Mamusung
Nim : 18101105079
TUGAS KOMUNIKASI
1. KOMPONEN WAWANCARA
Mendengarkan
Secara umum, orang yang mengirim informasi lebih baik daripada penerima
informasi. Kita harus berkonsentrasi untuk dapat mendengarkan dengan baik dalam
berkomunikasi. Berikut adalah teknik mendengarkan dalam proses wawancara:
Gunakan kontak mata yang baik, untuk membantu anda berkonsentrasi dan tunjukkan
pada orang lain bahwa anda memang mendengarkan.
Bereaksi terhadap gagasan, bukan kepada orangnya, fokus pada apa yang dikatakan
Baca pesan nonverbal untuk dapat memahami pesan yang berbeda dari yang diberikan
secara lisan.
Dengarkan bagaimana cara lawan bicara mengatakan sesuatu, perhatiakan nada suara dan
lajunya.
Berikan umpan balik untuk mengklarifikasi pesan apa pun, ini menunjukkan bahwa anda
mendengarkan dan mencoba memahami.
Menyelidik
Beberapa pertanyaan yang anda tanyakan kepada pasien mungkin sangat sensitif.
Pertanyaan tentang kepatuhan, penggunaan alkohol, atau penggunaan narkoba merupakan
hal yang sulit untuk ditanyakan. Penilaian efek (termasuk efek samping) dari obat yang
berhubungan dengan penyakit seksual yang menular mungkin juga memerlukan
pendekatan diplomatik. Ada sejumlah teknik yang dapat membuat pertanyaan semacam
itu lebih mudah ditanyakan. Sebelum mengajukan pertanyaan tentang topik sensitif, beri
tahu pasien bahwa perilaku atau masalah yang anda tanyakan adalah hal biasa.
Penggunaan Jeda
Keterampilan lain yang harus dipelajari untuk menjadi pewawancara yang efektif
adalah diam pada waktu dengan tepat. Selama wawancara akan ada saat-saat ketika anda
atau pasien tidak akan berbicara, terutama pada saat-saat awal. Anda perlu belajar
memperlakukan jeda ini sebagai bagian penting dari proses dan tidak menjadikan anda
merasa tidak nyaman dengan mereka. Sering kali, pasien perlu waktu untuk berfikir
dalam memberikan informasi atas pertanyaan yang diajukan. Memecahkan kesunyian
menghancurkan kesempatan bagi pasien untuk berfikir. Di sisi lain, jeda mungkin
disebabkan oleh fakta bahwa pasien tidak memahami pertanyaan itu sepenuhnya. Dalam
situasi ini, pertanyaannya seharusnya disajikan kembali atau diulang. Pada saat yang
sama, terlalu banyak kesunyian ketika seorang pasien mengungkapkan perasaan seperti
rasa takut atau depresi dapat ditafsirkan oleh pasien sebagai penolakan. Jadi, sebisa
mungkin buat pasien tenang dan diberi waktu untuk berpikir selama diperlukan.
Wawancara yang berhasil ditandai dengan tingkat hubungan yang baik diantara
keduanya peserta. Hubungan baik dibangun berdasarkan pertimbangan dan rasa saling
menghormati. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan kontak
mata yang baik, menggunakan ucapan yang tulus dan ramah, bersikap sopan selama
diskusi, dan bersabar. Setiap pasien harus dilihat sebagai individu yang unik.
Jenis Informasi
Jenis Lingkungan
Memulai Wawancara
Setelah mempertimbangkan jenis lingkungan yang digunakan dan jenis informasi
diinginkan, anda harus memulai wawancara dengan menyapa pasien dengan
memperkenalkan diri kepada pasien. Ini membantu membangun hubungan dengan
pasien. Anda juga harus menyatakan tujuan dari wawancara, garis besar wawancara,
batas waktu yang diperlukan, subjek yang akan dibahas, dan hasil akhir seharusnya
disebutkan sehingga pasien memiliki pemahaman yang jelas mengenai proses yang
dilaluinya.
Jangan langsung mengambil kesimpulan atau solusi dengan cepat tanpa mendengar
semuanya fakta-fakta.
Jangan beralih dari satu hal ke hal lainnya sampai setiap subjek telah dilalui. Pandu
wawancara menggunakan kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup.
Masalah yang dirasakan pasien mungkin termasuk efek samping yang dialami,
masalah biaya, ketidaknyamanan, jadwal pemberian dosis, dan sebagainya. Bertanya
mengenai masalah tersebut memungkinkan pasien untuk mendiskusikan apa pun yang
mereka rasakan sebagai masalah. Salah satu manfaat dari melakukan wawancara
mendalam adalah anda akan lebih mampu untuk menentukan kualitas hidup pasien yang
merupakan ukuran penting keberhasilan terapeutik.