Penelitian menunjukan bahwa sentralitas dari terapis adalah faktor utama dalam terapi
yang sukses. Klien menempatkan penilaian kepada kepribadian dari terapis daripada dari
teknik khusus yang dilakukan (Lambert dalam Corey, 2012). Teknik sendiri tidak terlalu
penting dalam proses. Wampold (dalam Corey, 2012) mengungkapkan bahwa komponen
personal dan interpersonal penting untuk psikoterapi yang efektif dimana teknik hanya
memiliki efek relatif kecil dalam keefektifan terapi.
Kualitas personal tertentu dan karakteristik dari konselor sangat penting untuk
menciptakan pertemanan terapi dengan klien. Berikut daftar karakteristik personal yang
harus dimiliki terapis yang efektif:
a. Memiliki identitas: mereka tahu siapa diri mereka, tahu mereka mampu untuk
menjadi apa, apa yang mereka mau di hidup mereka dan apa yang penting.
b. Menghormati dan menghargai diri sendiri: mereka dapat memberi dan
menerima bantuan dan cinta diluar dari perasaan harga diri dan kekuatan.
Mereka merasa memadai dengan orang lain dan memperbolehkan orang lain
untuk merasa kuat dengan mereka.
c. Terbuka untuk perubahan: mereka memiliki kemauan dan keberanian untuk
menonggalkan keamanan dari yang mereka tahu jika mereka tidak puas dengan
cara mereka. Mereka membuat keputusan mengenai bagaimana mereka akan
beruah, dan mereka bekerja untuk menjadi orang yang mereka mau.
d. Membuat keputusan yang berorientasi pada kehidupan: mereka menyadari dari
keputusan dini yang mereka buat pada diri sendiri, orang lain dan dunia. Mereka
bukan korban dari keputusan dini ini, dan mereka mau untuk mengubahnya jika
diperlukan.
e. Mereka otentik, jujur dan tulus: mereka tidak bersembunyi dibalik kekakuan
dari peran atau topeng. Siapa mereka di diri mereka dan di pekerjaan profesional
mereka sesuai.
f. Memiliki selera humor: mereka mampu untuk menempatkan kejadian dalam
hidup di perspektif. Mereka tidak melupakan bagaimana cara tertawa, terutama
pada kelemahan dan kontradiksi mereka sendiri.
g. Membuat kesalahan dan mau untuk mengakuinya: mereka tidak mau menolak
kesalahan mereka dengan mudahnya, tapi mereka juga tidak mau
merenungkannya, juga.
h. Secara umum hidup di masa sekarang: mereka tidak mundur ke masa lalu, tapi
juga tidak terpaku pada masa depan. Mereka mampu untuk mengalami dan
bersama orang lain pada masa sekarang.
i. Menghargai pengaruh budaya: mereka menyadari tentang bagaimana budaya
mempengaruhi mereka dan menghargai perbedaan nilai dalam budaya lain.
Mereka sensitif terhadap perbedaan unik yang timbul dari kelas sosial, ras,
orientasi seksual dan gender.
j. Memiliki niatan tulus pada kesejahteraan orang lain: perhatian ini didasari pada
rasa hormat, peduli, percaya, dan menilai dengan benar pada orang lain.
k. Memiliki kemampuan interpersonal yang efektif: mereka mampu untuk
memasuki dunia orang lain tanpa kehilangan dunia mereka sendiri. Mereka
berusaha untuk menciptakan hubungan yang kolaboratif dengan orang lain.
l. Terlibat sangat dalam dalam pekerjaan mereka dan mendapatkan makna
darinya: mereka dapat menerima penghargaan mengalir dari pekerjaan mereka
tapi mereka juga bukan budak dari pekerjaan mereka.
m. Bergairah: mereka memiliki keberanian untuk mengejar mimpi dan semangat
mereka, mereka memancarkan aura energi.
n. Mampu untuk menjaga batas sehat: meskipun mereka mencoba untuk
sepenuhnya bersama dengan klien, mereka tidak membawa masalah klien
selama waktu luang mereka. Mereka tahu cara berkata tidak, yang mampu untuk
menjaga keseimbangan di diri mereka.
2. Terapi Personal Untuk Konselor
Terapi personal dirasa sangat menguntungkan konselor sebagai upaya untuk mendapat
pengalaman menjadi klien pada waktu tertentu. Pandangan ini didukung oleh
penelitian. Beberapa tipe eksplorasi-diri dapat meningkatkan level mawas diri.
Pengalaman ini dapat diperoleh sebelum pelatihan, saat pelatihan, atau saat keduanya.
Menurut Orlinsky, Norcross, Ronnestad dan Wiseman (dalam Corey, 2012)
mengungkapkan bahwa psikoterapi diri sendiri dari psikoterapis mendapatkan hasil
bahwa lebih dari 90% dari orang-orang profesional dari kesehatan mental merasa puas
dan mendapat keluaran positif dari pengalaman mengonseling diri sendiri. Kontribusi
dari terapi diri pada pekerjaan terapis profesional adalah : (1) sebagai bagian dari
pelatihan terapis, terapi personal memberikan model dari praktik terapi dimana peserta
pelatihan merasakan pekerjaan dari terapis yang lebih ahli dan belajar secara keahlian
mana yang membantu dan yang tidak; (2) sebuah pengalaman menguntungkan dalam
terapi personal dapat meningkatkan kemampuan interpersonal terapis yang sangat
penting untuk melakukan terapi dengan terampil; (3) terapi personal yang sukses dapat
berkontribusi pada kemampuan terapis untuk menghadap stress yang dikaitkan dengan
pekerjaan klinik.
3. Nilai Konselor dan Proses Terapi
a. Peran dari Nilai di Konseling
Nilai kita adalah kepercayaan inti yang mempengaruhi bagaimana kita bertindak,
baik di kehidupan profesional maupun personal. Nilai personal mempengaruhi
bagaimana kita melihat konseling dan sikap kita dimana kita berinteraksi dengan
klien, termasuk cara kita mengadakan asesmen pada klien, pandangan kita terhadap
tujuan konseling, intervensi yang kita pilih, topik yang kita pilih untuk didiskusikan
pada sesi konseling, bagaimana kita mengevaluasi proses dan bagaimana kita
menginterpretasikan situasi kehidupan klien.
Sebagai konselor kita harus menjaga diri dari kecenderungan untuk menggunakan
kekuatan kita pada klien untuk menerima nilai yang kita anut karena itu bukan
fungsi kita untuk mengajak klien untuk mengadopsi dan menerima sistem nilai kita.
b. Peran Nilai di Mengembangkan Tujuan Terapi.
Konselor memiliki tujuan umum, dimana tujuan itu akan terefleksi di perilaku
mereka selama sesi terapi, dalam pengamatan mereka pada perilaku klien, dan
dalam intervensi yang mereka lakukan. Tujuan umum dari konselor harus sesuai
dengan tujuan personal dari klien. Menetapkan tujuan itu sangat berkaitan dengan
nilai. Klien dan konselor harus mengeksplorasi apa yang mereka harap untuk
dicapai dari hubungan konseling, apakah itu mereka dapat bekerja satu sama lain
atau tujuan mereka yang sesuai. Bahkan yang lebih penting adalah sangat penting
bagi konselor untuk mengerti, menghormati dan bekerja dengan lingkungan kerja
dari dunia klien daripada memaksakan klien untuk sesuai di skema nilai terapis.
Sumber: