Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH OBESITAS PADA ANAK

Di Susun oleh:

Hesty. Oraile

SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Obesitas Pada Anak”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, 4 Mei 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
A. LATAR BELAKANG........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................5
D. METODE PENULISAN....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
A. PENGERTIAN OBESITAS...............................................................................6
B. MEMAHAMI PENYEBAB DAN PENANGANAN OBESITAS
PADA ANAK....................................................................................................7
C. TATA LAKSANA OBESITAS ANAK.............................................................8
D. CARA MENCEGAH OBESITAS ANAK........................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................11


A. KESIMPULAN..................................................................................................11
B. SARAN..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia terutama di kota besar prevalensi obesitas pada anak dari tahun ke tahun
semakin bertambah. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan peningkatan
prevalensi obesitas pada Balita baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Perubahan gaya
hidup karena pengaruh globalisasi mempengaruhi pola makan dan perkembangan teknologi
menurunkan aktifitas anak. Berbagai macam makanan siap santap yang mengandung tinggi
energy, tinggi lemak dipertokoan dan berbagai sarana elektronik yang menyebabkan kurang
aktifitas tersedia di sekitar kita.
Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di
masyarakat kita dewasa ini. Di Amerika, Obesitas Pada Anak dikatakan telah meningkat
sebesar 3 kali lipat selama 30 tahun terakhir. Sedangkan di Indonesia sendiri masalah ini juga
meningkat tajam sebesar 2 kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir.
Sayangnya, walaupun masalah ini sudah dapat dikatakan berada pada taraf yang
mengkhawatirkan, baik pemerintah, masyarakat maupun para orang tua masih belum
memahami bahaya dari kondisi ini pada si anak. Sebagian besar dari mereka tidak atau belum
mengerti bahwa obesitas pada anak dapat membawa dampak yang sangat serius bagi si
penderitanya.
Keadaan ekonomi yang membaik membuat orang tua cenderung bangga mempunyai
anak yang gemuk. Persepsi orang tua yang keliru tersebut akan membuat masalah yang besar
dan memprihatinkan karena obesitas merupakan keadaan penyebab terjadinya resiko resiko
yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit pada anak dan remaja dan dapat
berlanjut pada masa tua. Obesitas pada anak dapat dihubungkan dengan hiperinsulin,
hiperlipid, hipertensi dan intoleransi karbohidrat. Bahkan obesitas pada anak berhubungan
dengan penyakit jantung koroner di masa usia lanjut.
Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, hal ini disebabkan oleh
etiologinya yang kompleks dan multi faktor. Penanganan obesitas anak haruslah terpadu
antara semua aspek etiologi.Semakin dini penanganan obesitas pada anak akan memberikan
hasil yang lebih baik. Penanganan obesitas pada anak lebih sulit dari pada obesitas dewasa.
Pengaturan makan untuk penurunan berat badan anak arus memperhatikan bahwa anak masih
dalam proses tumbuh dan berkembang. Anjuran makanan untuk mendapatkan berat badan
yang stabil atau turun secara bertahap harus mencukupi kebutuhan semua zat gizi meskipun
seringkali anak mempunyai jenis makanan yang disukai atau tak disukai sehingga membatasi
variasi makanan yang dapat dikonsumsi.
Survei menunjukkan tren yang mencemaskan di kalangan anak-anak. Meningkatnya
obesitas mengarah ke meningkatnya tekanan darah tinggi. ”Kalau tren yang meningkat pada
tekanan darah tinggi ini tidak dihentikan, kita dapat menghadapi ledakan kasus penyakit
kardiovaskular baru di kalangan remaja dan orang dewasa,” demikian peringatan Dr. Rebecca
Din-Dzietham dari Morehouse School of Medicine di Atlanta, Georgia.
Faktor Penyebab
Apa penyebab epidemi global obesitas pada anak ini? Meskipun gen bisa ikut
berperan, peningkatan yang mencemaskan dalam kasus obesitas beberapa dekade belakangan
ini tampaknya memperlihatkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab. Stephen
O’Rahilly, profesor biokimia klinis dan kedokteran di Cambridge University di Inggris,
menyatakan, ”Meningkatnya obesitas tidak ada sangkut pautnya dengan gen. Kita tidak dapat
mengubah gen kita dalam kurun 30 tahun.”
Mengomentari penyebabnya, Klinik Mayo di Amerika Serikat mengatakan,
”Meskipun ada penyebab genetis dan hormonal pada obesitas anak, kebanyakan kasus
kelebihan berat badan disebabkan oleh terlalu banyak makan dan terlalu jarang berolahraga.”
Ada dua contoh yang menjelaskan perubahan tren dalam kebiasaan makan sekarang.
Pertama, karena orang tua yang bekerja memiliki lebih sedikit waktu dan energi untuk
menyiapkan makanan, santapan cepat saji semakin lazim. Restoran cepat saji bermunculan di
mana-mana di seluruh dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari
semua anak usia 4 hingga 19 tahun di Amerika Serikat menyantap makanan cepat saji setiap
hari. Makanan seperti itu biasanya tinggi kadar gula dan lemaknya dan ditawarkan dalam
ukuran besar yang menggiurkan.
Kedua, minuman ringan sudah lebih populer ketimbang susu dan air. Misalnya, setiap
tahun, orang Meksiko membelanjakan lebih banyak uang untuk minuman ringan, khususnya
kola, daripada untuk gabungan sepuluh makanan pokok. Menurut buku Overcoming
Childhood Obesity, menenggak minuman ringan 600 mililiter saja setiap hari dapat
menaikkan berat badan sebanyak 11 kilogram dalam waktu setahun!
Tentang kurangnya gerak badan, hasil penelitian University of Glasgow di Skotlandia
mendapati bahwa anak usia 3 tahun pada umumnya setiap hari melakukan ”gerak badan
ringan hingga berat” selama 20 menit saja. Mengenai hasil penelitian itu, Dr. James Hill,
profesor ilmu kesehatan anak dan kedokteran di University of Colorado, berkomentar,
”Meningkatnya gaya hidup kurang gerak pada anak-anak di Inggris Raya bukan hal yang
unik dan terlihat di kebanyakan negeri di seputar dunia.”
Apa Solusinya?
Para ahli gizi tidak merekomendasikan diet ketat untuk anak, karena hal itu dapat
berdampak buruk pada pertumbuhan dan kesehatan anak. Sebaliknya, Klinik Mayo
menyatakan, ”Salah satu strategi terbaik untuk memerangi kelebihan berat badan pada anak
Anda adalah memperbaiki pola makan dan jumlah olahraga seluruh keluarga."
OBESITAS pada anak sudah mencapai taraf epidemi di banyak negeri. Organisasi
Kesehatan Dunia mengatakan bahwa di seluruh dunia terdapat kira-kira 22 juta anak di
bawah usia lima tahun yang kelebihan berat badan.
Sebuah survei nasional di Spanyol menyingkapkan bahwa 1 dari setiap 3 anak
kelebihan berat badan atau obes. Hanya dalam waktu sepuluh tahun (1985-1995), obesitas
pada anak naik tiga kali lipat di Australia. Dalam tiga dasawarsa terakhir, obesitas pada anak
berusia 6 hingga 11 tahun meningkat lebih dari tiga kali lipat di Amerika Serikat.
Obesitas pada anak juga dialami negara-negara berkembang. Menurut Satuan Tugas
Obesitas Internasional, di beberapa bagian Afrika, ada lebih banyak anak yang mengalami
obesitas ketimbang malnutrisi. Pada tahun 2007, Meksiko menempati urutan kedua di dunia,
setelah Amerika Serikat, untuk obesitas pada anak. Konon di Mexico City saja, 70 persen
anak dan remaja kelebihan berat badan atau obes. Ahli bedah anak Dr. Francisco González
memperingatkan bahwa generasi ini mungkin adalah ”generasi pertama yang akan mati
sebelum orang tua mereka akibat komplikasi obesitas”
Apa saja komplikasinya? Tiga di antaranya adalah diabetes, tekanan darah tinggi, dan
penyakit jantung, yang sebelumnya dianggap sebagai problem kesehatan yang umumnya
dialami orang dewasa. Menurut Institute of Medicine AS, 30 persen anak laki-laki dan 40
persen anak perempuan yang lahir di Amerika Serikat pada tahun 2000 memiliki risiko
bahwa suatu waktu mereka akan didiagnosis mengidap diabetes tipe 2 yang berkaitan dengan
obesitas.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan Obesitas?
Faktor apa saja yang bisa menyebabkan Obesitas ?
Bagaimana cara penanganan anak yang Obesitas?
Dan lain-lain

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini, yaitu:

1. Memahami konsep dan karakterisitik Obesitas


2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Obesitas
3. Mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar pertumbuhan anak bisa
berkembang dengan baik dan sehat.

D. METODE PENULISAN
Metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan pengkajian literatur
baik dari buku, internet, dan berbagai sumber lainnya yang relevan dengan topic kajian yang
kami bahas, sehingga diharapkan bisa memperkaya isi makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN OBESITAS
Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi badan,
meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat
di seluruh tubuh. Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu
identik oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan
gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek,
dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut
membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki penis tampak
kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak perempuan indikasi
menstruasi dini.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak menyadari
bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak tersebut.
Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang
memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-
rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya. jadi
akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada anak tidak
bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan penting untuk
memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas.
Apakah anak anda termasuk anak yang memiliki obesitas? Dengan bantuan dokter
anda akan tahu anak apakah anak anda memiliki obesitas atau kegemukan.untuk hal ini
dokter akan menghitung indeks masa tubuh anak anda (BMI).BMI akan menunjukan apakah
anak anda memiliki berat yang berlebihan sesuai usia dan tinggi badannya. Dokter
menggunakan grafik pertumbuhan,dengan membandingkan BMI anak anda dengan BMI
anak lain seusianya yang berjenis kelamin sama.Jadi, misalnya, bila Anda diberitahu bahwa
anak Anda berada di persentil 80 artinya 80 persen anak lain seusianya yang berjenis kelamin
sama memiliki BMI lebih rendah darinya.
Obesitas atau masalah berat badan termasuk masalah yang yang cukup mencemaskan
tidak hanya pada anak balita namun juga khusunya dikalangan anak remaja maupun
dewasa.kelebihan berat badan menjadi salah satu alasan yang kuat untuk mereka menarik
lawan jenisnya.hal ini semakin diperparah dengan munculnya berbagai iklan di televisi yang
banyak menjual produk yang prioritasnya menampilkan postur tubuh yang ideal,ramping dan
proposional. Berbagai carapun dilakukan mereka untuk memiliki tubuh yang berotot,kekar
dan ideal.hal ini terlihat dari aktifitas mereka yang menuju kearah untuk menurunkan berat
badan seperti berolahraga.namun tidak sedikit pula mereka yang mengeluarkan uang banyak
untuk membeli obat-obatan,dan peralatan olahraga yang bertujuan untuk menurunkan berat
badan mereka.
Obesitascukup berpengaruh dalam hidup mereka,tidak sedikit pula anak yang
memiliki reaksi berlebihan,sehingga membuat mereka menjadi frustasi.meskipun banyak
cara dilakukan mereka untuk menurunkan berat badan seperti melakukan diet ketat,membeli
obat-obatan dan juga alat untuk berolahraga.namun berat badan mereka tak kunjung
menyusut. Para ahli meneliti Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor
genetik, disfungsi salah satu bagian otak, polamakan yang berlebih, kurang gerak / olahraga,
emosi, dan faktor lingkungan.
B. MEMAHAMI PENYEBAB DAN PENANGANAN OBESITAS PADA ANAK
Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat berlebih.
Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu Anda untuk mencari solusi
dan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang dihadapi anak Anda.
Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari:

1. Kebiasaan Makan yang Buruk


Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur dan biji-bijian (grains)
dan lebih memilih fast food, minuman manis maupun makanan kemasan, memiliki
kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena makanan tersebut merupakan makanan
yang tinggi lemak dan kalori tetapi memiliki nilai gizi yang rendah.
Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat. Batasi tingkat
konsumsi fast food dan semacamnya. Perbanyak konsumsi sayur, buah dan menu bergizi
lainnya.

2. Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki orang tua
atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk mengalami hal sama. Tetapi
perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan tidak lantas membuat seseorang memiliki berat
berlebih. Hal ini akan muncul jika si anak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang
seharusnya ia konsumsi.
Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak maupun zat lain
yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap harinya dan tidak berlebihan.

3. Tidak Aktif Secara Fisik


Teknologi modern banyak memaksa anak-anak kita untuk lebih banyak duduk diam
menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer maupun televisi sehingga mereka tidak
banyak bergerak. Jika konsumsi kalori dan lemak mereka berlebih, padahal tubuh tidak
membakarnya, maka obesitas pada anak akan terjadi pada mereka.
Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game atau nonton
TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan olahraga yang mereka sukai.

C. TATA LAKSANA OBESITAS ANAK

1. TUJUAN

Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan tentang
pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan motivasi untuk
memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang adalah perubahan gaya
hidup yang menetap.

2. PENGATURAN MAKAN.

a. Pada bayi.
- Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula perhatikan takaran
dan volume pemberian susu.
- makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai diperkenalkan
minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai dihilangkan umur 1 tahun.
- Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).
- Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak untuk memasak.
(mi sal : santan, minyak, margarine)
- Pilih daging yang tidak berlemak.
- Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
- Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis buatan (mis :
aspartame) bisa digunakan bila perlu.
- Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain sejenis.
- Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
- Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.

Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari kebutuhannya, bayi/anak
akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai dengan pertumbuhannnya.
Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak dirancang dengan baik dapat menimbulkan
defisiensi zat gizi yang mungkin dapat menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat
terutama tumbuh kembang otak.

c. Anak usia sekolah (4 - 6 th).


Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi diberikan sesuai
kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasan terganggu, susah bergerak
diberikan pengurangan kalori dengan pengawasan yang ketat.

d. Anak usia remaja.


Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan, biasanya 1 - 2 kg/ bulan.
Penurunan asupan kalori diberikan bertahap sekitar 300 - 500 Kalori dari asupan makanan
sehari-hari .
Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat abdan karena
pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan berat badan cukup sampai berat badan
berada 20 % diatas berat badan ideal.

3. MODIFIKASI PERILAKU.

a. Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan aktivitas fisik, hal
ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan keluarga terhadap gizi dan kegiatan
fisik

b. Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan makan atau makan
berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV, Makanan dihidangkan di meja. Strategi:
TV tidak dipasang di kamar makan, makanan disimpan di lemari untuk meminimalkan
penglihatan terhadap makanan.

c. Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan lahan, mengontrol
besar porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi sedang dan meminimalkan snack.

d. Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.

e. Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan masalah, seperti


merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada waktu liburan, atau pesta/
pertemuan untuk menekankan agar tidak makan berlebihan.
4. AKTIFITAS FISIK DAN OLAH RAGA.

a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu.


b. Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.
c. jenis olah raga : jalan, berenang.
d. sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
e. menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki, lebih baik naik
tanga dari pada menggunakan lift.
f. mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain videogame, membaca
buku, dll. (maksimal 2 jam sehari).

5. PARTISIPASI ORANG TUA.

Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak. Sekurang kurangnya salah satu orang
tua ikut secara intesif dalam program perawatan anak. Penelitian menapatkan bahwa
kelompok anak yang orang tua ikut berpartisipasi, berat badannya turun lebih banyak dan
tetap stabil.

D. CARA MENCEGAH OBESITAS ANAK


 Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan gula
yang tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es krim.dengan
mengganti buah-buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur dan
susu rendah lemak.
 Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan
cara ini makanan anda akan terlihat enak namun juga rendah lemak.
 Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan memberi
contoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
 Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan
dengan pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang dan
tidak akan makan berlebihan.
 melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
 Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi jangan
jadikan makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
 Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan
sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
 ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat
membeli makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate
kambing.
 berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain komputer.melatih
anak untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap hari.
 Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda bisa
juga berenang.
 Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke toko.
Jika anda berniat untuk tidak menambah berat badan atau terhindar
dari obesitas .maka fokuslah pada gaya hidup aktif yang mencakup makanan yang enak tapi
tetap sehat dan rendah kalori.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan
bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural dalam arti sebagian atau
menyeluruh. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill), struktur, dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik,
sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun
demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.

Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor dimulai dari faktor internal
(genetik), prenatal, sampai postnatal. Untuk mendapatkan tumbuh kembang anak yang
optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua anak diharapkan mengetahui faktor-faktor
tersebut. Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas dewasa,
karena penyebab obesitas yang multifaktorial dan anak yang masih dalam taraf tumbuh
kembang. Penurunan berat badan bukanlah tujuan yang utama dalam penanganan obesitas
anak. Perubahan pola makan dan peri laku hidup sehat lebih diutamakan untuk mendapatkan
hasil yang menetap. Penanggulangan obesitas anak sebaiknya dilakukan secara terapadu
antara dokter anak, dietisien, psikolog dan petugas kesehatan lain.

Peran serta orang tua memegang peranan penting dalam penangan anak obesitas.
Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum anak menjadi obesitas karena pencegahan lebih
mudah daripada pengobatan. Pencegahan harus dimulai sejak dini dengan menerapkan pola
hidup sehat dalam keluarga. Seringkali banyak orangtua menginginkan anaknya tumbuh
dengan sehat, gemuk dan terlihat lucu. Sekilas anak yang gemuk memang terlihat lucu dan
menggemaskan, bahkan ada ungkapan jikalau anak gemuk berarti sehat. Tak heran jika
banyak produk kesehatan ataupun makanan untuk anak atau balita lebih menekankan pada
upaya menambah berat. Pola pemahaman seperti itu mungkin tidak berlaku, karena anak
gemuk mempunyai faktor risiko bagi kesehatan. Indikator kesehatan bagi anak atau balita
juga tidak hanya ditentukan melalui berat badan. Berat badan yang berlebih biasa disebut
dengan obesitas, obesitas dikhawatirkan memberikan dampak yang kurang baik bagi
kesehatan anak.

B. SARAN
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda
melakukannya, kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang akan
terbawa hingga dewasa.
APA YANG DAPAT ORANG TUA LAKUKAN?
Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayuran daripada makanan yang siap olah.
Batasi minuman ringan, minuman yang manis-manis, dan camilan manis yang kaya lemak.
Sebaliknya, berikan air atau susu rendah lemak dan camilan yang sehat.
Memasaklah dengan metode rendah lemak,
seperti :
- Memanggang dan mengukus, ketimbang menggoreng.
- Sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil.
- Jangan gunakan makanan sebagai upah atau suap.
- Jangan sampai anak tidak sarapan, karena dapat membuat mereka makan berlebihan
setelah itu.
Makanlah di meja makan. Makan di depan TV atau layar komputer membuat orang tidak
menyadari seberapa banyak yang dikonsumsi dan apakah ia sudah kenyang.
Anjurkan gerak badan,
seperti:
- Bersepeda, main bola, dan lompat tali.
Batasi waktu untuk menonton televisi, menggunakan komputer, dan bermain video game.
Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah,
seperti :
- Pergi ke kebun binatang, berenang, atau bermain di taman.
- Suruhlah anak-anak melakukan pekerjaan fisik.
- Berilah contoh dalam pola makan yang sehat dan olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Suryo. (1990). Obesitas Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
http://ridwanamiruddin.wordpress.com/tumbuh-kembang-anak/
http://marlinalamid.wordpress.com/obesitas pada anak//

Anda mungkin juga menyukai