Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERENCANAAN DALAM PENYUSUNAN MODEL ADVOKASI

Diajukan untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah “Advokasi kesehatan”


Dosen Pengampu : Sri Rosita, SKM, MKM

Penulis :
Della Latifah (2116010050)
Sella Mauliza (2116010004)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SERAMBI MEKAH
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya tentang
“Perencanaan dalam penyusunan model advokasi”.
Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen Sri Rosita, SKM, MKM. yang
telah membimbing saya dalam pembuatan makalah ini serta kepada semua pihak baik yang
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu saya dalam penyusunan makalah ini.
Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan.
Maka dari itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat saya
perlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata saya berharap makalah ini dapat
menjadi bahan informasi yang menambah wawasan dan dapat berguna bagi kita semua.

Banda Aceh, 29 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................

A. Perencanaan Advokasi................................................................................................

B. Tahapan – Tahapan dalam perencanaan model..........................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Advokasi adalah suatu kata yang telah digunakan berpuluh-puluh tahun dalam
kesehatan dan kedokteran. Manifestasi awal advokasi digambarkan sebagai langkah yang
dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga/organisasi untuk mewakili konsumen
kesehatan dan pelayanan publik yang kurang beruntung. Beberapa rumah sakit misalnya,
mempunyai advokat bagi pasien, yang merupakan cikal bakal pembela hak pasien pada
dewasa ini. Sejak 1983, istilah advokasi menjadi salah satu istilah dalam kesehatan
masyarakat, dan merupakan salah satu kunci dari Ottawa.1
Menurut Johns Hopkins Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan
publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Istilah advocacy/advokasi
di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali
oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau Promosi
Kesehatan.WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi Promosi
Kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok,yaitu :2
1. Advocacy,
2. Social support
3. Empowerment

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan.Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau
pengambil kebijakan ( policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di
institusi pemerintah maupun swasta.

Advokasi adalah suatu alat untuk melaksanakan suatu tindakan (aksi), merupakan
ikhtiar politis yang memerlukan perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Diperlukan langkah-langkah sistematis dengan melibatkan “masyarakat”
yang akan diwakili. Masyarakat di sini bisa bervariasi tergantung siapa yang melakukan
advokasi. Masyarakat atau suatu komunitas tertentu suatu saat bisa berperan sebagai
advokat, tetapi di lain waktu bisa juga berperan sebagai saluran advokasi itu sendiri, dan

1
Irma Setyowati.1990,Advokasi dan Bantuan Hukum. Jakarta: Bumi Aksara hlm 21
2
ibid hlm 22

1
pada saat lain bisa berperan sebagai kelompok yang diwakili oleh seseorang dalam
melakukan suatu advokasi. Dalam contoh kasus flu burung, seorang petugas peternakan
yang menyadari penyakit akibat kerja yang dapat diperolehnya, bisa berperan sebagai
advokat dengan mewakili teman-temannya sesama pekerja di peternakan.3

Di lain pihak dia juga dapat berperan sebagai kelompok yang diwakili, bila seorang
pemerhati Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berperan sebagai advokat
memperjuangkan nasib pekerja peternakan tersebut. Dalam melakukan advokasi,
pemerhati K3 tersebut dapat menggunakan pekerja peternakan sebagai saluran
advokasinya atau mungkin dengan menggunakan media lain. Perlu diingat bahwa
advokasi merupakan suatu strategi, bukan merupakan tujuan. Setiap advokasi yang
dilakukan harus selalu dipertimbangkan dengan cermat tujuannya serta kemudian
dievaluasi seberapa jauh sumbangannya terhadap masyarakat.

Perencanaan adalah dasar dari setiap upaya advokasi yang berhasil. Tanpa
perencanaan yang baik, upaya advokasi dapat menjadi tidak terarah, tidak efisien, dan
sulit untuk diukur. Sebaliknya, perencanaan yang cermat memungkinkan advokat dan
kelompok advokasi untuk menentukan tujuan yang jelas, menentukan strategi strategi
yang tepat, mobilisasi sumber daya dan evaluasi keberhasilan.4

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan perencanaan pada advokasi ?
2. Apa saja tahapan dalam perencanaan Advokasi ?

3
Ibid Hlm 24
4
Kothari, M. (2005). "A Political Practice of Occupational Therapy." Elsevier. (Columbia University : Press), Hlm
12

2
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Advokasi
Perencanaan advokasi adalah proses perencanaan yang muncul pada konsep
perencanaan plural. Perencanaan ini berfungsi sebagai sarana untuk mendukung
pernyataan atau pemikiran yang saling berkompetisi dalam hal bagaimana masyarakat
harus membangun dan dibangun. Perencanaan advokasi meliputi beberapa tahapan yang
harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Tahapan-tahapan tersebut meliputi
identifikasi masalah, penentuan tujuan, penentuan sasaran, penentuan strategi,
pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan advokasi sangatlah dibutuhkan di dalam
pencapaian tujuan akhir pembangunan. Para perencana advokasi bekerja karena adanya
suatu kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan perencana pada saat proses
pembangunan berlangsung. Kelompok ini umumnya berada dalam kelompok
berpenghasilan rendah dan tidak memiliki bargaining power (posisi tawar).5

B. Tahapan-tahapan dalam perencanaan model


1. Analisis
Analisis dalam advokasi adalah proses pemahaman dan evaluasi terhadap isu,
masalah, atau informasi tertentu dengan tujuan untuk mengembangkan strategi
advokasi yang efektif. Ini adalah langkah penting dalam upaya advokasi yang
membantu advokat atau kelompok advokasi dalam merancang kampanye atau
tindakan yang akan mereka ambil untuk mencapai tujuan mereka.
Proses analisis dalam advokasi mencakup beberapa tahap, antara lain:
a. Pengumpulan Informasi: Advokasi dimulai dengan mengumpulkan informasi
terkait isu atau masalah yang ingin diadvokasi. Informasi ini dapat berupa data,
fakta, statistik, atau pandangan berbagai pihak yang terlibat.
b. Evaluasi Informasi: Setelah informasi terkumpul, langkah selanjutnya adalah
mengevaluasi data dan mengidentifikasi tren, masalah utama, penyebab, dan
dampak dari isu tersebut.
c. Analisis Pihak-pihak Terkait: Advokasi seringkali melibatkan berbagai pihak,
termasuk pemerintah, LSM, masyarakat sipil, dan sebagainya. Analisis harus

5
Kothari, M. (2005). "A Political Practice of Occupational Therapy." Elsevier. (Columbia University : Press), Hlm
14-15

3
mencakup pemahaman tentang pihak-pihak ini, kepentingan mereka, dan peran
mereka dalam isu yang diadvokasi.
d. Identifikasi Tujuan dan Strategi: Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
advokat atau kelompok advokasi dapat mengidentifikasi tujuan yang jelas dan
strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi dapat
mencakup perubahan kebijakan, pendidikan masyarakat, kampanye media, atau
tindakan lainnya.
e. Penyusunan Rencana Advokasi: Setelah strategi ditentukan, rencana advokasi
yang lebih rinci dapat disusun, termasuk jadwal, anggaran, dan langkah-langkah
pelaksanaan.
f. Komunikasi Efektif: Analisis juga melibatkan pemahaman tentang audiens yang
akan dijangkau dan cara terbaik untuk berkomunikasi dengan mereka, baik
melalui media sosial, pertemuan, lobi, atau sarana komunikasi lainnya.6

Analisis yang cermat dan komprehensif adalah kunci keberhasilan dalam advokasi,
karena membantu advokat untuk memahami isu dengan baik, merencanakan Tindakan
yang sesuai, dan membuat pengaruh yang signifikan dalam perubahan kebijakan atau
perubahan sosial yang diinginkan.

2. Strategi
Strategi dalam perencanaan advokasi sangat penting untuk mencapai tujuan
advokasi yang telah ditetapkan. Berikut adalah langkah-langkah dan pertimbangan
yang dapat membantu dalam merancang strategi advokasi yang efektif:
a. Identifikasi Tujuan yang Jelas:
Tentukan tujuan spesifik dan terukur yang ingin dicapai melalui advokasi.
Tujuan ini harus dapat diukur dan realistis.
b. Analisis Situasi:
Lakukan analisis menyeluruh terhadap isu atau masalah yang ingin
diadvokasi. Pahami konteks, tren, dan permasalahan utama yang terkait dengan
isu tersebut.
c. Identifikasi Sasaran:
Tentukan siapa yang akan menjadi target utama dari upaya advokasi Anda,
seperti pemangku kepentingan, pembuat kebijakan, atau masyarakat umum.
6
Horton, S., & Wright, W. (2016). "Planning and Implementation of Advocacy." Oxford University Press. Hlm 33

4
d. Pemahaman Pihak-pihak Terkait:
Kenali pihak-pihak yang memiliki peran dan kepentingan dalam isu yang
Anda advokasi. Pahami perspektif mereka, baik yang mendukung atau menentang
isu tersebut.
e. Pemilihan Metode dan Taktik:
Tentukan metode dan taktik yang akan digunakan dalam kampanye advokasi,
seperti lobbying, kampanye media sosial, demonstrasi, pertemuan dengan
pembuat kebijakan, atau penyusunan petisi. Pilih metode yang sesuai dengan
sasaran dan tujuan Anda.
f. Rencana Komunikasi:
Buat rencana komunikasi yang mencakup pesan-pesan kunci yang ingin Anda
sampaikan dan cara-cara untuk menyebarkannya. Pastikan pesan Anda mudah
dipahami dan meyakinkan.
g. Kemitraan dan Aliansi:
Pertimbangkan untuk menjalin kemitraan dengan LSM, kelompok masyarakat,
atau individu yang memiliki kepentingan serupa. Aliansi dapat memperkuat
kampanye advokasi Anda.
h. Jadwal dan Anggaran:
Buat jadwal yang mencantumkan tahap-tahap pelaksanaan kampanye
advokasi, serta alokasikan anggaran yang dibutuhkan untuk mendukung tindakan-
tindakan tersebut.
i. Evaluasi dan Pengukuran:
Tetapkan indikator keberhasilan yang dapat digunakan untuk mengukur
kemajuan dalam mencapai tujuan advokasi. Lakukan evaluasi berkala terhadap
strategi Anda dan siap untuk melakukan perubahan jika diperlukan.
j. Mobilisasi dan Aksi:
Mobilisasi pendukung dan relawan yang dapat membantu dalam pelaksanaan
kampanye advokasi. Aksi massa dan dukungan publik dapat memengaruhi
pembuat kebijakan.
k. Monitoring dan Respons:
Pantau perkembangan isu dan tanggapi perubahan yang mungkin terjadi dalam
situasi. Fleksibilitas dalam merespons perubahan adalah kunci keberhasilan.
l. Penyusunan Laporan dan Advokasi Berkelanjutan:

5
Setelah kampanye selesai, buat laporan tentang pencapaian dan hasilnya.
Selanjutnya, pertimbangkan untuk berlanjut dalam advokasi jangka panjang untuk
memastikan implementasi kebijakan yang diinginkan.7

Strategi advokasi harus disesuaikan dengan konteks dan tujuan yang spesifik, dan perlu
untuk terus dievaluasi dan disesuaikan seiring berjalannya waktu. Keberhasilan dalam
advokasi seringkali melibatkan kesabaran, komunikasi efektif, dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sepanjang perjalanan.

3. Mobilisasi
Mobilisasi dalam perencanaan advokasi adalah langkah penting yang
melibatkan pengorganisasian dan penggerakan sumber daya manusia, termasuk
relawan, anggota kelompok advokasi, atau pendukung, untuk mendukung kampanye
atau upaya advokasi tertentu. Mobilisasi bertujuan untuk meningkatkan partisipasi
dan dukungan dalam mencapai tujuan advokasi.8 Mobilisasi yang baik dapat
membantu meningkatkan efektivitas kampanye advokasi Anda dengan
memaksimalkan dukungan dan partisipasi. Hal ini memerlukan perencanaan yang
cermat, komunikasi yang efektif, dan perhatian terhadap keterlibatan dan kebutuhan
para pendukung Anda.

4. Aksi
Aksi dalam perencanaan advokasi merujuk pada langkah-langkah konkret dan
tindakan yang diambil untuk mendorong perubahan atau mencapai tujuan advokasi
yang telah ditetapkan. Aksi adalah tahap pelaksanaan dari rencana advokasi dan
melibatkan sejumlah kegiatan yang dapat mencakup berbagai metode dan taktik.9
Aksi dalam advokasi adalah langkah yang mendesak untuk membawa
perubahan yang diinginkan. Hal ini memerlukan perencanaan yang matang,
pelaksanaan yang hati-hati, dan evaluasi untuk memastikan bahwa upaya tersebut
memberikan hasil yang diharapkan. Selain itu, komunikasi dan keterlibatan aktif dari
semua pihak yang terlibat dalam aksi adalah kunci keberhasilan.

7
Horton, S., & Wright, W. (2016). "Planning and Implementation of Advocacy." Oxford University Press. Hlm 39
8
Fox, J., & Brown, D. (2017). "Advocacy Practice for Social Justice." Columbia University Press. Hlm 72
9
Ibid, Hlm 77

6
5. Evaluasi
Evaluasi dalam perencanaan advokasi adalah proses penting untuk mengukur dampak,
efektivitas, dan keberhasilan upaya advokasi yang telah dilakukan. Evaluasi
membantu dalam memahami sejauh mana tujuan telah tercapai, apa yang telah
berhasil, dan di mana ada ruang untuk perbaikan. Evaluasi adalah langkah penting
untuk memastikan bahwa upaya advokasi Anda efektif dan relevan. Hal ini juga
membantu Anda memperbaiki strategi Anda dan memaksimalkan dampak dari
advokasi Anda. Evaluasi yang teratur dan sistematis adalah kunci untuk mencapai
perubahan yang diinginkan melalui advokasi.10

10
Ibid, Hlm 78

7
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan dalam penyusunan


model advokasi sangat penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahapan-tahapan
dalam perencanaan model advokasi meliputi identifikasi masalah, penentuan tujuan,
penentuan sasaran, penentuan strategi, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan advokasi juga
menjadi bagian terpenting dalam suatu karya karena memuat seluruh pembahasan secara
singkat, padat, dan jelas yang menimbulkan kesan baik untuk pembaca. Kesimpulan
merupakan sebuah ringkasan yang biasanya ditulis di bagian akhir dalam sebuah karya ilmiah
seperti makalah, laporan analisis, hingga skripsi. Kesimpulan ini merupakan keputusan yang
diperoleh dari metode berpikir secara induktif atau deduktif. Isi dari kesimpulan mencakup
ringkasan dari suatu topik atau tema yang ditulis serta dianalisis oleh penulis.

Perencanaan yang matang adalah fondasi yang krusial dalam penyusunan model
advokasi yang efektif. Dengan perencanaan yang baik, advokat dapat memaksimalkan
dampak upaya mereka dan mendekati pencapaian tujuan advokasi mereka dengan lebih
efisien dan efektif. Dalam dunia advokasi yang terus berubah, perencanaan yang teratur dan
evaluasi yang bijak adalah kunci untuk mencapai perubahan yang diinginkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kothari, M. (2005). "A Political Practice of Occupational Therapy." Elsevier.

Horton, S., & Wright, W. (2016). "Planning and Implementation of Advocacy."


Oxford University Press.

Fox, J., & Brown, D. (2017). "Advocacy Practice for Social Justice." Columbia
University Press.

Stone, D. (2012). "Policy Paradox: The Art of Political Decision Making." W.W.
Norton & Company

Anda mungkin juga menyukai