Anda di halaman 1dari 16

EPIDEMOLOGI GIZI

DEMAM TIFOID

Dhirga Wardani.MPS 21803047


Nurilmi 21803067
Reski Hastuti 21803033
Desiana Jamrewav 21803007
Puspita Nur Anggraeni 21803070
Jeffo Luturmas 21803015
Venska Lethulur 21803078

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Section Break
Insert the Subtitle of Your Presentation
OUTLINE
01 Foodborne Disease

02 Pengertian Tifoid

03 Trias Epidemologi Tifoid

04 Patogenesis Tifoid

05 Gejala Tifoid

04 Faktor Risiko Tifoid

04 Pencegahan Tifoid
Foodborne
Disease

Foodborne Disease adalah suatu penyakit yang merupakan hasiil pencernaan dan penyerapan
makanan yang mengandung mikroba oleh tubuh manusia. Penyakit ini sangat erat kaitannya
dengan kehidupan manusia

Dalam kehidupannya manusia membutuhkan makanan unutk hidup. Jika tidak memperhatikan kebersihan makanan
dan lingkungan, makanan dapat merugikan bagi manusia. Makanan yang berasal baik dari hewan atau tumbuhan
dapat berperan sebagai media pembawa mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Mikroorganisme yang
menimbulkan penyakit ini bisa berasalah dari makanan tersebut atau tanaman yang terkontaminasi
Demam
Thypoid
Data Workd Health Organisation (WHO) memperkirakan
angaka kejadian seluruh dunia terdapat sekitar 17 juta
oer tahun dengan 600.000 orang meninggal karena
penyakit ini dan 70% kematian di Asia.

Berdasarkan Kesehatan Indonesia tahun 2015, kasus


thyous abdomiinalis menempati urutan kedua dari data
10 penyakit utana pasien rawat inap rumah sakit dengan
presentase 3,15 % (Mohammad, 2017). Dirumah sakit
Mediaka Lestari Ciledug angka kejadian demam tipoid
pada tahun 2015 mencapai 1203 orang atau 42,2%.
Rumah sakit MRCC Siloam Hospital semagi angka 70%
kejadian demam tipoid pada tahun 2015 mencapai 1420
orang atau 56,7%.
Demam
Thypoid
Data Workd Health Organisation (WHO) memperkirakan
angaka kejadian seluruh dunia terdapat sekitar 17 juta
oer tahun dengan 600.000 orang meninggal karena
penyakit ini dan 70% kematian di Asia.

Berdasarkan data dari rumah sakit didapatkan


bahwa masih tingginya angka kejadian demam
tipid, pada tahun 2017 berjumlah 903 orang, 70%
pada tahun 2018 nerjumlah 896 orang dan pada
periode bulan Januari-Maret 2019 berjumlah 120
orang.
Demam
Thypoid
Data Workd Health Organisation (WHO) memperkirakan
angaka kejadian seluruh dunia terdapat sekitar 17 juta
oer tahun dengan 600.000 orang meninggal karena
penyakit ini dan 70% kematian di Asia.

Epidemiologi tifoid termasuk tinggi di Indonesia karena


standar higiene dan sanitasi yang buruk.GlobalTifoid
terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak
bergantung pada iklim sebab penyebaran penyakit ini
bersifat fecal-oral. Tifoid lebih banyak dijumpai di negara-
negara berkembang di daerah tropis yang berkenaan
dengan ketersediaan air bersih, sanitasi lingkungan, dan 70%
kebersihan individu yang kurang baik. Menurut WHO,
sekitar 21 juta kasus tifoid dan 222.000 kasus kematian
berhubungan dengan penyakit ini terjadi secara global
tiap tahunnya, dimana kebanyakan mengenai anak-anak
kecil dan usia sekolah di Asia.
DEMAM
THYPOID

Demam tipoid merupakan penyakit infeksi


akut pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu aatu lebih disertai gangguan
pada saluran pencernaan dengan dan tanpa
gangguan kesadaran

Demam tipoid atau lebih sering dikenla dengan tifes


merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella thyphi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air
atau makanan yang terkontaminasi. Selain itu, bakteri
ini juga bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi.
Gejala Thypoid Faktor Risiko
Demam yang meningkat setiap hari hinggan
mencapai 39-40˚C jenis kelamin dan usia

Sakit kepala

Lemah letih lesuh Status pendidikan dan tingkat penghasilan

Gangguan pencernaan, seperti diare atau


sembelit
Status Gizi dan kebiasaan cuci tangan
Sakit perut

Hilang nafsu makan


Kebiasaan jajan dan pekerjaan orangtua
Maul dan muntah
Diagnosis Thypoid

01 PowerPoint Presentation 02 Tex Tubes


Tes widal adalah tes yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis tifus. Tes TubexTubex merupakan alat uji yang berfungsi untuk
Pertama, dokter akan bertanya seputar riwayat penyakit. Kemudian, mendeteksi keberadaan antibodi IgM anti-O9 dalam
dilanjutkan dengan pertanyaan seputar kebersihan makanan dan tempat darah. Antibodi tersebut dihasilkan secara otomatis oleh
tinggal, serta keluhan yang dialami. Setelah itu, dokter akan melakukan sistem imun saat tubuh terinfeksi oleh bakteri Salmonella
pemeriksaan fisik, seperti memeriksa suhu tubuh, melihat tampilan typhi. Jadi, apabila tes Tubex mendeteksi antibodi IgM
permukaan lidah, memeriksa bagian perut mana yang nyeri, dan anti-O9 dalam sampel darah menandakan seseorang
mendengarkan bunyi usus dengan stetoskop.Dalam pemeriksaan widal, tersebut positif mengidap tipes.
pengidap akan diambil darah sebagai sampel. Setelah itu, sampel darah
akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Di laboratorium, sampel darah
akan ditetesi dengan bakteri Salmonella yang sudah dimatikan dalam
bentuk antigen O (badan bakteri) dan antigen H (ekor atau flagel bakteri).
Kedua antigen tersebut diperlukan karena antibodi untuk badan bakteri dan
flagel bakteri dapat berbeda. Selanjutnya, sampel darah diencerkan sampai
puluhan atau ratusan kali. Bila setelah berulang kali diencerkan antibodi
tetap terbukti positif, maka individu tersebut dianggap mengidap tipes.
Patologis 01 Patologis Thypoid
Patofisiologi tifoid atau typhoid fever bergantung pada banyaknya organisme kausal
yang masuk.Bila seseorang menelan Salmonella typhi bersama makanan atau
minuman yang tercemar, sebagian bakteri akan dimusnahkan dalam lambung oleh
asam lambung. Bakteri yang dapat bertahan pada pH lambung serendah 1,5 akan
masuk ke ileum bagian distal, mencapai jaringan limfoid lalu berkembang biak, dan
menyebabkan hiperplasia Peyeri patches (selanjutnya disebut sebagai plak Peyeri).
Bakteri yang masuk ke aliran darah, menyebabkan bakteriemia, akan melepaskan
endotoksin yang berperan pada patogenesis tifoid, karena membantu terjadinya
proses inflamasi lokal pada jaringan tempat bakteri ini berkembang biak.Demam
pada tifoid disebabkan karena Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang
sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh lekosit pada jaringan yang meradang.
Reaksi tubuh terhadap pirogen ini juga menyebabkan timbulnya manifestasi
sistemik seperti sakit kepala, malaise dan nyeri abdomen.[3] Masa inkubasi sekitar
7-14 hari setelah bakteri tersebut tertelan sampai onset demam terjadi.[2] Bakteri
Salmonella typhi selanjutnya masuk ke jaringan beberapa organ tubuh, terutama
limpa, usus dan kandung empedu.Invasi bakteri ke dalam hepar menyebabkan
terjadinya infiltrasi limfosit, sel plasma dan sel mononuklear, serta nekrosis fokal
menjadikan hepar membesar. Kelainan patologik juga dapat dijumpai pada ginjal,
paru, jantung, selaput otak, otot dan tulang.Apabila proses berlanjut, pada minggu
kedua akan terjadi nekrosis plak Peyeri, dan dalam minggu ketiga akan terjadi
ulserasi, lalu selanjutnya di minggu keempat akan dimulai penyembuhan ulkus-
ulkus dengan meninggalkan sikatriks.
Pencegahan Thypoid

Pencegahan primer merupakan upaya untuk


mempertahankan orang yang sehat agar tetap atau 03
mencegah orang sehat menjadi sakit. Pecegahan primer
dapat dilakukan dengan cara imunisasi dengan vaksin
yang dibuat dari strain Salmonella typhi yang dilemahkan.
Di Indonesia telah ada 3 jenis vaksin tifoid, yakni: Vaksin polisakarida Typhim Vi Aventis Pasteur

02 Marrieux. Vaksin diberikan secara


intramuscular dan booster setiap 3 tahun.
Kontraindikasi pada hipertensi, hamil,
menyusui , sedang demam dan anak umur 2
tahun
Pencegahan Primer
01 Vaksin parental sel utuhh: typa Bio Derma. Dikenal dengan 2
jenis vaksin yakni, K vaccine (Acetone in activated) dan L
vaccine (Haet in activated-Phenoll preserved). Dosis untuk
dewasa 0,5 ml, anak 6-12 tahun, 0,25 ml dan anak 1-5 tahun
0,1 ml yang diberikan 2 dosis dengan interval 4 minggu.

Vaksin oral Vivotif Berna. Vaksin ini tersedia di dalam kapsul


yang diminum selang dalam 1 minggu satu jam sebelum
makan. Vaksin ini kontradiksi pada wanita hamil, ibu
menyusui, demam , sedang mengkonsumsi antibiotik. Lama
proteksi 5 tahun
Pencegahan Thypoid

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan untuk


mengurangi keparahan akibat komplikasi. Apabila telah
dinyatakan sembuh dari penyakit demam tyfoid sebaiknya
tetap menerapkan pola hidup sehat, sehingga imunitasi
tubuh tetap terjaga dan dapat terhindar dari infeksi ulang
demam tifoid.

Penderita tdemam tifoid yang carrier perlu dilakukan


pemeriksaan laboratorium pasca penyembuhan unutk
mengetahui kuman masih ada tau tidak
Pencegahan Thypoid
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara
mendiagnosa penyakit secarar dini dan mengadakan

03
pengobatan yang cepat dan tepat. Untuk mendiagnosis
demam tipoid oerku dilakukan pemeriksaan kaboratorium.
Ada 3 metode untuk mendiagnosis yakni:

• Dignosis klinik
• Dignosis mikrobiologi/pembiakan kuman Pemberian anti mikroba (antibiotik) segera
• Diagnosis serologik
02 diberikan bila diagnosa telah dibuat.

Pencegahan Tersier
01 Perawatn umum dan nutrisi yang cukup

Penemuan penderita maupun carrier secara dini melalui


penigkatan usaha survailan demam tifoid
THANK YOU
Sekola Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
ALLPPT Layout
Clean Text Slide for your
Presentation

Your Content Here


You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations. I hope
and I believe that this Template will your Time, Money
and Reputation. Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully designed. You can
simply impress your audience and add a unique zing
and appeal to your Presentations. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

You can simply impress your audience and add a


LOREM IPSUM
unique zing and appeal to your Presentations. DOLOR SIT AMET

Anda mungkin juga menyukai