Anda di halaman 1dari 31

Irsan Suherman

PENGANTAR
PSIKOLOGI
KONSELING
Review

 Tempat Konseling Dalam


Amanat Agung ?
 Apa Manfaat Konseling ?
 Apa Tujuan Konseling ?
 Apa arti : Konseling Sebagai
After Sales
Psikologi konseling
 Psikologi konseling bermakna
sebagai proses konseling
berupa bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli
kepada individu yang
mengalami masalah melalui
pendekatan psikologi.
Psikologi Konseling
 Pertama, konseling adalah suatu
interaksi antara dua orang atau individu,
yang masing-masing disebut konselor
atau klien.
 Kedua, dilakukan dalam suasana
professional. Ketiga, bertujuan dan
berfungsi sebagai alat (wadah) untuk
memudahkan perubahan tingkah laku
klien.
Pengertian Konseling
 Konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh
seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang mengalami
sesuatu masalah (disebut konsele)
yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien.
 Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di
tahun 1908 saat ia melakukan konseling karier.
Pengertian Konseling Menurut Para
Ahli
 .  Menurut Schertzer dan Stone (1980)
 Konseling adalah upaya membantu individu
melalui proses interaksi yang bersifat pribadi
antara konselor dan konseli agar konseli
mampu memahami diri dan lingkungannya,
mampu membuat keputusan dan
menentukan tujuan berdasarkan nilai yang
diyakininya sehingga konseli merasa
bahagia dan efektif perilakunya.
Pengertian Konseling Menurut Para
Ahli
 .  Menurut Jones (1951)
 Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta
dikumpulkan dan semua pengalaman siswa
difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi
sendiri oleh yang bersangkutan. Dimana ia diberi
panduan pribadi dan langsung dalam pemecahan
untuk lkien. Konseling harus ditujukan pada
perkembangan yang progresif dari individu untuk
memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa
bantuan.
Pengertian Konseling Menurut Para
Ahli
 Prayitno dan Erman Amti (2004:105)
 Konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli
(disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien.
 
Konseling Sebagai Proses psikologis
 konseling tidak dapat dilakukan sesaat.
Butuh proses yang merupakan waktu
untuk membantu klien dalam
memecahkan masalah mereka, dan
bukan terjadi hanya dalam satu
pertemuan. Permasalahan klien yang
kompleks dan cukup berat, konseling
dapat dilakukan beberapa kali dalam
pertemuan secara berkelanjutan.
Konseling Sebagai Proses psikologis
 merupakan proses psikologis karena
didalam proses konseling terdapat
pendekatan-pendekatan yang
berhubungan dengan psikologis,
sehingga tidak heran didalam konseling
terdapat hal-hal yang bersifat psikologis.
Pengertian Psikologi sebagai Ilmu
 Perilaku manusia yang dalam hubungan
dengan manusianya. (Sarlito)
 Ilmu tentang sesuatu yang mempelajari
jiwa ( Carl Gustav Jung)
 ILMU yang berusaha memahami
perilaku manusia,alasan dan cara
manusia melakukan sesuatu,memahami
bagaimana berpikir dan
berperasaan( Hendry Gleitman)
Konseling dengan Psikoterapi
 Persamaan
       Baik konseling maupun psikoterapi sama-sama
menjadikan manusia sebagai objek atau sama-sama
menangani/membantu manusia.
 
 Perbedaan
       Kalau konseling pada umumnya melakukan
pencegahan trhadap suatu masalah, sedangakan
psikologi pada melakukan penyembuhan setelah
bermasalah.
  
Persamaan dan Perbedaan Konseling
dengan Psikoterapi
 Konseling pada umumnya menangani orang normal.
Sedangkan Psikoterapi terutama menangani orang yang
mengalami gangguan psikologis. 
 Konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi, sadar, dan
berjangka pendek. Psikoterapi lebih rekonstruktif,
konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka
panjang.
 Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang
terbatas dan konkret. Psikoterpai sengaja dibuat lebih
ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta
berkembang terus.
  
Konseling Sebagai Peroses Memperoleh Pengalaman Baru

 Konseling pada hakikatnya membantu


menyelesaikan masalah klien dan sebagai
proses psikologis yang mana klian menghadapi
suatu masalah
 Konseling membantu memperbaiki keadaan
klien menjadi kembali kepada keadaan normal
atau baik kembali sehingga didalam proses
konseling klien akan mendapatkan suatu
pengalaman baru.
Pengalaman baru yang dapat diperoleh oleh
klien dalam proses konseling :

 a.  Mengenali konflik-konflik internal


 Konseling membantu orang untuk mengenal
bahwa masalah-masalah yang dialaminya
sesungguhnya bersumber dari konflik-konflik
yang ada dalam dirinya dan bukan karena
situasi di luar dirinya.
lima macam pengalaman baru yang dapat
diperoleh oleh klien dalam proses koneling :

 b.      Menghadapi realitas


 Banyak orang menghadapi berbagai masalah
dalam dirinya karena kurang mampu
menghadapi realitas. Sehingga mereka tidak
mengetahui realita yang sebenarnya.
  c.       Memulai suatu hubungan baru
 konseling akan memberikan peluang kepada
klien untuk memperoleh hubungan baru. Klien
berinteraksi dengan konselor dalam
serangkaian wawancara konseling.
Lima macam pengalaman baru yang dapat
diperoleh oleh klien dalam proses
konseling :
 d.  Meningkatkan kebebasan psikologis
 Banyak orang yang menghadapi kesulitan dan
masalah karena dalam dirinya terdapat
kekurangan bebasan dalam menyatakan hal-hal
yang bersifat psikologis.
 Misalnya merasa takut untuk berbeda pendapat
dengan orang lain, karena merasa tidak bebas
untuk menyatakan perasaan tertentu.
 
lima macam penganglaman baru yang dapat
diperoleh oleh klien dalam proses koneling :

 e.       Memperbaiki konsepsi-konsepsi


yang keliru
Untuk dapat bebuat secara tepat, orang
harus mampu mewujudkan perilaku yang
didasarkan atas konsepsi secara benar.
Akan tetapi orang yang memiliki konsepsi
tentang perilakunya secara keliru.
Makadalam proses konseling inilah semua
konsepsi-konsepsi ini akan diluruskan.
Karakteristik Konselor
 1)   Memiliki kepribadian yang kuat ( menolong )
 2)   Bersifat menerima seseorang sebagaimana
adanya
 3)   Empati ( mampu menggunakan Kacamata Hati
klien )
 4)   Jaminan emosional
(tranference/countertranference)
 5)   Menghindari nasihat-nasihat / sihir
 6)   Memiliki ilmu jiwa atau pun psikologi dan
psikoterapi
  
  Kualitas konselor
 1)        Pengetahuan mengenai diri sendiri
 2)        Kompetensi
 3)        Kesehatan psikologis yang baik
 4)        Dapat dipercaya
 5)        Kejujuran
 6)        Kekuatan atau daya
 7)        Kehangatan pendengar yang aktif
 8)        Kesabaran
 9)        Kebebasan
 10)    Kepekaan

  
Karakteristik Klien
 Kepribadian klien ikut berperan menentukan
keberhasilan proses konseling, aspek
kepribadian meliputi emosi, sikap, intelektual,
motivasi dll.
 Kecemasan klien akan tampak dihadapan
konselor, oleh sebab itu konselor yang efektif
akan mengeksplorasi perasaan-perasaan
tersebut dan adanya keterbukaan.
Karakteristik Klien
 a. Klien Suka Rela
 1) Hadir atas kehendak sendiri
 2) Segera dapat menyesuaikan diri dengan konselor
 3) Mudah terbuka, seperti segera mengatakan
persoalan
 4) Sungguh-sungguh mengikuti proses konseling
 5) Berusaha mengemukakan sesuatu dengan jelas
 6) Sikap bersahabat mengarapkan bantuan
 7)  Bersedia mengungkap rahasia walaupun
menyakitkan
Karakteristik Klien
 b. Klien Terpaksa
 1)      Besifat tertutup
 2)      Enggan berbicara
 3)      Curiga terhadap konselor
 4)      Kurang bersahabat
 5)      menolak secara halus bantuan
konselor
Karakteristik Klien
 c.  Klien Enggan ( tidat minat
Konseling)
 1)   Menyadarkan akan kekeliruannya
 2)   Memberi kesempatan agar dia dibimbing
orang lain atau mencari lawan bicara yang
lain.
  
Karakteristik Klien
 d. Klien Bermusuhan / Menentang
 1)      Tertutup
 2)      Menentang
 3)      Bermusuhan
 4)      Menolak secara terbuka.
Karakteristik Klien
 e. Klien Krisis
 1)  Tertutup, atau menutup diri dengan
dunia luar
 2)  Amat emosional, tidak berdaya,
histeri
 3)  Kurang mampu berpikir rasional
 4)  Tidak mampu mengurus diri dan keluarga
 5)  Membutuhkan orang yang amat dipercayai
 
Aspek Kognetif dalam Konseling
 konselor harus membongkar pola pikir
irasional
Contoh : tentang konsep harga diri yang salah,
sikap terhadap sesama yang salah,
memperbaiki asumsi-asumsi klien yang salah.
 Konselor tidak boleh memberi nasehat
langsung dengan pola pikir rasional-
irasoonal, tapi membangun sugesti yang
benar dan sikap tidak ketergantungan pada
orang lain.
menghadapi klien yang memiliki asumsi-
asumsi yang salah
 a.  Konselor harus ekstra sabar
 b.  Konselor tidak menimbulkan reaksi yang tidak
membantu
 c.  Konselor harus hati-hati dan mempunyai bukti
yang cukup untuk memastikan kalau asumsi itu
benar-benar salah (validitas)
 d.  Konselor harus mampu membuka pikiran klien
agar mampu memperbaiki asumsi-asumsi yang
salah tersebut
 e.   konselor harus mampu membuktikan kalau
asumsi itu salah
Aspek Emosi dalam Konseling
 Emosi adalah suatu gejala
psikologis yang menimbulkan
efek pada sudut pandang , sikap
dan tingkah laku serta
menimbulkan ekspresi tertentu
Emosi menimbulkan beberapa reaksi
 a.  Sakit hati
 Rasa sakit hati ini adalah pengalaman yang dialami seseorang
ketika terluka secara psikologis yang mengakibatkan gangguan
mental.
  
 b.  Takut
 Ada empat rasa takut yang dibawa klien dalam proses konseling yaitu :
 1)      Takut terhadap keberatan
 2)      Takut terhadap penolakan
 3)      Takut terhadap kegagalan
 4)      Takut terhadap kebahagian
  
Emosi menimbulkan beberapa
reaksi
 c. Marah
 Rasa marah bias disebabkan beberapa hal seperti karena terjadi
ketika ada halangan ketika ingin memperoleh pemuasan suatu
hubungan
  
 d. Rasa bersalah
 Ada tiga macam rasa bersalah yaitu:
 1)     Rasa bersalah psikologis, yang terjadi apabila individu
berperilaku yang bertentangan dengan konsepsi dirinya.
 2)     Rasa bersalah social, yang terjadi apabila dirasakan
bertentangan dengan aturan-aturan social.
 3)     Rasa bersalah religi, yang terjadi karena bertentangan
dengan kaidah-kaidah agama
  

Anda mungkin juga menyukai