Anda di halaman 1dari 35

PENDEKATAN KONSELING

EKSISTESIAL HUMANISTIK
KONSEP DASAR

Manusia

 dilahirkan dgn pembawaan dasar yang baik;


 memiliki kecenderungan yg bertujuan positif,
konstruktif, rasional, dan sosial;
 berkeinginan untuk maju;
 memiliki kapasitas untuk menilai diri
dan mampu membawa dirinya untuk
mengaktualisasikan diri;
 memiliki kesadaran diri;
 memiliki kebebasan dan tanggung
jawab untuk memilih/memutuskan
nasibnya sendiri;
 mencari makna yang unik dalam hi-
dupnya
TUJUAN KONSELING

Membantu klien agar merasa bebas dan


bertanggung jawab atas arah kehidupan yang
dipilihnya

 Menghilangkan penghambat aktualisasi potensi


diri
 Menemukan dan menggunakan kebebasan
memilih
• Menyajikan kondisi untuk memfasilitasi
klien menyedari keberadaannya secara
otentik

• Memahami potensinya dan menyadari


bahwa ia dapat bertindak sesuai dengan
potensinya/ kemampuannya

KEBERADAAN OTENTIK
KEBERADAAN OTENTIK

Menyadari sepenuhnya keadaan


sekarang

Memilih bagaimana hidup pada


saat sekarang

Siap memikul tanggung jawab atas


pilihannya
POLA HUBUNGAN KONSELOR-KLIEN

Pertemuan personal dan


otentik antara konselor-klien
Klien menemukan keunikan diri
dalam hubungan dengan konselor

Ditekankan pada di sini dan


sekarang
TEKNIK KONSELING

Mendahulukan pemahaman dari pada


teknik

Diagnosis, tes eksternal : tidak


penting

Meminjam teknik dari pendekatan lain


ROGERS
Client Centered

Juru bicara utama untuk psikologi


humanistik, menghabiskan separuh
abad dari hidupnya untuk menjalani
kehidupan yang memantulkan
gagasan yang ia kembangkan.
Masa kanak-kanak Rogers

 keluarga yang dekat dan hangat (dalam batas ajaran


agama).
 nilai-nilai etika Protestan yang diterapkan
 masa kecil yang kesepian sehingga mengasyikan
diri dengan interes belajar bukan dengan interes
sosial.
Masa Dewasa (kuliah)
 mata kuliah mayor berganti dari pertanian ke
sejarah, ilmu agama dan akhirnya ke psikologi
klinis.

 tahun kedua belajar menjadi pendeta

 dipilih untuk menghadiri konfrensi Federasi


Pelajar Kristen Dunia
Latar Belakang kelahiran Carl Rogers
Pada tahun 1924 Rogers menyelesaikan pendidikannya di University of Wisconsin.

Pada tahun yang sama Ia masuk Union Theological Seminary di New York City, ia mendapatkan
pandangan yang liberal dan falsafah mengenai agama

1928-1939 Pemimpin pusat bimbingan anak-anak di New York

Dia mendapat gelar M.A. pada tahun 1928 dan doktor pada tahun 1931 Rogers memimpin
Pusat Bimbingan Anak-anak di Rochester, New York

1964 Bergabung dengan staf di Institut Ilmu Behavioral Barat

Pada tahun 1968 , Rogers dan koleganya mendirikan Pusat untuk Studi tentang pribadi di La
Jolla
Rogers menikmati pengakuan dari seluruh dunia sebagai
pencetus dan pengembang gerakan humanistik dalam
psikoterapi, perintis dalam penelitian dan pemberi
pengaruh pada semua bidang yang ada hubungannya
dengan psikologi

Dia masuk dalam nominasi penerima hadiah Nobel


untuk perdamaian beberapa saat sebelum ia meninggal.
Sehabis jatuh yang menyebabkan pingganngnya retak
pada tahun 1987, ia masih sanggup menjalani operasi.
Namun malamnya setelah operasi jantungnya melemah
dan ia meninggal dunia.
Perkembangan teori Carl Rogers

Pendekatan terpusat pada pribadi didasarkan satu

1

konsep dari psikologi humanistik, dan pendekatan ini


juga bisa diklasifikasikan sebagai cabang dari
perspektif eksistensial

fenomenologis, artinya Rogers memberikan tekanan

2

yang kuat pada pengalaman-pangalaman pribadi


perasaan-perasaan dan nilai-nilainya, dan semua
yang teringkas dalam ekspresi kehidupan batin

Teori Rogers tentang kepribadian, seperti teori

3

Freud, Jung, Adler, Sullivan dan Horney, lahir dari


pengalaman-pengalaman selama bekerja dengan
individu-individu dalam hubungan terapeutik
lanjutan

4
● Ia mengakui bahwa dorongan utama pemikiran psikologisnya adalah :
“Pengalaman klinis yang terus menerus dengan individu-individu yang
melihat dirinya atau sebagaimana dilihat oleh orang lain, membutuhkan
pertolongan pribadi

5 Ia yakin bahwa dalam diri setiap manusia terdapat


potensi-potensi untuk menjadi sehat dan tumbuh


secara kreatif

6
● Selama tahun 1950-an sampai tahun 1960-an Rogers dan teman-
temannya meneruskan menguji hipotesa yang melandasi pendekatan yang
terpusat pada siswa dengan mengadakan penelitian yang ekstensif pada
proses dan hasil ahkir dari psikoterapi

7
● Yang menarik Rogers adalah meneliti cara yang paling baik bagi seseorang
untuk belajar dalam psikoterapi, dan iapun memusatkan kajiannya pada
kualitas hubungan klien atau terapis sebagai katalisatir yang membawa ke
berubahnya kepribadian
Rogers
(1942)

Menangani hal-hal yang


berhubungan dengan anak-anak
dan praktek konseling
individual dan psi koterapi
Ciri – ciri utama yang terdapat di dalam konseling
berpusat konseli
Melibatkan konseli secara aktif di dalam menjelajahi dan mengatasi masalahnya;

Konseli mempunyai kemampuan untuk berkembang baik dari segi emosi maupun dari segi
intelek

Perkembangan ini dapat terjadi di dalam suasana yang hangat, permisif dan penuh
pemahaman

Manusia pada dasarnya baik, karena sifat alami yang ada di dalam dirinya memang baik

Konseli memang berusaha untuk mendapatkan tilikan mengenai masalahnya, berusaha dan
bersedia untuk berubah

Tujuan yang ingin dicapai di dalam konseling ialah kebebasan dan keterpaduan;
Lanjutan…
Konseling berpusat konseli menitik beratkan aspek afektif atau emosi di dalam menjelajahi
masalahnya

Hubungan hangat antara konselor-konseli merupakan lingkungan yang sesuai untuk


mendorong perkembangan konseli (dan konselor);

Konseli hendaknya mempunyai rasa tanggung jawab untuk berubah dan berkembang;

Perhatian dan kesimpulan yang dibuat oleh konselor mempunyai peranan tertentu di dalam
proses konseling

Di dalam konseling berpusat konseli tidak ada suatu struktur yang kaku dan ketat. Ini memberi
peluang yang banyak pada konseli untuk bebas menjelajahi perasaannya;

Konseli sendiri akan mengenali segala perilaku yang tidak nalar melalui penjelajahan perasaan
SIFAT ALAMI MANUSIA
Menurutnya manusia dapat berkembang secara
positif dan membangun jika eksistensi perasaan
percaya mempercayai, hormat-menghormati
dapat dirasakan dan dialami.

Ia yakin bahwa manusia memang sejak mulanya


sudah mempunyai suatu kecenderungan dan
kemampuan alami untuk berkembang setingkat
menuju ke arah aktualisai diri, bila ada keadaan-
keadaan yang sesuai.
Menurut Rogers agar seseorang itu berkembang secara positif dan membangun
harus ada 3 suasana atau keadaan yaitu :

Penerimaan tanpa syarat


Kejujuran, keikhlasan Pemahaman yang
dan perasaan memberi
dan kebenaran mendalam
perhatian
Rogers juga telah mencoba menjelaskan dengan lebih khusus bahwa di dalam
teorinya harus dipahami 3 unsur yang penting yaitu :

Bidang fenomenologi, Diri, serta unsur yang


Organisme, seorang
keseluruhan terdapat di dalam bidang
individu secara fenomenologi yang
pengalaman yang
keseluruhan disebut “saya” atau “aku”
dirasakan dan disetujui
Diri juga yang menjadi konsep sentral bagi teori Rogers ini
yang mempunyai beberapa ciri antara lain :
CIRI PENDEKATAN BERPUSAT KONSELI
Rogers telah mengemukakan beberapa ciri atau sifat yang terdapat pada
teorinya sebagai berikut :

a. teorinya ini hendaknya dianggap sebagai teori yang luwes karena


bersedia menerima perubahan dari waktu ke waktu;
b. teori ini memberi fokus pada kemampuan konseli serta
tanggungjawabnya untuk mencari jalan dalam menghadapi kenyataan
selanjutnya menghasilkan perilaku yang sesuai dengan realitas.
c. pendekatan ini memberi pumpun utama pada dunia fenomenologi
konseli sendiri. Maksudnya, setiap konseli melihat kenyataan atau
realitas menurut kaca matanya sendiri. Kita sebagai konselor harus
menghindar dari mencemooh, menyangkal, mengkritik dan sebagainya
realitas subjektif konseli.
d. pendekatan ini dapat dipakai untuk semua jenis konseli normal, neurotik
dan psikotik;
Lanjutan…

e. melalui hubungan dengan konselor yang kongruen, yang bersedia


menerima konselinya tanpa syarat dan yang mempunyai
kemampuan untuk berempati, konseli akan “menjumpai” dirinya
sendiri melalui proses konseling.
f. konselor yang memakai teori ini hendaknya ikhlas, jujur, hangat
dan bersedia menerima konselinya. Dengan sifat dan kemampuan
ini konseli dapat diajak untuk memberi perhatian pada apa yang
dirasakan dan dialaminya masa kini pada waktu itu;
g. sebagai suatu teori yang menekankan usaha bersama diantara
konselor-konseli untuk memberi kemungkinan konseli
berkembang, konselor dan konseli terlibat secara langsung di
dalam proses berkembang untuk menuju ke arah tujuan;
h. kuasa dan kontrol tidak dipegang oleh konselor, konseli yang
memiliki dan konselilah yang menentukan bagaimana yang ia
inginkan memakai kuasa dan kontrol itu bagi pengembangan
dirinya.
PROSES DAN TUJUAN KONSELING

Tujuan yang hendak dituju dalam konseling


berpusat konseli ini bukanlah sekedar
menyelesaikan masalah yang dihadapi atau dialami
pada masa itu, tetapi yang diutamakan adalah untuk
mencapai perasaan bebas dan terpadu bagi diri
individu itu. Tujuan konseling adalah untuk
membantu konseli di dalam proses
perkembangannya agar ia dapat menghadapi dan
mengatasi masalah waktu ini dan masalah
dikemudian hari.
yang ingin dituju dalam
konseling itu telah tercapai :

Konseli akan
Kesediaa Yakin dipandu dan Kesediaan
n diarahkan oleh untuk terus
menerim
akan diri perasaan dan berkemban
a sendiri pemikiran
sendiri
g
PERAN KONSELOR
Dengan sikap dan berempati, konselor harus berfungsi sebagai
1

fasilitator untuk perkembangan seorang konseli


Konselor haruslah berusaha membuat sasaran yang sesuai dan yang mendorong konseli untuk

2 mengalami satu rasa bebas untuk menjelajahi dan mengalami bidang-bidang hidup yang disangkal, atau
yang dikacaukan atau yang tidak pernah disadarinya

3 Konselor harus membantu konselinya agar ia tidak lagi bersifat membela diri atau

mempertahankan diri dan selalu mencari alasan tertentu untuk setiap perilakunya

4 Konselor harus memperlihatkan pada konselinya bahwa ia dianggap setaraf dengan dirinya dan

secara bersama mereka akan berusaha untuk mengenal masalah konseli dan mengatasinya

5 Konselor tidak akan mendiagnosis masalah konseli. Ia hanya sebagai cermin yang

membantu konseli melihat dirinya dan masalahnya dengan jelas


Untuk memastikan tercapainya hal-hal yang disebutkan diatas haruslah ada
:

Pertemuan, Konselor dapat Konseli harus


Konselor harus Konselor
baik secara di dalam bersedia
berempati Konselor dapat melihat
untuk dan merasakan,
langsung keadaan menerima
merasakan
harus sedikit banyak
atau tidak kongruen dan konseli tanpa
dan bersifat sifat-sifat dan
langsung konseli juga syarat, tanpa
mengalami kemampuan-
antara berada di syarat, tanpa
apa yang
jujur, kemampuan di
konselor dalam suatu ikhlas dan atas yang ada
dirasakan dan
keadaan tidak prasangka pada
dengan dialami oleh terbuka
kongruen atau anggapan konselornya
konseli konseli
PERAN DAN KEADAAN KONSELI
a. Konseli yang berada di dalam keadaan tidak
kongruen.

b. Pada mulanya, konseli akan mengharapkan


jawaban dan penyelesaian atas masalah-
masalah yang dikemukakannya kepada
konselor, karena ia menganggap konselor
sebagai seorang yang pakar serba tahu dan
serba bisa.
Lanjutan…
c. Di tingkat permulaan juga, kita akan menemukan konseli yang akan
menampakan ciri-ciri sebagai berikut :

ia mempunyai kepercayaan dan sikap yang kaku;

perasaan dan pengalaman terhambat;

ia terpisah dari perasaan yang asli;

ia tidak bersedia untuk mendiskusikan perasaan-perasaan yang mendalam mengenai dirinya;

takut akrab

tidak yakin akan dirinya dan sebagainya.


d. Melalui suasana yang sesuai yang disampaikan oleh
konselor kepada konseli sehingga konseli dapat melihat
dan merasakan, konseli akan berubah sedikit demi sedikit
sehingga ahkirnya nampak ciri-ciri sebagai berikut :
1. dapat menyatakan keraguan dan rasa takutnya, rasa cemasnya, rasa
bersalah, rasa malu, rasa benci, rasa marah dan sejenisnya yang
terpendam dalam dirinya;
2. mereka tidak lagi terlalu terhambat dan mengacaukan kenyataan;
3. sudah mulai ada kesadran untuk menerima dan menggabungkan sebagian
dari perasaan- perasaan-perasaan yang bertentangan dan
menyimpangkan ke dalam struktur diri;
4. mulai mengenal perasaan-perasaan yang negatif dan positif yang selama
ini ditekan atau disembunyikan;
5. lebik terbuka, bersedia menerima realitas, kurang menekankan hal-hal
lampau, lebih mudah membuat keputusan dan lebih yakin akan diri
sendiri;
6. lebih kuat berusaha menuju ke arah aktualisasi diri.
Rogers menekankan tiga sifat atau sikap konselor yang
sangat penting untuk menjaminkan adanya suatu hubungan
menolong yang efektif :

Kejujuran, keikhlasan dan keaslian

Kesediaan menerima konselinya tanpa syarat

Pemahaman empati yang tepat


Tujuan Terapi

Menurut pandangan Rogers (1977)


sasaran terapi bukan hanya sekedar
memecahkan permasalahan, melainkan
membantu klien dalam proses
pertumbuhannya, sehingga dia akan
lebih baik menangani problema yang
dihadapinya sekarang dan yang akan
mereka hadapi di masa depan.
KESIMPULAN
Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada
perhatiannya yang semata-mata melihat kehidupan diri sendiri dan
bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang
lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi
sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang
partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.
Tetapi, teori Rogers memandang bahwa pada dasarnya manusia itu
baik, konstruktif dan akan selalu memiliki orientasi ke depan yang
positif.
Sampai kini teori Rogers masih terus diterapkan dalam proses
konseling, terutama pentingnya konselor menunjukkan empati,
penghargaan tanpa syarat, dan ketulusan.
- Terimakasih -

Anda mungkin juga menyukai