Anda di halaman 1dari 31

MODUL

WAWANCARA
PSIKIATRIK
Pelatihan Keswa untuk Nakes FKTP
2017
POKOK BAHASAN
 A : Pengertian Wawancara Psikiatrik
 B : Teknik Wawancara Psikiatrik
 C : Tahapan Wawancara Psikiatrik
 D : Wawancara pada Kondisi Khusus
A. PENGERTIAN WAWANCARA
PSIKIATRIK
Wawancara yang dilakukan oleh dokter kepada
pasien dengan gangguan jiwa. Mencakup:
 anamnesis
 pemeriksaan status mental
 penetapan diagnosis dan prognosis
 intervensi non-farmakologis (psikoterapi).
B : TEKNIK WAWANCARA
PSIKIATRIK
 Membina rapport
 Merespons dengan empati
 Observasi perilaku nonverbal
 Strategi mendapatkan informasi
DEFINISI RAPPORT: INTERAKSI ANTARA PASIEN DENGAN
PEWAWANCARA YANG DI DALAMNYA TERDAPAT RASA
PERCAYA (TRUST) DAN PENGERTIAN (UNDERSTANDING).

• Saat pertama menemui pewawancara, pasien


sering mengalami rasa khawatir, takut, bahkan
bingung – sulit mengungkapkan permasalahan
 dibutuhkan rasa percaya, dimengerti, ‘diterima’
 agar pasien mau menceritakan permasalahan,
sehingga
pewawancara memahami dan dapat membantunya
STRATEGI MEMBINA RAPPORT:

1. Buat suasana nyaman bagi pasien dan


pewawancara
2. Temukan hal-hal yang menyebabkan penderitaan
pasien, dan perlihatkan kepedulian terhadap hal
tsb.
3. Tunjukkan keahlian dan bangun sikap
kepemimpinan
1. BUAT SUASANA NYAMAN BAGI PASIEN DAN
PEWAWANCARA

 Buka wawancara dengan percakapan dasar dan


ringan, bertujuan lebih mengenal/dekat dengan
pasien
 Lingkungan nyaman, tidak bising dan tidak
banyak intervensi (bunyi HP, orang lalu lalang
dll)
 Menjadi pendengar yang aktif dan efektif
TEKNIK AWAL MEMBUAT RASA
NYAMAN

a. Beri salam, bersalaman, sambil tersenyum


b. Perkenalkan diri
c. Tanyakan nama pasien serta bagaimana sebaiknya
memanggil pasien.
d. Lanjutkan dengan pertanyaan ringan
(cth: bagaimana perjalanan pasien sampai ke tempat
pewawancara)
e. Menjelaskan secara singkat tujuan wawancara dan minta
kesediaan pasien untuk memberikan informasi
f. Tanyakan identitas pasien (usia, tempat tinggal, asal,
TEKNIK MENDENGAR YANG EFEKTIF

• Duduk berhadapan dan agak membungkuk ke arah


pasien
• Membuat kontak mata
• Rileks dan sikap terbuka, hangat & empatik
• Memberi perhatian sepenuhnya
• Suara lembut
• Tidak memotong pembicaraan
• Tidak menghakimi
• Tidak memberi penilaian
2. TEMUKAN HAL-HAL YANG MENYEBABKAN
PENDERITAAN PASIEN, DAN PERLIHATKAN
KEPEDULIAN
• Dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan, seperti :
- apa yang sedang mengganggu anda?
- apa yang saat ini anda rasakan?
- apa yang bisa saya bantu? Dapatkah anda menceritakan..?

• Fase awal wawancara seringkali penting untuk


membiarkan pasien ventilasi terhadap keluhannya
dengan bebas. Deteksi kemungkinan adanya
depresi, kecemasan, atau kemarahan.
- Jika pasien terlihat cemas, berikan dukungan kepada pasien, cth:
“saya mengerti bahwa hal ini mungkin sangat sulit
diceritakan..terutama jika anda baru bertemu pertama kali…”
3. TUNJUKKAN KEAHLIAN & BANGUN
SIKAP KEPEMIMPINAN

• Buat pasien memahami bahwa tidak hanya pasien


sendiri yang menghadapi masalah seperti sekarang.
• Sampaikan pada pasien bahwa terapis familiar dengan
masalah ini – tunjukkan pengetahuan yang dimiliki.
• Bicarakan hal-hal yang diragukan oleh pasien bersama
dengan keluarga atau teman yang mengantar pasien
secara profesional.
• Bangkitkan semangat pasien akan masa depannya.
• Tunjukkan ketertarikan untuk membantu kesembuhan
pasien
RESPONS DENGAN EMPATI

• Empati -- dapat memahami apa yang dirasakan oleh


pasien. Bagaimana jika berada dalam posisi orang lain
tsb, namun tetap sebagai pihak yang berdiri di luar
masalah
• Dapat jatuh dalam simpati, bila terlarut dalam situasi
yang dihadapi orang tsb, lalu gagal bersikap objektif
• Empati berkaitan dengan kepedulian, pemahaman,
serta sikap menghargai/menghormati
Respon terapis bisa berupa :

1. Memperlihatkan kepedulian kita melalui bahasa tubuh

cth: memandang matanya, sesekali mengangguk,


menampilkan ekspresi yang sesuai, dll

2. Ekspresi-ekspresi verbal singkat dapat memperlihatkan


bahwa kita menghargai dan memahami

cth: “oh ya…, mmm…, saya mengerti…”


“saya dapat melihat bagaimana hal tersebut
mengganggu anda..” ; “hal tersebut pasti membuat
anda tidak nyaman..”
KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN

• Mendengar sambil menulis atau kerja lain


• Pandangan menerawang
• Tidak sabar, menyela/interupsi
• Berargumentasi
• Banyak bicara atau menasihati
• Berbasa-basi
• Terlalu cepat menyimpulkan
OBSERVASI PERILAKU NONVERBAL

1. Ekspresi wajah: tatapan mata, kerut dahi, alis,


hidung dan kesesuaian ekspresi wajah
2. Suara: nada, intonasi, jeda kata, cara bicara
3. Sikap tubuh: cara bersikap, gerakan tubuh,
tangan, kaki
4. Reaksi fisiologis: wajah merah/pucat, berkeringat,
napas tersengal, pupil mata melebar
5. Penampilan: cara berpakaian, sikap dlm duduk dan
berdiri
STRATEGI MENDAPATKAN INFORMASI

• Teknik pertanyaan terbuka (open-ended questions) di


awal wawancara akan membuat pasien menceritakan
masalahnya dengan kata-kata pasien sendiri. Pertanyaan
yang membantu di antaranya adalah:
“Bagaimana saya dapat membantu anda?”
“Apa yang bisa saya bantu?”
“Masalah apa yang membawa anda ke sini?”
“Darimana sebaiknya kita mulai?”
• Dikombinasikan dengan beberapa pertanyaan tertutup (close-
ended questions) untuk menelusuri kata kunci atau menanyakan
hal yang spesifik, detil-detil yang dibutuhkan untuk diagnosis

contoh:
D : Sudah berapa lama anda mengalami keluhan sulit tidur?
P : 2 minggu
D : Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk bisa tertidur
belakangan ini?
P : Kadang-kadang satu jam, kadang 3 jam, kadang saya tidak
bisa tidur sama sekali sepanjang malam.
D : Apakah anda pernah terbangun sangat awal dan tidak bisa
tidur lagi?
P : Tidak
• Pendekatan yang baik adalah dengan mengkombinasikan
keduanya dari pertanyaan luas ke pertanyaan yang
terfokus dan tajam.

• Memulai topik baru dengan pertanyaan terbuka yang luas;


lanjutkan dengan memfokuskan pada satu topik target;
akhiri dengan serial pertanyaan yang semakin menyempit,
sesekali tertutup – tipe ya/tidak.

• Jika ingin menghindari pertanyaan tertutup, gunakan


pertanyaan terbuka yang tajam dan fokus.
Contoh:
“Apakah anda mengalami sulit tidur?” (jawaban yang
muncul adalah: ya atau tidak)
lebih baik bertanya:
“Apa yang terjadi saat anda mencoba tidur?”
• Teknik Klarifikasi
“anda merasa sedih. Kapan waktu anda merasa paling sedih?”

• Teknik Fasilitasi
“lalu..” “apa yang terjadi kemudian?”

• Teknik Silence
terkadang pasien membutuhkan waktu untuk menangis,
membutuhkan waktu untuk bercerita dalam kondisi yang
mendukung

• Teknik Dukungan Positif


“Saya sangat menghargai anda menceritakan kepada saya
bahwa anda berhenti meminum obat. Dapatkah anda
memberitahukan kepada saya, apa masalahnya?
TAHAPAN WAWANCARA
PSIKIATRIK

Secara umum, wawancara psikiatrik dibagi menjadi


tiga tahapan:
1. Membuka wawancara
2. Isi wawancara
3. Menutup wawancara
Membuka Wawancara

 Fase awal sebuah wawancara psikiatrik.


 Di fase ini dilakukan penelusuran identitas pasien,
membina rapport dan mempersiapkan pasien untuk
wawancara yang sesungguhnya.
 Sampaikan juga kepada pasien bahwa semua hal
yang dibicarakan dalam sesi ini bersifat rahasia
sehingga pasien dapat bebas menceritakan apapun.
Isi Wawancara

 Keluhan utama: kapan dan bagaimana awalnya, perjalanan


penyakit dan hal-hal yang memperparah atau meringankan.
 Apakah pasien banyak mengeluhkan masalah fisik (lebih dari
tiga) yang tidak cocok dengan pola penyakit apapun.
 Apakah ada riwayat penggunaan obat atau zat lain.
 Bagaimana kepercayaan pasien terhadap penyakitnya,
adakah kecurigaan ke arah supranatural atau keyakinan
kultural tertentu.
 Riwayat gangguan jiwa sebelumnya, riwayat penyakit medis,
serta peristiwa kehidupan, misalnya berduka, pengangguran,
pindah rumah, masalah dalam perkawinan atau pekerjaan.
 Daftar sumber dukungan sosial bagi pasien; keluarga, teman,
lingkungan, agama, dll.
 Riwayat perkembangan, kehidupan sosial dan sistem
keluarga: Semua peristiwa kehidupan yang bermakna
pada pasien perlu ditelusuri, termasuk tahap-tahap
perkembangan (mulai bicara, berdiri, berjalan, apakah
ada kecemasan perpisahan saat pertama masuk
sekolah, pergaulan di sekolah, dll).
 Pemeriksaan status mental untuk memastikan dan
mengonfirmasi gejala pada pasien.
 Apabila pasien mengatakan mendengar suara-suara, kita
perlu memastikan apakah suara tersebut tanpa sumber,
apakah hanya pasien sendiri yang dapat mendengar, kapan
biasanya suara-suara tersebut muncul, dan apa reaksi pasien
terhadap suara-suara tersebut.
 Bila pasien memiliki keyakinan tertentu, untuk memastikan
apakah itu suatu waham kita bisa minta pasien menjelaskan
lebih lanjut mengenai keyakinannya tersebut.
PERTANYAAN KUNCI UNTUK MENDETEKSI
GANGGUAN JIWA DI FASILITAS
KESEHATAN PRIMER:

 Apakah Anda mengalami kesulitan tidur di


malam hari?
 Apakah Anda merasa seolah tidak tertarik
untuk melakukan kegiatan yang biasa Anda
lakukan?
 Apakah Anda merasa sedih akhir-akhir ini?
 Apakah Anda merasa takut terhadap apapun?
MENUTUP WAWANCARA

- Simpulan singkat – selipkan kalimat suportif


- Penjelasan tentang diagnosis & rencana terapi
- Beri pasien kesempatan untuk bertanya
- buat janji temu untuk pertemuan berikutnya
WAWANCARA PADA KONDISI
KHUSUS
Jika terjadi Resistensi

• Resistensi: pasien yang secara sadar menghindari pembicaraan


tentang suatu topik. Contoh:
“Saya tidak mau membicarakan tentang hal itu
sekarang.”
“Saya tidak mau membahas hal ini dengan anda.”

• Resistensi tidak langsung: pasien berusaha mengalihkan


perhatian pewawancara dari suatu topik, menjawab pertanyaan
secara singkat atau tidak menjawab sama sekali, atau
mengalihkan pembicaraan, ekspresi wajahnya menunjukkan
ketidaktertarikan, atau berhenti sebelum menjawab.

-- > Ekspresikan penerimaan


Mengubah fokus pembicaraan – tunda topik sebelumnya
WAWANCARA SAAT EMERGENSI

• Waktu terbatas
• Fokus pada keluhan saat ini dan alasan dibawa ke
fasilitas kesehatan (IGD)
• Alloanamnesis pada keluarga, teman, atau bahkan
polisi yang membawa pasien
• Wawancara: pertanyaan langsung pada intinya,
namun tetap tenang dan tidak “mengancam”
pasien. Pewawancara tampak mengendalikan
situasi, secara meyakinkan akan melindungi pasien
dari kemungkinan melukai diri sendiri maupun dari
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

1. Othmer E, Othmer SC. The clinical interview using DSM-


IV. Volume1: Fundamentals. Washington: American
Psychiatric Press Inc., 1994.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s synopsis of
psychiatry. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, 2003.
3. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI,
2013
4. Pedoman Diagnosis PPDGJ III, Depkes RI
5. Patel V. Ketika tidak ada psikiater: Buku panduan
kesehatan jiwa. CBM International. 2009
DAFTAR TILIK BERMAIN PERAN
No Butir Penilaian Ya Tidak
1. Beri Salam
2. Perkenalan diri, membina Rapport
3. Menanyakan keluhan dan gejala untuk
memahami
4. Membantu pasien untuk mengungkapkan apa

yang dirasakan (verbal-non verbal) untuk


mendapatkan informasi
5. Melakukan respons empati dan penentraman

6. Simpulan singkat hasil wawancara


7 PenjelasanMemberikan salam, bersalaman,
tersenyum
rencana terapi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai