Disusun oleh:
RPL Bidan B/ II
Eliani (P20624423054)
Hilda Nurul Fauziah (P20624423060)
Mela Nur Azizah (P20624423064)
Rindiani Mayadis (P20624423073)
Sri Wanda Putri (P20624423082)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan masalah ....................................................................1
C. Tujuan Masalah .......................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Peran Bidan Sebagai Advokator………………………..…2
B. Tujuan Advokasi……………………..…………………………..…2
C. Target Advokasi…………………………………………………….2
D. Persyaratan Advokasi……………………………………………….3
E. Langkah- langkah Advokasi………………………………………..3
F. Peran Bidan Sebagai Advokator……………………………………5
G. Tugas Bidan Sebagai Advokator…………………………………...5
H. Kegiatan- Kegiatan Advokasi……………………………………...6
I. Strategi Pendekatan Utama Advokasi……………………………...7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................9
B. Saran......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan bidan yang tampak nyata adalah sebagai role model masyarakat,
sebagai anggota masyarakat, advocatoar dan educator, tentunya kompetensi
seperti ini yang akan dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan dan
pelatihan bagi para bidan. Peranan yang harus di lihat sebagai “main idea” untuk
membentuk sebuah peradaban dan tatanan sebuah pelayanan kesehatan.
Bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya ibu
hamil, melahirkan dan senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak
kontak pertama saat pemeriksaan kehamilan memberikan penyuluhan tentang
manfaat pemberian ASI secara berkesinambungan sehingga ibu hamil
memahami dan siap menyusui anaknya.
Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak bisa
dipisahkan. Bidan adalah ujung tombak pembangunan keluarga sejahtera dari
sudut kesehatan dan pemberdayaan lainnya. Bidan menempati posisi yang
strategis karena biasanya di tingkat desa merupakan kelompok profesional yang
jarang ada tandingannya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan advokasi?
b. Apa yang menjadi tujuan dan persyaratan advokasi?
c. Bagaiamana peran dan tugas bidan sebagai advokasi?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian advokasi.
b. Untuk mengetahui tujuan dan persyaratan advokasi.
c. Untuk mengetahui peran dan tugas bidan sebagai advokasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tujuan Advokasi
1. Mendorong para pengambil keputusan untuk suatu perubahan dalam kebijakan,
program atau peraturan.
2. Mendorong para pengambil keputusan untuk aktif mendukung
kegiatan/tindakan dalam pemecahan masalahdan mencoba untuk mendapatkan
dukungan dari pihak lain/mitra.
C. Target Advokasi
1. Pembuat keputusan, pembuat kebijakan.
2. Pemuka pendapat, pimpinan agama.
3. LSM, Media dan lain-lain.
2
D. Persyaratan Advokasi
1. Credible, artinya harus dapat meyakinkan para penentu kebijakan
2. Feasible, artinya harus baik secara teknis, politik, maupun ekonomi.
3. Relevant, artinya program tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4. Urgent, artinya program tersebut memiliki tingkat urgensi yang tinggi.
5. High priority, artinya program tersebut memiliki prioritas yang tinggi.
E. Langkah-langkah advokasi
1. Analisis
a. Analisis Masalah
b. Analisis Khalayak/Sasaran
c. Analisis Program
2. Strategi
a. Penetapan Tujuan
b. Pemilihan bentuk aksi
c. Perumusan Isi Pesan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pesan advokasi yaitu:
BISSWTS
B :Bahasa
I : Ide/isi pesan
S : Subyek/sasaran
S : Sumber pesan yang dipercaya sasaran advokasi
W : waktu penyampaian pesan advokasi
T : tempat melakukan advokasi
S : saluran komunikasi pesan
Isi pesan advokasi
SEEA
S : Statement/pernyataan sederhana
E : Evidence/bukti atau fakta-faktanya
E : Example/contoh dengan cerita/analogi
A : Action/tindakan aksi
d. Pemilihan Media
e. Pengaturan Daya
3
3. Mobilisasi
a. Penggunaan media massa
b. Peningkatan peran jejaring
c. Pengangkatan issu (memblow up)
4. Tindakan/aksi
a. Makin banyak yang "terlibat", makin baik
b. Tindakan "bersama"
c. Dilakukan terus menerus dan konsisten
5. Evaluasi
a. Aspek yang dievaluasi yakni:
Penetapan Sasaran
Perumusan Tujuan
Perumusan Isi Pesan
Pemilihan Saluran
Peran jejaring
Pencapaian hasil
b. Indikator keberhasilan advokasi yakni:
1) Input, adanya:
Bahan informasi tepat
Pelaku yang mampu dan terpercaya
2) Proses, adanya:
Kepercayaan/ketertarikan
Kerjasama/keterlibatan
Aksi
3) Output, adanya:
Dukungan kebijakan
Dukungan sumber daya
4) Outcome, adanya:
Target program tercapai
6. Kesinambungan
a. Perubahan perilaku perlu waktu panjang
b. Advokasi bukan "komunikasi tunggal"
c. Isi pesan perlu diperluas dan diperdalam
4
d. Tujuan semakin dirinci dan diperjelas
F. Peran Bidan sebagai Advokator
Di bawah ini ada beberapa peran bidan sebagai Advokator :
1. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-
haknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan
dalam memperoleh pelayanan kebidanan)
Contoh: Jika ada ibu bersalin yang lahir di dukun dan menggunakan peralatan
yang tidak steril, maka bidan melakukan advokasi kepada pemerintah setempat
agar pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun menggunakan peralatan
yang steril salah satu caranya adalah melakukan pembinaan terhadap dukun bayi
dan pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi di lapangan
menggunakan alat-alat yang tidak steril.
5
H. Kegiatan – Kegiatan Advokasi
Adapun kegiatan-kegiatan advokasi antara lain :
a. Lobi Politik (Political Lobying)
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal dengan para pejabat untuk
mennginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan
dilaksanakan. Tahap pertama pada lobi ini adalah tenaga kesehatan atau bidan
menyampaikan keseriusan masalah kesehatan yang dihadapi di wilayah kerjanya,
dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Kemudian disampaikan alternatif
yang terbaik untuk memecahkan atau menanggulangi masalah tersebut. Dalam lobi
ini perlu dibawa atau ditunjukkna data yang akurat tentang masalah kesehatan
tersebut kepada pejabat yang bersangkutan.
c. Media Advokasi
Media (media advocasy) adalah melakukan kegiatan advokasi dengan
menggunakan media khususnya media massa baik melalui media cetak maupun
media elektronik. Permasalahan kesehatan yang dialami disajikan baik dalam
bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat dan lainnya. Media
mempunyai kemampuan yang kuat untuk membentuk opini publik yang dapat
memepengaruhi bahkan merupakan tekanan terhadap para penentu kebijakan dan
para pengambil keputusan.
d. Perkumpulan (asosiasi)
Peminat Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau
keterkaitan terhadap masalah tertentu atau perkumpulan profesi adalah merupakan
bentuk kegiatan advokasi.
6
I. Strategi Pendekatan Utama Advokasi
Strategi pendekatan utama dalam advokasi yaitu:
1. Melibatkan Para Pemimpin/ Pengambil Keputusan
Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran dan pemahaman
tentang bidang yang diberdayakan, disertai kemauan dari kelompok sasaran yang
akan menempuh proses pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan promosi kesehatan
akan berlangsung dengan sukses.
2. Menjalin Kemitraan
Kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu,
kelompok- kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau
tujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan
harapan masing-masing, tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan-
kesepakatan yang telah dibuat, dan saling berbagi baik dalam resiko maupun
keuntungan yang diperoleh.
3. Memperkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions)
Promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret dan
efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan, merencanakan strategi dan
melaksanakannya untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini
adalah memberdayakan komunitas dan kontrol akan usaha dan nasib mereka.
7
daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku karena dapat menimbulkan
suatu nilai di dalam masyarakat bahwa kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut itu dari
kita dan untuk kita. Partisipasi dapat terwujud dengan syarat :
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Advokasi merupakan segenap aktifitas pengerahan sumber daya yang ada
untuk membela, memajukan, bahkan merubah tatanan untuk mencapai tujuan
yang lebih baik sesuai keadaan yang diharapkan.
Tujuan advokasi adalah mendorong para pengambil keputusan untuk suatu
perubahan dalam kebijakan, program atau peraturan; dan mendorong para
pengambil keputusan untuk aktif mendukung kegiatan/tindakan dalam pemecahan
masalah dan mencoba untuk mendapatkan dukungan dari pihak lain/mitra. Syarat
advokasi adalah credible, feasible, relevant, urgent, dan high priority.
Peran bidan sebagai advokator adalah Advokasi dan strategi pemberdayaan
wanita dalam mempromosikan hak-haknya; advokasi bagi wanita agar bersalin
dengan aman; dan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. Tugas
bidan sebagai advocator adalah mempromosikan dan melindungi kepentingan
orang-orang dalam pelayanan kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu
melindungi kepentingan mereka sendiri; membantu masyarakat untuk mengakses
kesehatan yang relevan dan informasi kesehatan dan memberikan dukungan
sosial; dan melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan,
berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
9
DAFTAR PUSTAKA
10