PAPER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Pendekatan Konseling
Dosen Pengampu :
Mulawarman. S.Pd., M.Pd., Ph.D.
Eni Rindi Antika. M.Pd.
Disusun Oleh :
Amanda Ayuningtias 1301421026
Niswatul Birra 1301421028
Muhammad Akbar Hidayat 1301421058
Salma Nurul Baidho 1301421060
Rizky Dwi Andini 1301421086
Najwa Husniyatin Nadhiroh 1301421090
8. tahap-tahap konseling
Secara umum, tahap konseling dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Tahap Awal Konseling
Tahap awal konseling adalah tahapan saat konseli menemui
konselor, proses konseling, dan diantara konselor dan konseli sudah
menemukan permasalahan yang akan dipecahkan bersama. proses dalam
tahap ini, meliputi :
- Membangun hubungan terapeutik antara konselor dan konseli
- Mempertegas dan memperjelas permasalahan yang sedang
dihadapi
- Konselor menafsirkan permasalahan klien
- Konselor berusaha membangkitkan potensi klien
- Menentukan alternatif
- Membuat perjanjian seperti role limit, time limit, action limit, dan
lain-lain.
2. Tahap Kerja
Pada tahap kerja atau tahap pertengahan, seorang konselor akan
mengeksplorasi lebih jauh mengenai permasalahan klien dan solusi apa
yang sekiranya bisa diberikan melalui penilaian kembali dari masalah
konseli. Dengan hal itu, konseli akan mendapatkan perspektif baru
sehingga ia akan merasa terbantu dan dapat berpikir kearah problem
solving dari masalahnya. tujuan dari tahapan ini, yaitu :
a. Mengeksplorasi masalah konseli
Dengan eksplorasi masalah yang dilakukan konselor,
konseli akan mendapatkan insight serta pandangan baru dari
masalah yang sedang dihadapi. Konselor juga melalukan
reassesment bersama konseli. Dengan hal ini, konseli diharapkan
dapat terlibat penuh dan terbuka terhadap konselor serta akan lebih
objektif dalam proses problem solving dari masalahnya.
b. Menjaga hubungan terapeutik antara konselor dan konseli
Dalam menjaga hubungan terapeutik positif yang telah
terbangun diantara konselor dan konseli, konselor diharuskan
untuk kreatif disini. hal ini dimaksudkan agar konseli mau terbuka
dan merasa senang untuk terlibat selama proses konseling berjalan.
Tahap ini juga memerlukan sifat kejujuran dan terbuka dari konseli
terhadap konselor. Oleh karena itu, penting bagi konselor untuk
dapat memancing konseli dan membuat suasana konseling nyaman
sehingga konselor merasa aman dan terundang untuk melalukan
pemecahan masalah bersama.
3. Tahap Tindakan
Tahap akhir atau tahap tindakan adalah tahapan setelah melalui
serangkaian proses panjang konseling pada tahap-tahap sebelumnya. Tahap ini
meliputi :
- Menurunnya kecemasan konseli
- Konseli menunjukkan perubahan perilaku kearah yang positif
- Perubahan sikap positif dan mampu mengoreksi diri sendiri oleh konseli
Tujuan dari tahap ini sendiri adalah untuk membuat perubahan tingkah
laku kearah yang baik dari konseli dalam menghadapi masalahnya. Dalam proses
konseling pula, konseli diharapkan mendapatkan transfer of learning, yang berarti
konseli mampu mengambil inti dari proses konseling yang terjadi karena ia
menyadari akan kebutuhannya dalam melakukan perubahan. ditahap ini pula
konselor akan mengakhiri hubungan konseling dengan persetujuan kedua belah
pihak dan merencanakan bersama untuk pertemuan selanjutnya maupun proses
tindak lanjutnya.
Tahap-tahap konseling dalam person-centered therapy ada dua, yaitu :
1. Tahap Membangun Hubungan Terapeutik
Dalam tahap ini, konselor berusaha untuk membangun hubungan
yang terapeutik yang positif dengan konseli dan dilandaskan dengan
empati, penghargaan, kejujuran, ketulusan, dan positif tanpa syarat. Tahap
ini merupakan tahapan paling dasar untuk membangun hubungan dengan
konseli.
2. Tahap lanjutan
Tahap kedua adalah tahap lanjutan. Tahap ini bersifat fleksibel atau
disesuaikan dengan apa yang konseli butuhkan serta dilihat dari
keefektivitasan hubungannya.
Proses hubungan terapeutik ada 4, yaitu :
- Konseli mendatangi Konselor dengan keadaan cemas, tidak stabil, atau
tidak baik-baik saja.
- Konseli mendatangi konselor dengan harapan dapat mendapatkan solusi
atas permasalahannya karena ia merasa tidak bisa mengatasinya sendirian
- Konseli mulai menceritakan dasar permasalahannya, namun belum hingga
mendalam dan masih ada perasaan defensive disini.
- Konseli mulai terbuka terhadap permasalahan dan ceritanya. Terjadi juga
perubahan perilaku yaitu konseli akan bersifat lebih dewasa dan
teraktualisasi dalam menghadapi masalahnya.
10. Kesimpulan
Teori Rogers merupakan salah satu teori di bimbingan dan konseling yang
menekankan terhadap aktivitas klien dan tanggung jawab klien sendiri,
sebagaimana sebagian besar proses konseling diletakkan pada klien sendiri dalam
memecahkan permasalahannya sendiri lantas konselor hanya berperan sebagai
mediator atau mendampingi konseli dalam membantu untuk merefleksikan sikap
dan perasaan-perasaannya dan untuk mencari serta menemukan solusi terbaik
dalam konteks pemecahan masalah konseli itu sendiri.
Person centered therapy dapat dilihat melalui suatu prinsip sikap, serta
didasarkan pada tiga “kondisi inti” yaitu kongruensi, empati, dan hal positif tanpa
syarat, yang diturunkan dari enam hal yang dimiliki konselor untuk mengatasi
masalah hubungan. Person centered therapy ini tidak menangani penyebab dari
permasalahan melainkan mencari cara yang terbaik. Jadi dalam proses
penyembuhan person centered therapy, terapis tidak memiliki teknik khusus yang
diterapkan dalam situasi, hanya diri klien sendiri yang dapat menyembuhkan diri
nya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, G. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Rafika
Aditama.
Harahap. (2020). Teori Carl Rogers dalam Membentuk Pribadi dan Sosial yang
Sehat. AL-IRSYAD: Jurnal Bimbingan Konseling Islam.