Comb (1969) menyimpulkan dari hasil penelitian bahwa : Teknik yang banyak
dilakukan dalam konseling adalah "diri sendiri sebagai alat" (self as instrumen)
pribadi konselor menjadi fasilitator untuk pertumbuhan positif dari klien. Corey
(1991) alat yang paling penting untuk dipakai dalam pekerjaan seorang konselor
adalah dirinya sendiri (yourself as a person)
Psikologi Konseling
Rollo May (1967) mengemukakan hal yang penting bagi seseorang agar bisa
menjadi konselor yang baik ialah dirinya sendiri (The personal equation is all-
important in counseling)
Menurut George & Christhiani terdapat tiga hal penting yang mempengaruhi
konselor, baik positif maupun negatif dalam kegiatan konseling sebagai kegiatan
profesional, diantaranya yaitu :
1. Kualitas pribadi
2. Pengetahuan tentang profesi
3. Keterampilan khusus konseling
Psikologi Konseling
Ikatan National Bimbingan Kejuruan Kemudian pada tahun 1964, Ikatan Konselor
(National Vocational Guidance Association) untuk konseling dan Spuervisi (Association
yang pada tahun 1949 mengemukakan ciri for Conseling Education and Supervision)
umum yang perlu dimiliki seseorang menunjukkan bahwa seseorang konselor
konselor, ialah: harus memiliki sekelompok kualitas dasar
1. Menaruh minat yang mendalam terhadap kepribadian sebagai berikut:
orang lain dan penyabar. 1. Percaya kepada setiap orang.
2. Peka terhadap sikap dan tindakan orang 2. Menghayati nilai – nilai kemanusiaan
lain. individu
3. Memimliki kehidupan emosi yang stabil 3. Sikap keterbukaan
dan objektif 4. Peka terhadap dunia sekelilingnya
4. Memiliki kemampuan untuk kepercayaan 5. Memahami diri sendiri
orang lain. 6. Menghayati profesionalitasnya.
5. Menghargai fakta.
Psikologi Konseling
Hal ini sering kali dianalogikan dengan kegiatan seorang dokter sebagai
manusia biasa yang bisa sakit, namun dalam keadaan sakit, dokter tersebut
tidak perlu menghentikan tugasnya kalau memang memungkinkan dan
diperlukan untuk menyembuhkan pasien yang mungkin menderita penyakit
yang sama dengan dokternya. Jadi yang dipermasalahkan adalah apakah
akan efektif atau tidak efektif karena tertentu dan objektif pada konselor.
Penyingkapan Diri
Beberapa ciri untuk menentukan kapan pernyataan diri bersifat fasilitatif
:
1. Menyatakan perasaan-perasaan yang berkaitan langsung dengan transaksi
sekarang bisa berguna. Jika konselor merasa bosan atau tersinggung dalam
sesi konseling maka penting untuk mengemukakan namun di lain pihak tidak
bijaksana ketika mengungkapkannya
2. Memperbedakan penyingkapan yang merupakan penyampaian sejarah dan
pengekspresian langsung pengalaman konselor sangat membantu
3. Konselor acap kali bertanya kepada diri sendiri mengapa konselor
menyingkapkan diri dan sejauh mana penyingkapan diri itu patut
4. Konselor menimbang pengaruh-pengaruh dari penyingkapan diri konselor
terhadap klien atau para anggota kelompok konseling
Psikologi Konseling
Hanya jika kita bersedia membeberkan keraguan- keraguan kita kepada sesama
mahasiswa dan para pembimbinglah kita bisa diharapkan memperoleh hikmah
dari kekeliruan-kekeliruan kita.
Psikologi Konseling
Pemikiran yang harus dilakukan dalam menangani klien penuntut yaitu kita
perlu menyadari sifat tuntutan dan reaksi kita terhadapnya dan kita harus
memiliki keberanian untuk mengonfrotasikan klien kepada persepsi-persepsi kita
tentang tingkah laku klien dan tuntutan kita sendiri.
Psikologi Konseling
Hal yang paling terapeutik untuk dilakukan adalah sepenuhnya menjadi apa
yang kita mampu (merasakan klien-klien kita dan mengalami pergulatan-
pergulatan mereka bersama mereka), tetapi belajar membiarkanklien
memikul tanggung jawab atas kehidupan dan pilihannya sendiri diluar
pertemuan terapi. Jika kita mengambil alih tanggung jawab klien atas
perlunya dia belajar mengarahkan hidupnya sendiri, berarti kita menghambat
alih-alih menunjang pertumbuhan klien.
Psikologi Konseling
Pemberian Nasihat
Cukup sering klien-klien yang menderita datang pada pertemuan terapi untuk
mencari saran atau nasihat dan bahkan menuntut untuk dinasihati. Mereka
menginginkan lebih dari sekadar pengarahan. Mereka juga ingin konselor yang bijak
membuat suatu keputusan atau penyelesaian masalah mereka. Sedangkan
sebenernya Tugas terapis adalah hanya membantu mereka agar secara mandiri
membuat pilihan-pilihan dan agar memiliki keberanian untuk menerima
konsekuensi-konsekuensi dari pilihan-pilihannya itu.