Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KDK 1(KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN)


“OKSIGEN”

OLEH KELOMPOK 1:
1. ZAFITRI NULANDARI
2. ENDANG SRI WAHYU NINGSIH
3. INDAH TRIANA
4. SABRINA DIBIYO
5. YUFITA TRI REZEKI
6. AGRIYANINGSIH OKTAVIANA H

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI


TAHUN AJARAN 2016/2017
A.    LATAR BELAKANG
Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas.
Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler

dan keadaan hematologis.  Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang

dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam
kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalaam
mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah.
Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel

melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus
memahami indikasi pemberian O2, metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.

B.     RUMUSAN MASALAH


1.      Apa yang dimaksud oksigen?
2.     faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi oksigen ?
3.      jelaskan tanda-tanda ketidakcukupan/gangguan kebutuhan oksigen?
4.      jelaskan apa saja upaya menangani gangguan kebutuhan oksigen?
5.      jelaskan bagaimana pengkajian fisik yang terkait kebutuhan oksigen?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan oksigenasi
2.      Untuk mengetahui cara menangani gangguan kebutuhan oksigen
3.      Untuk mengetahui proses kebidanan pada masalah kebutuhan oksigenasi

D.    MANFAAT
1.      Menambah wawasan bagi mahasiswa tentang kebutuhan-kebutuhan dasar manusia
2.      Memperkaya pengetahuan mahasiswa tentang asuhan kebidanan pada pasien dengan .
kebutuhan oksigenasi
1. PENGERTIAN OKSIGEN

Oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia.


oksigen ialah salah satu komponen gas yang unsur vital dalam proses metabolism tubuh,
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2
ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan
hematologis.

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGEN

Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap, sewaktu-waktu tubuh memerlukan


oksigen yang banyak, oleh karena suatu sebab. Kebutuhan oksigen dalam tubuh dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya lingkungan, latihan, emosi, gaya hidup dan status
kesehatan.
1)      Lingkungan
Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut  mengakibatkan panas
banyak dikeluarkan melalui kulit. Respon demikian menyebabkan curah jantung meningkat
dan kebutuhan oksigen pun meningkat. Sebaliknya pada lingkungan yang dingin, pembuluh
darah mengalami konstriksi dan penurunan tekanan darah sehingga menurunkan kerja
jantung dan kebutuhan oksigen.
Pengaruh lingkungan terhadap oksigen juga ditentukan oleh ketinggian tempat. Pada tempat
tinggi tekanan barometer akan turun, sehingga tekana oksigen juga turun. Implikasinya,
apabila seseorang berada pada tempat yang tinggi, misalnya pada ketinggian 3000 meter
diatas permukaan laut, maka tekanan oksigen alveoli berkurang. Ini mengindikasikan
kandungan oksigen dalam paru-paru sedikit. Dengan demikian, pada tempat yang tinggi
kandungan oksigennya berkurang. Semakin tinggi suatu tempat maka makin sedikit
kandungan oksigennya, sehingga seseorang yang berada pada tempat yang tinggi akan
mengalami kekurangan oksigen.
Selain itu, kadar oksigen di udara juga dipengaruhi oleh polusi udara. Udara yang dihirup
pada lingkungan yang mengalami polusi udara, konsentrasi oksigennya rendah. Hal tersebut
menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara optimal. Respon tubuh
terhadap lingkungan polusi udara diantaranya mata perih, sakit kepala, pusing, batuk dan
merasa tercekik.
2)      Latihan
Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan respirasi
rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi.
3)      Emosi
Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga kebutuhan oksigen
meningkat.
4)      Gaya Hidup
Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang sebab merokok dapat
memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin yang
terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan
pembuluh darah darah koroner. Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.
5)      Status Kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan baik
sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang
yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat mengalami
kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
3. TANDA-TANDA KETIDAKCUKUPAN/GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN

- Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi. Penurunan
ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas faring (nafas
cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, nafas dengan mulut, ekspirasi
memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas
vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan
oksigenasi (NANDA, 2013).
- Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan,
somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-
hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan
kedalaman nafas (NANDA, 2013).

4. UPAYA MENANGANI GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN


1)      Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-
paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada
pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian
oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
terjadinya hipoksia.
         Persiapan Alat dan Bahan:
a)      Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
b)      Nasal kateter, kanula, atau masker
c)      Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly)
         Prosedur Kerja:
a)      Cuci tangan
b)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c)      Cek flowmeter dan humidifier
d)     Hidupkan tabung oksigen
e)      Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
f)       Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
g)      Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu
berikan lubrikan dan masukkan.
h)      Catat pemberian dan lakukan observasi.
i)        Cuci tangan
2)      Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas
perkusi, vibrasi dan postural drainage.

         Perkusi
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya,
pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding
bronkus.

Prosedur Kerja:
a)      Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk
. mengurangi ketidaknyamanan.
b)      Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
c)      Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
d)     Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah
. cedera seperti : mammae, sternum dan ginjal.
         Vibrasi
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang
diletakkan datar pada dinding dada klien. Tujuannya, vibrasi digunakan setelah
perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus
yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan perkusi.
Prosedur Kerja:
a)     Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada
yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari
menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan
secara bersebelahan.
b)     Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan
napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
c)     Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan
gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh
bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi.
d)     Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam
tempat sputum.

         Postural drainage


Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai
segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang
terbaik untuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar
1 jam sebelum tidur pada malam hari. Postural drainage harus lebih sering
dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental
atau ketika klien menderita demam.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:


a)      Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
b)      Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
c)      Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan
. postural drainage
d)     Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan
.lendir.
Peralatan:
a)      Bantal
b)      Papan pengatur posisi
c)      Tisu wajah
d)     Segelas air
e)      Sputum pol
Prosedur:
a)      Cuci tangan
b)      Pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian
semua area paru, data klinis dan chest X-ray.
c)      Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
d)     Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
e)      Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi
dada diatas area yang di drainage
f)       Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak
bisa batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot.
g)      Minta klien istirahat sebentar bila perlu
h)      Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
i)        Anjurkan klien minum sedikit air.
j)        Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
k)      Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
l)        Cuci tangan
m)    Dokumentasikan

3)      Napas dalam dan batuk efektif


           Napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan
abdominal (diafragma) dan purse lips breathing.
Prosedur:
a)      Atur posisi yang nyaman
b)      Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
c)      Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
d)     Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi
3 selama inspirasi
e)      Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara
perlahan-lahan.

           Batuk efektif yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.


Prosedur:
a)      Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik.
b)      Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung
sekret pada sputum pot.
c)      Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat
menyebabkan fatigue dan hipoksia.
d)     Suctioning (pengisapan lendir)
Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak
mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut
dilakukan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan
oksigenasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
a)      Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
b)      Kateter pengisap lendir
c)      Pinset steril
d)     Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
e)      Kasa steril
f)       Kertas tisu
Prosedur Kerja :
a)      Cuci tangan
b)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
c)      Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
d)     Gunakan sarung tangan
e)      Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
f)       Hidupkan mesin penghisap
g)      Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam
kom berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
h)      Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
i)        Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
j)        Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
k)      Lakukan hingga lendir bersih
l)        Catat respon yang terjadi
m)    Cuci tangan
5. PENGKAJIAN FISIK YANG TERKAIT KEBUTUHAN OKSIGEN

Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah :


1.      Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan , adanya
faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan oksigen.
2.      Pola metabolik-nutrisi
Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi karena
ekspansi paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi, mengalami kelemahan otot
pernafasan.
3.      Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi), perubahan berkemih
(perubahan warna, jumlah, ferkuensi)
4.      Aktivitas-latihan
Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi  seseorang. Aktivitas berlebih dibutuhkan oksigen yang banyak. Orang yang
biasa olahraga, memiliki peningkatan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan
oksigen.
5.      Pola istirahat-tidur
Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.
6.      Pola persepsi-kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau tidak,
penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.
7.      Pola konsep diri-persepsi diri
Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang (pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus).
8.      Pola hubungan dan peran
Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki kebiasaan
merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.
9.      Pola reproduksi-seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji
10.  Pola toleransi koping-stress
Adanya stress yang mempengaruhi ke oksigenasi.
11.  Keyakinan dan nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi, adanya pantangan
atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.

a.       Riwayat Kesehatan


1)   Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.
2)   Riwayat penyakit sekarang: asma, CHF, AMI, ISPA.
3)   Riwayat penyakit dahulu: pernah menderita asma, CHF, AMI, ISPA, batuk.
b.      Pemeriksaan fisik
1)   Kesadaran: kesadaran menurun
2)   TTV: peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi
3)   Head to toe
 Mata
1)      Konjungtiva pucat (karena anemia)
2)      Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
3)      konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
 Kulit
1)      Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
2)      Penurunan turgor (dehidrasi)
3)      Edema.
4)      Edema periorbital.
 Jari dan kuku
1)      Sianosis
2)      Clubbing finger.
 Mulut dan bibir
1)      membrane mukosa sianosis
2)      bernapas dengan mengerutkan mulut.
 Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung.
 Vena leher
Adanya distensi / bendungan.
 Dada
1)      retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea,
obstruksi jalan pernapasan)
2)      Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
3)      Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati
saluran/rongga pernapasan
4)      Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
5)      Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction rub/pleural
friction)
6)      Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
 Pola pernapasan
1)      pernapasan normal (eupnea)
2)      pernapasan cepat (tacypnea)
3)      pernapasan lambat (bradypnea)

c.       Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan diagnostik  yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu:
a.       Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
secara efisien.
b.      Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c.       Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d.      Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
e.       Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda
asing yang menghambat jalan nafas.
f.       Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g.      Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
h.      CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

Anda mungkin juga menyukai