Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY “K” GESTASI 34 MINGGU

DENGAN LETAK LINTANG DI PUSKESMAS KESAMIRAN


KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL

Oleh:

Diny Maywulandari Sulisto

Elok Maulidah

Evy Riana

Rahayu Uningrum

Renita Novy Ayuningrum

Siti Fauziah

Umiati

Umiyati

Warsih

Wiji Munjilah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAH KARYA HUSADA SEMARANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

Jl. R. Soekanto No.46 Semarang Telp.(024) 6724581

Tahun Ajaran 2018-2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “K” GESTASI 34-36 MINGGU DENGAN LETAK
LINTANG DI PUSKESMAS KESAMIRAN “
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini banyak sekali kesalahan dan
kekeliruan, tapi berkat bimbingan dan arahan dari semua pihak akhirnya laporan ini dapat
terwujud. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Ibu Cecilia Sri Rahayu,SKM.M.Kes, Selaku Kapus Puskesmas Kesamiran
2. Bapak Dr.Fery Agusman MM,M.Kep,Sp.Kom, selaku Ketua STIKES Karya Husada
Semarang
3. Ibu Lestari Puji Astuti,S.SiT,M.Kes., selaku Ka. Progdi. D IV Kebidanan STIKES Karya
Husada Semarang
4. Keluarga Ny. K yang telah bekerja sama dengan penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca
sekalian. Amin ya robbal alamin.

Tegal, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................ ix

BAB I. PENDAHULULAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Ruang Lingkup Penulisan .................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3

1. Tujuan Umum ................................................................................ 3

2. Tujuan Khusus ............................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 4

E. Metode Penulisan ................................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan ................................................... 10

1. Pengertian Kehamilan ..................................................................... 10

2. Diagnosis Kehamilan ...................................................................... 10

3. Perubahan Fisiologi dalam Kehamilan ........................................... 13

4. Perubahan Psikologi Wanita Hamil ................................................ 18

B. Tinjauan tentang Letak Lintang ............................................................ 19

1. Pengertian .......................................................................................... 19

2. Etiologi .............................................................................................. 20

3. Diagnosis Letak Lintang .................................................................... 21

4. Mekanisme Persalinan ....................................................................... 22

5. Komplikasi ........................................................................................ 23
6. Prognosis ............................................................................................ 23

7. Penatalaksanaan ................................................................................. 25

C. Proses Manajemen Kebidanan .............................................................. 26

1. Pengertian Manajemen Kebidanan ................................................. 26

2. Tahapan Manajemen Kebidanan..................................................... 27

3. Pendokumentasian Manajemen Kebidanan .................................... 31

BAB III. STUDI KASUS ............................................................................ 33

A. Identifikasi Data Dasar.......................................................................... 33

B. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual .................................................. 38

C. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial .............................................. 43

D. Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi .................................................. 44

E. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan .................................................. 44

F. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan ........................................... 47

G. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan ........................................................ 49

H. Pendokumentasian Hasil Asuhan .......................................................... 51

BAB IV. PEMBAHASAN........................................................................... 54

A. Identifikasi Data Dasar.......................................................................... 54

B. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual .................................................. 54

C. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial .............................................. 55

D. Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi .................................................. 55

E. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan .................................................. 56

F. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan ........................................... 56

G. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan ........................................................ 56


BAB V. PENUTUP ................................................................................... 58

A. Kesimpulan ............................................................................................. 58

B. Saran ........................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Letak Lintang ialah jika letak anak di dalam rahim sedemikian rupa hingga paksi tubuh
anak melintang terhadap paksi rahim. Sesungguhnya letak lintang sejati (paksi tubuh anak
tegak lurus pada paksi rahim dan menjadikan sudut 90o) jarang sekali terjadi. (Eni Nur
Rahmawati, 2011, Hal. 182)
Dalam upaya Safe Motherhood Indonesia mencanangkan Making Pregnancy Safer
(MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010.
Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood Indonesia dan Making Pregnancy Safer
(MPS) sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi
beban kesakitan, kecacatan, dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan
persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. (Prawirohardjo, S. 2010).
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis tetapi bisa saja terjadi komplikasi. Salah
satunya adalah letak sungsang (presentasi bokong)yaitu suatu keadaan pada letak
janin memanjang dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Insiden presentasi bokong ditemukan sekitar
3-4% dari seluruh persalinan tunggal. Sekalipun insidennya kecil tetapi mempunyai resiko
yang besar dan dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi.
(http://bidanshop.blogspot.com/2010 diakses tanggal 6 Juli 2015).
Tujuan utama setiap kehamilan dan persalinan agar berakhir dengan lahirnya bayi yang
sehat dan ibu yang sehat. Tetapi dalam kenyataannya tidak
selalu berlangsung normal. Seringkali ditemukan kelainan atau penyakit serta komplikasi
yang dapat menyertai selama kehamilan. Pada akhirnya berdampak pada
saat persalinan dan dapatberakhir dengan kematian ibu ataupun kematian bayinya.
(http://www.kuliahd3kebidanan.blogspot.com diakses tanggal 6 Juli 2015)
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Angka kematian ibu merupakan salah
satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan
millenium (MDGs) ke lima yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Di negara miskin, sekitar
25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan, serta nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap
tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin.
(http://www.akbidforum.blogspot.com/ diakses diakses tanggal 6 Juli 2015)
AKI dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN. Menurut SDKI pada
tahun 2014 AKI adalah 359/100.000 kelahiran hidup dan AKB adalah 32/1.000 kelahiran
hidup. Namun angka-angka tersebut khususnya AKI masih tinggi di antara negara
ASEAN di luar Laos dan Kamboja. AKB di Indonesia masih tergolong tertinggi jika
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, yaitu Singapura (3 per 1000), Brunei
Darussalam (8 per 1000), Malaysia (10 per 1000), Vietnam (18 per 1000) dan Thailand
(20 per 1000).(http://www.bascommetro.com diakses tanggal 6 Juli 2015).
Pada tahun 2013, 4.692 jiwa ibu di Indonesia melayang di masa seputar kehamilan,
nifas dan persalinan. Adapun penyebab langsung dari kematian ibu (AKI) adalah,
perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus
5%. (http://www.metrotvnews.com/ diakses tanggal 6 Juli 2015)
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/ MDGs, 2000) pada
tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam
kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu indonesia mempunyai komitmen untuk
menurunkan angka kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran hidup, angka kematian
bayi dari 68 menjadi 23/1000 kelahiran hidup, dan angka kematian balita 97 menjadi
32/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Melihat tingginya kasus letak lintang tersebut merupakan salah satu masalah yang cukup
penting mengingat resikonya pada saat persalinan cukup besar dan dapat mengakibatkan
kematian baik pada bayi maupun kematian ibunya. Sehubungan dengan hal tersebut maka
penulis tertarik untuk mengetahui dan membahas secara spesifik mengenai kehamilan
dengan letak Lintang dengan menggunakan metode pendekatan manajemen asuhan
kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “K” Dengan Gestasi 34 minggu”.

B. Ruang Lingkup Pembahasan


Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam karya tulis ini adalah “Asuhan Kebidanan
Ny ”K” Kehamilan Dengan Letak Lintang Di Puskesmas Kesamiran.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Ny ”K” kehamilan dengan letak Lintang
berdasarkan pendekatan manajemen kebidanan di RSUD Sinjai.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data Ny “K” Gestasi 34 Minggu dengan
Letak Lintang di Puskemas Kesamiran.
b. Dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah aktual Ny “K” Gestasi 34 Minggu dengan
Letak Lintang di Puskesmas Kesamiran.
c. Dapat mengantisipasi diagnosa/masalah potensial Ny “K” Gestasi 34 Minggu
dengan Letak Lintang di Puskesmas Kesamiran.
d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi Ny “K” Gestasi 34 Minggu
dengan Letak Lintang di Puskesmas Kesamiran.
e. Dapat menyusun perencanaan asuhan kebidanan Ny “K” Gestasi 34 Minggu dengan
Letak Lintang di Puskesmas kesamiran.
f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan Ny “K” Gestasi 34 Minggu dengan
Letak Lintang di Puskesmas Kesamiran.
g. Dapat mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan Ny “K” Gestasi 34
Minggu dengan Letak Lintang di Puskesmas Kesamiran.
h. Dapat mendokumentasikan semua temuan asuhan kebidanan yang dilaksanakan Ny
“K” Gestasi 34 Minggu dengan Letak Lintang di Puskesmas Kesamiran.

D. Manfaat Penulis
Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah:
1) Manfaat praktis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan
Madani Sinjai
2) Manfaat Institusi
Sebagai bahan bagi institusi pendidikan dalam penerapan penulisan karya tulis
ilmiah selanjutnya
3) Manfaat Ilmiah
Sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat dan petugas kesehatan
utamanya bidan dalam upaya penerapan angka kematian ibu khususnya yang berkaitan
dengan kehamilan letak lintang dengan sectio caesaria.
4) Manfat Penulis
Sebagai tambahan pengalaman berharga bagi penulis untuk memperluas dan
menambah wawasan dalam asuhan kebidanan.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini secara sistematis
meliputi :
1. Studi kepustakaan
Penulis membaca dan mempelajari buku-buku berbagai literature yang berkaitan
dengan masalah yang diangkat sebagai dasar teori yang dapat digunakan dalam
pembahasan karya tulis ini.
2. Studi kasus
Melaksanakan studi kasus pada Ny “....” dengan mengunakan pendekatan
pemecahan masalah melalui asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian, merumuskan
diagnose / masalah aktual maupun masalah potensial, perencanaan tindakan,
implementasi, evaluasi dan pendokumentasian.
Dalam memperoleh data yang akurat penulis mengunakan teknik :
a. Anamnesa, penulis melakukan Tanya jawab dengan orang tua dan keluarga guna
memperoleh data yang diperlukan untuk memberikan asuhan kebidanan.
b. Studi dokumentasian, studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari status
kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan dan hasil pemeriksaan
diagnostik lainnya sesuai dengan kebutuhan dan indikasi.
c. Diskusi, penulis menggunakan Tanya jawab dengan dokter atau bidan yang
langsung menangani klien serta berdiskusi dengan dosen pembimbing karya tulis ini.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran umum tentang karya tulis ini maka penulis menyusun
dengan sistematis sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUANG LINGKUP PENELITIAN
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
E. METODE PENULISAN
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM TENTANG KEHAMILAN
B. TINJAUAN TENTANG LETAK LINTANG
C. PROSES MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
BAB III : STUDI KASUS
A. IDENTIFIKASI DATA DASAR
B. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
C. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
D. EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
E. RENCANA TINDAKAN
F. IMPLEMENTASI
G. EVALUASI
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bagian ini membahas tentang kesenjangan antara teori dengan fakta yang ada,
dibahas secara sistematis mulai dari langkah I sampai VII
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir.
b. Kehamilan adalah suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita memiliki
organ reproduksi yang sehat, yangtelah mengalami menstruasi, dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar
kemungkinannya akan mengalami kehamilan.
c. Kehamilan adalah kehamilan yang terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan
antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa).
2. Diagnosis Kehamilan
a. Tanda- tanda presumtif ( tidak pasti )
1) Amenore ( tidak dapat haid)
Wanita tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-turut
2) Mual dan muntah (nausea and vomiting)
Umumnya terjadi pada wanita hamil muda umur 6-8 minggu.
3) Ngidam (ingin makan khusus)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginannya yang
demikian disebut ngidam. Keadaan ini biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama.
4) Tidak tahan suatu bau – bauan
5) Pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi kie daerah kepala menyebabkan iskemia susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkopatau pingsan.
6) Tidak ada selera makan (Anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan
timbul lagi.
7) Lelah (fatigue)
8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan
progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
9) Sering buang air kecil (BAK) karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar, gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir
kehamilan gejala ini akan kembali oleh karena kandung kemih tertekan oleh
kepala janin.
10) Konstipasi / Obstipasi oleh karena penurunan perstitaltik usus oleh pengaruh
hormone steroid.
11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta dijumpai pada
muka, aerola payudara, leher dan dinding perut.
12) Varices, sering dijumpai pada kehamilan triwulan terakhir.
b. Tanda mungkin hamil
1) Uterus membesar
2) Pemeriksaan dalam
 Tanda hegar (melunaknya alat reproduksi)
 Tanda chadwiks (vulva dan vagina kebiruan)
 Tanda piskacek (pembesaran uterus)
 Kontraksi brakston his (uterus teraba keras)
 Teraba ballottement (uterus teraba bulat)
3) Pemeriksaan biologis kehamilan positif (HCG+)
c. Tanda pasti kehamilan (tanda positif) yaitu:
1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian- bagian
janin
2) Denyut jantung janin
 Didengar dengan stetoskop- monoral Laennec
 Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
 Dicatat dengan feto- elektro kardiogram
 Dilihat pada ultrasonografi
3) Terlihat tulang – tulang janin dalam foto- rontgen.
3. Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Dalam Kehamilan
a. Uterus
Uterus yang semula beratnya 30 gram akan membesar sehingga menjadi seberat
1000 gram dibawah pangaruh estrogen dan progesteron. Otot rahim mengalami
hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
b. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
hormon estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick).
c. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung corpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta pada umur
kehamilan 16 minggu.Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron yang fungsinya akan diambil alih oleh plasenta.
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk persiapan
laktasi.Perkembangannya dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron dan
somatomammotropin.Estrogen menyebabkan hipertrofi sistem saluran
payudara.Progesteron mempersiapkan dan menambah jumlah sel asinus.Sedangkan
somatomam- motropin berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
laktabumin dan laktoglobulin serta merangsang pengeluaran kolostrum.
e. Sirkulasi darah
1) Volume Darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester
pertama. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dan pucaknya pada
kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat
sebanyak + 30%
2) Protein darah
Protein darah dalam serum berubah. Jumlah protein, albumin dan
gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan akan meningkat secara
bertahap pada akhir kehamilan. Beta globulin dan fibrinogen terus meningkat.
3) Hemoglobin
Hemoglobin cenderung menurun oleh karena kenaikan relatif volume plasma
darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk kebutuhan transport oksigen
(O2) yang sangat diperlukan selama kehamilan. Leukosit meningkat sampai
10.000 /ml
4) Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester II dan
kemudian akan naik lagi seperti pada keadaan pra-hamil. Tekanan vena dalam
batas-batas normal pada ekstermitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir
trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 kali permenit.
5) Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan
menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan (Mochtar R, 1998, hal.38).
f. Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2, disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar pada umur kehamilan 32 minggu ke atas sehingga tidak jarang
menimbulkan rasa sesak.
g. Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat sehingga
menyebabkan hipersalivasi, morning sickness, muntah dan lambung terasa panas.
Hormon progesteron menyebabkan gerakan usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terhadap perasaan enek (mual), akibat kadar
hormon estrogen yang meningkat. Tonus-tonus traktus digestivus menurun, sehingga
motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di
dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus.
Gejala muntah (emesis), biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal
dengan morning sickness (Wiknjosastro H, 2002, hal.97).
h. Sistem perkemihan
Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang
membesar sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya
kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan
bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul keluhan sering kencing
akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan karena pengaruh Melanophore Stimulating
Hormone (MSH) yang meningkat. Hiperpigmetansi bisa terjadi pada striae
gravidarum, areola mammae linea nigra, dan pipi (cloasma gravidarum).
j. Metabolisme dalam kehamilan
Kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, oleh karena itu wanita hamil
perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat.
1) Metabolisme basal naik sebesar 15%-20% dari semula, terutama pada trimester
ketiga.
2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 MEq /l menjadi 145
Meq /l disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan oleh
janin.
3) Kebutuhan protein wanita hamil makin meningkat untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan dan juga untuk persiapan
laktasi.
4) Kebutuhan kalori di dapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
a) Kalsium : 1,5 gr /hr, 30-40 gr untuk pertumbuhan tulang janin.
b) Fosfor rata-rata 2 gr sehari.
c) Zat besi 800 mg atau 30-50 mg sehari.
d) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak.
6) Berat badan ibu hamil akan bertambah dari 6,5-16,5 kg selama hamil (½ kg
/minggu). Pertumbuhan berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut : janin 3-3,5
kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1 kg, rahim 1 kg, lemak 1,5 kg, protein 2 kg dan
rekresi air garam 1,5 kg
4. Perubahan Psikologi Wanita Hamil
Beberapa perubahan psikologi pada wanita hamil yang sering terjadi selama masa
kehamilan :
a. Perubahan Pada Trimester Pertama.
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil ia merasa syok
dan menyangkal walaupun kehamilan tersebut direncanakan. Periode awal
ketidakyakinan adalah hal umum yang terjadi dan sebagaian besar wanita
mengalami kegembiraan tertentu karena mereka berencana membentuk hidup baru.
Setiap wanita membayangkan tentang kehamilan dalam pikiran-pikirannya sendiri,
selain itu pengalaman hidup dan kebudayaan akan mempengaruhi kondisi
psikologinya.
b. Perubahan Pada Trimester Kedua.
Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan.Tubuh wanita telah terbiasa
dengan tingkat hormon yang tinggi. Ibu dapat menerima kehamilannya dan
menggunakan pikiran serta energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan
belum menyebabkan ketidaknyamanan. Pada trimester ini ibu merasakan gerakan
janinnya pertama kali, pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta
kehadiran makhluk baru dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki
dorongan psikologi yang besar.
c. Perubahan Pada Trimester Ketiga.
Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran
bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi,
ketika janin membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Sekitar dua minggu
sebelum melahirkan sebagian wanita hamil mulai mengalami perasaan senang.
Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung pada persiapan dan
persepsinya. Terhadap kejadian ini, diharapkan suami dapat memberi rasa aman dan
mendukung istri dalam melakukan berbagai kegiatan. Dengan cara ini akan muncul
rasa percaya diri sehingga sang istri akan memiliki mental yang kuat untuk
menghadapi persalinannya. Selain suami, dukungan keluarga juga sangat berarti.

B. Tinjauan Tentang Letak Lintang


1. Definisi letak Lintang
Letak Lintang ialah jika letak anak di dalam rahim sedemikian rupa hingga paksi
tubuh anak melintang terhadap paksi rahim. Sesungguhnya letak lintang sejati (paksi
tubuh anak tegak lurus pada paksi rahim dan menjadikan sudut 90 o) jarang sekali
terjadi. (Eni Nur Rahmawati, 2011, Hal. 182)
Pada letak Lintang, bahu biasanya berada diatas pintu atas panggul sedangkan
kepala terletak pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain. Pada
keadaan ini, janin biasa berada pada presentase bahu/ akromion. (Icesmi Sukarni, 2013)
Karena biasanya yang paling rendah adalah bahu, maka dalam hal ini disebut
juga shoulder presentation.
a. Menurut Letak Lintang kepala terbagi atas
o Lli I : kepala di kiri
o Lli II : Kepala di kanan
b. Menurut posisi punggung terbagi atas :
 Dorso anterior (di depan)
 Dorso posterior (di belakang)
 Dorso superior (di atas)
 Dorso Inferior (di bawah). (Amru sofian, 2013, hal. 251)
2. Etiologi letak Lintang
Penyebab letak Lintang adalah :
a. Dinding abdomen teregang secara berlebihan disebabkan oleh kehamilan
multiparitas. Pada ibu hamil dengan paritas 4 atau lebih terjadi insiden hampir
sepuluh kali lipat dibanding ibu hamil nullipara. Relaksasi dinding abdomen pada
perut yang menggantung akibat multipara dapat menyebabkan uterus beralih
kedepan.
b. Janin prematur. Pada janin prematur letak janin belum menetap, perputaran janin
sehingga menyebabkan letak memanjang.
c. Plasenta previa atau tumor pada jalan lahir. Dengan adanya plasenta atau tumor di
jalan lahir, maka sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir.
d. Abnormalitas uterus. Bentuk dari uterus yang tidak normal menyebabkan janin tidak
dapat engagement sehingga sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir.
e. Panggul sempit. Bentuk panggul yang sempit mengakibatkan bagian presentasi tidak
dapat masuk ke dalam panggul (engagement) sehingga dapat mengakibatkan sumbu
panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir. (Sumarah, 2008, Hal. 142)
3. Diagnosis letak Lintang
a. Pemeriksaan abdominal
Terlihat abdomen tidak simetris
Sumbu memanjang janin melintang terhadap perut ibu
Fundus uteri lebih rendah dari yang diharapkan sesuai dengan umur kehamilan.
Dikatakan uterus jongkok. Batas atasnya dekat pusat dan lebih lebar dari biasa.
Di kutub atas dan bawah uterus tidak teraba kepala maupun bokong
Kepala dapat di raba di salah satu sisi ibu
Bokong teraba di sisi lain.
b. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling jelas dibawah pusat dan mempunyai arti
diagnostik dalam penentuan letak.
c. Pemeriksaan vagina
Yang paling penting adalah hasil negatif, tidak teraba kepala maupun bokong.
Bagian terendah janin tinggi diatas PAP. Kadang-kadang dapat di raba bahu, tangan,
iga, atau punggung anak. Oleh karena bagian terendah tidak dengan baik menutup
panggul, mungkin ketuban menonjol ke dalam vagina.
d. Pemeriksaan sinar – X
Pemeriksaan sinar – X berguna untuk memastikan diagnosis dan untuk
mengetahui adanya kelainan janin atau panggul ibu. (Harry oxorn, 2010, Hal. 234)
4. Mekanisme persalinan
Pelahiran spontan dari neonatus yang sepenuhnya telah berkembang tidak mungkin
terjadi dengan posisi melintang yang persisten. Setelah membran ruptur, jika persalinan
berlanjut, bahu janin di dorong ke dalam panggul, dan lengan yang berhubungan sering
kali menonjol. Setelah beberapa penurunan, bahu tertahan oleh tepi pintu atas panggul,
dengan kepala pada salah satu fossa iliaca dan bokong pada fossa lainnya. Seiring
berlanjutnya persalinan, bahu tertahan dengan kuat di bagian atas panggul. Kemudian
uterus berkontraksi dengan kuat pada usaha yang tidak berhasil untuk mengatasi
halangan. (Gary cunningham, 2013, Hal. 498)
Jika janin kecil biasanya kurang dari 800 gram dan panggul luas, pelahiran spontan
mungkin terjadi walaupun dengan posisi yang abnormal. Janin tertekan oleh kepala
yang mendorong abdomennya. Bagian dinding toraks di bawah bahu akan menjadi
bagian yang paling menggantung, terlihat pada vulva. Kepala dan toraks kemudian
melewati rongga panggul pada waktu yang sama. Janin, yang seperti terlipat dan karena
itu terkadang disebut conduplicato corpore, keluar. (Gary cunningham, 2013, Hal. 498)
5. Komplikasi letak Lintang
Oleh karena bagian terendah tidak menutup PAP, ketuban cenderung pecah dini dan
dapat disertai menumbungnya tangan janin atau tali pusat, kematian janin, dan rupture
uteri. (Icesmi sukarni, 2013)
6. Prognosis
Prognosis tergantung pada penanganannya. Bila diagnosis dibuat awal dan dilakukan
penanganan yang memadai maka hasilnya akan baik. Letak Lintang yang kasep
mengakibatkan kematian semua bayi dan banyak diantaranya ibunya yang juga
meninggal. (Harry Oxorn, 2010 Hal. 236 )
Letak Lintang merupakan letak yang tidak mungkin lahir spontan dan berbahaya
untuk ibu maupun anak. Biarpun bisa lahir spontan anaknya akan lahir mati. Dalam
keadaan tertentu, bila umur kehamilan <30 minggu dan atau berat anak <1400 gram
boleh di coba persalinan per vaginam. (Sulaiman Sastrawinata, 2005, Hal. 150)
Resiko kematian maternal dan Neonatal meningkat pada presentasi bahu.
Kebanyakan kematian maternal disebabkan oleh ruptur uteri spontan atau ruptur uteri
termasuk akibat versi dan ekstraksi. (Sumarah, 2008, Hal. 144)
Penyebab kematian bayi ialah prolapsus funikuli dan asfiksia karena kontraksi rahim
terlalu kuat. Juga tekukan leher yang terlalu kuat dapat menyebabkan kematian.
Prognosis bayi sangat bergantung pada saat pecahnya ketuban. Selama ketuban masih
utuh, bahaya bagi anak dan ibu relatif kecil. Oleh karena itu, kita harus berusaha
supaya ketuban selama mungkin utuh, misalnya :
 Melarang pasien mengejan
 Pasien dengan anak yang melintang tidak dibenarkan berjalan- jalan
 Tidak diberi obat augmentasi his
 Pemeriksaan dalam dilakukan harus hati-hati jangan sampai memecahkan ketuban
bahkan di luar rumah sakit sedapat-dapatnya jangan di lakukan pemeriksaan dalam.
(Sulaiman Sastrawinata, 2008, Hal. 151)
7. Penatalaksanaan Letak Lintang
Jika letak janin tetap lintang saat ibu memasuki persalinan, pelahiran pervagina
mustahil di lakukan. Ini merupakan situasi ketika ibu harus benar – benar diingatkan
bahwa tindakan sectio caesarea harus dilakukan, sebab jika tidak, baik ibu maupun
janin beresiko tinggi mengalami morbiditas dan mortalitas. Satu- satunya pengecualian
untuk kasus ini adalah untuk janin yang berukuran kecil atau prematur, yang
memungkinkan janin di lahirkan pervaginam tanpa memperhatikan letak maupun
presentasi janin. (Debbie Holmes, 2011, Hal. 115)
Persalinan aktif pada perempuan dengan janin posisi melintang biasanya merupakan
indikasi untuk pelahiran caesar. Sebelum persalinan atau pada awal persalinan, dengan
membran yang intak, usaha versi eksternal bermanfaat jika tidak ada komplikasi lain.
Jika kepala janin dapat dimanuver melalui manipulasi abdomen ke dalam pelvis, kepala
harus tetap harus berada di sana selama beberapa kontraksi selanjutnya dalam usaha
untuk memperbaiki kepala dalam panggul. (Gary cuningham, 2013, Hal. 498)
Dengan pelahiran caesar, karena baik kaki maupun kepala janin tidak berada pada
segmen bawah uterus, insisi melintang rendah ke dalam janin tidak berada pada segmen
bawah uterus, insisi melintang rendah ke dalam uterus dapat menyebabkan ekstraksi
janin yang sulit. Hal ini sangat benar pada presentasi dorsoanterior. Dengan demikian,
biasanya insisi vertikal di indikasikan. (Gary Cunningham, 2013, Hal. 498).
Seksio Caesaria dilakukan pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
 Bila ada keadaan yang tidak memungkinkan persalinan pervaginam dengan
selamat
 Pada semua primigravida
 Pada multipara dengan riwayat obstetri jelek seperti persalinan yang sukar,
trauma pada bayi, atau lahir mati
 Pada multipara dengan cervix yang tebal dan masih tertutup
 Pada pasien dengan riwayat sterilisasi. (Harry Oxorn, 2010, Hal. 237)

C. Proses Manajemen Kebidanan


1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Menurut Helen verney, Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengoorganisasikan pikiran dan
tindakan dengan urutan logis dan menguntungkan, menguraikan perilaku yang
diharapkan dari pemberi asuhan yang berdasarkan teori ilmiah, penemuan,
keterampilan dalam rangkaian / tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada klien.
2. Proses Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan menurut varney, adalah :
a. Tahap Pengumpulan Data
Semua informasi yang akurat dan lengkap dikumpulkan dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat dilakukan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan , pemeriksaan tanda vital,
pemeriksaan khusus , dan pemeriksaan penunjang.
b. Interprestasi Data
Bidan melakukan identifikasi diagnose atau masalah berdasarkan interprestasi
yang akurat terhadap data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterprestasi sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah
yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
c. Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan
diagnosis / masalah yang sudah diidentifikasi.ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap
mencegah diagnosis/masalah potensial bila terjadi. Dalam langkah ini penting sekali
melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini, bidan dituntut mampu mengantisipasi masalah potensial
tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi.
Oleh karena itu, langkah ini mrupakan langkah yang bersifat antisipatif
rasional/logis. Bidan harus mengkaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial
yang diidentifikasi sudah tepat.
d. Menetapkan Konsultasi Dan Kolaborasi
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter segera melakukan konsultasi
atau melakukan penanganan bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
penatalaksanaan kebidanan. Jadi penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan
primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi selama hamil bersama bidan
secara terus menerus, pada waktu wanita tersebut dalam masa persalinan.
e. Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh
Ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penataksanaan terhadap masalah
atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi
data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikaasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi / perkiraan yang mungkin terhadap wanita
tersebut, apakah dibutuhkan penyuluhan / konseling, dan apakah perlu merujuk klien
bila ada masalh yang berkaitan dengan social- ekonomi –kultural atau masalah
psikologis.
f. Pelaksanaan Langsung Asuhan Dengan Efisien Dan Aman
Ini Merencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah 5
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lain. Walaupun bidan
tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaanya (Mis.,memastikan langkah pelaksanaan tepat).
Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menagani klien
yang mengalami komplikasi , bidan tetap bertanggungjawab dalam penatalaksanaan
asuhan klien sesuai rencana asuhan bersama yang menyeluruh. Penataksanaan yang
efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan
klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
g. Evaluasi
Dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, meliputi apakah
penemuan kebutuhan telah terpenuhi sesuai diagnosis dan masalah. Rencana
dianggap efektif jika memang benar efektif pelaksanaannya.
Ada kemungkinan sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum
efektif. Proses penataksanaan asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan sehingga perlu mengulang kembali setiap asuhan yang tidak
efektif serta melakukan penyesuaian rencana.
Proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas
proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis,
karena proses penataksanaan tersebut berlangsung dalam situasi klinis dan langkah
terakhir bergantung pada klien dan situasi klinis, tidak mungkin proses
penataksanaan ini dievaluasi dalam bentuk tulisan saja. ( konsep kebidanan: sejarah
dan professionalism, penerbit buku kedokteran (EGC) tahun 2008 ).
3. Pendokumentasian asuhan kebidanan.
Metode ini dipakai untuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis
pasien sebagai catatan kemajuan.
a. Data subjektif ( DS )
Adalah apa yang dikatakan oleh klien
b. Data objektif ( Do)
Adalah apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan
pemeriksaan atau hasil laboratorium.
c. Analisa ( A )
Adalah kesimpulan apa yang dibuat dari data-data subjektif/objektif.
d. Planning/perencanaan ( P )
Adalah apa yang dilakukan berdasarkan hasil pengevaluasian tersebut.( konsep
kebidanan manajemen dan standar pelayanan oleh : hj.salmiati, SST, juraida roito
H.,SKM, Fathunikmah,.S.pd dan yanti ,SST )
BAB III
STUDI KASUS

Pada bab ini akan diuraikan tentang penerapan Asuhan Kebidanan Ny “K” dengan
kehamilan letak lintang di Puskesmas Kesamiran Tarub - Tegal, pada tanggal 06 Agustus
2018 yang diawali dengan identifikasi dan analisa data dasar yang berakhir dengan evaluasi
dilanjutkan dengan pendokumentasian.
No. Register : -
Tanggal MRS : 06 Agustus 2018 Pukul : 10.15 wib
Tanggal Pengkajian : 06 Agustus 2018 Pukul : 10.20 wib

A. IDENTIFIKASI DATA DASAR


1. Identifikasi Ibu/Suami
Nama : Ny “K”/Tn “H”
Umur : 28 tahun / 32 tahun
Nikah / lamanya : 1 kali/± 6 tahun
Suku :Jawa/Jawa
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SMP/SD
Pekerjaan : IRT/Petani
Alamat : Kesamiran
2. Riwayat kehamilan sekarang
a. Hamil yang pertama dan tidak pernah keguguran
b. HPHT tanggal 10 Desember 2017 dan HPL 17 September 2018
c. Umur kehamilannya 34 minggu)
d. Pergerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan ± 5 bulan
e. Pergerakan janin di rasakan pada sebelah kiri
f. Merasakan nyeri bila janinnya bergerak
g. Adanya tekana diafragma bila duduk
h. Tidak merasakan nyeri perut hebat selama hamil
i. Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dari dokter atau bidan
j. Merasakan kecemasan dan khawatir dengan keadaan kesehatan dirinya dan janinnya
3. Riwayat kesehatan
a. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, paru-paru, asma
dan stroke dalam keluarga
b. Tidak ada riwayat penyakit PMS
c. Tidak ada riwayat alergi
d. Tidak ada riwayat tumor atau yang berhubungan dengan kandungan
4. Riwayat reproduksi
a. Menarche : 14 Tahun
b. Siklus haid : 28-30 hari
c. Lamanya Haid : 5-7 Hari
5. Riwayat psikososial, spiritual, budaya dan ekonomi
a. Status perkawinan sah dengan suami sekarang dan sudah berlangsung selama ± 6
Tahun
b. Menikah pada usia 22 Tahun
c. Suami sebagai pengambil keputusan
d. Ibu igin persalinannya ditolong oleh bidan atau dokter di RS secara normal
e. Keluarga menerima kehamilan dan siap membantu dalam proses persalinannya
f. Ibu dan suami senantiasa selalu berdoa kepada Allah SWT untuk keselamatan dan
kelancaran
6. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Composmentis
b. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
N : 80 kali/menit
S : 36,5°C
P : 24 kali/menit
c. Berat badan
 Berat badan sebelum hamil : 48 kg
 Berat badan sekarang : 65 kg
d. Tinggi badan : 157 cm
e. Inspeksi, Palpasi, perkusi dan auskultasi
1) Kepala
Inspeksi : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok
Palpasi : Tidak ada massa dan benjolan
2) Wajah
Inspeksi : Tidak pucat dan tidak oedema
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Mata
Inspeksi : Konjungtiva merah muda, skelera tidak ikterus
4) Hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan polip
5) Mulut
Inspeksi : Bibir lembab, lidah bersih, tidak ada gigi yang tanggal dan
tidak ada cories pada gigi
6) Telinga
Inspeksi : Tidak ada serumen
7) Leher
Inspeksi/palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, vena jugularis
dan kelenjar tiroid
8) Payudara
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi , Areola mammae, putting
susu menonjol
Palpasi : Tidak ada massa dan nyeri tekan
9) Abdomen
Inspeksi : Otot perut tampak tegang striae livide dan tidak ada bekas operasi
10) Vulva dan Perineum
Inspeksi : Tidak ada oedema dan varises
11) Ekstremitas bawah
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises
Palpasi : Tidak ada Oedema
Perkusi : Refleks Patella kiri dan kanan positif
7. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 15-07-2015
 Darah : Hb :11 gram%
 Urine : Albumin (-), reduksi (-)
B. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Diagnosa : GI P0 A0
1. GI P0 A0
a. Subyektif
G1 P0 A0
b. Objektif
Tampak striae livide dan tonus otot perut agak tegang
Analisis dan interpretasi :
Pada primigravida tonus otot perut tampak tegang karena belum pernah
mengalami peregangan sebelumnya, tampak striae livida karena adanya
hyperpigmentasi kulit akibat adanya hormon MSH (Melanophare Stimulating
Hormon) (Wiknjosastro. H, 2012).
2. Kehamilan 34-36 minggu
a. Subjektif
HPHT tanggal 10 Desember 2017
b. Objektif
HPL tanggal 17 September 2018
TFU 28 cm
3. Lintang I
Dasar
DS : Ibu merasakan nyeri perut di seblah kiri
DO :
a. Leopld II : Bulat, keras, melenting
b. Leopold III dan IV : kosong
c. Auskultasi Djj terdengar jelas
Analisa dan Interpretasi data
Pada pemeriksaan abdomen, sumbu panjang janin teraba melintang, sehingga pelvis
teraba kosong. ( pelayanankesehatan maternal dan neonatal , Hal . 197
4. Tunggal
a. Subjektif
Ibu merasakan janinnya bergerak terutama di daerah perut sebelah kiri.
b. Objektif
DJJ 145 kali/menit terdengar kuat sebelah kanan
Analisis dan interpresidata
Terdengarnya DJJ 145 kali/menit dengan jelas dan ibu dapat merasakan
pergerakan janin menandakan bahwa janin hidup, DJJ normal 120-160
denyutan/menit (Winkjosastro. H, 2012).
5. Keadaan Janin Baik
a. Subjektif :
b. Objektif : DJJ 145 kali/menit teratur dan kuat
Analisis dan interprestasi :
Ibu merasakan gerakan janinnya ditandai dengan detak jantung janin teratur
dengan frekuensi DJJ antara 120 kali/menit-160 kali/menit menandakan keadaan
janin baik ( Manuaba IBG, 2008).
6. Keadaan Ibu Baik
a. Subjektif :
Ibu merasakan tidak ada keluhan selama kehamilannya
b. Objektif :
Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Suhu badan : 36,5°C
 Pernapasan : 24 kali/menit

C. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Potensial Terjadi Persalinan Seksio Caeserea
 Data Subjektif : G1P1A0
 Data Objektif :
1. Tampak perut membentuk kesamping dan fundus uteri lebih rendah
2. Leopold II teraba kepala disebelah kiri perut ibu
3. Leopold III teraba fundus uteri dan bagian bawah kosong
Analisis dan interprestasi :
Letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala dengan melakukan versi luar dan
pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya dilakukan seksio
caeserea, dimana bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik.
D. TINDAKAN SEGERA/ KOLABORASI DENGAN DOKTER
Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan USG

E. RENCANA TINDAKAN ASUHAN


Tujuan : Kehamilan dapat berlangsung sampai persalinan tanpa komplikasi
Keadaan ibu dan janin baik ditandai dengan :
a. Keadaan ibu :
1) Tanda-tanda vital :
 Sistol 120 — 140 mmHg
 Diastol 75 — 90 mmHg
2) Nadi : 76—88 kali/menit
3) Suhu : 36,5 °C
4) Pernapasan : 18—20 kali/menit
b. Keadaan janin :
1) DJJ : 120 — 160 kali/menit
2) Pergerakan janin : 1 kali/jam
Kecemasan teratasi ditandai dengan:
a. Ekspresi wajah ibu tampak tenang
b. Ibu tidak bertanya-tanya lagi tentang keadaannya
 Rencana Tindakan
1. Sampaikan dan jelaskan hasil pemeriksaan tentang keadaan ibu dan janin ;
Dengan penyampaian dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan mengenai
keadaan yang dialami maka ibu akan mengerti dan kecemasannya dapat teratasi
sehingga ibu dapat bersikap kooperatif terhadap tindakan atau anjuran petugas
kesehatan.
2. Pantau keadaan janin ;
Dengan memantau keadaan janin, ibu dapat mengetahui bahwa adanya janinnya
baik yaitu DJJ dalam batas normal 120 -160 kali/menit.
3. Beri tau pada ibu, tentang
a) Istirahat yang cukup ;
Istirahat yang cukup dapat mengurangi beban kerja jantung, melancarkan
aliran darah keseluruh organ tubuh dan meningkatkan oksenigasi ke uterus
sehingga tidak terjadi hipoksia pada janin
b) Gizi ;
Kebutuhan gizi pada ibu hamil Iebih dari biasanya karena digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta persiapan masa laktasi.
c) Sepuluh tanda bahaya kehamilan ;
Dengan memberi tahukan ibu tentang tanda bahaya kehamilan, ibu akan
mengerti dan melaksanakan anjuran bidan sehingga jika mereka mengalami salah
satu dari tanda bahaya kehamilan itu dapat segera meminta pertolongan pada
tenaga kesehatan.
d) Ajarkan ibu cara menghitung gerakan janin ;
Dengan mengajarkan ibu menghitung pergerakan janin, maka ibu dapat
memantau sendiri kesejahteraan janin secara objektif. Serta meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilannya.
4. Lakukan posisi menungging setiap pagi selama 5-10 menit agar posisi janin dapat
berubah.
5. Beri support mental dan spiritual pada ibu ;
Agar ibu Iebih optimis menghadapi masalah kehamilannya dan Iebih berserah
diri kepada Tuhan.
6. Anjurkan ibu kembali untuk memeriksakan kehamilannya pada tanggal 20 Agustus
2018 untuk mengontrol keadaan ibu dan janinnya ;
Untuk mengetahui hasil perkembangan kepada ibu atas tindakan yang telah
diberikan atau dilaksanakan.

F. IMPLEMENTASI
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu mengalami kehamilan letak
lintang dan janin dalam keadaan baik.
2. Memantau keadaan janin, keadaan janin balk dengan DJJ 145 kali/menit.
3. Memberikan penkes kepada ibu, tentang ;
a. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein, kalsium dan vitamin,
seperti telur, ikan, tempe, tahu, sayuran berwarna hijau dan buah buah.
b. Mengajarkan ibu cara menghitung gerakan janin untuk memantau kesejahteraan
janin yaitu:
1) Dilakukan `pada waktu yang sama setiap hari, ditentukan oleh ibu sendiri
berdasarkan kapan waktu janinnya bergerak.
2) Ibu menghitung seberapa banyak janinnya bergerak.
3) Ibu harus segera memberitahu bidan/dokter jika gerakan janin kurang dan 10 kali
perhari.
4. Mengajarkan ibu untuk melakukan posisi menungging setiap pagi selama 5-10
5. Memberikan support mental dan spiritual
6. Menganjurkan ibu kembali memeriksakan kehamilannya pada tanggal 20 Agustus 2018
untuk mengontrol TTV, DJJ, Posisi janin.

G. EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN


1. Kehamilan masih berlangsung :
a. Keadaan ibu
 Tekanan darah : 120 / 70 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Suhu : 36°C
 Pernapasan : 24 kali/menit
b. Keadaan janin
 DJJ : 145 kali/menit
 Gerakan janin : I kali/jam
 Letak : Lintang
2. Kecemasan teratasi ditandai dengan :
a. Ibu mengerti apa yang telah bidan jelaskan
b. Ibu mengerti hal-hal yang dianjurkan
3. Ibu bersedia untuk makan makanan bergizi dan ibu sudah tau caa menghitung gerakan
janin
4. Ibu sudah diajarkan cara menungging yang benar untuk merubah posisi janin
5. Ibu telah diberikan support mental dan spiritual
6. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai kesenjangan yang terjadi antara tinjauan
pustaka dengan tinjauan kasus dalam pelaksanan proses manajemen kebidanan pada Ny “K”
dengan kehamilan letak lintang di Puskesmas Kesamiran, tanggal 06 Agustus 2018. Untuk
memudahkan pembahasan maka penulis akan menguraikan sebagai berikut :
A. Identifikasi Data Dasar
Pada tahap identifikasi data dasar, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti
karena pada saat mengumpulkan data, klien memberikan informasi secara jelas dan
terbuka sehingga memudahkan penulis untuk memperoleh data-data yang sesuai dengan
permasalahan yang diangkat. Data yang diambil oleh penulis terfokus pada masalah yang
dialami Ny “K”. Adapun tanda dan gejala kehamilan letak lintang dalam tinjauan pustaka
yaitu adanya nyeri perut dan nyeri tekan, gerak janinnya berkurang. Sedangkan pada studi
kasus Ny “K” di dapatkan pemeriksaan Leopold yang mendukung terjadinya letak lintang.
Dari hasil data yang diperoleh tidak ditemukan adanya kesamaan antara tinjauan
pustaka dan studi kasus.

B. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual


Dalam penjelasan Tinjauan pustaka dan Tinjauan Asuhan kebidanan tidak ada
kesenjangan pada diagnosa masalah aktual yang dapat diidentifikasi pada Ny “K” dengan
letak lintang yaitu: GI P0 A0 , kehamilan 34 minggu, lintang 1, presentase bahu,
Tunggal, hidup,memanjang, keadaan janin baik, keadaan ibu khawatir posisi anaknya.

C. Antisipasi Kemungkinan Masalah Potensial


Pada manajemen kebidanan, mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan
terjadi atau yang dialami oleh klien berdasarkan pengumpulan data dan observasi, apabila
terdapat kondisi yang tidak normal dan tidak mendapatkan penanganan segera dapat
membawa dampak yang berbahaya sehingga mengancam kehidupan Ny “K”, dari tinjauan
pustaka kasus letak lintang yang ditangani segera akan berlanjut dengan terjadinya seksio
caeserea.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, tidak ada perbedaan masalah
potensial antara Tinjauan Pustaka dengan yang ditemukan pada studi kasus, dimana letak
lintang yang ditangani segera berlanjut dengan terjadinya seksio caeserea.
D. Melaksanakan Tindakan Segera dan Kolaborasi
Pada Tinjauan Manajemen Kebidanan, tindakan yang harus segera dilakukan oleh
bidan sesuai wewenangnya untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya gawat janin.
Bidan dapat berkonsultasi ataupun kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ahli
,sesuai dengan keadaan Ny “K”. Pada tinjauan pustaka tindakan segera pada letak lintang
adalah dengan mengkonsultasikan kepada dokter yang lebih ahli untuk dilakukan USG
dalam pemantauan keadaan janin.
Dengan penjelasan pada Tinjauan Pustaka dan Studi kasus pada Ny “K” menunjukkan
adanya persamaan antara tinjauan pustaka dan studi kasus.

E. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan


Dalam konsep manajemen kebidanan, menurut Varney Helen bahwa rencana tindakan
harus disetujui klien, oleh sebab itu sebelumnya harus didiskusikan dengan klien. Semua
tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang relevan yang diakui kebenarannya
serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa.
Dalam Tinjauan Pustaka dan Asuhan Kebidanan Ny “K” berdasarkan dengan intervensi
yang dilakukan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara apa yang ada dalam teori
dengan yang di lahan praktek .

F. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan


Dalam tahapan asuhan kebidanan pada Ny “K” dalam pelaksanaan tindakannya
didasarkan atas perencanaan yang telah ditetapkan. Penulis tidak menemukan
permasalahan yang berarti, hal itu karna tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah disusun disamping adanya kerja sama yang baik dengan petugas
kesehatan yang lain ini menunjukkan adanya kesamaan antara teori dan studi kasus. Ny
“K”.

G. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan


Pada tinjauan manajemen asuhan kebidanan proses evaluasi kebidanan. Evaluasi ini
dilakukan pada setiap langkah asuhan kebidanan. Pada tahap evaluasi , bidan harus
mengetahui sejauh mana keberhasilan kebidanan yang diberiakan pada Ny “K”, pada
tinjauan pustaka evaluasi yang perlu dilakukan adalah memantau keadaan serta memantau
kesejahteraan janin dan pemeriksaan kehamilan yang teratur, sedangkan yang didapatkan
di lahan praktek pada studi kasus dibanding dengan tinjauan pustaka secara garis besar
tampak ada persamaan sehingga penulis dapat dengan mudah mengatasi masalah yang
mungkin akan timbul.
BAB V
PENUTUP

Pada bab terdahulu sudah dipaparkan pembahasan hasil studi kasus tentang Asuhan
kebidanan pada Ny. “K” selama perawatan klinik. Berdasarkan sejumlah kesesuaian atau
keselarasan yang ditemukan antara teori dengan praktek, maka penulis menarik kesimpulan
dan saran sebagaimana berikut :
A. Kesimpulan
1. Dari data yang diperoleh dari hasil anamneses pada Ny. “K” dilihat dari perut ibu yang
membuncit kesamping
2. Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang didapatkan maka penulis
menegakkan diagnose / masalah aktual pada Ny. ”K” yaitu GI P0 A0 , kehamilan 34
minggu, lintang 1, presentase bahu, Tunggal, hidup, memanjang, keadaan janin baik,
keadaan ibu khawatir posisi anaknya
3. Data potensial antisipasi terjadinya seksio caeserea
4. Kolaborasi dengan dokter untuk mengetahui tindakan selanjutnya.
5. Rencana Tindakan pada Ny. ”K” yaitu : memantau keadaan janin, memberi penkes
kepada ibu tentang : istirahat yang cukup, gizi, 10 tanda bahaya, cara menghitung
gerakan janin, cara menungging,memberi support mental dan spiritual.
6. Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan masih
berlangsung.
7. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dan proses asuhan
kebidanan, karena hal ini merupakan bukti pertanggungjawaban bidan terhadap asuhan
kebidanan yang telah diberikan kepada klien.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran :
1. Bagi ibu hamil agar memeriksakan dirinya secara dini dan teratur untuk mendeteksi
adanya gangguan dalam kehamilan baik pada ibu maupun bayi sehingga petugas
kesehatan dapat melakukan tindakan yang cepat.
2. Seorang bidan perlu untuk meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan terutama dalam
mendeteksi adanya kelainan dan perlu peningkatan sumber daya manusia melalui
program pendidikan, pelatihan seminar agar menjadi tenaga bidan yang berkualitas
sesuai dengan kemajuan iptek.
3. Dalam hal pendidikan kesehatan perlu ditingkatkan kepada klien maupun keluarganya
agar mengerti dan mau bekerja sama untuk mengatasi masalah, serta partisipasi aktif
keluarga tersebut sangat diperlukan dalam menunjang proses penanganan masalah letak
lintang.
4. Dalam penanganan letak lintang perlu kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga
agar dapat dicegah terjadinya komplikasi.
5. Bidan sebagai tenaga medis harus peka terhadap pertolongan persalinan dan memantau
kehamilan. Pemerintah sebagai penentu kebijakan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat diharapkan dapat menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang merata
yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dipelosok misalnya penyediaan
bidan desa.
6. Tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat mengambil keputusan klinik
secara tepat untuk menghindari keterlambatan dalam merujuk yang dapat mencegah
kematian ibu dan bayi dengan menggunakan pendokumentasian Manajemen Asuhan
Kebidanan setiap melakukan pemeriksakan ibu hamil sebagai bukti pertanggung
jawaban bidan atas pelayanan yang diberikan kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA

Achadiat. 2009. Patologi. Jakarta : YBT-SP

Fauziyah. 2012. Ilmu Kebidanan Patologi. Jakarta : ECG

Feryanto dkk. 2012. Ilmu Kebidanan Patologi. Jakarta : ECG

Jasmanih. 2008. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Mitra Cindekia Press

Maimunah. 2008. Buku Patologi. Yogyakarta : Mitra Cindekia Press

Naylor dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi. Yogyakarta : ECG

Nugroho dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi. Jakarta : ECG

Prawihardjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBT-SP

Utomo dkk. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBT-SP

Velen Herney dkk. 2007. Buku Saku Bidan. Jakarta : ECG

http://nirmawati93.blogspot.com/2016/11/askeb-letak-lintang.html

Anda mungkin juga menyukai