Di susun oleh
KELOMPOK II
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
penyusunan makalah Penganggaran Sektor Publik dengan lancar dan selesai tepat pada
waktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Pembiayaan dan Penganggaran
Kesehatan.
Makalah ini dapat kami selesaikan karena mendapat bantuan atau dorongan dari
berbagai pihak, maka tak lupa kami mengucapkan terima kasih telah membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini:
Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua
serta menambah wawasan kita mengenai Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan. yang
berhubungan dengan Penganggaran Sektor Publik. Saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini, kami terima dengan tangan terbuka karena kami merasa
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua organisasi baik swasta maupun sektor publik didirikan untuk mencapai satu
atau lebih dari tujuan yang ada. Pemerintah memiliki banyak fungsi dan tujuan yang harus
dicapai seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Sektor swasta dan
sektor publik sama-sama memiliki keterbatasan sumber daya untuk mencapai tujuannya.
Indikator kinerja yang menjadi pertanggungjawaban manajemen di sektor swasta adalah
keuntungan, sementara di sektor publik adalah tujuan dari pemberian dan penggunaan dana
yang diberikan oleh publik.
Adanya keterbatasan sumber daya tersebut, tidak mungkin untuk menyatakan hanya
tujuan akhir tanpa membuat rencana untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Keputusan harus
dibuat terkait keputusan atas perencanaan dan keputusan atas pengendalian. Agar
perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan dengan baik maka perlu ada informasi yang
mendukung perencanaan dan pengendalian tersebut. proses akuntansi manajemen merupakan
proses yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tersebut.
The Chartered Institute of Management Accountant menjelaskan bahwa akuntansi
manajemen menjelaskan tentang partisipasi dalam proses perencanaan pada tingkatan
strategis dan operasional, pembuatan dari panduan untuk keputusan manajemen, dan
memberikan kontribusi kepada pengawasan dan pengendalian kinerja, melalui pembuatan
laporan atas kinerja organisasi. Proses akuntansi manajemen merupakan integrasi yang tidak
terpisahkan antara perencanaan dan pengendalian.
Setelah tujuan dan sasaran yang bersifat fundamental telah diidentifikasi, proses manajemen
strategis dapat dipergunakan kemudian untuk menentukan strategi dan tindakan yang
diperlukan dalam implementasinya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tahapan perencanaan
operasional. Tujuannya adalah untuk menurunkan tujuan dan sasaran dasar dalam beberapa
target untuk dicapai. Rencana operasional biasanya meliputi periode waktu untuk jangka
pendek atau jangka menengah dan dapat dinyatakan baik secara finansial maupun non
finansial. Penggunaan indikator kinerja dan target yang bersifat non finansial menjadi
semakin penting dalam perencanaan operasional. Setelah aktivitas jangka pendek yang perlu
dilakukan telah teridentifikasi, mereka lalu dinyatakan secara finansial. Tahap ini disebut
dengan tahap penganggaran.
B. Rumusan Masalah
1. Konsep anggaran
2. Peran Penting Dan Pengertian Anggaran
3. Fungsi Anggaran Sektor Publik
4. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
5. Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik
6. Proses Penyusunan Anggaran
7. Prinsip-Prinsip Pokok Siklus Anggaran
BAB II
PEMBAHASAN
Persiapan
(preparation)
Pemeriksaan Persetujuan
(post audit)
(enactment)
Pelaporan Administrasi
(reporting) (administration)
Gambar 1
Siklus Anggaran
Prinsip – prinsip dan mekanisme penganggaran antara sektor publik dengan sektor
swasta relatif tidak berbeda. Siklus anggaran meliputi 4 tahap yang terdiri atas:
1. Tahap persiapan anggaran (preparation)
Dalam buku Deddi Noerdiawan, siklus pembuatan anggaran terbagi dalam 5 tahapan yaitu :
a. Persiapan (preparation)
Pada tahap ini, bagian anggaran menyiapkan format anggaran yang akan dipakai.
Kemudian masing – masing unit dipemerintahan mengajukan anggaran yang
selanjutnya akan dikonsolidasikan oleh bagian anggaran. Setelah ditelaah dan
diadakan dengar pendapat ke semua unit, anggaran ini akan disetujui oleh kepala
pemerintahan.
b. Persetujuan lembaga legislatif (legislative enactment)
Anggaran diajukan ke lembaga legislative untuk mendapatkan persetujuan. Lembaga
legislative terutama komite anggaran akan mengadakan pembahasan guna
memperoleh pertimbangan – pertimbangan untuk menyetujui atau menolak anggaran
tersebut. Dan sebelum lembaga legislative menyetujui atau menolaknya diadakan
dengar pendapat (public hearing).
c. Administrasi (administration)
Setelah anggaran disahkan, pelaksanaan anggaran dimulai baik pengumpulan
pendapatan yang ditargetkan maupun pelaksanaan belanja yang telah direncanakan.
Bersamaan dengan tahap pelaksanaan ini dilakukan pula proses administrasi anggaran
yang meliputi pencatatan pendapatan dan belanja yang terjadi.
d. Pelaporan (reporting)
Pada akhir periode atau pada waktu – waktu tertentu yang ditetapkan dilakukan
pelaporan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses akuntansi yang telah
berlangsung selama proses pelaksanaan.
e. Pemeriksaan (post - audit)
Laporan yang diberikan atas pelaksanaan anggaran kemudian diperiksa/diaudit oleh
lembaga pemeriksa independen. Hasil pemeriksaan akan menjdi masukan atau umpan
balik (feedback) untuk proses penyusunan periode berikutnya.
B. Anggaran Tradisional
Incrementalism
Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism yaitu hanya
menambah/mengurangi jumlah rupiah pada item anggaran yang ada sebelumnya dengan
menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan
atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.Masalah utama anggaran
tradisional adalah berkaitan dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money.
Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item,
program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meski item
tersebut sudah tidak dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominal
rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan lainnya.
Line-item
Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang
didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran.Metode line-item
budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran
yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah
tidak relevan lagi untuk digunakan dalam periode sekarang. Penyusunan anggaran dengan
menggunakan struktur line-item dilandasi alasan adanya orientasi sistem anggaran yang
dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.
Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan
pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak,atau
pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasar
pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan.
Aliran informasi (sistem informasi financial yang tdak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.
C. Anggaran Publik Dengan Pendekatan Npm
Era New Public Management
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik
menjadi model sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan
tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah
dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut
adalah pendekatan New Public Management.
Pada tahun 1980-an model New Public Management mulai dikenal dan kembali
populer tahun 1990-an. New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik
yang berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New
Public Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di
antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost cutting), dan
kompetisi tender.
Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam
pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing government”. Perspektif baru
pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah:
a. Pemerintahan Katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan
publik. Pemerintah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus
terlibat secara langsung dengan proses produksinya (producing). Produksi pelayanan
publik oleh pemerintah harus dijadikan sebagai pengecualian, dan bukan keharusan,
pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan oleh
pihak non-pemerintah.
b. Pemerintah Milik Masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani.
Pemerintah sebaiknya memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka
mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (self-help community).
c. Pemerintah Yang Kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik. Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang
dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya.
d. Pemerintah Yang Digerakkan Oleh Misi : mengubah organisasi yang digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
e. Pemerintah Yang Berorientasi Hasil : membiayai hasil bukan masukan. Pada pemerintah
tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas
masalah yang dihadapi. Semakin kompleks masalah yang dihadapi, semakin besar pula
dana yang dialokasikan.
f. Pemerintah Berorientasi Pada Pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi. Pemerintah tradisional seringkali salah dalam mengidentifikasikan
pelanggannya. Penerimaan pajak memang dari masyarakat dan dunia usaha, tetapi
pemanfaatannya harus disetujui oleh DPR/DPRD. Akibatnya, pemerintah seringkali
menganggap bahwa DPR/DPRD dan semua pejabat yang ikut dalam pembahasan
anggaran adalah pelanggannya.
g. Pemerintahan Wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan. Pemerintah daerah wirausaha dapat mengembangkan beberapa pusat
pendapatan, misalnya: BPS dan Bappeda, yang dapat menjual informasi tentang
daerahnya kepada pusat-pusat penelitian (BUMN/BUMD) pemberian hak guna usaha
yang menarik kepada para pengusaha dan masyarakat, seperti misalnya penyertaan
modal, dan lain-lain.
h. Pemerintah Antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati. Pemerintah tradisonal
yang birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan
masalah publik.
i. Pemerintah Desentralisasi : dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja. Pada saat
sekarang perkembangan teknologi sudah sangat maju, kebutuhan/ keinginan masyarakat
dan bisnis sudah semakin kompleks, dan staf pemerintah sudah banyak yang
berpendidikan tinggi. Sekarang ini, pengambilan keputusan harus digeser ke tangan
masyarakat, asosiasi-asosiasi, pelanggan, dan lembaga swadaya masyarakat.
j. Pemerintah Berorientasi Pada (Mekanisme) Pasar : mengadakan perubahan dengan
mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem
prosedur dan pemaksaan). Ada dua cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan
mekanisme administratif. Dari keduanya, mekanisme pasar terbukti sebagai yang terbaik
dalam mengalokasi sumberdaya. Pemerintah tradisional menggunakan mekanisme
administratif yaitu menggunakan perintah dan pengendalian, mengeluarkan prosedur dan
definisi baku dan kemudian memerintahkan orang untuk melaksanakannya (sesuai
dengan prosedur tersebut). Pemerintah wirausaha menggunakan mekanisme pasar yaitu
tidak memerintahkan dan mengawasi tetapi mengembangkan dan menggunakan sistem
insentif agar orang tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang merugikan masyarakat.
Munculnya konsep NPM berpengaruh langsung terhadap konsep anggaran publik. Salah satu
pengaruhnya adalah terjadinya perubahan sistem anggaran dari model anggaran tradisional
menjadi anggaran yang lebih berorientasi pada kinerja.
BAB III
PENUTUP
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasi
sektor publik. Anggaran politik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkat
kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrument kebijakan fiscal pemerintah untuk
mempengaruhi keadaan ekonomi melalui kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan
anggaran, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakkan
pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Dan yang penting lagi, anggaran merupakan sarana untuk menunjukkan
akuntabilitas pemerintah terhadap publik.
Anggaran publik terdiri dari anggaran operasional dan anggaran modal. Anggaran
operasional adalah pengeluaran yang dilakukan secara rutin dan tidak menambah kekayaan
serta manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran. Sedangkan anggaran modal manfaatnya
lebih dari satu tahun anggaran dan menambah kekayaan.
Dalam menyusun anggaran sektor publik terdapat 2 pendekatan, yaitu pendekatan
tradisional dan pendekatan New Public Management. Pendekatan tradisional memiliki ciri
utama line – item dan incrementaism. Pendekatan NPM dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan dari system tradisional. Anggaran dengan pendekatan NPM terdiri dari beberapa
jenis, yaitu anggaran kinerja, ZBB, dan PPBS. Beberapa jenis anggaran tersebut perlu dikaji
lebih mendalam sebelum diaplikasikan, karena pada masing – masing jenis anggaran tersebut
memiliki kelebihan dan kelemahan. Penerapan system anggaran perlu mempertimbangkan
aspek social, kultural, dan kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA