Anda di halaman 1dari 30

Bidan Bisa Menjadi Konselor

yang Baik
Fathul Lubabin Nuqul
Email: lubab_psi@yahoo.com.
Konseling? Apa tuh?
proses yg terjadi dalam hubungan pribadi antara
seseorang yang mengalami kesulitan dg seorang yang
profesional & terlatih, yang latihan dan
pengalamannya mungkin dapat dipergunakan untuk
membantu orang lain mampu memecahkan
persoalan pribadinya
membantu Pasien agar mampu menguasai masalah
yang dihadapi dan yang mungkin terjadi pd waktu
yang akan datang
Untuk Apa datang ke Konselor?
(Secara Umum)
Pemecahan Masalah (Cari solusi terbaik)
Curahan Hati (Katarsis: konselor hanya
perlu mendengarkan)
Pengembangan Diri (self empowerment or
support)
Bimbingan Karier (bagaimana merancang
masa depan)
Hubungan Bidan dg Konseling
Bidan bertugas mengatasi problem ibu
Hamil dan bayi berbagai masalah psikis (pola
pikir, perasaan dan pola perilaku) harus diatasi
oleh ibu Hamil yang perlu bantuan Bidan.
Mempromosikan prilaku sehat untuk
masyarakat.
Bidan.
Bertugas penolong orang yang hamil (selama
masa kehamilan), Persalinan, pasca kelahiran.
Kondisi psikologi kehamilan: promosi dan
pembiasaan pola hidup sehat; Target: pasutri.
Saat persalinan: berhadapan dg ibu yang
cemas & berjuang dg rasa sakit
Pasca persalinan..membuat ibu menerima
kondisi bayiapa adanya
Syarat menjadi konselor yang baik
Daya tahan stes yang tinggi
Memahami diri sendiri
Kepercayaan diri
Berempati Empati.
Kemampuan teknis konseling (kemampuan
bekomikasi: mendengarkan dan membaca
pesan non verbal)
Mendengarkan
Kemampuan Mendengarkan
Mendengarkan berarti suatu proses aktif untuk
menerima, memproses dan menginterpretasi
(memahami) apa yang kita dengarkan.
Tujuan lain dalam mendengarkan adalah
mendengarkan untuk memberikan bantuan.
Ketika anda mendengarkan cerita seorang pasien
yang mengeluh tentang kesehatannya maka anda
sedang mendengarkan untuk memberikan
bantuan.
Ketika kita berbicara dengan orang lain, kita biasanya
terjebak dalam salah satu dari empat tingkat yaitu: kita
mungkin mengabaikan orang itu, tidak benarbenar
mendengarkan. Kita mungkin berpurapura, atau kita
mungkin mendengar secara selektif, hanya
bagianbagian tertentu dari percakapan seperti yang
kita lakukan pada balita yang terus menerus
mengoceh.
Atau kita mungkin kita mendengar secara atentif, yaitu
menaruh perhatian dan memfokuskan energi pada
katakata yang diucapkan
Kesalahan Umum dalam
Mendengarkan
Terpaku pada diri sendiri sehingga tidak menaruh perhatian kepada
penyampai pesan;
Sudah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang
hendak diktakan oleh penyampai pesan;
Cenderung mendengarkan detildetil seperti kata, intonasi, dll,
bukan mendengarkan pesan secara keseluruhan;
Memberikan penilaian benar salah sebelum memahami
sepenuhnya pesan yang dikirmkan;
Asimilasi yaitu kecenderungan untuk menyusun ulang sebuah pesan
sehingga mencerminkan sikap, nilai, dan kebutuhan anda;
Mendengarkan apa yang kita harapkan;
Terpaku pada halhal lain seperti apa yang akan anda rencanakan
untuk akhir pekan anda.
Komunikasi Non Verbal
Fakta tentang KNV (1)
Manusia berperilaku menggunakan persona
(Topeng), dan kemampuan bertopeng orang
tidak sama dengan orang lain.
Dalam interaksi kedua belah pihak berusaha
mengetahui perasaan lawan bicaranya.
Tetapi masing-masing mencoba melakukan
social diserability
Tidak semua pasien datang dengan
permasalahan yang terucap.
Fakta tentang KNV (1)
Penelitian telah menunjukkan bahwa 50 % dari pesan
terkomunikasikan dari bahasa tubuh.
Gerakan tangan sederhana saja bisa menyampaikan
100% dari keinginan kita.
Kata-kata dan bunyi suara hanya 7-10 % dari pesan.
Anak yang mampu memahami emosi orang lain
cenderung lebih mampu berinteraksi lebih baik dari
mereka yang tidak mampu memahami emosi orang
lain. (Hogg, 1999)
Ekspresi emosi (salah satu bentuk KNV) berlaku secara
universal (Ekman, 2005)
Berbagai Bentuk Emosi
Terkejut Bingung
Gembira Takut
Saluran Komunikasi non Verbal
cara berbicara
(penekanan kata)

Suara (ex; Pose , ex;


tertawa) Membungkuk

Penampilan
Jarak interaksi Umum (ex: Rapi /
tidak

Saluran
Komunikasi
Non Verbal

Sentuhan Fisik
(kekuatan Jabat Gerakan Kepala
Tangan

Ekspresi wajah Gerakan Tangan

Gerakan Mata
Mana yang Asli?
Kepalsuan akan terlihat dengan
Ekspresi mikro. Perhatikan perubahan wajah yang
berlangsung sepersekian detik.
Ketidak sesuaian saluran. Ini adalah bentuk inkonsistensi
bentuk antar petunjuk non verbal dari berbagai saluran
berbeda, dimana seseorang kesulitan untuk mengontrol
semua saluran sekaligus.
Aspek non verbal ucapan. Saat orang berbohong nada
suaranya akan meninggi,cara bicaranya cenderung ragu-ragu
dan sering salah ucap.
Kontak mata. Orang yang berbohong akan cenderung lebih
sering mengedipkan mata, disertai pupil yang melebar
dibanding dengan orang yang berbicara jujur..
Ekspresi jawah yang berlebihan. Senyum yang berlebihan
atau kesedihan yang berlebihan.
Bahasa tubuh dalam berkomunikasi
sebagai konselor
Mencatat (menunjukkan kalau anda peduli
dengan masalah yang diucapkan)
Badan condong ke klien (menunjukkan minat)
Memegang kepala (menunjukkan bahwa anda
ikut memikirkan masalah klien).
Jika perlu menunjukkan gestur empati misal
memegang kedua tangan.
Usahakan gunakan kursi 90 derajat
Tahapan Konseling
Langkah Pertama (Membangun Hubungan)
Sangat perlu untuk membangun hubungan yang positif,
berlandaskan rasa percaya, keterbukaan dan kejujuran
berekspresi. Konselor harus menunjukkan bahwa dirinya
dapat dipercaya dan mampu (kompeten)
Sasaran 1: supaya pasien dapat menjelaskan masalahnya,
keprihatinan yang dimilikinya, distress serta alasannya
datang
Sasaran 2: untuk menentukan sejauhmana pasien
mengenali kebutuhannya untuk mendapatkan bantuan &
kesediaannya melakukan komitmen
Pada tahap ini penerimaan, pemberian rasa aman dan
kemampuan untuk mendengar termasuk melakukan refleksi
sangat diperlukan
Langkah Kedua
(Identifikasi & Penilaian Masalah)
Mendiskusikan dengan pasien tentang apa yang mereka
inginkan dari proses konseling ini.
Diskusi ini untuk menghindari kemungkinan adanya
harapan dan sasaran yang tidak realistik.
Jadi sasaran utamanya adalah diagnosis, apa masalahnya
dan hasil seperti apa yang diharapkan dari konseling.
Pada tahap ini kemampuan untuk mendengar termasuk
melakukan refleksi dan menyimpulkan penbicaraan sangat
diperlukan sehingga permasahan yang sesungguhnya
mudah teridentifikasi.
Langkah Ketiga
(Memfasilitasi Perubahan)
Dalam langkah ini, yang dicari adalah strategi dan
penanganan yang dapat memudahkan terjadinya
perubahan.
Sasaran dan strategi terutama ditentukan oleh sifat
masalah, keinginan pasien dan gaya komunikasinya.
Konselor dalam langkah ini memikirkan alternatif,
melakukan evaluasi dan kemungkinan konsekuensi
dari berbagai alternatif, rencana tindakan.
Proses Intervensi Terapetik

Observasi

Membuat Intervensi/
Hipotesa Penanganan

Strategi
Penanganan
Langkah Keempat
(Evaluasi dan Terminasi)
Suatu proses konseling pasti akan ada akhirnya.
Dalam langkah keempat ini, dilakukan evaluasi terhadap
hasil konseling, dan akhirnya terminasi.
Indikatornya adalah sampai sejauh mana sasaran
tercapai. Pertanyaan evaluasi progres yang mencakup:
1. Apakah konseling ini membantu pasien?
2. Dalam hal apa membantu?
3. Bila tidak membantu, mengapa ?
4. Bila tidak semua sasaran tercapai, sampai sejauh mana sudah
tercapai?.

Bersambung
Sambungan..
Keputusan untuk menghentikan adalah usaha
bersama antara pasien dan konselor, meskipun
pasien merupakan penentu utama bila sasaran
sudah tercapai.
Terminasi (menutup) penting dilakukan antara lain
untuk:
1. Menstabilkan kembali emosi pasien yang mungkin
memuncak ketika dalam proses konseling.
2. Menyelamatkan konselor agar tak terbawa oleh arus
kehidupan klien selamanya.
3. Memberi tanda bahwa pasien harus mulai mandiri dalam
memecahkan masalahnya
Tahapan yang Lebih Rinci
1. Perilaku yang bersahabat/perhatian (membangun rapport) misal:kontak
mata, kualitas suara, bahasa tubuh dan menghindari pemotongan
kalimat
2. Lakukan respon minimal: hanya merespon ya hemm
3. Melakukan Para frase (refleksi isi)
4. Refleksi perasaan
5. Menyimpulkan
6. Bertanya (jika perlu)
7. Memuji (jika perlu)
8. Confrontation: membantah opini yg dipegang oleh klien (jika Perlu)
9. Meluruskan kepercayaan yang tidak irrasional
10. Mencari berbagai alternatif penyelesaian
11. Memfasilitasi penyelesaian (jika benar-benar pasien tidak menemukan
jalan)
12. Terminate: menutup, meredakan emosi yang ada pada pasien
Kiat Pelayanan pada Pasien
Ambil Posisi duduk saat berbicara pada pasien
Selalu memeriksa bagian tubuh pasien: sentuh
dengan tangan bagian tubuh yg dikeluhkan.
Mendengarkan, melihat dengan cermat dan
bertanya (hal ini merupakan jalan terbaik untuk
mengetahui kebutuhan pasien).
Jaga harga diri pasien; Hormati mereka.
Sentuh pasien yang anda rawat.
Teliti obat yang akan anda berikan
Jangan biarkan stres mengganggu kerja anda.
Selamat Mencoba

Anda mungkin juga menyukai