengan ahli gizi dan mengerti yang telah dijelaskan
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemantauan tiap bulan ke posyandu/puskesmas
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia melakukan pemantauan pada anaknya
8. Mengajarkan Cara Mencuci Tangan
a. membasahi kedua tangan dengan air mengalir lalu memberi sabun dikedua tangan
b. menggosokkan telapak tangan
c. menggosok punggung tangan secara bergantian
d. menggosok sela jari dengan jari – jari tangan yang berlawanan, dilakukan secara
bergantian
e. menggosok punggung jari secara bergantian
f. menggosok ibu jari secara bergantian
g. menggosokkan ujung jari pada telapak jari dengan cara memutar dan bergantian
h. membilas kedua tangan dengan air mengalir
i. mengeringkan dengan handuk bersih
Cuci tangan juga bisa dilakukan dengan handrub selama 20-30 detik sedangkan
handwash 40-50 detik atau 5 kali handrub di selingi 1 kali handwash
Hasil : sudah dilakukan
9. Menjadwalkan ulang untuk evaluasi kembali pada tanggal 12 Juni 2020
Hasil : Ibu mengatakan bersedia untuk kontrol kembali pada tanggal tersebut.
10. Melakukan Dokumentasi
Hasil : sudah dilakukan dokumentasi

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan
bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural dalam arti sebagian
atau menyeluruh. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill), struktur, dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik,
sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun
demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor dimulai dari faktor internal
(genetik), prenatal, sampai postnatal. Untuk mendapatkan tumbuh kembang anak yang
optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua anak diharapkan mengetahui faktor-
faktor tersebut. Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas
dewasa, karena penyebab obesitas yang multifaktorial dan anak yang masih dalam taraf
tumbuh kembang. Penurunan berat badan bukanlah tujuan yang utama dalam penanganan
obesitas anak. Perubahan pola makan dan peri laku hidup sehat lebih diutamakan untuk
mendapatkan hasil yang menetap. Penanggulangan obesitas anak sebaiknya dilakukan
secara terapadu antara dokter anak, dietisien, psikolog dan petugas kesehatan lain.
Peran serta orang tua memegang peranan penting dalam penangan anak obesitas.
Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum anak menjadi obesitas karena pencegahan lebih
mudah daripada pengobatan. Pencegahan harus dimulai sejak dini dengan menerapkan
pola hidup sehat dalam keluarga. Seringkali banyak orangtua menginginkan anaknya
tumbuh dengan sehat, gemuk dan terlihat lucu. Sekilas anak yang gemuk memang terlihat
lucu dan menggemaskan, bahkan ada ungkapan jikalau anak gemuk berarti sehat. Tak
heran jika banyak produk kesehatan ataupun makanan untuk anak atau balita lebih
menekankan pada upaya menambah berat. Pola pemahaman seperti itu mungkin tidak
berlaku, karena anak gemuk mempunyai faktor risiko bagi kesehatan. Indikator kesehatan
bagi anak atau balita juga tidak hanya ditentukan melalui berat badan. Berat badan yang
berlebih biasa disebut dengan obesitas, obesitas dikhawatirkan memberikan dampak yang
kurang baik bagi kesehatan anak.

16
B. Saran
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda
melakukannya, kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang akan
terbawa hingga dewasa. Apa Yang Dapat Orang Tua Lakukan?
Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayuran daripada makanan yang siap olah.
Batasi minuman ringan, minuman yang manis-manis, dan camilan manis yang kaya lemak.
Sebaliknya, berikan air atau susu rendah lemak dan camilan yang sehat. Memasaklah
dengan metode rendah lemak, seperti :
- Memanggang dan mengukus, ketimbang menggoreng.
- Sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil.
- Jangan gunakan makanan sebagai upah atau suap.
- Jangan sampai anak tidak sarapan, karena dapat membuat mereka makan berlebihan
setelah itu.
Makanlah di meja makan. Makan di depan TV atau layar komputer membuat orang
tidak menyadari seberapa banyak yang dikonsumsi dan apakah ia sudah kenyang.
Anjurkan gerak badan, seperti:
- Bersepeda, main bola, dan lompat tali.
Batasi waktu untuk menonton televisi, menggunakan komputer, dan bermain video
game. Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah, seperti :
- Pergi ke kebun binatang, berenang, atau bermain di taman.
- Suruhlah anak-anak melakukan pekerjaan fisik.
- Berilah contoh dalam pola makan yang sehat dan olahraga.

17
DAFTAR PUSTAKA

Suryo. (1990). Obesitas Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


Kementerian Kesehatan RI.(2019).Pedoman Pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas.Jakarta.
http://ridwanamiruddin.wordpress.com/tumbuh-kembang-anak/
http://marlinalamid.wordpress.com/obesitas pada anak//

18

Anda mungkin juga menyukai