Anda di halaman 1dari 34

PRINSIP KOMUNIKASI

PERAWATAN PALIATIF

RUDY ALFIYANSAH, S.Kep.,Ners.,M.Pd.


Komunikasi

Komunikasi adalah proses berbagi makna


melalui perilaku verbal maupun nonverbal
Masalah-masalah komunikasi
Komunikasi pada pasien dengan penyakit
kronis
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang
perjalanan penyakit berlangsung lama sampai
bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan
sering kambuh. (Purwaningsih dan Karbina,
2009)
Fase depression
Teknik komunikasi:
Jangan mencoba
menenangkan klien
dan biarkan klien dan
keluarga
mengekspresikan
kesedihannya
Komunikasi dengan pasien tidak sadar
Fungsi komunikasi dengan pasien tidak
sadar
Cara berkomunikasi dengan pasien tidak
sadar
Prinsip Berkomunikasi Dengan Pasien
Tidak Sadar
Hambatan Untuk Komunikasi Efektif
Dalam Perawatan Paliatif
Hambatan dari professional perawatan kesehatan
•Ketakutan
•Keyakinan
•Ketrampilan yang tidak memadai
•Kurangnya dukungan
Hambatan dari pasien
•Kekhawatiran
•Kepercayaan
•Kesulitan
KOMUNIKASI DENGAN PENDERITA
DAN KELUARGA

 Kesuksesan dalam perawatan paliatif juga ditentukan


oleh komunikasi yang efektif. Demikian juga konstribusi
bagi penilaian kemajuan pasien, komunikasi itu sendiri
bersifat terapeutik.
Hambatan pasien dalam
berkomunikasi

 Ketakutan terhadap keadaan fisik, psikologis, sosial,


spiritual, dan terapi sebagai konsekuensi dari penyakit
yang dideritanya. Maka sangat penting untuk
menghilangkan ketakutan spesifik. Mungkin juga ada
hambatan fisik untuk berkomunikasi seperti
trakeostomi, kesulitan bahasa, dsb
Hambatan masyarakat dalam
berkomunikasi

Harapan untuk sembuh dan kurangnya


kepercayaan terhadap profesi medis dapat
berpengaruh secara signifikan. Dalam
masyarakat kematian terjadi di rumah sakit
lebih sering. Semakin banyak orang tidak
bersedia menyaksikan kematian seorang
anggota keluarganya.
Hambatan tenaga kesehatan dalam
berkomunikasi

Dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain


terkadang takut menghadapi emosi pasien
pada saat melakukan komunikasi. Hal ini
mungkin dikarenakan mereka ragu bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk
berurusan dengan pencurahan emosi.
Perawat paliatif bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan yang berbeda pasien dan keluarga
selama masa penyakit yang membatasi hidup.
Komunikasi yang baik yang sangat diperlukan
untuk mengungkap kebutuhan pasien dan
keluarganya dan secara individu menegosiasikan
tujuan perawatan.
MENGAPA KOMUNIKASI YANG
BAIK DIPERLUKAN?

 Komunikasi yang efektif sangat penting dalam semua


perawatan klinis. Dalam perawatan paliatif, profesional
membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik untuk
menyadari kekhawatiran pasien tak terucapkan.
 Komunikasi yang baik membawa manfaat yang nyata.
Pada pasien kanker, jumlah dan tingkat keparahan
kekhawatiran yang belum terselesaikan telah ditunjukkan
untuk memprediksi tingkat tekanan emosional yang tinggi
dan kecemasan serta depresi di masa depan
Komunikasi yang baik diperlukan untuk:
Membantu pasien dengan memberikan informasi
tentang diagnosis, prognosis, dan pengobatan pilihan
untuk merencanakan masa depannya secara realistis
Membantu pasien menyadari pelayanan yang
mungkin tersedia untuk mereka
Memperjelas prioritas pasien
Memungkinkan hubungan kepercayaan antara
pelayanan kesehatan profesional, pasien dan
keluarga
Mengurangi ketidakpastian dan mencegah
harapan yang tidak realistis sementara
mempertahankan harapan yang realistis
Mencapai persetujuan (informed consent)
Mengatasi dilema etis
Mempromosikan kerja tim multidisiplin yang
efektif
TANTANGAN DALAM KOMUNIKASI
 Tantangan-tantangan yang ada dalam berkomunikasi
dengan pasien adalah seperti:
 Mengabarkan berita buruk
 Menghadapi tanggapan emosional
 Menghentikan atau menahan perawatan aktif
 Menghindari keheningan dan mempromosikan keterbukaan di antara
pasien, kerabat, dan profesional
 Membahas keinginan pasien yang mengatakan “jangan melakukan
resusitasi”
 Tanggapan yang sesuai untuk permintaan eutanasia
 Membahas tentang kematian dan prosesnya
 Berbicara kepada anak-anak mereka
 Berkomunikasi dengan kolega
Penghalang untuk komunikasi
yang baik

1. Kurangnya waktu
2. Kurangnya privasi
3. Ketidakpastian
4. Malu
5. Kolusi
6. Mempertahankan harapan
7. Kemarahan
8. Penyangkalan
9. Tidak di depan anak – anak
Memperbaiki komunikasi

 Pertahankan kontak mata yang baik


 Gunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan tertutup
 Fokus pada kekhawatiran pasien dan juga agenda visitasi
 Amati dan respons terhadap afektif pasien
 Tanyakan mengenai kehidupan pasien di luar bidang
kesehatan dan perhatian masalah psikososial
 Pastikan gerakan nonverbal Anda menggambarkan
adanya perhatian
PERAN PERAWAT DALAM BERKOMUNIKASI
DENGAN PASIEN ATAU KELUARGA MENGENAI
PENYAKIT TERMINAL PASIEN

 Komunikasi dengan pasien dan keluarga merupakan


standar profesional praktik keperawatan.
 Komunikasi perawat yang berhasil ditandai dengan adanya
kolaborasi dengan dokter – pasien, mendengarkan sama
banyaknya dengan berbicara, dan menghargai perasaan
pasien atau keluarga.
 Perawat juga diharapkan memberitahukan kepada dokter si
pasien jika terdapat perbedaan maksud dalam
berkomunikasi
KEBUTUHAN KOMUNIKASI PADA
KELUARGA PASIEN

Pada pasien yang sekarat


 Menelepon ke rumah untuk memberitahukan
perubahan kondisi pasien
 Mengenal prognosis
 Menjawab pertanyaan dengan jujur
 Menerima informasi mengenai pasien satu kali dalam
sehari
 Memberikan penjelasan mengenai istilah medis yang
tidak dipahami
Pada pasien yang meninggal
 Memberikan jaminan kenyamanan pasien
 Informasi tentang kondisi pasien
 Informasi tentang kematian yang mungkin terjadi
Bagaimana menyampaikan berita
buruk

 Persiapkan sebelumnya
 Siapa yang akan memimpin diskusi dengan pasien atau
keluarga? Dimana diskusi ini berjalan?
 Siapa yang harus hadir?
 Kapan seharusnya diskusi diadakan?
 Membangun lingkungan terapeutik
 Memastikan apa yang telah diketahui dan mengenalkan tujuan
 Menyampaikan diagnosis dan prognosis
Prinsip Komunikasi dalam Palliative
Care

1. Pada Pasien Tidak Sadar


 Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien
 Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat.
 Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien
 Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin
Prinsip Komunikasi dalam Palliative
Care

2. Pada Pasien Sadar yang Memiliki Kebutuhan Khusus


Pada klien dengan gangguan pendengaran
Klien menangkap pesan dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya.
Kondisi visual menjadi sangat penting bagi klien ini sehingga dalam
melakukan komunikasi, upayakan supaya sikap dan gerakan anda dapat
ditangkap oleh indra visualnya.
Lanjutan…

Teknik dan hal yang perlu diperhatikan:


1.  Periksa adanya bantuan pendengaran dan kaca mata. (Periksa apakah alat
berfungsi dengan baik)
2.  Kurangi kebisingan
3. Dapatkan perhatian klien sebelum memulai pembicaraan
4. Berhadapan dengan klien dimana ia dapat melihat mulut anda (bicaralah
dengan perlahan untuk memudahkan klien membaca gerak bibir anda)
6. Bicara pada volume suara normal - jangan teriak
7.  Gunakan kalimat sederhana agar percakapan lebih mudah untuk
mengerti. (Susun ulang kalimat anda jika klien salah mengerti )
8.  Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah
sampaikan pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (simbol)
Lanjutan…
 Pada Pasien dengan Gangguan Penglihatan
1. Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami
kebutaan parsial atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran perawat
ketika anda berada didekatnya.
2. Identifikasi diri anda dengan menyebutkan nama (dan peran) anda.
3. Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak
memungkinkanya menerima pesan verbal secara visual. Nada suara anda
memegang peranan besar dan bermakna bagi klien.
4. Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata – kata sebelum
melakukan sentuhan pada klien.
5. Informasikan kepada klien ketika anda akan meninggalkanya / memutus
komunikasi.
6. Orientasikan klien dengan suara – suara yang terdengar disekitarnya.
7. Orientasikan klien pada lingkunganya bila klien dipindah ke lingkungan /
ruangan yang baru.
 Pada Pasien dengan Gangguan Wicara
1. Dengarkan dengan penuh perhatian, kesabaran dan jangaan
mengintrupsi.
2. Ajukan pertanyaan sederhana yang hanya membutuhkan jawaban “ya”
dan “tidak”(jika memungkinkan)
3. Berikan waktu untuk terbentuknya pemahaman dan respon.
4. Gunakan petunjuk visual (kata-kata, gambar, objek) jika mungkin.
5. Hanya ijinkan satu orang yang berbicara pada satu waktu.
6. Jangan berteriak atau berbicara terlalu keras
7. Beritahu pasien jika kita tidak mengerti.
8. Bekerja sama dengan ahli bicara jika dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai