Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia – Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ASKEB KOMUNITAS,
makalah ini berisikan materi tentang MANAJEMEN ASKEB KOMUNITAS.
Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi yang membaca makalah ini. Selain itu kami juga berharap makalah ini
digunakan sebagai mana mestinya.
Penulis sadar bahwa memiliki banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan segala saran, kritik dan masukan yang membangun
untuk proses dimasa yang akan datang.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebidanan komunitas merupakan kegiatan mencakup pengidentifikasian dan
indikator kesehatan mengenai pengelolaan, atau dengan kata lain kebidanan komunitas
adalah upaya yang dilakukan oleh bidan suatu komuniti/masyarakat. Sebagai mahasiswa
akademi kebidanan maka diperlukan praktek kebidanan komunitas,sehingga mahasiswa
dapat secara langsung menerapkan teori-teori pembelajaran yang didapat dibangku
perkuliahan untuk diterapkan dan diinterpretasikan serta dilakukan intervensi pada
masyarakat.
Aspek – aspek kebidanan komunitas mencangkup program kegiatan KIA,
kelangsungan hidup dan keluarga sejahtera yaitu dapat melaksanakan pelayanan
kesehatan ibu, anak dan KB. Berpedoman pada manajemen kebidanan komunitas fakta /
hasil obsevasi dan intervensi selama PKK Komunitas ( Praktik Klinik Kebidanan ) di
kec sombaopu kab gowa provinsi sulawesi selatan, masih banyak terdapat permasalahan
kesehatan dalam hal Ketidaktahuan Ibu tentang efek samping penggunaan alat
kontrasepsi suntikan 3 bulan. Seperti keluarga Tn. H di kec sombaopu kab gowa
provinsi sulawesi selatan, Dari hal diatas maka penulis membuat laporan praktek
kebidanan komunitas individu agar dapat memecahkan masalah yang dialami oleh
keluarga Ny. Y di RT 04 RW 04 di desa Ngepreh Kecamatan Ngemplak Kabupaten
Boyolali.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat menerapkan teori yang telah didapatkan pada kehidupan secara
selangsung untuk memecahkan masalah yang dialami oleh keluarga Tn H kec sombaopu
kab gowa provinsi sulawesi selatan.
2. Tujuan khusus
a. Dapat mengidentifikasi masalah-masalah kebidanan di keluarga Tn. H
b. Dapat merumuskan masalah – masalah kebidanan di keluarga Tn. H
c. Dapat membuat strategi pelayanan kebidanan di keluarga Tn. H
d. Dapat melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas sesuai masalah – masalah yang
ditemukan.
e. Dapat melaksanakan evaluasi pelayanan kebidanan komunitas.
C. Manfaat
1. Bagi institusi pendidikan
Hasil pengkajian kasus pada keluarga Tn.R dapat menjadi sumber bacaan bagi
mahasiswi Kebidanan STIKes Guna Bangsa Yogyakarta dalam menerapkan ilmu dan
sebagai acuan tugas asuhan kebidanan komunitas berikutnya khususnya
padakurangnya pengetahuan pencegahan dan pengobatan Infertilitas sekunder.
2. Bagi penulis
Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan tentang asuhan yang diberikan pada
keluarga Tn.R khusunya pada Ny.S dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan
antara teori yang didapat dibangku kuliah dan lahan praktik.
A. KB SUNTIK 3 BULANAN.
KOMPOSISI:
Suspensi Steril Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) dalam air:
Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron Acetat)
Tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron Acetat).
EFEKTIVITAS
Efektivitas tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun asal
penyuntikan dilakukan secara teratur.
B. CARA PEMBERIAN
C. KEUNTUNGAN
Resiko terhadap kesehatan kecil.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
Jangka panjang
Efek samping sangat kecil
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
KERUGIAN
Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak
atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
a. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
b. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
c. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
d. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
e. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
Kontraindikasi suntikan
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada:
a. Kehamilan
b. Karsinoma payudara
c. Karsinoma traktus genetalia
d. Pendarahan abnormal uterus
Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:
a. Mempertimbangkan kontraindikasi yang berlaku untuk POK.
b. Pada wanita dengan atau diabetes atau riwayat diabetes selama kehamilan, harus
dilakukan follow-up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan laboratorium
ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolism karbohidrat.
. SUNTIK KB 3 BULANAN
Hanya berisi hormone progestin yang harus disuntikkan secara teratur setiap 12
minggu sekali
Sangat efektif mencegah kehamilan bila disuntik sesuai jadwal ( 3 kehamilan dari
1000 pemakaian )
Aman bagi ibu menyusui
Bisa terhenti kapan saja dan kesuburan biasanya kembali setelah 4 bulan
Dapat terjadi gangguan haid, perdarahan bercak dan henti haid
Tidak melindungi dari infeksi menular seksual (IMS) dan HIV
Merokok lebih dari 15 batang per hari dan berumur diatas 35 tahun
Menderita darah tinggi
Masih menyusui bayi yang berusia kurang dari 6 bulan
Menderita kanker payudara, penyakit jantung, stroke, migraine, dan penyakit
jantung
Efek Non-Kontraseptif
Kontrasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontraseptif yang menguntungkan,
yaitu:
DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endrometrium
Pada wanita yang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI
Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia
Pada penderita penyakit Sickle cell (Penyakit genetic di afrika), MDPA
menurangi rasa skit dan terdapat lebih sedikit sel darah merah abnormal
Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan
nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya , dan cepat hilang.
Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia
muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan
berikutnya dalam waktu dekat.
Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali
pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi
kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter
atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat
diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu
setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak
dibenarkan melakukan hubungan seksual selam 7hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lainnya selama 7 hari . bila perlu dapat juga menggunakan
kontrasepsi darurat.
Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan
kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan lain sebaiknya
jangna dilakukan.
Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asla saja
diyakini ibu tersebut hamil.
Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke
klinik.
b. Perdarahan –bercak
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai tetapi hal ini bukanlah
masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan masalah serius, dan biasanya tidak
memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan
ingin melanjutkan suntikan, Maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan:
a) 1 siklus pil kombinasi ( 30-35 µg etinilestradional ), ibu profen ( sampai 800 mg,
3x/hari untuk 5 hari ), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil
kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak
selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/hari selam 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal,
atau diberi 50 µg etinilestradional atau 1,25 mg estrogen eguin konjugata untuk 14-21
hari.
b.Bila perdarahan hebat disebabkan oleh kontrasepsi suntikan, maka tindakan yang
harus diambil adalah:
Pemberian tablet estradiol 25mcg 3 kali sehari untuk 3 hari, atau tablet Pil oral
kombinasi perhari untuk 14 hari
Bila hal tersebut tidak menolong diberikan suntikan intramuscular estrogen
sintetis seperti 5 mg estradiolcypionate atau estradiol valerate dalam larutan
minyak, yang harus diulangi sekali lagi bila perdarahan tidak berhenti dalam
waktu 24 jam
Bila perdarahan tetap saja berlangsung terus, pertimbangkan untuk melakukan
dilatasi dan kuretase Sedangkan pabrik MDPA menganjurkan untuk kejadian
perdarahan hebat atau lama, pemberian per-oral ethinylestradiol 0,05-1,0 mg
selama 7-21 hari. Bila perdarahan tidak berkurang dalam 1 atau 2 siklus, asektor
harus ganti ke metode kontrasepsi lain.
c. Mual/pusing/.muntah
informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat
terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok . bila
berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
Pekerjaan
Pekerjaan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang karenaibu yang memiliki
pekerjaan di luar lebih cepat dan banyak mendapat informasi khususnya mengenai
kesehatan dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja atau di rumah saja
(Notoatmodjo, 2007).
Sumber Informasi
Sumber informasi adalah tahap perkembangan pemikiran manusia dapat dilihat
dari sedikit banyaknya sumber informasi yang didapati.
Dari informasi yang diperoleh tersebut dapat membuat masyarakat mengetahui apa
yang tidak merka ketahui. Dalam persoalan tentang pemilihan alat kontrasepsi yang
baik memang sangat tergantung kepada pemakaiannya sendiri. Untuk itu informasi
sangat dibutuhkan bagi pasangan usia subur yang belum mengetahui tentang alat
kontrasepsi (Notoadmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa sumber informasi yaitu alat atau
media informasi yang memungkinkan responden mengetahui alat kontrasepsi suntik,
dengan kategori :
1. Media cetak
2. Media elektronik
3. Petugas kesehatan
Menejemen Kebidanan
Menurut Varney (1997) proses penyediaan masalah merupakan salah satu upaya yang
dapat digunakan dalam manajemen kebidanan. Varney berpendapat bahwa dalam
melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan berfikir secara
kritis untuk menegakkan diagnose atau masalah potensial kebidanan. Selain itu,
diperlukan pula kemampuan kolaborasi maupun kerja sama. Hal ini dapat digunakan
sebagai dasar dan perencanaan kebidanan selanjutnya.
Langkah-langkah dalam proses manajemen adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data dasar
Dalam tahap ini data atau fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan data
objektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian
sebelum didokumentasikan.
a. Data subjektif
Informasi ayng dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil
wawancara langsung kepada pasien (anamnesa) atau dari keluarga dan tenaga
kesehatan.
b. Data objektif
Pencatatan dilakukan dari pemerikaan fisik, pemeriksaan khusus kebidnan, data
enunjang, dan hasil alboratorium. Data yang telah dikumpulkan diolah, disesuaikan
dengan kebutuhan pasien kemudian dilakukan pengolahan data, yaitu
menggabungkan dan menhubungkan data satu dengan yang lainnya sehingga,
menunjukkan fakta.
6. Pelaksanaan perencanaan
Tahap ini merupakan ahao pelaksaanaan dari semua rencana, sebelumya, bik
terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang ditegkkan. Pelaksanaan ini dapat
dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya.
7. Evaluasi
Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan melakukan
evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan bidan. Evaluasi
sebagai bagian dari proses yang dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan
pelayanan yang komprehensif dan selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi atau
kebutuhan klien.
2.
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
A. Data Keluarga
1. Identitas keluarga
Nama : Tn. “H“
Umur : 37 Tahun
Nikah / Lama Menikah : ± 5 Tahun
Suku : Makassar
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Kariawan swasta
Alamat : BTN Bumi samata permai, blog G3. No.5
Genogram
3. Tipe keluarga / Sifat keluarga
a). Sifat keluarga
1. Tipe keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan 3 orang
anak.
2.Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami yang paling dominan.
3. Hubungan antar anggota keluarga cukup harmonis.
4. Cara mengatasi masalah bila ada perselisihan dalam keluarga adalah menenangkan
situasi kemudian musyawarah dan mencari solusinya.
D. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan
Kesehatan keluarga umumnya kurang baik.Bapak merokok kadang kadang
jantung terasa sakit.Kondisi istri dan anak baik walaupun kadang-kadang
sakit.Anak sering ditimbang jika memeriksakan kesehatannya.
2. Keluarga Berencana
Keluarga merupakan PUS dan istri merupakan akseptor KB yang menggunakan
metode kontrasepsi suntikan 3 bulan selama 6 bulan atas kesadaran ibusendiri dan
sejak penggunaan KB ibu tidak pernah mendapat haid serta merasakan sangat
nyeri di daerah pinggul dan payudara menyebabkan ibu drop out dan tidak
menjadi akseptor KB lagi.
3. Keadaan gizi keluarga
Pertumbuhan fisik anak-anak Tn “H” cukup, secara sepintas anak-anak tampak
sehat. Demikian pula nafsu makan keluarga baik, anak kedua masih menetek
pada ibunya (ASI).
2. Konsep diri
Bapak dan ibu baik.Bapak dan ibu menjawab pertanyaan dengan ramah.
3. Pola interaksi/komunikasi
Interaksi antara anggota keluarga cukup baik, bahasa yang dipakai sehari-hari
adalah bahasa Indonesia dan terkadang bahasa mkassar.
F. Pengkajian pengetahuan
1. Keluarga berencana
Pengetahuan ibu tentang keluarga berencana masih kurang.
2. Kesehatan lingkungan
Pengetahuan keluarga tentang kesehatan lingkungan sangat kurang.
G. Harapan keluarga terhadap bidan
Keluarga berharap kepada tenaga kesehatan supaya dapat membantu mengatasi
masalahnya dalam bidang kesehatan dan lebih banyak memberikan motivasi dan
mendukung perkembangan masyarakat.
IV. PERIORITAS MASALAH
A.Berdasarkan hasil perumusan masalah, maka urutan prioritas masalah Kebidanan
dan Kesehatan keluarga diprioritaskan sbb :
1. Masalah amenorhea yang dirasakan selama 6 bulan sejak penggunaan kontrasepsi
suntikan 3 bulan
2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kesehatan lingkungan
V. INTERVENSI
A. Masalah amenorhea yang dirasakan selama 6 bulan sejak penggunaan kontrasepsi
suntikan 3 bulan
DS : Ibu mengatakan belum pernah mendapat haid sejak menjadi akseptor KB
suntikan 3 bulan.
DO : Ibu merupakan akseptor KB suntikan 3 bulan dan tanggal anjuran untuk
kembali adalah tanggal 28 12 2014.
Tujuan :
1. Ibu mengetahui efek samping alat kontrasepsi suntikan 3 bulan dan cara mengatasi
efek sampingnya.
2. Masalah Amenorhea ibu dapat teriatasi.
Kriteria :
1. Berikan penjelasan pada ibu tentangefek samping alat kontrasepsi suntikan 3 bulan
Rasional : Agar Ibu mengetahui efek samping alat kontrasepsi suntikan 3 bulan.
2. Anjurkan Ibu untuk mengeluhkan masalahnya pada petugas kesehatan tentang efek
samping yang dialaminya.
Rasional : Agar Ibu segera mendapat pertolongan, dan masalah Amenorhea Ibu dapat
segera teratasi.
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
A. Ibu telah mengerti tentang efek samping alat kontrasepsi suntikan 3 bulan
B. Keluarga bersedia melakukan anjuran yang diberikan untuk membuat SPAL
tertutup.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
a. Kontrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam
jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi
sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.
c. Cara kerja KB suntik progestin adalah untuk mencegah ovulasi, Lendir serviks
menjadi kental dan sedikit, Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk
implantasi dari ovum yang telah di buahi, Menghambat transportasi gamet dan tuba.
B.Saran
Sebelum memberikan kontrasepsi ini pada klien, sebaiknya bidan menjelaskan
kekurangan dan kelebihan KB suntik, serta efek sampingnya agar klien lebih siap dalam
menghadapi hal-hal yang timbul akibat pemakaian alat kontrasepsi ini. Selain itu, bidan
juga perlu memperhatikan cara penggunaan atau pemberian suntikan progestin ini untuk
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2009. Deli Serdang dalam Angka. Medan : Badan Pusat Statistik Profinsi Sumatera
Utara.
Everett, Suzanne. 2008. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta : EGC.
MAKALAH
ASKEB KOMUNITAS
MANAJEMEN ASKEB KOMUNITAS
KELOMPOK 6:
LISDA
MILDASARI GARUSU
FIRDAYANTI
HERLIANTI
SABRINA DIBYO
ZAFITRI NULANDARI
2018