Anda di halaman 1dari 73

Wawancara Riwayat

Obat
Octalya-Yolita-Ayu-Juwita-TazkiaMelya-Kristiyanti-Jennifer-BefyaArini-Arifa-Vernanda-Grace JuliAnna-Afina-Ikhsan-Mega AudinaHasti-Annisa Azka-Puspita- DendhiSulistiyaningsih-Dianah

Pendahuluan, Definisi
dan Tujuan
Octalya

PENDAHULUAN
Farmasis sering harus memperoleh informasi
dari pasien sebagai bagian dari proses
penilaian terhadap pasien. Jenis pertanyaan
berkisar mulai dari masalah sederhana
seperti menanyakan apakah pasien alergi
terhadap penisilin, hingga masalah yang
lebih kompleks, seperti menentukan apakah
pasien menggunakan obat dengan benar.
Wawancara adalah salah satu metode yang
paling umum digunakan dalam menilai
pasien

DEFINISI
Wawancara adalah suatu komponen yang
penting
dalam
proses
manajemen
penyakit yang farmasis peroleh untuk
pengambilan keputusan terapeutik.
(Jones, Rhonda M. 2008, terjemahan Benediktus Johan dan Diana Lyrawati.
2008.
Wawancara
dan
Penilaian.
Hal
https://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/wawancara-dan-penilaian.pdf
.
Diakses 3 September 2015.)

Wawancara riwayat obat merupakan


suatu informasi mengenai terapi atau
pengobatan apa saja yang pernah
diterima oleh pasien.

Tujuan
Dalam menilai terapi pengobatan, seperti dalam suatu
wawancara riwayat pengobatan, adalah penting untuk
memastikan bahwa kita memiliki daftar lengkap obat yang
pernah digunakan oleh pasien, termasuk obat resep, obat bebas,
obat herbal, serta obat komplemen dan obat alternatif lainnya.
Untuk setiap jenis pengobatan, dilakukan suatu penilaian untuk
mengetahui:
(a) persepsi pasien tentang tujuan pengobatan tersebut,
(b) cara pemakaian obat oleh pasien,
(c) efektivitas yang dirasakan oleh pasien (bersama dengan
informasi spesifik mengenai indikator efektivitas yang berasal
dari laporan dokter kepada pasien atau reaksi yang terjadi
berdasarkan pantauan pasien sendiri), dan
(d) masalah yang pasien rasakan terhadap terapi
(Jones, Rhonda M. 2008, terjemahan Benediktus Johan dan Diana Lyrawati. 2008. Wawancara dan Penilaian. Hal
https://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/wawancara-dan-penilaian.pdf . Diakses 3 September 2015.)

Cara memulai wawancara


Diperlukan skrip/ inteview guide
(sebagai panduan pertanyaan)
Diperlukan informasi mengenai obat
(lama dan baru)
Keterampilan berkomunikasi
Pertimbangan dalam pengambilan
keputusan terapi pasien

Metode dan
Teknik Wawancara
Yolita, Ayu, Juwita

Keterampilan Dasar
Wawancara

Wawancara

Komunikasi

Kunci Komunikasi Interpersonal yang


Efektif
a. Mendengarkan dengan baik
Langkah mendengarkan dengan baik
Memberikan respons terhadap apa yang diceritakan
oleh pasien, misal : dengan mengangguk (mm,
ya, teruskan, betul? dsb)
Melihat kepada orang lain, menjaga kontak mata
pada keadaan yang bagus
Bertatap muka, tidak menoleh atau melihat ke bawah
Mendengarkan secara sederhana dan
merupakan dasar komunikasi yang baik

simpatik

b. Mengajukan Pertanyaan
2 Tipe pertanyaan :
Open-Ended Question (Pertanyaan Terbuka)
Partisipasi maksimal di pihak pasien
Contoh :
-Bagaimana yang Anda rasakan sejak memulai pengobatan
yang baru ?
-Pengobatan apa yang sedang Anda jalani saat ini ?
Close-Ended Question (Pertanyaan Tertutup)
Memerlukan jawaban ya atau tidak
Contoh :
-Apakah terjadi rasa nyeri pada dada ketika Anda duduk?
-Pernahkan Anda mengalami reaksi alergi terhadap suatu
obat?

c. Empati
kemampuan individu untuk dapat memahami
apa yang dirasakan individu lain (Spiro)
Bagaimana cara untuk empati ?

Belajar membuka diri


Bicara dengan bahasa tubuh (non-verbal)
Dekat tetapi tidak terlalu
Menghapus pola pikiran yang menghambat
empati
Belajar menyeimbangkan kebutuhan anda
dengan kebutuhan orang lain
Memahami karakter dari pasien

d. Aspek Non-verbal dari Mendengarkan

Apoteker dapat melakukan beberapa


hal untuk menyampaikan minat dan
perhatian kepada pasien
Berusaha
mendengarkan
pasien

Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
Sikap badan
yang santai

Mengadakan
kontak mata
pada saat
berbicara

Menghadap ke
arah pasien

e. Ketegasan (Asertif)

Teknik-teknik bertindak
asertif

Memberikan
umpan balik dapat
membantu
menghindari
kesalahpahaman dan
membantu
menyelesaikan
konflik yang tidak
dapat dihindari dalam
suatu hubungan
Membuat
permintaan kepada
orang lain secara
langung juga
diperlukan dalam
suatu hubungan yang
sehat sehingga dapat
mencapai tujuan apa
yang kita harapkan
dari orang lain

Meminta umpan balik dari


orang lain dapat meningkatkan
keterampilan komunikasi
interpersonal kita serta
meningkatkan hubungan yang
lebih baik dengan orang lain.
Contoh : sebagai seorang
apoteker, anda harus menilai
kepuasan pasien secara rutin
dan meminta umpan balik
mengenai pelayanan yang anda
berikan
Wawancara yang sukses
tingginya hubungan antar kedua
belah pihak. Hubungan
dibangun dengan rasa saling
perhatian dan menghormati.
Kita dapat membantu proses ini
dengan menggunakan kontak
mata yang baik, tulus, ramah
dan tidak meniru atau
mendakwa pasien

Berlaku persisten
dilakukan untuk
menjamin hak-hak
anda dihargai.
Mengabaikan
Provokasi
Contoh : pasien yang
marah atau merasa
putus asa mungkin
menyerang dengan
serangan personal
apoteker yang merasa
dikritik secara tidak
adil merespon dengan
sikap agresif dan
sarkastik harus
dihindari/diabaikan
fokus pada
penyelesaian masalah

Mengantisipasi
pertanyaan-pertanyaan
yang sensitif dengan teknik
:
1.Sebelum bertanya
mengenai topik yang sensitif,
beritahu pasien bahwa
masalah yang akan
ditanyakan adalah hal yang
biasa
2.Menanyakan apakah situasi
tersebut pernah terjadi
tanyakan pula mengenai
situasi saat ini
3.Susunlah pertanyaan dan
gunakanlah nada suara yang
sama antara pertanyaan
yang biasa dengan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Proses Wawancara

Hal-Hal yang Harus


Diperhatikan dalam Melakukan
Wawancara

LINGKUNGAN

Kalimat Pembuka

Jenis-Jenis Pertanyaan
Pertanyaan Terbuka
Lebih menuntun pasien untuk memberikan tanggapan dengan
format naratif atau sebuah paragraf kalimat-kalimat daripada
sekedar jawaban ya atau tidak.
Bagaimana yang anda rasakan sejak memulai pengobatan yang
baru?
Pengobatan apa yang sedang anda minum saat ini?
Pertanyaan tertutup

Menuntun jawaban-jawaban pendek, satu


atau dua kata (misalnya; ya atau tidak)
Membatasi pilihan jawaban pasien.
Pernahkan anda mengalami reaksi alergi terhadap suatu obat?

Contoh Pertanyaan saat


Wawancara

(Tietze, K. J., 2012)

Verifikasi Informasi Pasien


Klarifikasi

Berguna jika pasien memberikan informasi yang membingungkan atau meragukan:

Apakah ketika anda mengatakan bahwa obat itu membuat anda sakit yang anda maksud adalah obat itu
menyebabkan anda sakit perut?

Refleksi
Pengulangan sebagian atau seluruh tanggapan pasien
Baiklah, jadi bayi anda mengalami diare tiga kali sehari setelah anda
memberi dia amoxicillin selama dua hari.
Empati
Seringkali informasi yang disampaikan pasien juga melibatkan
perasaan atau emosi terkait dengan pengobatan, kondisi medis, atau
situasi hidup.
Tanggapan empati adalah mengenali perasaan, kemudian
direfleksikan kembali kepada pasien dengan cara memahami,
memperhatikan, dan tidak menilai.
Saya bisa memahami rasa sakit yang Ibu rasakan..

Verifikasi Informasi Pasien


Cont..
Fasilitas

Dengan menyemangati pasien untuk terus mengkomunikasikan lebih banyak informasi. Ini
menunjukkan bahwa farmasis tertarik dengan apa yang dikatakan pasien.
Percakapan dapat difasilitasi baik secara verbal (misalnya: Ya, teruskan) dan nonverbal (misalnya:
mempertahankan kontak mata atau mengangguk tanda setuju).

Keheningan
Ketika mendapat pertanyaan, kadang-kadang pasien membutuhkan
waktu untuk berpikir dan untuk mengorganisasi apa yang ingin ia
sampaikan.
Farmasis harus menjadi terbiasa dengan jeda-jeda ini.
Namun, jeda yang panjang mungkin juga berarti pasien tidak
mengerti farmasis sebaiknya mengulang pertanyaan.
Ringkasan
Ringkasan adalah ulasan dari apa yang pasien telah komunikasikan.
Pernyataan ringkasan merupakan verbalisasi dari pemahaman
farmasis terhadap informasi pasien, dan ini dapat digunakan pada
setiap waktu selama atau pada akhir wawancara.

Komunikasi Non-Verbal
JARAK
Jarak yang paling nyaman adalah terpisah kurang lebih 18 - 48 inci.
Mempertahankan jarak yang cukup dekat untuk memastikan
privasi pasien.
Seringkali, pasien mengkomunikasikan secara nonverbal tingkat
kenyamanan mereka dengan jarak (misalnya: dengan mundur atau
mendekat) Farmasis harus tanggap dan menyesuaikan jaraknya.
POSTUR TUBUH
Farmasis berdiri atau duduk dengan cara yang santai,
menyampaikan baik penghargaan maupun minat yang tulus.
Kedua kaki harus terpisah nyaman, tidak disilangkan, dan kedua
lengan berada di samping.

Cont..
KONTAK MATA
Kontak mata yang tepat tidak berarti terus menerus menatap pasien.
Tidak menatap kepada pasien dapat diartikan sebagai ketidaktertarikan
dan kurang memperhatikan.
Selain itu, kurangnya kontak mata dapat menghambat kemampuan
farmasis untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi komunikasi nonverbal
pasien.
EKSPRESI WAJAH
Ekspresi wajah farmasis harus konsisten dengan ekspresi verbalnya. Jika
keduanya tidak sesuai, pasien akan cenderung mempercayai pesan wajah
lebih dari kata-kata yang terucap.
GERAK ISYARAT
Gerak isyarat juga mengirim pesan-pesan nonverbal mengenai perasaanperasaan emosional dan gejala-gejala fisik. Sebagai contoh, meremas
tangan atau mengetuk-ngetuk jari sering mengindikasikan kecemasan atau
kegugupan.

Cont..
PERTANYAAN TERTUTUP

Cara efektif untuk menutup interaksi adalah memberikan ringkasan singkat


didiskusikan dengan pasien ketika informasi sudah benar, farmasis
dapat menyimpulkan dengan sebuah pertanyaan tertutup sederhana.

Apakah anda memiliki pertanyaan?


Terima kasih untuk waktu anda. Jika anda
memiliki pertanyaan ketika anda sampai di
rumah, silakan hubungi saya.

Perencanaan
Tazkia

Perencanaan tepat, berurut dan


terstruktur = keefektifan penilaian
pasien
Sebelum memulai wawancara, kita
harus menentukan jumlah dan tipe
informasi apa yang diinginkan.
Dengan kata lain, apa tepatnya yang
ingin kita dapatkan?

Formulir dapat berisi:


Obat resep dan obat bebas yang pernah
digunakan
Alergi dan manifestasi alergi
Reaksi obat yang tidak diinginkan
Makanan
Jumlah cairan yang masuk
Riwayat tindakan operasi
Penyakit kronik yang diderita (misal diabetes,
asma, hipertensi, gagal ginjal)

Alur atau Proses


Wawancara
Befya, Jennifer, Kristiyanti,
Melya

Seleksi Pasien

Pasien yang dirujuk


Pasien dengan gejala DRPs
Pasien dengan gejala akut dan parah
Pasien yang menerima obat dengan indeks
terapi sempit
Pasien yang sebelumnya diopname karena
kesalahan pengobatan
Pasien yang polifarmasi
Pasien dengan riwayat ketidakpatuhan rendah,
respon terapi yang tidak memadai, ADRs,dll
Pasien dengan kondisi khusus (geriatrik,
pediatrik, dan psikiatris)

Memulai Wawancara
Usahakan mendapat situasi yang privasi
dan tanpa gangguan
Pastikan pasien merasa nyaman
Verifikasi identitas pasien
Perkenalkan diri
Sampaikan tujuan wawancara
Sampaikan informasi tentang proses
wawancara
Gunakan open-ended question pada
awal wawancara

3.Pengumpulan Informasi
dan Diskusi
Jennifer Christie

Hal-hal yang perlu diperhatikan


saat pengumpulan informasi
Hindari membuat rekomendasi selama fase
pengumpulan informasi saat wawancara.
Jangan melompat pada kesimpulan atau
solusi tanpa mendengar semua fakta.
Jangan berpindah dari suatu subyek ke
subyek yang lain sampai setiap subyek
selesai diikuti.
Pandulah wawancara dengan menggunakan
kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup.
Jaga tujuan-tujuan kita agar tetap jelas dalam
pikiran, tapi jangan biarkan tujuan tersebut
mendominasi bagaimana kita mewawancarai.

Menentukan kemampuan pasien dalam


mempelajari informasi khusus dapat
mengarahkan cara dan bahan presentasi kita.
Jaga obyektivitas kita dengan tidak membiarkan
perilaku, keyakinan atau prasangka pasien
mempengaruhi pemikiran kita.
Gunakan keterampilan komunikasi yang baik,
terutama pada saat menyelidiki,
mendengarkan, dan memberikan umpan balik
Perhatikan pesan-pesan non-verbal pasien,
karena hal tersebut menunjukkan bagaimana
wawancara berkembang.
Pindahlah dari pertanyaan yang umum menjadi
yang spesifik dan dari subyek yang kurang
pribadi menjadi lebih pribadi.
Membuat catatan harus dilakukan secepat
mungkin.

Pengumpulan Informasi
dan Diskusi
Kristiyanti
1106022332

Informasi-informasi yang
Diperlukan dalam Wawancara
Riwayat Obat

Kendala :
Tidak semua pasien suka ditanya-tanya perlu
keahlian
Tidak semua pasien bisa ditanya pasien tuli,
skizopren, bingung, masalah bahasa jika ada
keluarganya, bisa dimintakan informasi pada
keluarganya
Pasien mungkin tidak hafal/ tidak tahu tentang
nama obat yang diminumnya tanyakan detail
obatnya (warnanya, bentuknya, ukurannya)
Obat yang dipakai PRN tanyakan bagaimana
pemakaiannya

4.Mengakhiri Wawancara
Melya Leonita
1106051641

Tidak mengakhiri wawancara tersebut secara


mendadak atau tergesa-gesa mengajak pasien
keluar ruangan. Jika kita telah memberikan
informasi yang penting kepada pasien, kita harus
menentukan apakah pasien telah memahami
informasi yang disampaikan secara benar pada
akhir wawancara.
Sebagai contoh, kita dapat berkata kepada
pasien: Saya ingin memastikan bahwa saya
telah menerangkan semuanya dengan jelas.
Tolong bapak/ibu simpulkan untuk saya hal
penting apa yang harus diingat mengenai
pengobatan ini.

Rangkuman juga merupakan isyarat yang


bijaksana bagi pasien bahwa wawancara akan
berakhir
Menggunakan isyarat nonverbal untuk
mengindikasikan kepada pasien bahwa
wawancara selesai. Sebagai contoh, kita dapat
berdiri dari kursi atau mengubah cara berdiri
dengan suatu cara yang mengindikasikan bahwa
kita akan pergi. Suatu pertanyaan tertutup yang
sederhana seperti: Apakah ada pertanyaan
lain?
Jangan memberikan suatu jaminan/harapan
palsu, seperti Semuanya akan baik-baik saja
atau Jangan khawatir, anda pasti sembuh.

Beri informasi kepada pasien bagaimana


dan kapan pasien dapat menghubungi kita
atau sebaliknya (kita akan
menghubunginya misalnya menggunakan
telepon sekali seminggu)
Setelah pasien pergi, kita harus menilai
diri kita sendiri apa yang telah dilakukan
dengan baik dan apa yang perlu diubah
untuk membantu kita meningkatkan
keterampilan wawancara kita

Evaluasi atau Interpretasi


Hasil
Arini, Arifa, Vernanda

Evaluasi Hasil Wawancara


Riwayat Obat

1. Mengkaji Data
Daftar obat yang pernah
digunakan pasien lengkap
(obat resep, obat bebas, obat herbal, serta obat
komplemen dan obat alternatif lainnya)
TUJUA
N:

1. Mengetahui persepsi pasien


tentang tujuan pengobatan
2. Cara pemakaian obat oleh pasien
3. Efektivitas yang dirasakan oleh
pasien
4. Masalah

Apoteker harus dapat mengkaji


data yang menunjukkan:

Reaksi alergi atau reaksi obat merugikan


Kesulitan dalam penggunaan obat
Kurangnya respons terapi
Dosis, jadwal dosis, ataupun formulasi
dosis yang tidak tepat
Interaksi obat-obat, obat-makanan, atau
obat-uji laboratorium
Kebiasaan pengobatan sendiri yang tidak
biasa
Kepatuhan yang buruk

2. Mengkomunikasikan Hasil
Wawancara
Laporan hasil
wawancara
(masalah dan
rekomendasi)

Verbal ;
Format
Tertulis
c/: formulir, riwayat obat,
kartu pengobatan pasien

Hasil wawancara yang signifikan dan penjelasan


dari sejarah obat harus dikaji dengan pasien
dan/atau keluarga.

3. Dokumentasi
Penggunaan dokumen untuk
membuktikan sesuatu
Dokumentasi mencantumkan
kronologis semua tindakan yang
diterima pasien dan menjadi sarana
komunikasi antar tenaga kesehatan
sekaligus menjadi kontrol kualitas
perawatan yang diberikan

Ciri Dokumentasi yang Baik

Manfaat Dokumentasi

4. Catatan SOAP
Format umum untuk
mendokumentasikan informasi
pasien

Subjective
Keluhan/gejala-gejala atau alasan utama
pasien datang ke tempat praktek/klinik,
menggunakan kata-katanya sendiri (keluhan
utama)
Riwayat penyakit saat ini yang berkenaan
dengan gejala-gejala
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat pengobatan, termasuk kepatuhan
dan efek samping
Alergi
Riwayat sosial dan/atau keluarga
Tinjauan/ulasan sistem organ

Obyektif
tanda-tanda vital
temuan-temuan fisik atau pemeriksaan
fisik (jika memungkinkan)
hasil-hasil uji laboratorium
kadar obat dalam serum (jika tersedia)
beragam hasil-hasil uji diagnostik (jika
tersedia)
profil pengobatan

Assessment (Pengkajian)
Dugaaan klinis mengenai masalah
atau penyakit yang dibuat
berdasarkan informasi subyektif dan
obyektif pasien
Menjadi dasar atau alasan untuk
bagian rencana

Plan (Rencana)
tindakan-tindakan yang diambil atau
perlu diambil untuk mengatasi
permasalahan yang teridentifikasi
Komponen kritikal dari rencana adalah
tindak lanjut untuk memastikan
bahwa permasalahan-permasalahan
secara aktual diperbaiki,
permasalahan mendatang tidak
berkembang, dan tujuan-tujuan terapi
obat terpenuhi

5. Evaluasi Riwayat Kesehatan


RK ringkasan singkat dari permasalahanpermasalahan medis saat ini dan lampau, riwayat
pengobatan, riwayat keluarga, riwayat
sosial, dan
ulasan sistem dari pasien.

Tujuan

- Memperoleh informasi subyektif


pasien atau apa yang pasien
sampaikan mengenai kesehatannya,
pengobatan, dan seterusnya.
- Mengevaluasi terapi obat pasien.

Hal yang perlu ditanyakan


1. Demografis pasien
Meliputi nama, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, jenis kelamin, asal
etnis, status pernikahan, dan pekerjaan pasien.
2. Keluhan utama (Chief
Complaint/CC)
Meliputi
satu atau dua gejala primer, bersama dengan durasinya, dan
direkam dalam kata-kata pasien sendiri.
3. Riwayat penyakit sekarang (History of
Present Illness/HPI)
Merupakan
suatu deskripsi mendalam dan pengembangan dari CC.
Karakteristik spesifik ( harus secara rutin diperoleh terkait semua gejala
yang ada.
4. Riwayat penyakit dahulu (Past Medical
History/PMH)
Meliputi
deskripsi singkat dari permasalahan-permasalahan medis
pasien di masa lampau, yang mungkin berhubungan / tidak dengan
kondisi medis pasien saat ini.

5. Riwayat keluarga
Merupakan sinopsis singkat dari ada atau tidaknya penyakit dalam
keluarga tingkat pertama pasien, data-data ini meliputi status
(meninggal / masih hidup), penyebab kematian, usia saat meninggal,
dan permasalahan-permasalahan saat ini dari anggota keluarga yang
masih hidup.
6. Riwayat sosial
Merupakan dokumentasi dari gaya hidup pasien, yang berisi
penggunaan alkohol, tembakau, dan obat-obatan terlarang,
sebagaimana nutrisi dan olahraga mereka.
7. Kajian sistem organ
Merupakan suatu daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pasien untuk
menemukan adannya gangguan atau penyakit untuk setiap sistem
organ tubuh.
8. Riwayat pengobatan
Mengidentifikasi obat apa yang diminum pasien, kepatuhan pasien,
reaksi obat yang berlawanan, alergi, dan pemahaman terhadap peran
yang dimainkan pengobatan dalam merawat penyakitnya.

Kesalahan Umum dalam


Wawancara
Grace Juli

Mengubah Subyek
Farmasis merasa tidak yakin bagaimana
menanggapi suatu pernyataan atau pertanyaan
pasien -> farmasis mengganti subyek -> pasien
akan merasa bahwa persoalan-persoalan mereka
tidak didengar atau dipahami.
Ketika dikejar waktu atau sangat menginginkan
untuk memperoleh informasi pasien yang
spesifik -> farmasis mengubah subyek
pembicaraan.
Mengubah subyek harus digunakan hanya ketika
semua informasi pasien yang tepat
mengenai satu topik telah dikumpulkan dan
adalah waktunya untuk berpindah ke yang
selanjutnya

Memberi Nasihat
Pasien seringkali akan meminta nasehat kepada
farmasis mengenai pengobatan atau berbagai
permasalahan kesehatan. Namun, farmasis harus
menghindari pemberian pendapat pribadi atau
memberi tahu pasien apa yang harus dilakukannya
karena dapat menyinggung dan menyebabkan
pasien merasa tidak mampu membuat
keputusannya sendiri.
Jika memungkinkan, farmasis harus memberi
pasien informasi medis yang mencukupi (misalnya
gejala umum terkait dengan permasalahan medis
yang spesifik, efek samping pengobatan, resiko dan
manfaat meminum obat tertentu) dan membuat
rekomendasi profesional berdasarkan informasi
pasien yang spesifik.

Menanyakan pertanyaan yang


bersifat mengarahkan maupun
bias

Pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan


atau bias adalah pertanyaan yang
mengandung asumsi mengenai tingkah laku
atau perasaan-perasaan pasien, dan
menyatakan secara tidak langsung bahwa
suatu jawaban lebih baik dari yang lain.
Sebagai contoh, Anda meminum obat anda
setiap hari bukan? Tipe pertanyaan seperti
ini dapat membuat pasien merasa bahwa dia
harus menjawab ya hanya untuk
menyenangkan farmasis daripada resiko
dipersalahkan dengan mengakui seringkali
lupa meminum obatnya.

Menggunakan terminologi
profesional
Banyak pasien tidak mengerti istilah-istilah umum
farmasi dan medis yang sering digunakan (misalnya:
inflamasi, dekongestan, diuretik) dan, oleh karena itu,
dapat memiliki interpretasi terhadap kata-kata tersebut
yang berbeda dari yang diinterpretasikan farmasis.
Untuk komunikasi yang efektif, farmasis harus
menggunakan kata-kata yang dengannya pasien
merasa akrab.
Sebagai contoh, pasien mungkin pernah mendengar
pengencer darah tetapi tidak mengetahui apakah itu
antikoagulan
Untuk memastikan bahwa pasien mengerti apa yang
sedang dibicarakan, farmasis perlu untuk
menyesuaikan kosakatanya ke tingkatan pasien
(tanpa terkesan merendahkan).

Formulir Riwayat Obat


Dianah

Anda mungkin juga menyukai