Menjelaskan tentang keterampilan yang diperlukan oleh seorang dokter untuk dapat
berkomunikasi secara efektif dan panduan untuk membangun hubungan baik antara dokter dan
pasien.
Masalah di Indonesia
Pasien pada umumnya tidak merasa puas dengan kualitas pelayanan kesehatan yang mereka
terima. Survey terhadap perilaku pasien mengungkap adanya ketidakpuasan secara konsisten
terhadap dimensi interpersonal. Pasien lebih banyak mengungkapkan kritik mengenai
komunikasi yang buruk antara mereka dengan staf medic dibandingkan dengan kritik terhadap
berbagai hal lain yang mereka alami di rumah sakit.
Interaksi antara dokter dan pasien/klien merupakan bagian penting dari sistem pelayanan
kesehatan yang efektif. Penting sekalipun untuk memperhatikan hal-hal berikut:
Petugas pelayanan kesehatan harus melakukan segala upaya untuk memahami kebutuhan
fisik, social dan emosional. Pemahaman ini akan membantu petugas untuk membantu pasien
memilih terapi dan perawatan yang paling efektif dan dapat diterima. Anamnesis yang baik akan
membantu petugas kesehatan untuk memahami kebutuhan klien.
Riwayat medik, misalnya keluhan, riwayat saat ini dan riwayat masa lalu
Latar belakang sosial, misalnya kondisi kehidupan, jumlah anak, kondisi keluarga pasien
Aspek psikologis, misalnya kekhawatiran pasien, perilaku terhadap bayi, perilaku suami
Dokter harus mengungkap keadaan psikologik, emosional, intelektual dan social serta
aspek fisik dari kondisi pasien.
Komunikasi Interpersonal
Pikiran dan emosi berperan penting dalam hal bagaimana orang mempersepsikan suatu
peristiwa. Seberapa baik kita dapat berfikir ketika mengalami suatu situasi dan apa yang kita
rasakan mengenai apa yang tengah terjadi akan menentukan bagaimana kita memahami,
menerima dan merespon informasi yang diberikan kepada kita. Dokter perlu memahami bahwa
klien memerlukan informasi dan mendukungnya sebelum ia dapat membuat keputusan dan
menyetujui prosedur yang akan dilakukan terhadap bayinya.
Keterampilan Anamnesis
Komunikasi yang baik memerlukan keterampilan bertanya dan mendengar. Keterampilan ini
mengembangkan rasa percaya dan memungkinkan pasien menjawab pertanya secara benar
dan memberikan seluruh informasi yang dimilikinya. Keterampilan ini juga membantu dokter
untuk memahami masalah pasien.
Keterampilan Bertanya
Keterampilan mendengar
Diam pada saat yang tepat, perlihatkan rasa hormat anda dengan tidak menyela pasien
sehingga berhenti berbicara. Pasien tidok boleh diburu-buru.
Klarifikasi apapun yang anda tidak pahami, mialnya tanya klien apa maksud anda? Bisakah
anda bercerita lebih banyak mengenai hal itu?
Ulangi apa yang klien katakan dengan kata-kata anda sendiri. Tindakan ini membantu
untuk memastikan apakah anda memahami atau tidak apa yang telah ia katakan.
Refleksikan apa yang baru saja dikatakan klien.refleksi mirip dengan mengulang ungkapan
pasien dengan kata-kata sendiri tetap dengan penambahan informasi yang menunjukan
emosi dalam pesan yang disampaikan klien, misalnya “saya dapat melihat bahwa anda
merasa bersalah karena telah menunggu dulu untuk melihat apakah bayi andaakan sehat
kembali dengan sendirinya.”
Rangkum apa yang telah anda dengar dari klien pada akhir anamnesis. Rangkuman ini
membantu anda untuk mengelompokkan masalah dan mengidentifikasi hal-hal yang harus
di prioritaskan untuk intervensi.
Setiap klien memerlukan informasi yang akurat, memadai dan sesuai yang diperlukan untuk
membuat keputusan berdasarkan informasi mengenai kesehatannya dan berpartisipasi dalam
menjaga kesehatanya. Untuk setiap prosedur medik, klien harus memperoleh berbagai
informasi berikut ini sebelum menandatangani lembar persetujuan tindakan:
Gunakan bahasa sederhana yang dapat dipahami oleh klien dengan mudah. Hindari
bahasa teknis atau medic.
Gunakan gambar atau materi cetak lainnya jika memungkinkan untuk memperjelas apa
yang sedang anda katakan
Berikan jeda dari waktu ke waktu da tayalah apakah klien paham dengan penjelasan
anda
Ulangi instruksi yang perlu dipahami oleh pasien/klien
Minta klien untuk mengulang instruksi
Tanya klien apakah ia ingin menanyakan sesuatu
Konseling
Konseling merupakan suatu interaksi tatap muka antara petugas dengan klien dimana petugas
membantu klien untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang didapat terkait dengan
kondisi kesehatannya. Konseling membantu pasien untuk mengekplorasi, mengklarifikasi,
mendefinisikan dan memahami perasaannya, membuat keputusan sendiri dan memilih cara
untuk menyelesaikan masalahnya. Petugas berupaya untuk memotivasi klien menuju perilaku
sehat yang baru.
Konseling khusus dibidang pelayanan kesehatan mungkin terkait dengan masalah seksual,
kematian atau menjelang kematian dan persiapan sebelum pembedahan.
Pendidikan Kesehatan
Petugas memberikan informasi spesifik dan objekstif kepada klien mengenai suatu perilaku
kesehatan.
Dalam melakukan komunikasi antara dokter dan pasien dapat diterapkan enam langkah yang
sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu
dilakukan secara berurutan, harus sesuai dengan kebutuhan klien.
U Uraikan kepada klien apa yang terjadi dan upaya untuk meyelesaikan masalah
TU Bantu pasien untuk membuat keputusan dengan member informasi yang sesuai dan
Memadai
Beberapa pasien membutuhkan perhatian lebih banyak pada langkah yang satu dibandingkan
dengan langkah yang lainnya.