Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PRAKTIKUM 6

UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT

“ADVOKASI PERSIAPAN FORUM KOMUNIKASI”

Dosen Pembimbing: Irmanita Wiradona, S.SiT,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 5
Mar’atus Sholihah (P1337425218002)
Karina Gina Oktaviana (P1337425218007)
Laila Fatima Az-zahra (P1337425218012)
Naufal Ariq Hariesta Putra (P1337425218026)
Dina Aulia Rahmani (P1337425218028)
Wimarsinta Mia Valentina (P1337425218037)
Okta Yuanita Rusanti (P1337425218038)
Yusril Adi Istianto (P1337425218043)
Nur Amniatun Solihah (P1337425218046)
Dian Fatma Wardani (P1337425218047)
SARJANA TERAPAN TERAPIS GIGI DAN MULUT
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Advokasi merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif, yang bertujuan untuk
mempengaruhi pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan.
Proses advokasi ini sangat penting bagi para peneliti dalam mengkomunikasikan hasil
kajian dan isu-isu penting, dilakukan dengan perencanaan strategis dengan target utama
adalah pengambil kebijakan dan korporasi.

Advokasi bukan revolusi, namun lebih merupakan suatu usaha perubahan sosial
melalui semua saluran dan piranti demokrasi perwakilan, proses-proses politik dan legislasi
yang terdapat dalam sistem yang berlaku. Keberhasilannya diperoleh bila proses dilakukan
secara sistematis, terstruktur, terencana dan bertahap dengan tujuan yang jelas, untuk
mempengaruhi perubahan kebijakan agar menjadi lebih baik.

Keterampilan advokasi merupakan sebuah ilmu dan seni, yang tentunya sangat
dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi tim peneliti. Peningkatan keterampilan
komunikasi dapat membantu tim untuk meningkatkan kinerja, khususnya dalam
melakukan advokasi.

Dalam makalah ini dibahas penyelenggaraan advokasi yang direncanakan dan


dilakukan dengan strategi yang tepat antara lain dengan menetapkan tujuan, fungsi dan
monitoring, menentukan siapa yang akan melaksanakan, serta perlunya melakukan
mengembangkan jaringan untuk melakukan advokasi.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas praktikum pada mata kuliah UKBM 
2. Untuk mengetahui apa itu Advokasi dan bagaimana bentuk-bentuk Advokasi
3. Untuk mengetahui metode dan Langkah-langkah dalam Advokasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Advokasi Kesehatan


Advokasi kesehatan adalah pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil
keputusan agar dapat memberi dukungan, kemudahan, perlindungan pada upaya
pembangunan kesehatan.
B. Tujuan Advokasi Kesehatan:
1. Mempengaruhi peraturan dan kebijakan yang mendukung pembudayaan perilaku hidup
bersih dan sehat.
2. Mempengaruhi pihak lain (program, sektor, LSM peduli kesehatan,profesional) agar
mendukung perilaku hidup bersih dan sehat melalui kemitraan dan jaringan kerja.
3. Meningkatkan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah khususnya kesehatan
lingkungan di tempat-tempat umum.
4. Menggalang dukungan lewat pendapat umum melalui media komunikasi tentang
program perilaku hidup bersih dan sehat.
C. Sasaran Advokasi
Sasaran advokasi meliputi sasaran kepada perorangan dan kepada sasaran publik
(masyarakat). Sasaran perorangan dapat dilakukan melalui komunikasi interpersonal
sedangkan untuk sasaran publik dilakukan melalui media massa dan kampanye. Sasaran
menurut jenjang administrasi adalah :
1. Pengambilan kebijakan di tingkat pusat seperti : DPR (komisi 7), parpol,Menteri Dirjen
departemen terkait,BAPPENAS, Lembaga Donor (WHO, World Bank, UNICEF,
ADB), organisasi profesi, LSM Nasional dan Internasional.
2. Pengambilan kebijakan di tingkat daerah/Propinsi seperti: DPRD (Komisi E), parpol,
BAPPEDA, Gubernur dan asisten kesejahteraan rakyat,Ka.Din.Kes Tkt I, Lembaga
donor, organisasi profesi, LSM internasional, nasional dan propinsi.
3. Pengambil kebijakan di tingkat Kabupaten dan Kota seperti : DPRD
Kabupaten/Kota/Komisi E, parpol BAPPEDA, Bupati/Walikota dan Bagan
Kesejahteraan rakyat, Ka.Din.Kes Tkt I, Lembaga donor, organisasi profesi, LSM,
Institusi pendidikan, Institusi Kesehatan dan Non Kesehatan, Lembaga swasta /industri
(tempat umum dan tempat Akerja)
D. Metode Advokasi.
1. Lobi politik
Lobi politik pada dasarnya adalah varian dari komunikasi interpersonal atau
wawancara tatap muka. Oleh karena itu dalam lobi politik ini pengenalan sasaran yang
mendalam (nilai kepentingannya, kebiasaannya, hobinya sampai kelemahannya dan lain-
lain) akan sangat mempengaruhi keberhasilan lobi. Lobi politik ini sangat penting dan
banyak digunakan untuk mengadvokasikan pembuat kebijakan/pejabat publik dalam
bentuk bincang-bincang (pendekatan tokoh).
2. Seminar
Bentuk seminar/presentasi baik untuk digunakan untuk mengadvokasi beberapa
pejabat publik sekaligus, baik dari suatu instansi/lembaga tertentu, apalagi kalau berasal
dari beberapa instansi berbeda yang berkaitan dengan permasalahan/isu yang
diadvokasikan. Selain itu dalam teknik seminar/presentasi diperlukan kemampuan untuk
menggunakan atau memanfaatkan berbagai teknik atau alat bantu penyajian yang terus
semakin berkembang kecanggihannya.
3. Debat
Debat pada dasarnya juga merupakan salah satu teknik advokasi dalam kelompok
ciri spesifiknya adalah bahwa isu dibahas dalam pro dan kontra. Dengan teknik ini
pelibatan sasaran (khalayak) akan lebih aktif dan isu/masalah dapat dibahas dari berbagai
sudut pandang secara tajam serta bisa lebih mendalam. Dengan dukungan media TV dan
radio, debat dapat menjangkau khalayak yang sangat luas secara cukup menarik.
4. Dialog
Hampir sama dengan debat, dialog lebih tepat digunakan sebagai teknik advokasi
dalam menjangkau kelompok, yang bila didukung oleh media massa khususnya TV dan
radio bisa menjagkau kelompok yang sangat luas. Teknik dialog memberi peluang yang
cukup baik untuk mengungkapkan aspirasi/pandangan sasaran (khalayak).
5. Negosiasi
Negosiasi merupakan teknik advokasi yang dimaksudkan untuk meghasilkan
kesepakatan. Dalam hal ini pihak yang bernegosiasi menyadari bahwa masing-masing
pihak mempunyai kepentingan yang sama yang perlu diamankan sekaligus kepentingan
yang berbeda/bertentangan yang perlu dipertautkan. Dalam negosiasi diperlukan
kemampuan untuk melakukan tawar menawar dengan alternatif yang cukup terbuka.
6. Petisi
Petisi atau resolusi merupakan salah satu teknik advokasi dengan membuat
pernyataan tertulis. Petisi atau resolusi ini akan lebih besar tekanannya apabila
merupakan hasil dari suatu musyawarah/rapat dengan jumlah peserta yang besar
(kuantitatif dan kualitatif) dan di blow-up melalui media massa. Dalam advokasi,
program-program pembangunan seperti KB dan kesehatan, teknik, petisi dan resolusi ini
biasanya dipilih variasi yang tergolong lunak seperti pernyataan sikap, ikrar, fatwa, dan
yang senada lainnya.
7. Mobilisasi
Mobilisasi adalah teknik advokasi dengan menggunakan kekuatan massa/orang
yang dapat dilakukan melalui berbagai variasi seperti parade pawai, demo, unjuk rasa,
dan yang sejenisnya. Kegiatan seperti ini mudah mengundang media massa untuk mem-
blow-up-nya. Hampir sama dengan petisi atau resolusi dalam advokasi program-program
pembangunan termasuk KB dan kesehatan, teknik mobilisasi juga umumnya
menggunakan varian yang tergolong lunak seperti parade, pawai, safari dan yang senada
lainnya.
E. Langkah-langkah Advokasi.
Secara umum menurut Jhon Hopkins University (JHU) advokasi kesehatan ditempuh
melalui kerangka advokasi yang memuat 6 langkah yaitu :
1. Melakukan analisa
a. Identifikasi masalah.
b. Kebijakan yang ada.
c. Program-program komunikasi yang telah dilaksanakan untuk membuat kebijakan.
d. Perubahan kebijakan yang diinginkan oleh tingkat tertentu.
e. Stakeholder (mitra kerja) yang terkait dengan perubahan kebijakan.
f. Jejaring untuk penentu kebijakan dan pesan yang tepat.
g. Sumber daya yang memungkinkan untuk pelaksanaan kebijakan.
2. Menyusun Strategi.
a. Membentuk kelompok kerja PHBS.
b. Identifikasi sasaran primer dan sekunder.
c. Mengembangkan tujuan “SMART” (Specific/spesifik, Measurable/dapat diukur,
Appropriate/tepat, Realistic/nyata, Time Bound/sesuai jadwal).
d. Menentu indicator.
e. Menyiapkan dukungan dana dan kebijakan pelaksana.
f. Menempatkan "issue” yang pantas mendapat dukungan dari penentu kebijakan.
g. Merencanakan perbaikan sarana komunikasi.
3. Menggalang kemitraan (mobilisasi)
a. Menyusun POA (plan of action) bersama-sama.
b. Mendorong kemitraan.
c. Mendelegasikan tanggung jawab.
d. Merencanakan koordinasi peliputan berita dan data oleh media.
4. Tindakan/pelaksanaan
a. Melaksanakan rencana advokasi (POA).
b. Mengumpulkan mitra.
c. Menyajikan pesan yang tepat.
d. Menepati jadwal.
e. Mengembangkan jaringan komunikasi dengan mitra.
5. Evaluasi.
Evaluasi dilakukan dengan mengukur pencapaian tujuan (proses dan output)
melalui pengecekan dokumentasi tentang kegiatan-kegiatan yang seharusnya
dilaksanakan, materi KIE yang telah diterbitkan dan disebarluaskan serta produk-produk
kebijakan yang diterbitkan.
6. Kesinambungan proses
Melaksanakan proses komunikasi secara terus menerus dengan memanfaatkan
hasil evaluasi.
Langkah-langkah berikut ini :
a. Persiapan
1) Identifikasi masalah dari data yang ada seperti :
a) Data 10 penyakit terbanyak di kabupaten/kota.
b) Status gizi.
c) Angka kesakitan.
d) Angka kematian.
e) Perlaku spesifik masyarakat yang terkait dengan perilakum PHBS.
f) Data dasar (kualitatif dan kuantitatif) pengkajian PHBS.
g) Hasil pemetaan wilayah/klasifikasi PHBS tiap tatanan.
h) Rencana detail tat kota (RDTK) dan rencana umum tata ruang kota
(RUTRK).
2) Mempelajari kebijakan apa saja yang mendukung dan menghambat program
perilaku PHBS.
3) Mempelajari program komunikasi yang telah dilaksanakan dengan menggali
pengalaman dari orang lain tentang program komunikasi yang telah
dilaksanakan untuk dpat dimanfaatkan sebagai pengalaman belajar dalam
program PHBS.
4) Mempelajari perubahan kebijaksanaan yang terjadi, contoh : sekitar tahun
1998 kebijaksanaan paradigma sakit mengalami perubahan menjadi
paradigma sehat. Hal ini memberi peluang kepada para ahli kesehatan
masyarakat untuk mengkampanyekan paradigma sehat dengan tema “Menjaga
kesehatan lebih murah dan mudah dari pada mengobati”.
5) Menentukan mitra kerja terkait yang berpengaruh dalam program PHBS dan
membuat jejaring bagi penentu kebijakan dan kelompok peduli kesehatan.
6) Memanfaatkan dan menggali sumber daya yang memungkinkan untuk
pelaksanaan PHBS.
7) Menyiapkan materi yang berkaitan dengan PHBS serta menentukan metode
advokasi kesehatan.
8) Menempatkan issue atau gagasan untuk mendapatkan dukungan dari penentu
kebijakan pada waktu yang tepat untuk menyampaikan gagasan tersebut,
minsalnya pada kesehatan sedunia (7 april), hari kesehatan nasional (12
november), hari sadar pangan dan gizi, hari AIDS sedunia dan lain-lain.
b. Pelaksanaan
1. Lakukan advokasi PHBS dengan penyajiann yang menarik dengan
menggunakan metode dan teknik yang tepat.
2. Adanya tanya jawab, tanggapan dan masukan-masukan untuk
menyempurnakan program yang sudah ada.
3. Simpulkan dan sepakati hasilnya.
4. Buat laporan tertulis hasil advokasi dan sebarluaskan pada sasaran yang
terkait.
5. Lakukan tindak lanjut kegiatan berdasarkan kesepakan bersama.
F. Indikator Kebersilan Advokasi
Untuk mengukur keberhasilan advokasi dapat dilihat adanya tanggapan/respon para
individu dan publik dalam bentuk :
1. Adanya peraturan, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan tentang
pentingnya program PHBS.
2. Adanya anggaran dari APBD II atau sumber lain yang rutin dan dinamis untuk
pelaksanaan PHBS.
3. Adanya jadwal koordinasi dan pemantauan pelakanaan PHBS.
4. Kemampuan pengambil keputusan dalam menjelaskan PHBS dalam setiap kegiatan.
5. Terbentuknya dan berfungsinya kelompok kerja PHBS.
G. Etika Advokasi
1. Mulai dengan sisi yang positif dari sasaran, minsalnya perhatian yang ditunjukan
kepada sasaran di bidang kesehatan yang merupakan program unggulan.
2. Mau kompromi, sabar dan tegar serta tidak menyalahkan sasaran.
3. Pusatkan pada pesan pokok dengan bahasa yang menggugah.
4. Kemukakan hai-hal baru yang relavan dengan materi sasaran.
H. Kendala dalam Advokasi
1. Para pembuat kebijakan masih belum mempunyai persepsi yang sama terhadap promosi
kesehatan dan paradigma sehat.
2. Penyelenggara kesehatan masih mementingkan budaya kuratif.
3. Masih adanya budaya ketergantungan masyarakat terhadap petugas dalam upaya
kesehatan.

I. Contoh Advokasi di Masa Pandemi


1. Advokasi di lingkungan masyarakat
a) Tujuan
Kegiatan yang dilakukan memperoleh persetujuan dan dukungan dari para pembuat
keputusan yaitu Kepala Desa/RT/RW dan pimpinan pengurus organisasi
kemasyarakatan atau LSM yang potensial mendukung program kesehatan
b) Cara dan Metode
Dalam program kegiatan kesehatan gigi dan mulut di lingkungan masyarakat ini
advokasi yang dilakukan menggunakan metode lobi politik dan seminar. Metode lobi
ini dilakukan dalam bentuk berbincang-bincang secara informal dengan para pejabat
untuk menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan gigi dan
mulut yang dilaksanakan. Berhubungan dengan adanya wabah Covid-19 advokasi
melalui metode lobi dilakukan dengan wajib mematuhi protokol kesehatanya,yaitu
dengan mewajibkan untuk memakai masker, mencuci tangan sebelum memasuki
ruangan ,dan jaga jarak minimal 1 meter.
Sedangkan seminar yaitu kita memaparkan beberapa hal yang menjadi masalah
disertai data,ilustrasi dan rencana program penyelesaiian masalahnya. Metode ini
cocok dilakukan pada saat ini mengapa? Karena, metode ini bisa dilakukan dengan
cara zoom meeting. Sehingga mengurangi kerumunan dan meminimalisir penyebaran
covid-19.
c) Sasaran :
Sasaran Advokasi :Kepala desa dan pimpinan pengurus organisasi kemasyarakatan
atau LSM yang potensial mendukung program kesehatan
Sasaran Kegiatan : Masyarakat

2. Advokasi di Lingkungan Sekolah


a) Tujuan
Advokasi ini bertujuan untuk meyakinkan para pembuat kebijakan, pengambil
keeputusan, pemegang dana, dan lain sebagainya akan pentingnya kesehatan gigi
maupun mulut disekolah dan meyakinkan orang tua bahwa promosi kesehatan
disekolah dapat memberikan peningkatan kesehatan gigi dan mulut terhadap anaknya.
b) Cara dan Metode
Advokasi di lingkungan sekolah menggunakan metode seminar/presentasi dimana
terapis gigi menyajikan materi tentang program kegiatan kesehatan gigi dan mulut
melalui power point yang ditampilkan di layar proyektor didepan kepala sekolah dan
guru-guru,sehingga mampu memperoleh dukungan dari pembuat kebijakan. Dimasa
pandemi covid-19 ini boleh menggunakan metode ini namun semua peserta advokasi
harus wajib mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker,mencuci tangan
dan jaga jarak minimal 1 meter. Jika tidak memungkinkan dapat mengunakan zoom
meeting sehingga mengurangi kerumunan.
c) Sasaran

Sasaran advokasi : Kepala sekolah, guru dan orang tua murid


Sasaran kegiatan : Semua Siwa-Siswi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep perubahan yang terjadi pada individu dan masyarakat juga dipengaruhi
oleh kebijakan maupun perubahan orgnisasi, dan politik bahkan factor ekonomi, maka
lingkungan yang mendukung perubahan perilaku sangatlah penting. Oleh karena itu, advokasi
sebagai salah satu strategi promosi kesehatan untukmendukung perubahan perilaku individu
maupun masyarakat menjadi penting.
Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak yang yang diharapkan dapat
memberikan dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya para pengambil keputusan dan
penentu kebijakan di pemerintahan. Pelaku advokasi kesehatan: siapasaja yang peduli terhadap
upaya kesehatan, dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut.
Pendekatan advokasi kesehatan antara lain: melibatkan para pemimpin, bekerja dengan
media massa, membangun kemitraan, memobilisasi massa dan membangun kapasitas. Unsur
dasar advokasi antara lain: penetapan tujuan advoakasi, pemanfaatan data dan riset untuk
advokasi, identifikasi khalayak sasaran advokasi, pengembangan dan penyampaian pesan
advokasi,membangun koalisi, membuat persentasi yang persuasive, penggalangan dana
untukadvokasi, evaluasi upaya advokasi. Langkah-langkah advokasi kesehatan antaralain:
identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi,identifikasi dan
analisis kelompok sasaran, siapkan dan kemas bahan informasi, rencanakan teknik atau cara atau
kegiatan operasional, laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak lanjut.
B. Saran
Dalam menjalan upaya kesehatan berbasis masyarakat yang mencangkup advokasi
diharapkan dapat bekerja sama antara individu, masyarakat dan pembuat keputusan dalam
membuat suatu perubahan yang direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai