Anda di halaman 1dari 133

KONSELING & PELAYANAN

INFORMASI OBAT (PIO)

Wiwin Herdwiani

1
Wiwin’s fie
Latar belakang
KepMenKes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004
Tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek

Farmasis tidak sekedar meracik obat untuk pasien

Interaksi dengan pasien dan profesi kesehatan lain

Farmasis dituntut meningkatkan pengetahuan,


ketrampilan dan prilaku

Untuk memberikan pelayanan informasi obat dan konseling


SK MENKES 1027/MENKES/SK/IX/2004
PELAYANAN

Pelayanan resep
Promosi dan edukasi
Pelayanan residensial (home care)
SOP FARMASIS DI APOTEK

Kompetensi A: Asuhan kefarmasian


Kompetensi B: Akuntabilitas praktek farmasi
Kompetensi C: Managemen praktis farmasi
Kompetensi D: Komunikasi farmasi
Kompetensi E: Pendidikan dan pelatihan farmasi
Kompetensi F: Penelitian dan pengembangan farmasi
Mengapa Komunikasi Penting Bagi
Farmasis?

Communication skills are crucial to helping


you develop your practice.
Your position as a pharmacist will require
you to communicate well verbally, orally,
and in writing with health-care professionals
and with patients.
Farmasis orang profesional
Commitment ? patient-oriented care
APAKAH KOMUNIKASI
Pebentukan pesan dari pemikiran, perasaan, perilaku
pengirim (sender)
Penyampaian pesan kepada penerima (reciever)

RINTANGAN
Pesan (message)

SENDER

RECEIVER

Umpan balik (feedback)


ARTI PENTING KOMUNIKASI
Seeorang
mengartikan
pesan verbal dan
nonverbal
berdasarkan
pengalaman
mereka waktu
lalu dan definisi
sebelumnya dari
elemen verbal
dan nonverbal.
MACAM-MACAM PESAN

NON VERBAL VERBAL


55% 45%
NON VERBAL
 Menggambarkan
pesar perasaan BODY LANGUAGE
 Pikiran (disadari
atau tidak)
 Mengekspresikan GESTURE
wajah, gerakan
 Sangat sulit dibuat- EKSPRESI WAJAH
buat KONTAK MATA
 Lebih terpercaya
KONTAK FISIK
BODY POSTURE
JARAK PERSONAL
GESTURE

Gerakan tangan terutama digunakan jika


mengutamakan sesuatu atau membantu
menggambarkan sesuatu. Digunakan secara tepat akan
sangat meperkuat komunikasi dan meningkatkan
pendengar lebih mengerti. Tetapi jangan digunakan
berlebihan akan mengurangi katakata yang diucapkan
dan pendengar akan menjadi bingung.
EKSPRESI WAJAH

bagian yang terpenting


menggambarkan
suasana hati dan emosi
Merupakan semangat
dan welcome tidaknya.
Ekspresi wajah bahwa
pasien?
KONTAK MATA
Menghindari kontak mata
merupakan jalan sukses untuk
menghindari komunikasi.
Menjaga kontak mata selama
percakapan vital untuk
meyakinkan
Kontak mata tanpa ada interupsi
kurang nyaman dan membuat
keberhasilan komunikasi
berkurang.
KONTAK FISIK

Dapat meningkatkan
komunikasi verbal.
Sentuhan yang
simpatik pada lengan
sering dapat
mengatakan jauh
lebih berarti dari
katakata.
Sentuhan beda jenis
kelamin ada yang
tidak dapat diterima.
BODY POSTURE
 Kita dapat mengontrol apa
yang kita katakan, tetapi kita
tidak begitu baik mengontrol
bahasa tubuh.
1.posisi tertutup: kalau orang
berdiri dengan
menyilangkan tangan.
2.posisi kaki: kakimorang
mengarah kemana ia akan
pergi.
3.body posture yang positif:
badan mengarah kepada
orang yang berbicara atau
duduk dengan relaks
merupakan contoh bahasa
non-verbal yang dapat
membuat komunikasi baik.
JARAK PERSONAL
 Kita semua ounya jarak yang merasa nyaman. Jarak personal
bervariasi tergantung kultur dan situasi
BARIER DALAM KOMUNIKASI

1. Barier lingkungan
2. Barier personal
3. Barier pasien
4. Barier
administrasi dan
keuangan
5. Barier waktu
TANGGUNG JAWAB FARMASIS DALAM
MODEL KOMUNIKASI

Sender: bertanggung jawab


untuk meyakinkan bahwa
pesan ditranfer dalm bentuk
yang jelas.
Reciever: bertanggung jawab
mendengarkan apa yang
ditransfer oleh sender.
THE PHARMACIST - RECEIVING
INF0RMATION

LISTENING
Good communication is bulit
on active listening
Listening/ “mendengarkan”
berarti menaruh perhatian
terhadap segala pesan yang
dikirim orang.
TANDA-TANDA BEHAVING AND ACTIVE
LISTENING

 Mendorong, membesarkan hati,


menganjurkan mereka berbicara
menceriterakan sejarahnya,
dengan tersenyum, mengangguk,
diam.
 Melihat kepada orang lain,
menjaga kontak mata pada
keadaan yang bagus
 Bertatap muka, tidak menoleh atau
melihat ke bawah
 Mendengarkan secara sederhana
dan simpatik merupakan dasar
komunikasi yang baik
THE PATIENT --
RECEIVING INFORMATION

Kita semua sangat


kurang perhatian kita.
Walaupun informasi
diulang, mungkin juga
tidak pernah diberikan.
THE PHARMACIST -- SENDING
INFORMATION

1. TULUS
2. SEDERHANA
3. PENDEK
4. SPESIFIK
“Obat ada tiga macam, pertama diminum satu kali
sehari efek sampingnya adalah sering buang air
kecil, karenanya jangan diminum pada malam hari
jadi pada pagi hari.
Kedua, adalah antibiotika jadi sebaiknya diminum
setiap delapan jam sampai habis, walaupun ibu
sudah tidak sakit.
Obat yang terakhir harus diminum dua jam sebelum
makan, dan sebaiknya setiap delapan jam sekali,
bila muncul mual jangan mengkonsumsi antasida
karena obat ini berinteraksi dengan antasida, tetapi
sebaiknya ibu meminumnya satu jam sesudah
makan saja. Semoga cepet sembuh bu!”
WHY QUESTION

Untuk membentuk hubungan dengan karyawan atau


pelanggan, supaya hati-hati penggunaan pertanyaan
“mengapa”.
Dengan pertanyaan “mengapa” membuat orang
defensive karena kebanyakan orang tidak dapat
memberi alasan rasional mengapa mengerjakan atau
tidak mengerjakan sesuatu yang mereka kerjakan.
OPEN-ENDED QUESTIONS

Apa dokter memberi tahu gunanya obat ini?


Apakah dokter memberi tahu bagaimana
caranya minum obat ini?
Apa yang dokter katakan apa yang anda
harapkan dari minum obat ini?
CLEAR

1. Clearly describe: penjelasan yang jelas situasi


yang anda lihat
2. Listen to:mendengarkan orang lain bicara
3. Explain: penjelasan situasi secara spesifik
perasaan anda
4. Assert your stance
5. Results: hasil yang diharapkan
THE PATIENT --
SENDING INFORMATION
KOMUNIKASI NON-VERBAL
Kontak mata: tatapan/ menghindar/ membelalak/
Ekspresi wajah: mengankat alis/ tersenyum/
mengkerutkan dahi
Gesture: menunjuk/ menggegam tinju/ bergerak
relaks
Postur: tegang/ relaks/ merosot (tertelungkup)
Nada suara: datar/ mengasyikkan/ marah
Puncak suara: rendah dan bisu/ tinggi dan gairah
Pakaian : tidak rapi, warna-warni, kasual
KOMUNIKASI DENGAN SITUASI
TERTENTU
1. Orang tua minum ORANG TUA
obat resep atau tanpa
resep tidak
proporsional dibanding
kelompok usia lainnya,
maka perlu adanya
konseling
2. Belajar
3. Penglihatan
4. Pendengaran
5. Perbedaan nilai dan
persepsi
APHASIA
Kelompok pasien menderita aphasia dengan kesulitan bicara
(strokes)pasien aphasic mempunyai pendengaran normal

PASIEN SAKIT TERMINAL


Pasien sakit terminal membutuhkan dukungan dari
keluarga, teman dan farmasis
Farmasis harus siap, profesional dan emosional untuk
berinteraksi dengan pasien sakit terminal
Menggunakan open-ened question
Datang dan kontak dengan keluarga pasien
PASIEN AIDS

Jangan perlakukan mereka berbeda dengan yang lain


Gunakan open-ended question untuk mengetahui
pasien bersedia berinteraksi
Membantu dalam problim solving karena lainnya tidak
membantu
Kunci adalah mengetahui apa yang pasien butuhkan
dan layanan apa yang dapat anda berikan untuk
pertemuan yang terbaik
REMAJA
Pusat perhatian orang
Peer group merupakan hal penting dalam proses
menentukan keputusan
Lebih mandiri tidak minta tolong
 Tidak menghiraukan simptom nyeri atau sakit.
Lebih perhatian pada tanda sakit yang penting
Tidak ada orang mengerti saya, termasuk farmasis
Meningkatkan Komunikasi
Gunakan empati
(berusaha
mendengarkan, mengerti
dan menolong)
Komunikasi menerima
apa adanya mereka
Gunakan open-ended
questions untuk
menggambarkan
perasaannya keluar
Menggunakan material
tertulis baru
KETIDAK PATUHAN
Kepatuhan adalah tingkah laku seseorang (dalam hal
memakan obat, mengikuti diet, mebuat perubahan gaya
hidup) berkaitan dengan nasehat pengobatan atau
kesehatan.
Ketidak patuhan terapi obat antara 13 - 93% dengan
rata-rata 40%
1/3 bagian pasien menggunakan semua obat yang
diresepkan
1/3 bagian pasien menggunakan sebagian obat dari
resep
1/3 bagian sisanya sama sekali tidak menggunakan
obat yang diresepkan
AKIBAT KETIDAK PATUHAN

Kondisi pengobatan semakin panjang/ buruk


Menjalani perawatan di rumah sakit
Kematian
Menyulitkan evaluasi dan pemberian obat baru
Biaya perawatan menjadi lebih mahal
Membahayakan
Biaya terbuang sia-sia
Hari kerja yang hilang
KETIDAK PATUHAN VS
PERATURAN SENDIRI
 Kepatuhan: pasien harus mengikuti perintah dokter dan mematuhi
petunjuknya.
 Kepatuhan menurut kamus adalah menyerah pada keinginan orang
lain. Pasien tidak ikut dalam pembuatan keputusan tentang
penggunaan obat.
 Kepatuhan mengikuti nasehat yang direkomendasikan adalah benar
dan menjadi perhatian bagi pasien.
 Asumsi didiagnosa tepat, pengobatan tepat dan efektif serta lebih
bersifat menyembuhkan daripada membahayakan.
 Pengobatan sesuai resep tidak selalu efektif, pasien patuh tidak
sembuh malah semakin parah. Penghentian pengobatan dihentikan
dibenarkan jika terjadi efek samping yang tidak diharapkan.
 Ketidak patuhan dipandang sebagai peraturan sendiri atau tak ada
ketaatan. Pasien aktif dalam pengobatan sendiri.
PENYEBAB PENGATURAN
PENGOBATAN SENDIRI
 Keyakinan kesehatan
 Merasa penyakitnya kurang serius dan mengakibatkan tidak dilakukan
pengobatan
 Merasa pengobatan tidak efektif
 Kurangnya dukungan sosial
 Pengaturan pengobatan yang komplek
 Terapi yang panjang
 Adanya efek yang merugikan
 Komunikasi
 Pengawasan medis yang rendah
 Kurangnya instruksi yang seharusnya eksplisit, tepat, jelas, kuantitasnya cukup,
ada timbal balik.
 Kurangnya strategi ahli kesehatan untuk merubah sikap dan keyakinan
 Rendahnya kepuasan pasien dalam interaksi dengan ahli kesehatan
 Sedikit atau tidak ada interaksi dengan ahli kesehatan
 Ahli kesehatan dirasa tidak bersahabat, kurang perhatian
 Ahli kesehatan tidak melibatkan pasien dalam keputuisan
 Psikologi
PENYEBAB PENGATURAN
PENGOBATAN SENDIRI

Psikologi
Keinginan untuk menguji kemanjuran obat
Keinginan untuk melakukan pengontrolan pada
pertemuan dokter dan pasien, atau pada kondisi
yang terlihat memerlukan pengawasan
Kurangnya pengalaman atau pengalaman yang
negatif terhadap pengobatan.
PENDEKATAN UNTUK
MENGURANGI KETIDAKPATUHAN

1. Komunikasi dengan pasien


2. Penyediaan informasi
3. Strategi untuk mencegah ketidak
patuhan
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN
Kepuasan pasien terhadap komunikasi: pasien menjadi
lebih patuh jika dokter dan farmasis mengikutsertakan
pasien dalam percakapan mengenai pengobatannya
dan jika pasien puas terhadap komunikasi tersebut.
Cara berkomunikasi
Cara komunikasi penting, tidak dengan keras,
menakutkan, mengancam atau sukar dimengerti
Farmasis tidak menuntut kepatuhan tetapi
menawarkan bantuan untuk memperoleh manfaat
pengobatan dan meyakinkan pasien bahwa
kepatuhan adalah demi kepentingan sendiri.
KONSELING
PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN
DI SARANA KESEHATAN

DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK


DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT
KESEHATAN

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
Pendahuluan
 Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care)
adalah suatu tanggung jawab profesi dari apoteker
dalam mengoptimalkan terapi dengan cara
mencegah dan memecahkan masalah terkait obat
(Drug Related problem).
 Ketidakpatuhan (non compliance) dan
ketidaksepahaman (non corcondance) pasien 
kegagalan terapi.
 Hal ini sering disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dan pemahaman pasien tentang obat
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
penggunaan obat untuk terapinya.
Pendahuluan

 Oleh karena itu, untuk mencegah penggunaan obat


yang salah (drug misuse) dan untuk menciptakan
pengetahuan dan pemahaman pasien dalam
penggunaan obat yang akan berdampak pada
kepatuhan pengobatan dan keberhasilan dalam
proses penyembuhan maka sangat diperlukan
pelayanan informasi obat untuk pasien dan
keluarga melalui konseling obat.
Pendahuluan

 Konseling obat sebagai salah satu metode edukasi


pengobatan secara tatap muka atau wawancara,
merupakan salah satu bentuk pelayanan kefarmasian
dalam usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pasien dalam penggunaan obat.
 Apoteker baik di rumah sakit maupun di sarana
pelayanan kesehatan lainnya berkewajiban
menjamin bahwa pasien mengerti dan memahami
serta patuh dalam penggunaan obat sehingga
diharapkan dapat meningkatkan penggunaan obat
secara rasional.
Pendahuluan

 Konseling obat diharapkan tidak hanya memberikan


informasi tentang obat tetapi sekaligus memberikan
pendidikan dan pemahaman tentang pengobatannya
dan memastikan bahwa pasien dapat menggunakan
obat dengan benar.
Pengertian
 Konseling obat : Kegiatan aktif apoteker dalam memberikan
penjelasan kepada pasien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan obat dan proses pengobatan

Pelayanan Informasi Obat : Kegiatan penyediaan dan


pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat,
komprehensif,terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat
maupun pihak yang memerlukan di rumah sakit.

Penggunaan Obat Rasional : Penggunaan obat yang


menganut pada tepat obat, tepat indikasi , tepat pasien, tepat
waktu dan waspada terhadap efek samping
Pengertian
 Penggunaan Obat yang salah ( drug misuse ) : Kesalahan
penggunaan obat oleh pasien yang disebabkan karena
ketidaktahuan pasien dalam penggunaan obat yang benar.
Penggunaan obat yang salah dapat berupa kesalahan dalam
waktu pemberian, kesalahan dalam cara memberikan, terjadinya
interaksi antara obat dan makanan ataupun obat dengan obat.

Pharmaceutical Care ( Pelayanan Kefarmasian ) : Bentuk


pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam
pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Compliance ( Kepatuhan ) : Kepatuhan pasien dalam mengikuti


terapi obat yang diberikan, baik berupa kepatuhan jadwal minum
obat maupun cara penggunaan yang benar

Concordance ( Kesepahaman )
Pengertian
 Drug Related Problem ( DRP ) : Masalah terkait obat adalah
segala permasalahan yang berhubungan dengan penggunaan
obat yang menyebabkan menurunnya adherence.

Swamedikasi : Pengobatan yang dilakukan pasien sendiri tanpa


berkonsultasi dengan dokter, penggunaan obat-obatan tanpa resep
dokter

Adherence : Keterlibatan penuh pasien dalam penyembuhan


dirinya baik melalui kepatuhan atas instruksi yang diberikan untuk
terapi, maupun dalam ketaatan melaksanakan anjuran lain dalam
mendukung terapi.
Konseling

 Konseling berasal dari kata counsel yang artinya


memberikan saran,melakukan diskusi dan pertukaran
pendapat.
 Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan
berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien)
dan seseorang yang memberikan (konselor)
dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga
klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya
dalam pemecahan masalah.
Tujuan Konseling

Tujuan Umum
 Meningkatkan keberhasilan terapi
 memaksimalkan efek terapi
 meminimalkan resiko efek samping
 Meningkatkan cost effectiveness
 Menghormati pilihan pasien dalam menjalankan
terapi
Tujuan Konseling
Tujuan Khusus :
 Meningkatkan hubungan kepercayaan antara
apoteker dengan pasien
 Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap
pasien
 Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa
dengan obatnya
 Membantu pasien untuk mengatur dan
menyesuaikan dengan penyakitnya
 Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani
pengobatan.
 Mencegah atau meminimalkan Drug Related
Problem
Tujuan Konseling

 Meningkatkan kemampuan pasien untuk


memecahkan masalahnya sendiri dalam hal terapi
 Mengerti permasalahan dalam pengambilan
keputusan
 Membimbing dan mendidik pasien dalam
menggunakan obat
 sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan dan
meningkatkan
 mutu pengobatan pasien
MANFAAT KONSELING
(Untuk Pasien)
 Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan
 Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai
penyakitnya
 Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan
sendiri
 Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi
tertentu
 Menurunkan kesalahan penggunaan obat
 Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapi
 Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan
 Meningkatkan efektivitas & efisiensi biaya kesehatan
MANFAAT KONSELING
(Untuk Apoteker)

 Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayanan


kesehatan.
 Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian
sebagai tanggung jawab profesi apoteker.
 Menghindarkan apoteker dari tuntutan karena kesalahan
penggunaan obat ( Medication error )
 Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan
sehingga menjadi upaya dalam memasarkan jasa
pelayanan.
PERSYARATAN AGAR KONSELING
EFEKTIF DAN EFISIEN

1. Availability
2. Atmosphere
3. Attitude
4. Approach
Availability Atmosphere
Ruang konseling yang
Farmasis harus berada tertutup
di tempat dan terlihat Mengurangi hambatan
aktif dalam melayani fisik,
pasien Menciptakan suasana
Farmasis harus memilki akrab,
identitas yang jelas Volume suara yang
Layout apotek dapat tenang dan akrab
mempermudah akses Melakukan kontak mata
farmasis dalam bentuk Mengurangi kekacauan di
ruang konseling counter
Attitude Aproach
Profesional tetapi santai
Tidak terlihat sangat sibuk
Menggunakan bahasa
nonverbal
Sikap penuh perhatian
Sikap penyampaian yang
menarik
Lebih memperhatikan
Berbicara dengan
membesarkan hati pasien
Meningkatkan sikap percaya
diri
Long life learner
Approach

Farmasis harus fokus pada karakteristik pasien, obat,


dan kondisi.
Demi kenyamanan pasien, farmasis harus lebih fokus
pada konseling pasien.
Farmasis mengembangkan keterampilan dalam
berkomunikasi seperti kemampuan mendengarkan,
membesarkan hati pasien, memberi nasihat dan
memperhatikan.
Farmasis menggunakan metode pendidikan dan alat
bantu yang tepat.
CARA FARMASIS MENINGKATKAN SIKAP SAAT
KONSELING
Menggunakan
pesan secara non-
verbal
Percaya diri
Belajar terus
menerus
Dapat menyakinkan
Dapat membujuk
Tegas “Informasi obat apa lagi yang anda
inginkan? Ku tanyakan komputerku”
Mengikuti teknologi
baru
Apa Metoda Konselling ?
Three Prime Three Prime
Questions Questions
Final Verification  Bagaimana penjelasan
Show and Tell Dokter tentang obat
Anda?
“Open Ended  Bagaimana penjelasan
Questions” Dokter tentang cara
pakai obat Anda?
 Bagaimana penjelasan
Dokter tentang harapan
setelah minum /memakai
obat Anda?
12/03/2019
Final Verification

Meminta pasien
untuk mengulang
instruksi Show and Tell
Untuk meyakinkan
bahwa pesan tidak Untuk obat yang
ada yang terlewat pernah dipakai
Koreksi bila ada Untuk
misinformasi memastikan
pemahaman
pasien
12/03/2019
PRINSIP DASAR KONSELING

 terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan


apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien
secara sukarela.
 Pendekatan Apoteker dalam pelayanan konseling
mengalami perubahan model pendekatan dari
pendekatan “Medical Model” menjadi Pendekatan
“Helping model”
Hal-hal yang harus diperhatikan
Apoteker
Medical Model Helping Model

1. Pasien Passive 1. Pasien terlibat secara aktif

2. Dasar dari kepercayaan 2. Kepercayaan didasarkan dari


ditunjukkan berdasarkan citra hubungan pribadi yang
profesi berkembang setiap saat
3. Mengidentifikasi masalah dan 3. Mengenali semua masalah dan
menetapkan solusi memilih cara menetapkan masalah
4. Pasien bergantung pada 4. Pasien mengembangkan rasa
petugas kesehatan percaya dirinya untuk
memecahkan masalah
5. Hubungan seperti ayah anak 5. Hubungan setara (seperti
teman)
“Mengerti kebutuhan, keinginan, dan
pilihan dari pasien”

(1) Menentukan Kebutuhan


Konseling tidak terjadi bila pasien datang
tanpa ia sadari apa yang dibutuhkannya.
Seringkali pasien datang tanpa dapat
mengungkapkan kebutuhannya, walaupun
sebetulnya ada sesuatu yang dibutuhkan.
Oleh karena itu dilakukan pendekatan awal
dengan mengemukakan pertanyaan terbuka
dan mendengar dengan baik dan hati-hati.
“Mengerti kebutuhan, keinginan, dan
pilihan dari pasien”
(2) Perasaan
Apoteker harus dapat mengerti dan
menerima perasaan pasien (berempati).
Apoteker harus mengetahui dan mengerti
perasaan pasien (bagaimana perasaan
menjadi orang sakit) sehingga dapat
berinteraksi dan menolong dengan lebih
efektif.
Beberapa bentuk perasaan atau emosi
pasien dan cara penanganannya adalah
sebagai berikut :
“Mengerti kebutuhan, keinginan, dan
pilihan dari pasien”
(2) Perasaan
Apoteker harus dapat mengerti dan
menerima perasaan pasien (berempati).
Apoteker harus mengetahui dan mengerti
perasaan pasien (bagaimana perasaan
menjadi orang sakit) sehingga dapat
berinteraksi dan menolong dengan lebih
efektif.
Beberapa bentuk perasaan atau emosi
pasien dan cara penanganannya adalah
sebagai berikut :
 Frustasi : membantu menumbuhkan rasa keberanian pasien
untuk mencari alternatif jalan lain yang lebih tepat dan
meminimalkan rasa ketidaknyamanan dari aktifitas hariannya
yang tertunda.
 Takut dan cemas : membantu menjernihkan situasi apa yang
sebenarnya ditakutinya dan membuat pasien menerima
keadaan dengan keberanian yang ada dalam dirinya
 Marah : mencoba jangan ikut terbawa suasana marahnya, dan
jangan juga begitu saja menerima kemarahannya tetapi mencari
tahu kenapa pasien marah dengan jalan mendengarkan dan
berempati.
 Depresi : usahakan membiarkan pasien mengekspresikan
penderitaannya, membiarkan privasinya, tetapi dengarkan jika
pasien ingin berbicara.
 Hilang kepercayaan diri
 Merasa bersalah
INFORMASI OBAT
 Nama Obat
 Kegunaan obat
 Cara menggunakan
 Efek samping
 Informasi khusus
 Bila lupa 1 dosis?
 Kapan hasil pengobatan dapat
diharapkan
 Berapa lama penggunaan obat
 Cara penyimpanan

Warning : membaca seluruh


informasi obat mengakibatkan
pusing
SASARAN KONSELING

 Pemberian konseling ditujukan baik untuk pasien


rawat jalan maupun pasien rawat inap.
 Konseling dapat diberikan kepada pasien langsung
atau melalui perantara. Perantara yang dimaksud
disini adalah keluarga pasien, pendamping pasien,
perawat pasien, atau siapa saja yang bertanggung
jawab dalam perawatan pasien.
 Pemberian konseling melalui perantara diberikan jika
pasien tidak mampu mengenali obat-obatan dan
terapinya, pasien pediatrik, pasien geriatrik.
SASARAN KONSELING

 Konseling Pasien Rawat Jalan


 Pemberian konseling untuk pasien rawat jalan dapat
diberikan pada saat pasien mengambil obat di apotik,
puskesmas dan di sarana kesehatan lain.
 Kegiatan ini bisa dilakukan di counter pada saat
penyerahan obat tetapi lebih efektif bila dilakukan di
ruang khusus yang disediakan untuk konseling.
 Pemilihan tempat konseling tergantung dari
kebutuhan dan tingkat kerahasian / kerumitan akan
hal-hal yang perlu dikonselingkan ke pasien.
SASARAN KONSELING
Konseling pasien rawat jalan diutamakan pada pasien
yang :
1. Menjalani terapi untuk penyakit kronis, dan
pengobatan jangka panjang. (Diabetes, TBC,
epilepsi, HIV/AIDS, dll )
2. Mendapatkan obat dengan bentuk sediaan tertentu
dan dengan cara pemakaian yang khusus Misal :
suppositoria, enema, inhaler, injeksi insulin dll.
3. Mendapatkan obat dengan cara penyimpanan yg
khusus. Misal : insulin dll
4. Mendapatkan obat-obatan dengan aturan pakai yang
rumit, misalnya : pemakaian kortikosteroid dengan
tapering down.
SASARAN KONSELING

Konseling pasien rawat jalan diutamakan pada pasien


yang :
5. Golongan pasien yang tingkat kepatuhannya rendah,
misalnya : geriatrik, pediatri.
6. Mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit (
digoxin, phenytoin, dll )
7. Mendapatkan terapi obat-obatan dengan kombinasi
yang banyak (polifarmasi).
SASARAN KONSELING

Konseling pasien rawat jalan diutamakan pada pasien


yang :
5. Golongan pasien yang tingkat kepatuhannya rendah,
misalnya : geriatrik, pediatri.
6. Mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit (
digoxin, phenytoin, dll )
7. Mendapatkan terapi obat-obatan dengan kombinasi
yang banyak (polifarmasi).
SASARAN KONSELING

Konseling Pasien Rawat Inap


 Konseling pada pasien rawat inap, diberikan pada
saat pasien akan melanjutkan terapi dirumah.
 Pemberian konseling harus lengkap seperti
pemberian konseling pada rawat jalan, karena
setelah pulang dari rumah sakit pasien harus
mengelola sendiri terapi obat dirumah.
SASARAN KONSELING

Konseling Pasien Rawat Inap


Selain pemberian konseling pada saat akan pulang,
konseling pada pasien rawat inap juga diberikan
pada kondisi sebagai berikut :
 Pasien dengan tingkat kepatuhan dalam minum obat
rendah. Kadang-kadang dijumpai pasien yang masih
dalam perawatan tidak meminum obat yang
disiapkan pada waktu yang sesuai atau bahkan tidak
diminum sama sekali.
 Adanya perubahan terapi yang berupa penambahan
terapi, perubahan regimen terapi, maupun perubahan
rute pemberian.
Masalah dalam konseling

Penyebab ketidakpatuhan dalam penggunaan obat


 Beberapa penyebab dari ketidak patuhan pasien
dalam penggunaan obat dapat disebabkan karena
faktor pasien sendiri maupun faktorfaktor yang lain.
1. Faktor Penyakit
a. Keparahan atau stadium penyakit, kadang orang
yang merasa sudah lebih baik kondisinya tidak mau
meneruskan pengobatan.
b. Lamanya terapi berlangsung, semakin lama waktu
yang diberikan untuk terapi, tingkat kepatuhan
semakin rendah.
Masalah dalam konseling
Penyebab ketidakpatuhan dalam penggunaan obat
 Beberapa penyebab dari ketidak patuhan pasien
dalam penggunaan obat dapat disebabkan karena
faktor pasien sendiri maupun faktorfaktor yang lain.
2. Faktor Terapi
a. Regimen pengobatan yang kompleks baik jumlah obat
maupun jadwal penggunaan obat.
b. Kesulitan dalam penggunaan obat, misalnya kesulitan
menelan obat karena ukuran tablet yang besar.
c. Efek samping yang ditimbulkan, misalnya : mual,
konstipasi,dll.
d. Rutinitas sehari-hari yang tidak sesuai dengan jadwal
penggunaan obat
Masalah dalam konseling

Penyebab ketidakpatuhan dalam penggunaan obat


 Beberapa penyebab dari ketidak patuhan pasien dalam
penggunaan obat dapat disebabkan karena faktor pasien sendiri
maupun faktor faktor yang lain.
3. Faktor Pasien
a. Merasa kurang pemahaman mengenai keseriusan dari penyakit
dan hasil yang didapat jika tidak diobati.
b. Menganggap pengobatan yang dilakukan tidak begitu efektif
c. Motivasi ingin sembuh
d. Kepribadian / perilaku, misalnya orang yang terbiasa hidup teratur
dan disiplin akan lebih patuh menjalani terapi
e. Dukungan lingkungan sekitar / keluarga.
f. Sosio-demografi pasien : umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,dll
Masalah dalam konseling
Penyebab ketidakpatuhan dalam penggunaan obat
 Beberapa penyebab dari ketidak patuhan pasien dalam
penggunaan obat dapat disebabkan karena faktor pasien
sendiri maupun faktorfaktor yang lain.
4. Faktor Komunikasi
a. Pengetahuan yang kurang tentang obat dan kesehatan
b. Kurang mendapat instruksi yang jelas tentang
pengobatannya.
c. Kurang mendapatkan cara atau solusi untuk mengubah gaya
hidupnya.
d. Ketidakpuasan dalam berinteraksi dengan tenaga ahli
kesehatan.
e. Apoteker tidak melibatkan pasien dalam pengambilan
keputusan.
Cara pendekatan dalam meningkatkan kepatuhan
1. Berkomunikasi dengan pasien
2. Informasi yang tepat
3. Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan
 Berkomunikasi dengan pasien
- Kepuasaan pasien dalam berkomunikasi
- Cara berkomunikasi yang baik menumbuhkan pengertian
betapa pentingnya pengobatan ini
- Berkomunikasi secara alamiah ikut melibatkan pasienikut
berpartisipasi) dalam berinteraksi dan keputusan atau
pemecahan masalah dibuat oleh pasien sendiri.
- Komunikasi yang terbuka dan intensif
- Metode dalam berkomunikasi: verbal dan non verbal
Cara pendekatan dalam meningkatkan kepatuhan
 Informasi yang tepat
- Informasi berkaitan obat : kebenaran, instruksi yang lengkap
termasuk berapa banyak, kapan, berapa lama penggunaan
obatnya dan bagaimana jika obat lupa diminum.
- Informasi tentang penyakit, kapan dan bagaimana pemakaian
obat akan berguna.
- Informasi tentang efek samping
Cara pendekatan dalam meningkatkan kepatuhan
 Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan
- Apoteker bekerjasama dengan dokter untuk mempermudah
jadwal pengobatan dengan menurunkan jumlah obat,
menurunkan interval dosis perhari dan penyesuaian regimen
dosis untuk penggunaan terbaik pasien sehari-hari.
- Menyediakan alat bantu pengingat dan pengaturan
penggunaan obat, misalnya alarm, chart.
- Mengingatkan pasien dengan telepon atau surat untuk
pembelian (refill) obat kembali.
- Mengembangkan pengertian dan sikap mendukung di pihak
keluarga pasien dalam mengingatkan penggunaan obat.
 Metode pemberian motivasi dalam menangani
ketidakpatuhan
1. Jelaskan keuntungan dari penggunaan obat
2. Tingkatkan kewaspadaan pasien dari gejala penyakit yang
diperlihatkan dan membutuhkan pengobatan.
3. Jelaskan bahwa pasien harus dapat mengevalusai dirinya
sendiri
4. Bantu pasien untuk mengembangkan kepercayaan dirinya
INFRASTRUKTUR KONSELING

 SUMBER DAYA MANUSIA


 Kegiatan konseling obat dilakukan oleh tenaga
profesi dalam hal ini Apoteker yang mempunyai
kompetensi dalam pemberian konseling obat.
 Apoteker yang melaksanakan kegiatan konseling
harus memahami baik aspek farmakoterapi obat
maupun teknik berkomunikasi dengan pasien.
 Dalam mewujudkan pelayanan konseling yang baik
maka kemampuan komunikasi harus ditingkatkan. Ini
penting agar terjalin komunikasi yang efektif dan
intensif antara apoteker dengan pasien .
SUMBER DAYA MANUSIA
 Strategi komunikasi yang dapat dipakai oleh apoteker dalam
melaksanakan konseling adalah sebagai berikut :
Membantu dengan cara bersahabat :
 Pasien yang pasif akan mempersulit apoteker untuk membuat
kesepakatan dan memberikan bantuan pengobatan.
 Sangat penting bagi apoteker untuk menciptakan suasana yang
bersahabat dengan pasien, ini akan mempengaruhi suasana
hati pasien dan pasien menjadi percaya kepada apoteker.
 Apoteker dapat memulai konseling dengan menyapa pasien
dengan namanya, memperkenalkan diri, memberikan sedikit
waktu untuk pembicaraan umum sebelum memulai
pembicaraan tentang pengobatan.
 Selama konseling berlangsung maka apoteker harus
mendengarkan dengan sungguh-sungguh setiap perkataan
pasien. Selain itu apoteker juga harus memperhatikan bahasa
tubuhnya agar pasien merasa lebih dihargai.
SUMBER DAYA MANUSIA

 Strategi komunikasi yang dapat dipakai oleh apoteker dalam


melaksanakan konseling adalah sebagai berikut :
Menunjukkan rasa empati pada pasien
 Sangat penting adanya perasaan empati pada pasien selama
sesi konseling dilakukan.
 Ketika apoteker menunjukkan rasa empati maka pasien akan
merasa apoteker peduli kepadanya.
 Penting bagi apoteker untuk tahu tentang kebutuhan pasien,
ketertarikan pasien, motivasi, tingkat pendidikan agar dapat
disesuaikan dengan informasi yang akan diberikan oleh
apoteker.
 Menunjukkan rasa empati berarti bahwa komunikasi berjalan
dengan baik.
SUMBER DAYA MANUSIA

 Kemampuan nonverbal dalam berkomunikasi


 Ada beberapa kemampuan nonverbal yang sangat membantu
keberhasilan konseling antara apoteker dan pasien, yaitu :
1. Senyum dan wajah yang bersahabat, apoteker harus
menunjukan perasaan yang bahagia saat akan melakukan
konseling, karena ekspresi wajah apoteker akan mempengaruhi
suasana hati pasien.
2. Kontak mata, kontak mata langsung boleh terjadi 50% sampai
75% selama sesi konseling.
3. Gerakan tubuh, harus dilakukan seefektif mungkin. Jika terlalu
berlebihan kadang akan mempengaruhi mood pasien. Sentuhan
pada pasien juga kadang dibutuhkan untuk membuatnya
merasa tenang.
SUMBER DAYA MANUSIA
 Kemampuan nonverbal dalam berkomunikasi
 Ada beberapa kemampuan nonverbal yang sangat membantu
keberhasilan konseling antara apoteker dan pasien, yaitu :
4. Jarak antara apoteker dan pasien, jarak yang terlalu jauh
membuat komunikasi menjadi tidak efektif, begitu juga dengan
jarak yang terlalu dekat. Sehinggga posisi dan jarak duduk
antara apoteker dan pasien diatur agar pasien merasa nyaman.
5. Intonasi Suara, selama komunikasi berlangsung intonasi suara
apoteker harus diperhatikan. Suara yang terlalu pelan atau
keras membuat komunikasi menjadi tidak efektif. Begitu juga
dengan penekanan-penekanan kalimat yang dilakukan.
6. Penampilan apoteker yang bersih dan rapih membuat pasien
merasa lebih nyaman.
SARANA PENUNJANG

 Dalam melaksanakan kegiatan konseling dibutuhkan


beberapa sarana untuk menunjang kegiatan. Sarana
yang dibutuhkan tergantung dari jumlah pelayanan,
kapasitas kegiatan, dan target yang ingin dicapai.
Sarana penunjang terdiri dari :
 Ruang atau tempat konseling
 Alat bantu konseling
Ruang atau tempat konseling
 Untuk melaksanakan kegiatan konseling yang efektif
sebaiknya konseling tidak dilakukan hanya di counter
pada saat penyerahan obat, tetapi diruang khusus
untuk konseling
SARANA PENUNJANG
 Ruang yang disediakan untuk konseling sebaiknya
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Tertutup dan tidak banyak orang keluar masuk,
sehingga privacy pasien terjaga dan pasien lebih leluasa
menanyakan segala sesuatu tentang pengobatan.
2. Tersedia meja dan kursi yang cukup untuk konselor
maupun klien (pasien)
3. Mempunyai penerangan yang cukup dan sirkulasi udara
yang bagus
4. Letak ruang konseling tidak terlalu jauh dari tempat
pengambilan obat (apotik)
5. Jika jumlah pasien banyak dan mempunyai beberapa
tenaga Apoteker sebagai konselor, sebaiknya ruang
konseling lebih dari satu.
 Alat Bantu Konseling
 Agar konseling menjadi lebih efektif ada beberapa alat bantu yang dapat
digunakan. Alat bantu yang digunakan terdiri dari perlengkapan yang
diperlukan oleh apoteker sebagai konselor dalam melakukan konseling
maupun alat bantu yang diberikan kepada pasien.
Perlengkapan Apoteker dalam melaksanakan konseling :
1. Panduan konseling, berisi daftar (check list) untuk mengingatkan Apoteker
point-point konseling yang penting.
2. Kartu Pasien, berisi identitas pasien dan catatan kunjungan pasien
3. Literatur pendukung
4. Brosur tentang obat-obat tertentu, memberikan kesempatan kepada pasien
untuk membaca lagi jika lupa.
5. Alat peraga, dapat menggunakan audiovisual, gambar-gambar, poster,
maupun sediaan yang berisi placebo.
6. Alat komunikasi untuk mengingatkan pasien untuk mendapatkan lanjutan
pengobatan
 Alat bantu yang diberikan kepada pasien :
 Alat bantu pengingat pasien minum obat biasanya diperlukan
pada pengobatan penyakit kronis atau penyakit-penyakit lain
yang membutuhkan terapi jangka panjang dan dan
memerlukan kepatuhan dalam penggunaannya.
 Misalnya : penggunaan analgesik untuk nyeri kanker,
penggunaan obat anti TBC, penggunaan obat anti retroviral,
terapi stroke, diabetes, dll.
 Alat bantu yang diberikan berupa :
1. Kartu pengingat pengobatan, kartu ini diberikan Apoteker
kepada pasien untuk memantau penggunaan obat pasien.
Pasien dapat memberikan tanda pada kartu tersebut setiap
harinya sesuai dengan dosis yang diterimanya. Kartu tersebut
memuat nama pasien, nama obat, jam minum obat, tanggal
pasien harus mengambil (refill) obat kembali.
2. Pemberian Label, sebagian pasien membutuhkan bantuan
untuk membaca label instruksi pengobatan yang terdapat pada
obatnya.
3. Medication chart, berupa bagan waktu minum obat. Biasanya
dibuat untuk pasien dengan regimen pengobatan yang
kompleks atau pasien yang sulit memahami regimen
pengobatan
 Alat bantu yang diberikan berupa :
4. Pil dispenser, akan membantu pasien untuk mengingat jadwal
minum obat dan menghindari kelupaan jika pasien melakukan
perjalanan jauh dari rumah. Wadah pil dispenser bisa untuk
persediaan harian maupun mingguan.
5. Kemasan penggunaan obat per dosis unit, pengemasan obat
per unit dosis membutuhkan peralatan yang mahal. Dapat
dilaksanakan jika regimen pengobatan terstandar dan
merupakan program pemerintah.
KEGIATAN KONSELING

PROSES KONSELING
Penentuan Prioritas Pasien
 Dalam kegiatan pelayanan kefarmasian sehari-hari,
pemberian konseling tidak dapat diberikan pada
semua pasien mengingat waktu pemberian konseling
yang cukup lama.
 Oleh sebab itu diperlukan seleksi pasien yang perlu
diberikan konseling.
 Seleksi pasien dilakukan dengan penentuan prioritas
pasien-pasien yang dianggap perlu mendapatkan
konseling.
Penentuan Prioritas Pasien
Prioritas pasien yang perlu mendapat konseling :
 Pasien dengan populasi khusus ( pasien geriatri,
pasien pediatri,dll)
 Pasien dengan terapi jangka panjang (TBC, Epilepsi,
diabetes,dll)
 Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan
instruksi khusus (Penggunaan kortikosteroid dengan
”tappering down” atau ”tappering off” )
 Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan
indeks terapi sempit ( digoxin, phenytoin, dll )
 Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan
menjalankan terapi rendah.
Persiapan Dalam Melakukan Konseling

 Untuk menerapkan suatu konseling yang baik maka


Apoteker harus memiliki persiapan.
 Apoteker sebaiknya melihat dahulu data rekam
medik pasien. Ini penting agar apoteker dapat
mengetahui kemungkinan masalah yang terjadi
seperti interaksi obat maupun kemungkinanan alergi
pada obat-obatan tertentu.
 Selain itu apoteker juga harus mempersiapkan diri
dengan informasi – informasi terbaru yang
berhubungan dengan pengobatan yang diterima oleh
pasien.
Pertanyaan Dalam Konseling
 Pemilihan kalimat tanya merupakan faktor yang penting
dalam mewujudkan keberhasilan komunikasi.
Pertanyaan yang digunakan sebaiknya adalah open-
ended questions. Dengan pertanyaan model ini
memungkinkan apoteker memperoleh beberapa
informasi yang dibutuhkan dari satu pertanyaan saja.
 Pertanyaan dengan jawaban ”ya” atau ”tidak", sebaiknya
dihindari. Begitu juga dengan pertanyaan yang berasal
dari pendapat Apoteker.
 Open-ended questions akan menghasilkan respon yang
memuaskan sebab pertanyaan ini akan memberikan
informasi yang maksimal. Kata tanya sebaiknya dimulai
dengan ”bagaimana” atau ”mengapa”.
Tahapan Konseling
1. Pembukaan  menciptakan hubungan yang baik, sehingga
pasien akan merasa percaya untuk memberikan informasi
kepada Apoteker.
 Apoteker harus memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Apoteker harus mengetahui identitas pasien (terutama
nama) sehingga pasien merasa lebih dihargai. Hubungan
yang baik antara apoteker dan pasien dapat menghasilkan
pembicaraan yang menyenangkan dan tidak kaku.
 Apoteker harus menjelaskan tentang tujuan konseling serta
berapa lama sesi konseling itu akan berlangsung. Jika
pasien terlihat keberatan dengan lamanya waktu
pembicaraan, maka apoteker dapat bertanya apakah
konseling boleh dilakukan melalui telepon atau dapat
bertanya alternatif waktu/hari lain untuk melakukan
konseling yang efektif.
Tahapan Konseling

2. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi


masalah
 Pada sesi ini Apoteker dapat mengetahui berbagai
informasi dari pasien tentang masalah potensial yang
mungkin terjadi selama pengobatan. Pasien bisa
merupakan pasien baru ataupun pasien yang meneruskan
pengobatan.
a. Diskusi dengan pasien baru
 Jika pasien masih baru maka Apoteker harus
mengumpulkan informasi dasar tentang pasien dan tentang
sejarah pengobatan yang pernah diterima oleh pasien
tersebut.
Tahapan Konseling

b. Diskusi dengan pasien yang meneruskan pengobatan


 Pasien yang sudah pernah mendapatkan konseling
sebelumnya, sehingga Apoteker hanya bertugas untuk
memastikan bahwa tidak ada perubahan kondisi maupun
pengobatan baru yang diterima oleh pasien baik yang
diresepkan maupun yang tidak diresepkan.
Tahapan Konseling

c. Mendiskusikan Resep yang baru diterima


 Apoteker harus bertanya apakah pasien pernah menerima
pengobatan sebelumnya. Apoteker harus bertanya
pengobatan tersebut diterima pasien dari mana, apakah
dari Apoteker juga, atau dari psikiater dan lain sebagainya.
Jika pasien pernah menerima pengobatan sebelumnya
maka dapat di tanyakan tentang isi topik konseling yang
pernah diterima oleh pasien tersebut.
Tahapan Konseling

 c. Mendiskusikan Resep yang baru diterima


 Apoteker sebaiknya bertanya terlebih dahulu tentang
penjelasan apa yang telah diterima oleh pasien . Ini penting
untuk mempersingkat waktu konseling dan untuk
menghindari pasien mendapatkan informasi yang sama
yang bisa membuatnya merasa bosan atau bahkan
informasi yang berlawanan yang membuat pasien bingung.
Diskusi ini juga harus dilakukan dengan katakata yang
mudah diterima oleh pasien sesuai dengan tingkat sosial -
ekonomi pasien.
Tahapan Konseling

c. Mendiskusikan Resep yang baru diterima


 Regimen pengobatan, pasien harus diberitahu tentang
guna obat dan berapa lama pengobatan ini akan
diterimanya. Pada tahap ini Apoteker juga harus melihat
kecocokan dosis yang diterima oleh pasien sehingga
pengobatan menjadi lebih optimal. Kesuksesan
pengobatan, pasien sebaiknya diberitahukan tentang
keadaan yang akan diterimanya jika pengobatan ini
berhasil dilalui dengan baik.
Tahapan Konseling

d. Mendiskusikan pengulangan resep dan pengobatan


 Kegunaan pengobatan, Apoteker diharapkan memberikan
penjelasan tentang guna pengobatan yang diterima oleh
pasien serta bertanya tentang kesulitan-kesulitan apa yang
dihadapi oleh pasien selama menerima pengobatan.
 Efektifitas pengobatan, Apoteker harus mengetahui
efektifitas dari pengobatan yang diterima oleh pasien.
Apoteker harus bertanya pada pasien apakah pengobatan
yang diterima telah membantu keadaan pasien menjadi
lebih baik.
Tahapan Konseling

d. Mendiskusikan pengulangan resep dan pengobatan


 Efek samping pengobatan, Apoteker harus mengetahui
dengan pasti efek samping pengobatan dan kemungkinan
terjadinya efek samping kepada pasien tersebut. Pasien
sebaiknya diberitahukan kemungkinan tanda-tanda efek
samping sehingga pasien dapat melakukan tindakan
preventif terhadap keadaan tersebut.
Tahapan Konseling

3. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan


mempelajarinya.
 Setiap alternatif cara pemecahan masalah harus
didiskusikan dengan pasien. Apoteker juga harus mencatat
terapi dan rencana untuk monitoring terapi yang diterima
oleh pasien.
 Baik pasien yang menerima resep yang sama maupun
pasien yang menerima resep baru, keduanya harus diajak
terlibat untuk mempelajari keadaan yang memungkinkan
tercipta masalah. Sehingga masalah terhadap pengobatan
dapat diminimalisasi.
Tahapan Konseling

4. Memastikan pasien telah memahami informasi yang


diperoleh.
 Apoteker harus memastikan apakah informasi yang
diberikan selama konseling dapat dipahami dengan baik
oleh pasien dengan cara meminta kembali pasien untuk
mengulang informasi yang sudah diterima.
 Dengan cara ini pula dapat diidentifikasi adanya
penerimaan informasi yang salah sehingga dapat dilakukan
tindakan pembetulan.
Tahapan Konseling

5. Menutup diskusi
 Sebelum menutup diskusi sangat penting untuk Apoteker
bertanya kepada pasien apakah ada hal-hal yang masih
ingin ditanyakan maupun yang tidak dimengerti oleh
pasien.
 Mengulang pernyataan dan mempertegasnya merupakan
hal yang sangat penting sebelum penutupkan sesi diskusi,
pesan yang diterima lebih dari satu kali dan diberi
penekanan biasanya akan diingat oleh pasien.
Tahapan Konseling

6. Follow-up diskusi
 Fase ini agak sulit dilakukan sebab terkadang pasien
mendapatkan Apoteker yang berbeda pada sesi konseling
selanjutnya. Oleh sebab itu dokumentasi kegiatan
konseling perlu dilakukan agar perkembangan pasien dapat
terus dipantau.
Aspek konseling yang harus
disampaikan kepada pasien
1. Deskripsi dan kekuatan obat
 Apoteker harus memberikan informasi kepada pasien
mengenai :
 Bentuk sedian dan cara pemakaiannya
 Nama dan zat aktif yang terkandung didalamnya
 Kekuatan obat (mg/g)
2. Jadwal dan cara penggunaan
 Penekanan dilakukan untuk obat dengan instruksi khusus
seperti ”minum obat sebelum makan”, ”jangan diminum
bersama susu” dan lain sebagainya.
 Kepatuhan pasien tergantung pada pemahaman dan
perilaku sosial ekomoninya.
Aspek konseling yang harus
disampaikan kepada pasien

3. Mekanisme kerja obat


 Apoteker harus mengetahui indikasi obat, penyakit/gejala
yang sedang diobati sehingga Apoteker dapat memilih
mekanisme mana yang harus dijelaskan, ini disebabkan
karena banyak obat yang multi-indikasi. Penjelasan harus
sederhana dan ringkas agar mudah dipahami oleh pasien
4. Dampak gaya hidup
 Banyak regimen obat yang memaksa pasien untuk
mengubah gaya hidup. Apoteker harus dapat menanamkan
kepercayaan pada pasien mengenai manfaat perubahan
gaya hidup untuk meningkatkan kepatuhan pasien.
Aspek konseling yang harus
disampaikan kepada pasien
5. Penyimpanan
 Pasien harus diberitahukan tentang cara penyimpanan obat
terutama obat-obat yang harus disimpan pada temperatur
kamar,adanya cahaya dan lain sebagainya. Tempat
penyimpanan sebaiknya jauh dari jangkauan anak-anak.
6. Efek potensial yang tidak diinginkan
 Apoteker sebaiknya menjelaskan mekanisme atau alasan
terjadinya toksisitas secara sederhana. Penekanan
penjelasan dilakukan terutama untuk obat yang
menyebabkan perubahan warna urin, yang menyebabkan
kekeringan pada mukosa mulut, dan lain sebagainya.
Pasien juga diberitahukan tentang tanda dan gejala
keracunan.
DOKUMENTASI

 Pendokumentasian berguna untuk evaluasi kegiatan dalam upaya


peningkatan mutu pelayanan.
 Tujuan pendokumentasian pelayanan konseling obat adalah :
1. Mendapatkan data / profil pasien
2. Mengetahui riwayat penyakit pasien
3. Memantau kepatuhan pasien dalam berobat
4. Mengevaluasi pemahaman pasien tentang pengobatan
5. Menyediakan data jika terjadi tuntutan pada kesalahan penggunaan obat
6. Menyediakan data untuk evaluasi kegiatan kefarmasian.
7. Menyediakan data untuk evaluasi terapi
 Pendokumentasian dapat berupa kartu konseling yang berisi data pasien
dan kegiatan konseling yang dilakukan dan buku besar pencatatan kegiatan
untuk mencatat volume kegiatan. Dalam pendokumentasian perlu
dicantumkan petugas yang melaksanakan konseling.
EVALUASI

 Evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian ditujukan untuk mengukur


kemampuan dalam pelayanan dan mencari upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan.
 Evaluasi dalam konseling obat terdiri dari dua kegiatan, yaitu :
 EVALUASI KEGIATAN PELAYANAN
 Bertujuan untuk melihat kapasitas pelayanan dan meningkatkan kinerja
petugas yang memberikan konseling (konselor).
 Evaluasi kegiatan ini dapat dilakukan dengan menganalisis data yang ada
dari kegiatan konseling yang sudah dilakukan maupun dengan melakukan
wawancara kepada pasien. Dalam melakukan wawancara dapat dibuat
kuesioner sebagai alat pengumpul data.
EVALUASI

EVALUASI KEGIATAN PELAYANAN


 Hal-hal yang didapatkan dalam evaluasi adalah :
a. Kapasitas kegiatan ( jumlah pasien, jumlah kasus, dll )
b. Macam kegiatan konseling ( rujukan dokter, pasien aktif bertanya, kelompok
pasien tertentu, dll )
c. Untuk pengobatan penyakit kronis, perlu dihitung jumlah pasien yang rutin
berobat dan jumlah pasien drop out pengobatan
d. Proses perubahan perilaku pasien sebagai hasil dari konseling
e. Pendapat pasien tentang kegiatan konseling (dlm bentuk kuisioner)
f. Pendapat pasien tentang petugas konseling ( konselor ) / kuisioner
g. Waktu tunggu / lamanya pelayanan konseling
h. Infrastruktur dalam kegiatan konseling (kebijakan, protap, SDM dll)
EVALUASI

EVALUASI KEPATUHAN PASIEN DALAM PENGOBATAN.


 Kegiatan ini lebih bersifat pengamatan pada masing-masing
pasien. Dengan mempunyai dokumen yang berisi riwayat
pengobatan pasien, apoteker yang memberikan konseling
dapat melakukan pengamatan apakah pasien patuh dalam
menjalani pengobatan. Apoteker dapat mengambil tindakan
untuk memperbaiki kepatuhan pasien dalam melaksanakan
pengobatan. Kegiatan ini Sangat bermanfaat pada pengobatan
penyakit kronis.
EVALUASI

EVALUASI KEPATUHAN PASIEN DALAM PENGOBATAN.


Beberapa pengamatan yang dapat dilakukan adalah :
a. Menghitung waktu pengulangan pemberian / perolehan obat (refill)
b. Menghitung jumlah obat yang tersisa pada saat pengulangan pemberian /
perolehan obat ( refill )
c. Mewawancara pemahaman pasien tentang cara penggunaan obat (dosis,
cara minum obat, waktu minum obat, dll )
d. Menanyakan kepada pasien apakah gejala penyakit yang timbul berkurang
atau hilang, atau ada perbaikan dari kondisi sebelumnya.
 Hasil evaluasi pada masing-masing pasien dapat digunakan sebagai data
keberhasilan kegiatan konseling obat, oleh karena itu pada kartu konseling
harus memuat data-data yang dapat dipakai untuk mengukur efektivitas
kegiatan konseling.
PENUTUP

 Semakin tingginya pengetahuan dan pengaruh globalisasi


menyebabkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
meningkat. Tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan
kesehatan pun meningkat, termasuk di bidang pelayanan
kefarmasian.
 Oleh sebab itu diharapkan apoteker dapat melaksanakan
pelayanan “ Pharmaceutical Care “ secara menyeluruh .
 Pelayanan konseling secara benar dan konsisten akan
meningkatkan peran dan citra tenaga farmasi di masyarakat
luas dan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Lamp 1. Check List Kegiatan Konseling

 Gunakan kata kerja


1. Apoteker memperkenalkan diri (memberi batasan ttg konseling yg akan
diberikan)
2. Identifikasi : apakah yang datang pasien sendiri atau bukan
3. Menanyaakan kepasien apakah dia mempunyai waktu untuk diberi
penjelasan dan menjelaskan kegunaan konseling.
4. Menanyakan kepada pasien apakah dokter telah menjelaskan tentang
obat yang diberikan.
5. Dengarkan semua keterangan pasien dengan baik dan empati.
6. Menanyakan ada atau tidaknya riwayat alergi
7. Jelaskan kepada pasien nama obat, indikasi, cara pemakaian.
8. Jelaskan kepada pasien tentang dosis, frekuensi dan lama penggunaan
obat.
Lamp 1. Check List Kegiatan Konseling

 Gunakan kata kerja


9. Buat jadwal minum obat yang disesuaikan dengan kegiatan harian
pasien, dan tanyakan apakah pasien kesulitan mengikuti jadwal tersebut.
10. Menjelaskan tindakan yang perlu jika lupa minum obat
11. Menjelaskan hal-hal yang perlu dihindari selama minum obat
12. Menjelaskan kemungkinan interaksi obat-obat, atau obat-makanan dan
cara mengatasinya
13. menjelaskan efek samping dan cara menanggulangi efek samping
14. Menjelaskan cara penyimpanan yang benar
15. Memastikan pasien memahami semua informasi yang diberikan dengan
meminta pasien mengulang kembali.
16. Mendokumentasikan semua informasi penting
Lamp 2. Kartu Konseling
Lamp 3. Kartu Catatan Penggunan
Obat Khusus
Lamp 3. Kartu Obat Mandiri
SELF MEDICATION
LINDOCARRF
Location -- lokasi
Intensity -- berat ringan
Nature -- tipe/ macam
Duration -- durasi/ lama serangan
Occurrence -- kejadian kapan
Concomitance -- gejala lain yang menyertai
Aggravating -- yang memberatkan keluhan
Radiating -- penyebaran
Relieving -- yang meringankan keluhan
Frequency -- berapa kali per hari/ perjam
KASUS

BATUK PILEK
ANAK USIA 2 TAHUN
PEDOMAN PERTANYAAN
Intensity (berat ringan)
Apakah batuknya keras sampai melengking
Apakah hidungnya tersumbat
Apakah demam meriang atau panas tinggi sampai
mengigil
Nature (ttipe)
Batuknya berdahak atau kering
Rasa sakit di tenggorokan atau didahului rasa gatal
Pilek dengan ingus jernih, kental, berwarna
Apakah demamnya naik turun atau tetap
Pertanyaan
Duration (lama serangan)
Berapa lama setiap kali serangan
Accurence (kejadian kapan)
Sejak kapanmenderita batuk/ pilek/ demam
Concomitant (gejala penyakit lain yang menyertai)
Apakah ada sesak nafas
Apakah nafas berbunyi
Apakah cuping hidung kembang kempis
Apabila batuk berdahak, apakah campur darah atau
hijau
Pertanyaan

Aggravating (yang memberatkan keluhan)


Apakah batuk, pilek akan bertambah bila ditempat
dingi, kena debu, bangun tidur
Frequency
Batuknya sering apa jarang
Apakah sudah minum obat atau belum
Apakah sudah dibawa ke dikter
KASUS: PUSING
LINDOCARRF
 LOCATION/ tempat: separo, belakang, semuanya
 INTENSITY/ berat ringan
 NATURE/ tipe: berputar, nggliyer, berkunag-kunag
 DURATION/ lama tiap kali serangan
 OCCURRENCE/ kejadian kapan: tadi, kemarin, sudah 2 hari
 CONCOMITANCE/ gejala yang menyertai: nausea, vomit, lemas,
keringat dingin
 AGGRAVATING/ yang memberatkan keluhan: kurang tidur, kena
AC
 RADIATING/ penyebaran
 RELIEVING/ yang meringankan keluhan: tidur
 FREQUENCY/ berapa kali per hari/ per jam: sering, dua kali
KESIMPULAN
Memahami ilmu dan teknik konseling yang digunakan
Farmasis dapat menemukan cara tersendiri untuk setiap
saat konseling, the future is yours to create
Mungkin perlu memperbaiki layout apotek
Banyak staff ekstra (apoteker pendamping)
Banyak membaca dan belajar
Pekerjaan farmasis selalu berkembang dan farmasis
berkembang menjadi konsultan yang efektif efisien
Perubahan tidak terjadi sekejap tetapi peraturan dan
profesionalisme yang berkembang dapat membuat
perubahan yang lebih baik sekarang daripada yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai