Anda di halaman 1dari 29

Counselling

Efan Yudha Winata, M.Psi., Psikolog

>
What Is Counselling?
The American Psyhchological Association, Division of
Counselling Psychology, Committee on Definiton (1956)

Konseling adalah suatu proses “untuk menolong individu


dalam mengatasi rintangan / hambatan-hambatan dalam
mencapai pertumbuhan pribadi serta mencapai
perkembangan sumber daya pribadi yang optimal.
HOW ABOUT ADVICE, GUIDANCE
AND PSYCHOTHERAPY
ADVICE GUIDANCE COUNSELLING

•Memberikan pendapat •Menunjukkan “jalan yang benar” •Mendengarkan masalah


mereka
•Membuat penilaian •Mempengaruhi
•Memahami masalah mereka
•Membuat rekomendasi •Menginstruksikan
•Menyelesaikan masalah
mereka

Persuasive Encouraging Facilitative


Counselling Psychotherapy
(Blocher, 1966) (Blocher, 1966)
• Perkembangan hidup manusia / developmental • Lebih ke arah memperbaiki / remediative
• Bersifat mendidik / educative • Mengusahakan penyesuaian diri / adjustive
• Bersifat mencegah / preventive • Bersifat mengobati / therapeutic (maladaptive)

(Pallone, 1977 & Patterson, 1973)


(Pallone, 1977 & Patterson, 1973) • Pasien
• Klien • Gangguan yang lebih serius
• Gangguan yang kurang serius • Masalah-masalah kepribadian
• Masalah pekerjaan, pendidikan, pengambilan • Berhubungan dengan penyembuhan
kpeutusan • Lingkungan medis
• Berhubungan dengan pencegahan dan pengembangan • Berhubungan dengan ketidaksadaran
• Lingkungan pendidikan dan non medis • Metode-metode penyembuhan
• Berhubungan dengan kesadaran
• Metode-metode pengajaran
Element of COUNSELLING
1. Mencakup pemberian respon terhadap perasaan, pikiran
dan perilaku klien
2. Adanya penerimaan terhadap persepsi dan perasaan
klien
3. Konselor harus menjaga kerahasiaan dan privacy klien
4. Konseling dilakukan secara sukarela
5. Konselor harus mampu menahan diri untuk tidak
memfokuskan perhatian pada kehidupan pribadinya
6. Ketrampilan yang mendasari semua proses konseling
adalah komunikasi (verbal & non verbal)
TUJUAN UTAMA “MENOLONG”
(Egan, 2002)
1. Membantu klien mengatasi masalah dalam
kehidupan mereka secara lebih efektif serta
mengembangkan sumber daya dan kesempatan
yang belum digunakan secara lebih utuh (bisa jadi
kien tidak sadar akan potensinya)
2. Membantu klien menjadi lebih mampu dalam
menolong diri mereka sendiri dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
BASIC COUNSELLING SKILLS

ATTENDING
Mengarahkan diri, menghadirkan diri bagi klien (tampak
mendengarkan), pendengar yang efektif.
Perilaku nonverbal yang penting
•Sikap & gerakan tubuh • Respon fisiologis otonom yang tampak
•Eye contact • Karakteristik fisik
•Ekspresi wajah • Jarak (berkaitan dengan touching)
•Suara • Penampilan umum
Ketrampilan NonVerbal dalam ATTENDING

SOLER
Squarely, sikap tubuh menunjukkan keterlibatan (“I’m here with you”)
Open, sikap tubuh terbuka dan tidak defensif
Lean, sikap tubuh fleksibel (condong-menjauh)  mencerminkan mental
yang fleksibel
Eye Contact, mempertahankan kontak mata
Relaxed or Natural; 1. Tidak tiba-tiba menjadi gelisah/bingung; 2. merasa
nyaman menggunakan tubuh sebagai saran untuk melakukan kontak &
berekspresi
ACTIVE/EMPATHIC LISTENING
Mendengarkan secara penuh sambil berusaha
menempatkan diri
pada posisi orang lain

•Memahami & menginterpretasikan secara akurat


makna dari pesan yang disampaikan oleh orang
lain
• Memberikan tanggapan yang akurat
MANFAAT EMPATHIC LISTENING
• Menunjukkan penghargaan &
meningkatkan kepercayaan klien
• Memudahkan orang lain untuk
mengemukakan perasaannya
• Mengurangi ketegangan
• Menciptakan lingkungan yang aman &
kondusif bagi penyelesaian masalah
KESALAHAN DALAM MENDENGARKAN

• Nonlistening: mendengarkan tetapi tidak menyimak/fokus


• Partial listening: mendengarkan hanya sebagian (yang
menarik/penting)
• Tape recorder listening: mengulangi apa yang dikatakan
klien tapi belum tentu paham maknanya
• Rehearsing: sibuk bersiap-siap menyiapkan respon yang
mau diberikan ke klien
• Filtered listening: (personal, family, sociological, culture)
KESALAHAN DALAM MENDENGARKAN

• Evaluative listening: saat klien cerita, kita menilai klien sehingga


menimbulkan keinginan untuk memberi nasihat
• Stereotype-based listening: mendengarkan berdasarkan stereotype
• Fact-centered (not person centered): sibuk mengumpulkan fakta
tentang klien (hanya mengikuti jawaban klien / digiring oleh klien
• Sympathetic listening: mendengarkan klien sambil bersimpati,
sehingga mudah larut pada emosi klien dan berpihak kepada klien
 klien semakin mengasihi dirinya sendiri
• Interupting: memotong cerita klien (-) atau (+) jika klien cerita
panjang dan lama
PENYEBAB
KESALAHAN DALAM MENDENGARKAN
• Ketertarikan konselor terhadap klien
• Kondisi fisik konselor
• Masalah pribadi konselor
• Sikap tanggap yang berlebihan
• Kemiripan masalah
• Perbedaan (budaya, usia yang begitu
jauh, jenis kelamin)
APA YANG PERLU DIDENGARKAN?

Pesan-pesan verbal:
• Cerita klien
• Sudut pandang klien  pandangan, nilai, sikap
• Keputusan klien
• Rencana tindakan klien
• Kesempatan & sumber daya klien

Pesan-pesan nonverbal: dapat menjelaskan / memodifikasi pesan verbal


YANG DIPERHATIKAN DALAM
MENDENGARKAN CERITA KLIEN

1. Pengalaman  apa yang terjadi pada klien & di luar kendali klien
• Eksternal, contoh: “istri saya tidak pernah memahami saya”
• Internal, contoh: “saya tidak bisa berhenti memikirkan dia”

2. Perilaku  apa yang dilakukan atau tidak oleh klien baik berniat maupun
dengan sengaja melakukan
• Eksternal, contoh: “ketika dia memaki saya, saya balas memakinya”
• Internal, pikiran, imajinasi, sikap, fantasi. contoh: ketika dia mengabaikan
saya, saya memikirkan cara-cara untuk membalasnya”.
Lanjutan . . .
3. Perasaan  emosi & suasan hati yang terkait
dengan pengalaman dan perilaku
• Perasaan terkait pengalaman, contoh:
“saya sering menyesali diri sendiri sejak ia pergi
meninggalkan saya”
• Perasaan terkait pengalaman dan perilaku, contoh:
“saya sering merasa bersalah setelah bertengkar
dengan suami saya”
MENDENGARKAN
PESAN NONVERBAL

Pesan noverbal dapat menjelaskan / memodifikasi pesan verbal


•Mengukuhkan, menekankan, menambah intensitas atau
mengulangi
•Mengatur atau mengarahkan
•Menyangkal atau membingungkan

Catatan: PERLU PERHATIKAN KONTEKS !!!


SHARING EMPATHIC HIGHLIGHTS (SEH)

ATTENDING + LISTENING

UNDERSTANDING

SHARING EMPATHIC HIGHLIGHTS (SEH)

Cara untuk mengkomunikasikan & memeriksa ketepatan


pemahaman  menolong klien untuk memahami dirinya
secara lebih utuh
FORMULA DASAR UNTUK SEH

Anda merasa ...............


(perasaan yang diekspresikan dan intensitasnya)
Karena ............
(pengalaman, perilaku, sudut pandang, keputusan,
rencana klien yang berkaitan dengan perasaan tersebut)

Nb: SEH mengungkapkan yang tersirat dari yang tersurat


MENCAPAI KEAKURATAN SEH
• Gunakan kelompok emosi yang tepat (misal, marah,
sedih dan khawatir) dengan intensitas yang tepat (misal,
terganggu, marah, sangat marah)
• Bedakan antara perasaan yang diekspresikan (saat
cerita ada emosi) dengan didiskusikan (saat cerita tidak
ada emosi)
• Perhatikan perilaku nonverbal klien
• Gunakan berbagai cara untuk mengkomunikasikan
pemahaman kita akan perasaan klien
KESALAHAN DALAM SEH
1. Tidak berespon;
2. Bertanya, misalnya “berapa lama masalah ini mengganggumu?”  timing
salah seharusnya melakukan SEH terlebih dahulu
3. Kata-kata klise, misalnya “banyak orang yang berjuang mencari identitas
seksual selama hidupunya”  bisa menyesatkan karena menganggap
masalah tersebut bukan masalah penting.
4. Memberi interpretasi, misalnya “masalah seksual ini mungkin saja hanya
merupakan suatu gejala. Saya punya dugaan bahwa kamu belum menerima
dirimu sendiri.”  timing terlalu cepat dalam membuat interpretasi
5. Menasihati
6. Membeo
7. Bersikap simpati & menyetujui
8. Pura-pura memahami
PROBING

Upaya konselor untuk menggali lebih jauh permasalahan


klien, sehingga ia dapat memahami sebagaimana klien
memahami permaslahan.

Probing juga perlu dilakukan untuk membantu klien


menemukan Blind Spots
PROBING DAPAT DILAKUKAN DENGAN

1. Menggunakan kata tanya: Apa, Bagaimana, Siapa, Kapan. Dimana


2. Menggunakan kata kunci dalam pernyataan yang terakhir 
merasa jenuh?, sepenuhnya puas?, etc. Biasanya disebut dengan
bentuk aksen dalam probing.
3. Menggunakan kata permintaan: dapatkah anda jelaskan lebih detil
mengenai sikap acuh tak acuhnya?
4. Menggunakan stimulasi kata atau dorongan minimal “lalu...”, “ehm
dan mengangguk-angguk... Sehingga klien merasa mendapatkan
dukungan untuk menjelaskan lebih lanjut”
5. Menggunakan pertanyaan tertutup yang mengarah pada jawaban
Ya atau Tidak.
PARAPHRASING
Merupakan respon singkat dari konselor mengenai apa yang didengarkannya
yang menekankan pada inti pesan dari apa yang baru saja diungkapkan klien
Contoh:
Klien: “saya sudah tidak tahan dengan sikap, perilakunya kepadaku”
Konselor: “sikap dan perilaku yang seperti apa yang membuatmu tidak tahan?”
Ya... Banyak hal dari sikapnya...yang buat aku tidak tahan... Tapi yang paling
menyakitkan ya yang barusan ini, betul-betul dia membohongiku...
#Konselor: “Kamu merasa sangat sakit hati terutama karena ketidakjujurannya
padamu”
#Konselor: “jadi banyak hal dari sikap pasanganmu yang menyakitkan tapi
yang paling tidak dapat ditolerir lagi adalah ketika ia membohongimu”
SUMMARIZING
Respon konselor untuk menyatakan kembali hal-hal yang sudah diungkapkan klien atau
membuat rangkuman dari apa yang sudah dibicarakan dalam satu sesi konseling, yang
tertata secara sistematik dan lengkap  dapat menunjukkan rincian, hubungan sebab
akibat, menunjukkan pola/tema tertentu, dll.

1.Pemanasan
2.Memfokuskan / menyatukan pikiran-pikiran dan perasaan klien
3.Menutup diskusi
4.Mendorong klien untuk mengeksplorasikan suatu tema
Saat-saat yang memerlukan pembuatan
rangkuman
1. Awal sesi : menunjukkan bahwa helper
memperhatikan (sesi sebelumnya), titik awal
untuk melanjutkan, memberi tanggung jawab
pada klien untk bergerak maju
2. Dalam sesi yang 'tidak tentu arah'
3. Saat klien tidak tahu apa yang hendak
dilakukannya
4. Ketika klien membutuhkan perspektif baru

Penting dilakukan di awal sesi


(kecuali sesi I atau akhir sesi)
Thank You !

Anda mungkin juga menyukai