Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BBLR (Bayi Berat Lahir
Rendah” dengan baik.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN
KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL. Kami mengucapkan terimakasih
kepada ibu Arsulfa, S.Si,T, M.Kes selaku dosen Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal yang telah membimbing dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat berarti bagi kami dalam
penyusunan makalh selanjutnya.

Kendari, 04 april 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab I Pendahuluan iv

1.1 Latar Belakang v

1.2 Rumusan Masalah v

1.3 Tujuan v

Bab II Pembahasan 1

A. Definisi BBLR 1

B. Klasifikasi BBLR 1

C. Etiologi BBLR 2

D. Tanda dan Gejala BBLR 3

E. Patofisiologi BBLR 4

F. Patway BBLR 6

G. Pemeriksaan Penujang BBLR 7

H. Penatalaksanaan BBLR 10

I. Komplikasi pada BBLR 11

BAB III Asuhan Keperawatan BBLR

Bab VI Penutup 23
2.1 Kesimpulan 23

2.2 Saran 23

Daftar Pustaka 24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah kenikmatan yang diharapkan oleh setiap manusia dalam


kehidupan sehingga manusia diharapkan untuk mampu selalu menjaga kesehatannya.
Dalam kehidupan sekarang telah banyak ilmu–ilmu yang mempelajari tentang kesehatan,
baik ilmu tentang kesehatan dan ilmu tentang penyakit. Segala hal yang dilakukan seperti
pola dan gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh dan penyakit
yang kemungkinan dapat diderita. (Notoatmodjo,2007). Bayi dengan badan lahir rendah
akan meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian bayi. Berat badan lahir sangat
menentukan prognosa dan komplikasi yang terjadi.Masalah yang mengancam pada
BBLR dan BBLSR adalah resiko kehilangan panas dan ir yang relative lebih besar karena
permukaan tubuh reltif luas, jaringan lemak subkutan lebih tipis, sehingga resiko
kehilangan panas melalui kulit dan kekurangan cadangan energi lebih besar. Daya tahan
tubuh relative rendah karena prematuritas dan malnutisinya, juga fungsi organ belum baik
(terutama UK < 34 minggu), misalnya : system pernafasan, saluran cerna, hati , ginjal,
metabolisme dan system kekebalan.

Masalah anak di Negara berkembang yang saat ini terjadi adalah penyakit infeksi,
infeksi parasit dan penyakit kurang gizi. Dimana pola penyakit di Negara berkembang
juga pernah dialami oleh kelompok Negara maju 50-100 tahun yang lalu. Indonesia
dikategorikan dalam Negara berkembang, apalagi dengan adannya krisis ekonomi yang
berdampak pada aspek kesehatan. Tingkat social ekonomi yang rendah sering
dihubungkan dengan kelahiran bayi berat lahir rendah. Jadi baik tidaknya keadaan sosial
ekonomi suatu tempat dapat dilihat dari tinggi rendahnya angka kematian bayi (AKB). Di
Indonesia pada tahun 1980 AKB mencapai 46,0 % sedangkan di Singapura pada tahun
yang sama AKB 13,5 %.Frekuensi kejadian bayi lahir kurang dari masa gestasi 37
minggu (menurut U.S. Collaborative Perinatal Study) adalah 7,1 % untuk kulit putih dan
17,9 % untuk kulit berwarna. Kira-kira 1/3 – ½ bayi berat lahir rendah mempunyai masa
gestasi 37 minggu atau lebih. Kejadian bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
bervariasi antara 6 – 16 %.Di bangsal Neonatus RSCM (1986) penyebab kematian
neonatus adalah : cacat bawaan, sindrom gawat nafas, infeksi, asfiksia, imaturitas .
(Saifudin, Abdul Bari dkk ,2007)

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari BBLR

2. Apa saja klasifikasi dari BBLR

3. Apa penyebab etiologi dari BBLR

4. Bagaimana tanda dan gejala dari BBLR

5. Bagaimana patofisiologi BBLR

6. Bagaimana pohoan masalah atau phatway BBLR

7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada BBLR

8. Untuk mengetahui terapi/ penatalaksanaan dari BBLR

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui konsep penyakit yang berhubungan dengan bayi berat lahir
rendah serta asuhan keperawatan pada klien dengan BBLR( bayi berat lahir rendah )

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian dari BBLR

b. Untuk mengetahui klasifikasi dari BBLR

c. Untuk mengetahui etiologi dari BBLR

d. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari BBLR

e. Untuk mengetahui patofisiologi BBLR


f. Untuk mengetahui pohoan masalah atau phatway BBLR

g. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada BBLR

h. Untuk mengetahui terapi/ penatalaksanaan dari BBLR

i. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

BBLR (Bayi berat lahir rendah) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir . (Amru sofian,2012). BBLR (Bayi berat lahir rendah) ialah bayi
dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi, 2013).
BBLR (Bayi berat lahir rendah) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi . (Wong,2009). BBLR (Berat badan lahir
rendah) yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan). (Ribek dkk, 2011).
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah ) merupakan bayi (neonates) yang lahir dengan
memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. (Herdman,
T. Heather. 2012).

2.2 Klasifikasi BBLR

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :

1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.

2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.

3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.

Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga kelompok :

1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.

2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.

Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.

Ada dua macam BBLR yaitu :


1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang dilahirkan
dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.

2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya hal ini
disebabkan pertukaran zat antara ibu dan janin merngalami gangguan. (Bobak, Irene
M. 2005)

    2.3 Etiologi
BBLR dapat disebabkab oleh beberapa faktor, yaitu :
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor (dr. Arief ZR, dkk, 2009: 22-23), yaitu:

1.      Faktor ibu
1)        Penyakit
a)      Toksemia gravidarum (pre eklamsi)
Pre-eklampsia/ Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin
dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena Pre-
eklampsia / Eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah placenta,
sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari placenta, dengan adanya
perkapuran di daerah placenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin
berkurang (Ilyas, 1995).
b)      Perdarahan antepartum
Perdarahan ante partum dapat menyebabkan ibu kehilangan Fe dan O 2 sehingga dapat
menyebabkan ibu menderita anemia, yang akan mengurangi kemampuan metabolisme
tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Fungsi
darah adalah membawa makanan dan oksigen ke janin. Jika suplai berkurang, akibatnya
pertumbuhan organ janin pun akan terhambat dan menyebabkan BBLR. (Winkjosastro,
2006)
c)      Trauma fisik dan psikologis
Trauma adalah benturan fisik yang berpengaruh terhadap janin dan kandungan.
Sekitar 6% kehamilan mengalami komplikasi karena trauma.
Kondisi psikologis yang dialami ibu selama hamil, kemudian akan kembali
mempengaruhi aktivitas fisiologis dalam dirinya. Suasana hati yang kelam dan emosi
yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi
adrenalin, aktivitas kelenjar keringat, sekresi asam lambung, dan lain-lain. Trauma, stres,
atau tekanan psikologis juga dapat memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, mudah
marah, gelisah, pening, mual atau merasa malas.
Karena perubahan yang terjadi pada fisik mempengaruhi aspek psikologis dan
sebaliknya, maka mudah bagi ibu hamil untuk mengalami trauma. Menurut Shinto,
trauma ini ternyata dapat dirasakan juga oleh janin. Bahkan, janin sudah menunjukkan
reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar tubuh ibunya. Sementara dalam masa
perkembangan janin, ada masa-masa yang dianggap kritis yang menyangkut
pembentukan organ tubuh. Oleh karena itu, ibu hamil harus menjaga kondisi fisik
maupun psikisnya agar bayinya dapat tumbuh sehat.
d)     Diabetes mellitus
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi
glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan
apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama
kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap
transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga
diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut
terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai
komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami
gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia,
dan sebagainya.

2)        Usia ibu
a)      Usia ibu < 20 tahun
Usia wanita saat perkawinan dapat mempengaruhi resiko kelahiran, semakin muda
usia ibu dalam perkawinan semakin besar risiko yang di hadapi bagi keselamatan ibu
maupun anak disebabkan belum matangnya rahim wanita usia muda untuk memproduksi
anak. Ibu cenderung menganggap bahwa ia menjadi jelek setelah hamil dan tidak
menarik lagi, sehingga ibu merasa takut. Ketakutan/kecemasan yang berlebihan akan
berakibat terhadap perkembangan janin yang sedang dikandung. Maka, kesiapan dari segi
fisik dan psikologis sangat perlu disiapkan.
b)     Usia > 35 tahun
Usia diatas 35 tahun telah terjadi sedikit penurunan curah jantung yang disebabkan
oleh kurangnya kontraksi miokardium. Sehingga, sirkulasi darah dan pengambilan
oksigen dari darah di paru-paru yang mengalami penurunan curah jantung ditambah lagi
dengan tekanan darah yang tinggi dan penyakit ibu yang lain yang akan melemahkan
kondisi ibu sehingga dapat mengganggu sirkulasi darah ibu ke janin akibatnya yang dapat
mengakibatkan BBLR. (Lukman, 1996)
c)      Multi gravid yang jarak  kehamilannya terlalu dekat
Jarak terlalu dekat atau kurang dari duatahun membuat kondisi ibu belum pulih
betul dari masalah gizi, kehilangan darah serta kerusakan system reproduksi akibat
kelahiran yang sebelumnya, sehingga calon bayi mungkin tidak akan mendapatkan
makan yang dibutuhkannya dan berat badan ketika lahir rendah dan sistem tubuhnya
sangat rendah. (Depkes RI, 2000)
Jarak yang dianjurkan untuk melahirkan berikutnya adalah berkisar 2-3 tahun
karena alat reproduksi sudah siap dan juga rahim serta kondisi ibu sudah pulih dengan
baik. (Depkes RI, 2000

3)        Keadaan sosial
Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat
berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang
disesuaikan dengan harga barang pokok (Kartono, 2006).
Status ekonomi biasanya erat hubungannya dengan pendapatan seseorang atau
keluarga. Penghasilan yang terbatas membuat kelangsungan kehamilanya membuat
berbagai masalah kebidanan. Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga
menimbulkan stress dan nilai gizi yang relatif rendah dapat menimbulkan berbagai
masalah kebidanan sehingga memudahkan terjadinya Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) (Manuaba, 2010).
4)        Sebab lain
Kebiasaan-kebiasaan ibu yang dapat merusak kesehatan seperti merokok, minum-
minuman beralkohol, dan obat-obatan berbahaya.

2.      Faktor janin
1)        Hidramnion
Hidramnion atau kadang-kadang disebut juga polihidramnion adalah keadaan di mana
banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc. Gejala hidramnion terjadi semata-mata karena
faktor mekanik sebagai akibat penekanan uterus yang besar kepada organ-organ
seputarnya. Hidramnion harus dianggap sebagai kehamilan dengan risiko tinggi karena
dapat membahayakan ibu dan anak

2)        Kehamilan ganda
Pertumbuhan janin kembar lebih sering mengalami gannguan dibandingkan janin
tunggal yang tampak pada ukuran sonografi dan berat lahir. Semakin banyak jumlah bayi
semakin besar derajat retardasi pertumbuhan (Klaus, 1998). Pengaruh kehamilan kembar
pada janin dapat menyebabkan berat badan anak yang lebih  kecil dari rata-rata dan
malpresentasi. Mortalitas janin meningkat hingga 4 kali dari pada kehamilan tunggal. Hal
ini disebabkan oleh prematuritas, berat lahir rendah, malpresentasi dan anomali
kongenital. Kehamilan kembar juga berpengaru terhadap peregangan uteerusyang
berlebihan yang mengakibatkan terjadinya partus prematurus.(Oxorn, 2003)
Selain itu, kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar sehingga
terjadi defisiensi nutrisi anemia ibu hamil yang dapat mengganggu pertumbuhan janin
seperti BBLR. (Manuaba, 1998)

3)        Kelainan kromosom
Kelainan kromosom pada janin bisa diturunkan dari salah satu orang tua yang
membawa kelainan kromosom, bisa juga terjadi secara spontan (dengan sendirinya) pada
saat proses reproduksi. Usia ibu pada saat hamil juga salah satu faktor penyebab kelainan
kromosom. resiko terjadinya kelainan kromosom pada janin adalah 4 kali lebih besar jika
ibu berusia 35 tahun atau lebih
4)        Cacat bawaan
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang
timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan
kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau
bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan kelainan
kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama
kehidupannya

3.      Faktor lingkungan
Konsumsi obat-obatan pada saat hamil: Peningkatan penggunaan obat-obatan (antara
11% dan 27% wanita hamil, bergantung pada lokasi geografi) telah mengakibatkan
makin tingginya insiden kelahiran premature, BBLR, defek kongenital, ketidakmampuan
belajar, dan gejala putus obat pada janin (Bobak, 2004). Konsumsi alkohol pada saat
hamil: Penggunaan alkohol selama masa hamil dikaitkan dengan keguguran (aborsi
spontan), retardasi mental, BBLR dan sindrom alkohol janin.

2.4.    Masalah yang bisa timbul pada BBLR


Alat tubuh bayi premature belum berfungsi seperti bayi matur, oleh sebab itu
mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus. Makin pendek masa
kehamilan makin kurang sempurna pertumbuhan alat- alat dalam tubuhnya.
Karena kurang sempurnanya alat- alat dalam tubuh baik anatomik maupun fisiologik
maka mudah timbul beberapa kelainan sebagai berkut :

a.        Gangguan pengaturan suhu tubuh


Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang
disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak
dibawah kulit,permukaan tubuh relatif  lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot
yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat yang belum
cukup serta pusat pengaturan yang belum berfungsi secara sempurna.
b.        Gangguan saluran pernapasan
Gangguan pernapasan sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini
disebabkan karena kurangnya surfaktan, pertumbuhan dan perkembangan paru yang
belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah
melengkung. Penyakit gangguan pernapasan yang sering diderita bayi prematur adalah
penyakit membran hialin dan aspirasi pneumonia. Disamping itu sering timbul
pernapasan periodik dan apnea yang disebabkan oleh pernapasan di medulla belum matur
c.        Gangguan alat pencernaan dan problem nutrisi
Distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung bertambah,
daya untuk mencernakan dan mengabsorsi lemak laktosa dan vitamin yang larut dalam
lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang, kerja dari spinter cardio oesofagusyang
belum sempurna dan mudah terjadi aspirasi.
d.       Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.
e.        Ginjal yang immatur baik secara anatonis maupun fungsinya
Produksi urine yang sedikit, urea clearance yang rendah, tidak sanggup mengurangi
kelebihan air tubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudahnya terjadi edema dan
asidosis metabolik.
f.         Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh, kekurangan faktor
pembekuan seperti protrombin.
g.        Gangguan imunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma
globulin. Bayi prematur relative belum sanggup membentuk anti bodi dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.
h.        Perdarahan intraventrikuler
Hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur sering menderita apnea, asfiksia berat
dan syndrome gangguan pernapasan.Akibatnya bayi menjadi hipoksia, hipertensi dan
hiperkapnea. Keadaan ini menyebabkan aliran darah keotak bertambah. Penambahan
aliran darah keotak akan lebih banyak lagi karena tidak adanya otoregulasi serebral pada
bayi prematur, sehingga mudah terjadi perdarahan dari pembuluh darah kapiler yang
rapuh dan iskemia dilapisan germinal yang terletak didasar ventrikel lateralis antara
nukleus kaudatus dan ependim. Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat di
diagnosis dengan ultrasonografi atau CT scan.
i.          Retrolental fibroplasias
Keadaan ini disebabkan oleh penggunaan oksigen dengan konsentrasi tinggi ( Pa O2
lebih dari 115 mmHg = 15 k Pa ). Untuk menghindari retrolental fibroplasias maka
oksigen yang diberikan pada bayi prematur tidak lebih dari 40% atau dengan kecepatan 2
liter/ menit.
         (Sarwono Prawirohardjo, 2007 )

2.5    Gambaran Klinik Bayi Berat Lahir Rendah


a.        Karakteristik Prematuritas Murni
1)        Berat badan kurang dari 2500 gram, PB : 45 cm, Lingkar Kepala kurang dari
33 cm, Lingkar dada kurang dari 30 cm
2)        Masa gestasi kurang dari 37 minggu.   
3)        Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin.
4)        Kepala lebih besar dari badan
5)        Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan.
6)        Lemak subkutan kurang
7)        Ubun- ubun dan sutura lebar
8)        Ramut tipis, halus
9)         Tulang rawan dan daun telinga immature
10)    Puting susu belum terbentuk dengan baik.
11)    Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristatik usus dapat terlihat
12)    Genetalia belum sempurna, labia, minora belum tertutup oleh labia mayora
(pada wanita ), testis belum turun ( pada laki- laki )
13)    Bayi masih posisi fetal
14)    Pergerakan kurang dan lemah
15)    Otot masih posisi fetal
16)    Banyak tidur, tangis lemah, pernapasan belum teratur dan sering mengalami
serangan apnu.
17)    Refleks tonic neck lemah
18)    Refleks menghisap dan menelan belum sempurna.

b.        Adapun karasteristik bayi dismatur hampir sama dengan bayi prematur.


Penampilan fisik yag khas dari dismatur adalah :
1.    Kulit pucat,  keriput, tipis
2.    Verniks caeosa tipis/ tidak ada
3.    Jaringan lemak dibawah kulit tipis
4.    Tali pusat berwarna kuning kehijauan.
5.    Mekonium kering (dr.Arief ZR. 2009)
5.    Penilaian Maturitas Neonatus

Mengetahui dengan tepat lamanya masa gestasi untuk tiap neonatus terutama BBLR
secara individu, faktor maturitas sangat berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas
perinatal, pengetahuan ini sangat penting untuk menilai tingkat pengembangan bayi
prematur.
Tabel 1. Ciri Kematangan Fisik Bayi Lahir Normal (Menurut Ballard)
0 1 2 3 4 5
Kulit Merah Merah muda/ Permukaan Daerah pucat, Seperti Seperti
seperti agak licin, halus, mengelupas retak-retak, kertas putih, kulit retak-
transparan tampak vena dengan/ tanpa venus jarang retak, lebih retak,
ruam, sedikit dalam, tidak mengkerut
vena ada vena
Lanugo Tidak ada Banyak Menipis Menghilang Umumnya
tidak ada
Lipatan Tidak ada Tanda merah Hanya lipatan Lipatan 2/3 Lipatan di
plantar sangat sedikit anterior yang anterior seluruh
menghilang lipatan
Payudara Hampir Areola datar, Areola seperti Areola lebih Areola
tidak ada tidak ada titik tonjolan jelas tonjolan penuh,
tonjolan sampai 2 mm 3-4 mm tonjolan 5-10
mm
Daun Datar, tetap Sedikit Bentuknya Bentuk Tulang
telinga terlipat melengkung, lebih baik, sempurna rawan,
lunak lembut lunak, mudah kembali telinga kaku
membalik membalik seketika
Kelamin Skrotum Testis turun, Testis Testis
laki-laki kosong, sedikit rugae dibawah, bergantung
tidak ada rugae bagus dan rugaenya
rugae dalam
Kelamin Klitoris dan Labia minora Labia mayora Klitoris dan
perempuan labia minora dan mayora besar, minora minora
menonjol sama kecil ditutupi labia
menonjol mayora
(Wiknjosastro, 2006, Hal : 772)

2.6    Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah
yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
a.       Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun
kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,
terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan,
dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
b.      Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka
dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
c.       Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi
sehat (20-34 tahun)
d.      Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil

2.7.         penatalaksanaan/ penanganan Bayi Berat Lahir Rendah


1)        Pengaturan suhu badan bayi dengan berat lahir rendah
a)      Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat. (Sarwono, Pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal  2006: 377)
Menurut (Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk Dokter, Bidan,
dan Perawat, di Rumah sakit),
Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh ada lima cara yaitu:
a.       Kontak kulit dengan kulit
Penggunaannya yaitu :
-        Untuk semua bayi
-     Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau menghangatkan bayi
hipotermi (32-36,4oC).
b.      Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL)
Kangaroo mother care (KMC) adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini,
terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya agar bayi
kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah  bayi stabil. KMC dapat
dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa dirawat
dengan KMC meskipun belum bisa menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan
salah satu alternative cara pemberian minum.
c.       Pemancar panas
d.      Inkubator.
Menurut (Pengantar ilmu Keperawatan anak 1, Hidayat A, 2009: hal 191)
Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan kedalam alat
yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan  yang cukup dengan suhu yang
normal. Dalam pelaksanaan perawatan didalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan
cara tertutup dan terbuka.

a)      Inkubator tertutup
1)      Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dapat dibuka apabila dalam keadaan
tertentu seperti apnea; dan apabila membuka inkubator usahakan suhu bayi tetap hangat
dan oksigen harus selalu disediakan.
2)      Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung
3)      Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan
observasi
4)      Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh
5)      Pengaturan oksigen selalu diobservasi
6)      Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27ºC

b)      Inkubator terbuka
1)      Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan
pada bayi
2)      Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan
kehangatan
3)      Membungkus dengan selimut hangat
4)      Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain  untuk mencegah aliran
udara.
5)      Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala
6)      Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan ketentuan
dibawah ini
Berat badan 0  - 24 jam 2 – 3 hari 4-7 hari 8 hari
lahir (gram) (oC) (oC) (oC) (oC)

<1500 34 – 36 33 – 35 33 – 34 32 – 33
1501-2000 33 – 34 33 32 – 34 32
2001-2500 33 32 – 34 32 32
> 2500 32 – 34 32 31 - 32 32
Catatan: apabila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan 1
derajat celcius setiap minggu dan apabila berat badan bayi sudah mencapai 2000
gram bayi boleh dirawat diluar inkubator dengan suhu 27 derajat celcius.

2)        Ruangan yang hangat.


Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian
                          BB Suhu ruangan
1500-2000 gram 28 – 30 oC
>2000 gram 26 – 28 oC
             Catatan : jangan digunakan untuk bayi < 1500 gram

3)        Pemberian makanan bayi


a.       Pada bayi prematur refleks isap, telan, dan batuk belum sempurna, kapasitas
lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lifase masih kurang, disamping
itu kebutuhan protein 3- 5 gram/ hari dan tinggi Kalori ( 110/kg/ hari ) agar berat badan
bertambah sebaik- baiknya.
b.      Pemberian minuman dimulai pada waktu berumur 3 jam agar bayi tidak
menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia
c.       Sebelum pemberian minuman pertama harus dilakukan pengisapan cairan
lambung hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan mencegah
muntah. Pengisapan cairan lambung juga dilakukan pada setiap pemberian minum
selanjutnya.
d.      Pada umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu
dengan ibunya, bayi degan kurang 1500 gram diberikan minum melalui sonde lambung.
Sesudah 5 hari bayi dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap bayi kecil ini lebih baik
dengan dot dibandingkan dengan putting susu ibu pada keadaan ASI dipompa dan
diberikan melalui botol.
e.       Cara pemberian ASI melalui susu botol adalah dengan frekuensi pemberian
yang lebih sering dalam jumlah susu yang sedikit, frekuensi pemberian minum makin
berkurang dengan bertambahnya berat bayi.
f.       Jumlah cairan yang diberika pertama kali adalah 1- 5 ml/ jam dan jumlahnya
dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Penambahan susu tersebut tergantung
dari jumlah susu yang tertinggal pada pemberian minum sebelumnya, untuk mencegah
regurgitasi/ muntah atau distensi abdomen.
g.      Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60 ml/ kg/ hari, setiap hari dinaikkan
20 sampai 200 ml/kg/hari
h.      Air susu yang paling baik adalah ASI, bila bayi belum dapat menyusu, ASI
dipompa dan dimasukkan kebotol steril. Bila ASI tidak ada susunya dapat diganti dengan
susu buatan yang rendah lemak yang mudah dicerna bayi dan mengandung 20 kalori/ 30
ml air atau sekurang- kurangnya bayi mendapat 110 kalori/ kg BB/ hari.
oleh karena itu mudahnya terjadi regurgitasi dan pneumonia aspirasi pada bayi
BBLR, maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan
pada bayi dengan berat lahir rendah, yaitu :
a)         Bayi diletakkan pada sisi kanan untuk membantu mengosongkan lambung, atau
dalam posisi setengah duduk dipangkuan perawat atau dengan meninggikan kepala
dan suhu ± 30ºC ditempat tidur bayi
b)         Sebelum susu diberikan diteteskan dahulu dipunggung tangan untuk merasakan
apakah susu cukup hangat dan apakah keluarnya satu tetes tiap detik.
c)         Pada waktu bayi minum harus diperhatikan apakah ia menjadi biru, ada gangguan
pernapasan atau perut gembung. Pengamatan dilakukan terus sampai kira- kira
setengah jam sesudah minum. Gumpalan susu dimulut harus dibersihkan dengan
memberikan 3- 4 sendok teh air putih yang sudah dimasak.
d)        Untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit demi sedikit dengan
perlahan- perlahan dan hati- hati. Penambahan susu setiap kali minum tidak boleh
lebih dari 5 ml setiap kali minum.
e)         Sesudah minum, bayi didudukkan atau diletakan diatas pundak selama 10-15
menit untuk mengeluarkan udara dilambung dan kemudian ditidurkan pada posisi
kanan atau tidur dalam posisi tengkurap, hal ini dilakukan agar tidak terjadi
regurgitasi atau muntah.
f)          Bila biru dan mengalami gangguan pernapasan pada waktu minum, kepala bayi
harus direndahkan 30º cairan dimulut dan faring disuction, bila masih biru dan tidak
bernapas harus segera diberi oksigen dn pernapasan buatan. (Winkjosastro, H.2007)
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan
keadaan bayi adalah sebagai berikut (3):

a. Berat lahir 1750 – 2500 gram


- Bayi Sehat
Ø  Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah
merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2
jam) bila perlu.
Ø  Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
- Bayi Sakit
Ø  Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum
seperti pada bayi sehat.
Ø  Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
·         Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap
untuk menyusu.
·         Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas,
kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah
mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan
ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan
bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau
tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram

- Bayi Sehat
Ø  Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat
diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru
(batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan pemberian
menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini
dapat berlangsung setela 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1
minggu)
Ø  Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI
setiap kali minum.
Ø  Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.

- Bayi Sakit
Ø  Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Ø  Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan IV
secara perlahan.
Ø  Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minum.
Ø  Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok apabila kondisi bayi
sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak
Ø  Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
c. Berat lahir 1250-1499 gram

- Bayi Sehat
Ø  Beri ASI peras melalui pipa lambung
Ø  Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minumLanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
Ø  Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.

- Bayi Sakit
Ø  Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
Ø  Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan
intravena secara perlahan.
Ø  Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap
kali minum
Ø  Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
Ø  Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
d. Berat lahir <>tidak tergantung kondisi)
Ø  Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
Ø  Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan
intravena secara perlahan.
Ø  Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap
kali minum
Ø  Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
Ø  Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.

4)        Pencegahan terjadinya infeksi


a.       Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi di bawah air yang mengalir
dengan menggunakan sabun cair.
b.      Memakai masker dan gaun khusus dalam ruangan .
c.       Pisahkan bayi infeksi dengan bayi yang sehat.
d.      Setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri, bila memungkinkan bayi di mandikan
ditempat tidurnya masing – masing .
e.       Perawatan kulit dan tali pusat di lakukan dengan teknik aseptic dan antiseptic.
f.       Para pengujung orang sakit hanya dapat melihat dari balik kaca.
g.      Petugas kesehatan yang menderita penyakit menular , (ISPA, Konjungtivitis, dll)
tidak boleh merawat bayi.
h.      Membersihkan ruang perinatal dan tempat tidur bayi paling sedikit seminggu sekali
dengan cairan antiseptic (winkjosastro, H. 2007)
               
       Bagan Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan bayi < 2500
Kriteria
gram
Bayi berat lahir sangat Bayi berat lahir rendah
Kategori rendah ( BBLR )
( BBLSR )
Penilaian Berat lahir < 1500 gram Berat lahir 1500 – 2500 gram
Penanganan     Keringkan secepatnya dengan handuk hangat
    Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan
hangat.
Pertahankan tetap hangat
    Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit
dan bungkus BBLSR dengan kain hangat
    Beri lampu 50 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi
    Kepala bayi ditutupi topi
    Beri oksigen
    Tali pusat dalam keadaan bersih  
    Teteki ASI bila dapat     Beri ASI
menelan . Bila tidak dapat Bila tidak dapat menghisap, bisa
menelan, langsung rujuk menelan langsung tetesi langsung
Puskesmas
    Rujuk ke rumah sakit dari putting
    Bila tidak dapat menelan
langsung dirujuk
    Sama dengan diatas
    Beri minum dengan sonde/ tetesi ASI ( lihat tabel I BBLR )
    Bila tidak mungkin, infus dekstrose 10% + Bicarbonas
Natricus 1,5%= 4:1
Rumah Sakit Hari I : 60 cc/kg/hari       Hari II : 70 cc/kg/hari
    Antibiotika
Bila tidak dapat menghisap putting susu / tidak dapat menelan
langsung/sesak/biru/tanda-tanda hipotermi berat, terangkan
kemungkinan akan meninggal.

     Sumber : Saifuddin AB, 2006


BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KESEHATAN PADA BAYI Ny”S” DENGAN BBLR (BERAT


BADAN LAHIR RENDAH) DI RUANGAN PERINATOLOGI RSUD Dr. RASIDIN
PADANG,  TANGGAL 11 NOVEMBER 2012
Tanggal          : 11  November 2012                         No.MR          : 000505
Pukul              : 21.00 WIB
3.1       Pengumpulan Data
A.    Identitas / Biodata
Nama Bayi                  : Bayi Ny “S”
Umur Bayi                  : 18 Jam
Tanggal/ jam lahir        : 11 November  2012, Pukul  03.00 WIB
Jenis kelamin               : Perempuan
Berat badan                 : 900 gram
Panjang badan             : 35 cm

Nama Ibu                    : Ny ” S”


Umur                           : 22 tahun
Suku/Bangsa               : Minang / Indonesia
Agama                                    : Islam
Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan                    : IRT
Alamat                                    : JL. Parak Jambu Tunggul Hitam RT 2, RW
3                                                                                                   
Nama Suami               : Tn “  I ”
Umur                           : 23 tahun
Suku/Bangsa               : Minang / Indonesia
Agama                                    : Islam
Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan                    : Wiraswasta
Alamat                                    : JL. Parak Jambu Tunggul Hitam RT 2, RW 3
B.    Keadaan Sosial Ekonomi :
a.       Penghasilan perbulan                                            : Rp. 1.000.000
b.      Jumlah anggota keluarga yang ditanggung           : 2 orang
c.       Penghasilan perkapita                                           : Rp. 500.000

C.     DATA SUBJEKTIF
Pada tanggal                     :  11 November 2012
Pukul                                 :  21.00 WIB
Kronologi :
pasien maasuk ke IGD pukul 10.00 WIB, langung lakukan perawatan dalam
inkubtor dengan oksigen, kemudian beri pasien therapy IVFD dekstrose 10%. Kemudian
bayi di kirim ke bangsal anak pukul 11.00 WIB, bayi dirawat diruang terpisah yaitu
perinatologi, dan lanjutkan terapi sesuai order dokter.

1.      Riwayat penyakit kehamilan


-        Pasien mengatakan pernah mengalami perdarahan ketika usia kandungan 2 bulan,
pasien perdarahan selama 1 bulan, jumlah darah kurang dari 1 duk perhari. pasien
berobat ke dokter dan di anjurkan istirahat berbaring dirumahnya selama 1 bulan.
-        Pasien juga mengatakan ini kahemilannya yang pertama.

2.   Kebiasaan waktu hamil


a.      Makanan                       :   1 piring nasi ukuran sedang, 1 potong lauk ukuran
sedang, 1 mangkok sayur
b.      Obat – obatan               :   Tidak ada
c.      Merokok                       :   Tidak ada
d.     Lain – lain                     :   Tidak ada

3.      Riwayat persalinan sekarang
a.       Jenis persalinan              : Spontan
b.      Ditolong oleh                : Bidan
c.       Usia kehamilan              : 28-29 minggu
d.      Komplikasi                    : tidak ada

4.      Keadaan bayi baru lahir      :


Apgar Score                        : 6/8
Tanda 0  1 2 Jumlah
Frekuensi (   ) tidak ada ( √ )  < 100 (  ) > 100
Jantung
Usaha nafas (   ) tidak ada (√ ) lambat tidak teratur (   ) menangis kuat
Tonus otot (   ) lumpuh (√ ) eks fleksi sedikit (   ) gerakan aktif
I 6
reflek (   ) tidak bereaksi ( √ ) gerakan sedikit (  ) menangis
Warna (   ) biru / pucat (  ) tubuh (√ ) kemerahan
kemerahan       tangan dan
kaki biru
Frekuensi (   ) tidak ada (   )  < 100 (√ ) > 100
Jantung
Usaha bernafas (   ) tidak ada (√ ) lambat tidak teratur (   ) menangis kuat
Tonus otot (   ) lumpuh (   ) eks fleksi sedikit (√  ) gerakan aktif
II 8
reflek (   ) tidak bereaksi ( √ ) gerakan sedikit ( ) menangis
Warna (   ) biru / pucat (   ) tubuh (√  ) kemerahan
kemerahan         tangan dan
kaki biru

5.      Resusitasi
1).      Penghisapan lendir                 : ya
2).      Ambu                                     : Tidak dilakukan
3).      Masage jantung                      : Tidak dilakukan
4).      Intubasi endotracheal             : Tidak dilakukan
5).      Oksigen                                  : ya
6).      Therapi                                   : Tidak dilakukan

D.    PEMERIKSAAN FISIK
-          Keadaan umum                   : jelek
-          Suhu                                    : 36ºC
-          Pernafasan                           : 50x/i
-          Jantung                                : 126 x/i
-          Berat badan                         : 900gram
-          Panjang badan                     : 35 cm
-          Pemeriksaan fisik secara sistematis
-          Ubun-ubun                    : Tidak ada caput / cepal hematoma
-          Muka                             : Tidak oedema       
-          Telinga                         : Simetris kiri dan kanan, daun dan lobang telinga
ada
-          Mulut                            : Tidak ada labio palato skizis
-          Hidung                          : Septum ada
-          Dada                              : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
-          Perut                              : Agak membuncit
-          Tali pusat                       : Lembab, tidak ada perdarahan
-          Punggung                      : Tidak ada kelainan
-          Ekstremitas                    : Tidak ada oedema
-          Genitalia                        : Labia mayora belum menutupi labia minora
-          Anus                              : Ada

 Reflek
-             Reflek morrow             : (+) lemah
-             Reflek rooting              : (+) lemah
-             Reflek sucking              : (+) lemah
-             Reflek tonic neck         : (+) lemah

-          Eliminasi
-          Miksi                              : sudah ada
-          Mekonium                      : sudah ada
MANAJEMEN ASUHAN KESEHATAN PADA BAYI Ny”S” DENGA N BBLR(BERAT
BADAN LAHIR RENDAH) DI RUANGAN PERINATOLOGI RSUD Dr. RASIDIN
PADANG, 
TANGGAL 11 NOVEMBER 2012
IDENTIFI INTERPRET DIAGNOS TINDAKA INTERVENSI IMPLEMENT EVALUASI
KASI ASI DATA A N ASI
DATA POTENSIA SEGERA
L
Tanggal : Diagnosa : Apneu Pemberian
1.   Lanjutkan 1.Melanjutkan 1.   Bayi sudah
 11 Bayi baru lahir O2 perawatan dalamperawatan berada di
November2 hari pertama inkubator dalam dalam
012 dengan incubator untukincubator
Jam : BBLER , KU mempertahanka
   Dengan
21.00WIB Bayiburuk n suhu tubuhsuhu
bayi agar tetapincubator
Data Dasar : hangat dan36,5 – 37 ˚c.
subjektif :       Bayi lahir stabil dengan
   Pantau bayi
·   ibu tanggal 11 perawatan bayisetiap 1 jam
mengataka November di dalamdan
n anaknya 2012 incubator : rawatditemp
lahir pada     Pukul 03.00      Hangatkan at perawatan
tanggal 11 WIB inkubator bayi .
November       A/S : 6/8 sampai suhu
2012 Pukul      PB 35 cm yang di
03.00 WIB       BB 900 tentukan
·   Ibu gram sebelum
mengataka       JK : meletakkan
n anaknya Perempuan bayi di
belum di     Tanda Vital dalamnya
satu J      : 126 x/i      Tutup kaca
ruangkan P        : 50 x/i secepat
bersama S        : 35,50C mungkin
ibu       BB sekarang setelah
: 900 gram meletakkan
Data       BAK : sudah bayi di
objektif : ada dalamnya
·   Bayi lahir      BAB : sudah      Lakukan
tanggal 11 ada perawatan
November      Pemeriksaan 2.   Pantau  Oksigen tempat bayi di
2012 Pukul fisik normal pada bayi inkubator 2.  Oksigen
03.00 wib, tidak ada telah
·   A/S : 6/8 kelainan. 2. Memantau dipantau
·   PB : 35 cm oksigen padadengan
·   BB : 900 bayi sesuaiorder 0,5
gram 3.   Atur Posisi bayi dengan liter / menit
·   JK : Masalah : order,yaitu
Perempuan     Gangguan 0.5 liter / menit
3.   Posisi bayi
·  Tanda pola bernafas telah di atur
Vital 3. Mengatur  (ekstensi)
J : 126 x/i Kebutuhan : posisi bayi
P : 50 x/i      Masukkan ekstensi agar
S : 35,50C bayi ke dalam sirkulasi darah
·   BAK incubator 4.   Pantau IVFDke otak lancar
sudah ada      Pasang dan beri therapysehingga
·   BAB oksigen bayi sesuai order kebutuhan       IVFD
sudah ada       Atur posisi oksigen telah
bayi terpenuhi. dipantau
     Pasang IVFD dextrosa
dan berikan 4. Memantau 10% 4
therapy sesuai IVFD tetes / menit
order Memberikan ( mikro )dan
     Puasakan therapy sesuaitherapy
bayi sementara order dokter telah
     Lakukan diberikan
pemantauan sesuai order.
dan observasi      Cefotaxim
pada bayi e
 2 x 75 mg
dosis 0,33cc
IV jam
20.00 wib
     Gentamici
n
5.   Puasakan bayi  1 x 6 mg
sementara dosis 0,15
IV jam
20.00

5.   Bayi telah
6.   Lakukan di puasakan
pemantauan dan
5. Mempuasakan
observasi padabayi sementara
bayi untuk
mencegah
aspirasi pada
6.  Pengontrola
bayi. n dilakukan
setiap 1 jam
dan hasil di
6. Melakukan catat dalam
pemantauan lembar
dan observasikontrol TTV
pada bayi
dengan
mengontrol
keadaan umum
bayi setiap 1
jam yaitu
mengontrol
Apneu Lanjutkan1.   Pantau KU bayi Nadi dan Nafas
therapy pada bayi
Diagnosa : Oksigen
Bayi baru lahir
hari ke 2
dengan 1.   KU bayi
BBLER 2.   Kontrol IVFD jam 22.00
Tanggal : keadaan dan Oksigen wib
12 umum bayi buruk
November buruk. J :116 x/i
2012 P  : 55 x/i
Pukul22..0      Memantau S  : 360C
0 wib KU bayi
Dasar : dengan       IVFD dan
Data       Bayi lahir mengontrol oksigen
subjektif : tanggal 11 Nadi,Pernafasa telah di
·   Ibu November n dan Suhukontrol.
mengataka 2012 Pukul bayi per 1 jam     IVFD yang
n anaknya 04.00 WIB terpasang
masih       TTV :      Mengontrol Dextrosa 10
dalam J :116 x/i 3.   Lanjutkan IVFD dan% 4tts/i
perawatan P : 55 x/i therapy sesuaiOksigen (Mikro)
di dalam S : 360C order dokter       O2terpasan
incubator, g
     0,5 liter /i
Data
objektif : 3.   Therapy
·   J : 116 diberikan
x /menit sesuai
·   P : 55x/ dosis,waktu
menit dan jam
·   S : 360C pemberiann
·   O2 0,5 ya
liter/menit      Memberikan     Cefotaxim
·   IVFD therapy sesuaie
Dextrosa10 order  2 x 27 mg
% dosis 0,33cc
·   Bayi IV jam
masih 12.00 dan
puasa 24.00 wib
     Aminophili
n
4.   Jaga personal  2 x 75 mg
hygiene bayi dosis 0,33cc
IV jam
12.00 dan
24.00 wib

4.  Bersihkan
bayi,
mengganti
popok bayi
yang telah
      lakukan peraw basah
atan tali pusat karena bayi
     Menjaga BAK dan
personal BAB
hygiene
bayi,sehingga
mikroorganism
e / bakteri tidak
     Perawatan
6.Rawat bayibisa hidup dantali pusat .
dalam inkubator mengganggu
pertumbuhan
bayi

     Melakukan
perawatan tali
pusat dengan
6 H2O2. 6.perawatan
Kemudian dibayi dalam
baluti denganincubator
kassa keringtelah
dan steril. dilakukan
      Pantau dengan suhu
keadaan umum6.melakukan 36 ,5 – 37 ˚c
Apneu Lanjutkan bayi denganperawatan bayi
therapy O2 perawatan didalam
dalam incubator inkubator

Diagnosa :       Lanjutkan
Bayi baru lahir pemberian
hari ke 4 Oksigen 1.   Hasil yang
dengan BBLR diperoleh
dengan J :  160 x/i
keadaan P : 55 x/i
umum bayi S : 37,20C
buruk
Dasar       Jaga personal
      Memantau 2.  Oksigen
Tanggal       Bayi lahir hygiene bayi keadaan umumtelah di
:      14 tanggal 11 bayi dengancontrol dan
November  November mengontrol therapy
2012 2012 vital sign bayi telah
Pukul      Pukul
: 03.00 diberikan
08.00 wib wib sesuai order
     Vital Sign       Melanjutkan Oksigen 0, 5
Data J : 160 x/I pemberian liter / menit
subjektif : P : 55x/i Oksigen
·      Ibu S : 37,20C 3.  Mengganti
mengataka       Lakukan popok bayi
n bayi nya perawatan tali setiap kali
masih pusat bayi BAK
berada maupun
dalam BAB
incubator       Menjaga
·      Ibu personal
mengataka hygiene
n khawatir bayi,sehingga
dengan bakteri tidak
keadaan       Berikan bayidapat hidup dan
kondisi ASI denganmengganggu      Perawatan
bayinya OGT orderpertumbuhan tali pusat
8x1cc bayi bayi telah di
Data lakukan
objektif :       Melakukan
·     Vital Sign perawatan tali
J : 160 x/i pusat dengan
P : 55x/i H2O2
S : 37,20C kemudian
·      O2masih dibalut tali
terpasang pusat dengan
      ASI telah
0,5 liter/i       Lakukan kassa keringdiberikan
·     Infus pengontrolan dan steril. sesuai order
masih Infus bayi pada jam
terpasang      Memberikan 08.00,
bayi ASInamun
dengan OGTsetelah
sesuai orderdiberikan
8x1cc ASI, keluar
cairan dari
mulut dan
hidung bayi.

6.  Pengontrola
n dilakukan
setiap jam
dan Infus
      Melakukan yang
pengontrolan terpasang
pada Infus bayi Dextrosa  10
% (4tts / i)

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang
rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik.
Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain
sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak
yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan
segera dan khusus.

Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor
resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik
pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang
tinggi.

B. Saran

Setiap hasil karya tidak ada yang sempurna dan pasti mempunyai beberapa
kekurangan. Adapun saran-saran untuk kemajuan makalah yang telah dibuat oleh penulis
adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi barulahir
dengan BBLR.

3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Irene M. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Doenges E marlyn,2007.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi 2012-


2014/Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati Dan Nike Budhi
Subekti. Jakarta: EGC.

Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.

Mansjoer, Arif. 2006. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.

Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.

NANDA NIC NOC. 2016.Asuhan Keperawatan Praktis Edisi Revisi Jilid


1.Jogjakarta:Mediaction.

Notoatmodjo, S.2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku .Jakarta :Rineka Cipta.

Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai Bahan
Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat Uji Kompetensi. Denpasar: Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan.

Saifudin Bari ,Abdul. 2009.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Edisi 1.Jakarta: ybp-sp.

Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif Obstetri Sosial
Edisi 3 Jilid 1 & 2. Jakarta: EGC

Tim adaptasi Indonesia.2009.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah


Sakit.Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di
Kabupaten/Kota.Jakarta :Depkes.
Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku
Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai