BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berasal dari tempat implementasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan
satu penyebab kematian ibu disamping perdarahan karena hamil ektopik dan
Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam
plasenta atau selaput ketuban atau bekuan darah dalam cavum uterus
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Dan menjadi salah satu target yang telah
1
2
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai 3/4 resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil
cukup baik, yaitu 87% pada 1997, namun mutunya masih perlu ditingkatkan
terus. Persalinan yang aman sebagai pilar yang ketiga yang dikatagorikan
mencapai 60%. Untuk mencapai AKI sekitar 200 per 100.000 kelahiran hidup
kuratif, dan rehabilitatif. Bidan sebagai pelaksana “aspek sosial obstetri dan
3
setelah bayi lahir sedangkan sisa plasenta adalah perdarahan sisa plasenta
2010; h. 181)
penyebabnya antara lain karena atonia uteri (50-60%), sisa plasenta (23–
24%), retensio plasenta (16-17%), laserasi jalan lahir (4–5%), kelainan darah
Kejadian kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas, yaitu sebesar
Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran.
Rata-rata kematian ini jauh melonjak naik dibanding hasil SDKI 2007 yang
mencapai 228 per 100 ribu kelahiran. Penyebab kematian ibu di Indonesia
trauma obstetri (5%) dan lain-lain (11%). Diperkirakan 60% kematian ibu
terjadi setelah kehamilan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
4
Pada tahun 2013 angka kematian ibu melahirkan di Jawa Tengah masih
tinggi 668 dari 100.000 per kelahiran (118,62%). Angka ini menurun
dibanding tahun 2012 sebesar 675 dari 100.000 per kelahiran (116,34%).
37%, Eklampsi 25%, Decomp 12%, gagal ginjal 13% (Dinkes Kab Brebes,
2013).
Menurut data dari RS Bhakti Asih Brebes tahun 2014, insiden retensio
(82,75%) dari semua kejadian patologis pada masa nifas yang berjumlah 87
kasus yang sebagian besar adalah pasien rujukan dari puskesmas daerah
sekitar Brebes. Untuk urutan yang kedua ditempati oleh atonia uteri yaitu
sisa plasenta pada tahun 2011 sebanyak 12 kasus (22,64%) dari 53 kasus
(2,41%) dari seluruh kejadian patologi kehamilan, persalinan, dan nifas yang
dengan jumlah 172 kejadian (7,28%), dan urutan yang ketiga yaitu pre
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
perkembangan SOAP.
6
2. Tujuan Khusus
sisa plasenta.
plasenta.
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup Sasaran
Sasaran dalam studi kasus ini pada Ny. Y dengan perdarahan post
2. Tempat
3. Waktu
E. Manfaat
1. Bagi Penulis
lapangan.
8
2. Bagi Klien
plasenta.
plasenta.
1. Wawancara
bisa juga dengan cara melakukan anamnesa pada keluarga pasien yang
2. Observasi
batuk, bunyi nafas), penciuman (bau nafas, bau luka), perabaan (suhu,
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
stetoskop
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Studi Dokumentasi
data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen tersebut dapat berupa
gambar, tabel, atau daftar periksa dan film dokumenter (Hidayat, 2011;
h. 100).
6. Studi Pustaka
7. Data Penunjang
kematian ibu.
11
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN