Jaringan lunak mulut terdiri dari mukosa pipi, bibir, ginggiva, lidah, palatum,
dan dasar mulut. Struktur jarringan lunak mulut terdiri dari lapisan tipis jarringan
mukosa yang licin, melindungi jaringan keras dibawahnya; tempat organ, pembuluh
darah, saraf, alat pengecap dan alat pengunyah.
Lapisan Epitalium, yang melapisi bagian permukaan luar, terdiri dari berlais-
lapis sel mati yang berbentuk pipih (Datar) dimana lapisan sel-sel yang mati
ini selalu diganti terus menerus dari bawah dan sel-sel ini disebut dengan
stratified Squamous Epithelium
Membrane bassalis yang merupakan lapisan pemisah antara lapisan
ephithelium dengan lamina propria, berupa serabut kolagen dan elastic.
Lamina propria, pada lamina propria ini terdapat ujung-ujung saraf , rasa
sakit, raba, suhu, dan cita rasa
A. Latar Belakang
Mulut bukan sekedar pintu masuk makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut
lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan
dan kesejahteraan seseorang. Orang tua dan anak-anak akan sadar pentingnya kesehatan
gigi dan mulut ketika terjadi masalah atau ketika terkena penyakit. Oleh karena itu
kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang. Jika
rongga mulut kotor, maka sistem pencernaan juga akan terganggu. .
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian dari stomatitis, macam-macam dari penyakit
stomatitis ?
D. Manfaat
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stomatitis
Stomatitis berasal dari bahasa yunani , Stoma yang berarti mulut dan itis yang berarti
radang/inflamasi. Peradangan atau pembengkakan, kemerahan yang umum terjadi pada
bagian mulut. Penyakit ini meliputi bagian membran lendir halus yang melapisi mulut
(mucosa), bibir, lidah, dan indera perasa . jika diakibatkan oleh herpes maka disebut
dengan Stomatitis herpes.
B. Klasifikasi Stomatitis:
1. Stomatitis apthous Reccurent terjadi akibat tergigit atau luka benturan dengan sikat
gigi, stomatitis ini terdiri atas:
Rekuren apthous stomatitis minor
Rekuren Apthous Stomatitis Major
Herpetiformis apthous stomatitis
2. Stomatitis Herpetik disebabkan virus herpes simpleks dan berlokasi di bagian
belakang tenggorokan.
C. Epidemiologi
Penyakit infeksi pencernaan pada anak yaitu stomatitis dialami 15-20 % pada
masyarakat dan 80% pada usia > 30 tahun, bila di atas usia tersebut kemungkinan besar
penyebabnya merupakan suatu yang lebih kompleks. Di Amerika terdapat 29,6 % dari
perokok mengalami stomatitis. Sedangkan SAR (Stomatitis Aftosa Rekuren ) lebih
banyak terjadi pada wanita.
Prevalensi stomatitis bervariasi tergantung pada daerah populasi yang diteliti. Dari
penelitian-penelitian epidemiologi menunjukkan pada umumnya, prevalensi stomatitis
berkisar 15-25% dari populasi. Di Amerika, prevalensi tertinggi ditemukan pada
mahasiswa keperawatan 60%, mahasiswa kedokteran gigi 56% dan mahasiswa profesi
55%. Resiko terkena stomatitis cenderung meningkat pada kelompok sosioekonomi
menengah ke atas, ini berhubungan dengan meningkatnya beban kerja yang dialami
kalangan profesi atau jabatan-jabatan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup
besar, pada wanita dan individu yang stres, seperti mahasiswa yang sedang menghadapi
ujian.
D. Etiologi
Stomatitis dapat terjadi pada anak dan bayi. Pada anak sariawan dapat disebabkan oleh:
5.luka akibat menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi yang sudah
mengembang;
8. pada penderita yang sering merokok juga bisa menjadi penyebab dari sariawan.
pambentukan stomatitis aphtosa yang dahulunya perokok;
9. disebabkan karena jamur, namun biasanya hal ini dihubungkan dengan penurunan
sistem pertahanan tubuh (imuno). berasal dari kadar imunoglobin abnormal;
gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi).
Menurut Williams dan Wilkins pada tahun 2008 membagi stomatitis berdasarkan
tanda dan gejalanya, yaitu:
F. Patofisiologi
Stomatitis yang disebabkan berbagai macam faktor, diantaranya bakteri, jamur dan
faktor traumatic seperti tergigit atau tergores sikat gigi. Penyebab oleh Candida Albicans
(monilia: thrush) banyak dijumpai pada bayi. Stomatitis terlihat sebagai titik-titik putih
kecil di bagian dalam pipi,lidah, dan atap mulut. Agak mirip dadih susu namun memiliki
ukuran yang lebih besar dan dapat dengan mudah dilepaskan menggunakan spatula.
Candida albicans dapat di kultur dalam jumlah besar dari apusan namun sering dapat di
kultur dari mulut atau tenggorokan anak sehat. Stomatitis berupa reaksi inflamasi dan
lesi ulseratif dangkal yang terjadi pada permukaan mukosa mulut atau orofaring.
Gingigostomatitis herpetica (HGS) disebabkan oleh herpes virus simpleks dapat
menyebabkan infeksi primer atau kekambuhan yang tidak terlalu berat. Infeksi primer di
mulai dengan faring menjadi edema dan eritema, vesikula muncul pada mukosa
menyebabkan nyeri berat dan bau napas khas. Penyakit ini dapat berlangsung 5 sampai
14 hari dengan berbagai keparahan.
Pemakaian deterjen (sodium laurit sulfat) yang berlebihan dalam pasta gigi juga
dapat sebagai peneyebab dari rusaknya ludah. Bila dalam pemakaian yang berlebihan
atau melebihi toleransi dapat dengan mudah merusak ludah dan menghancurkan sistem
pertahanan alami. Tidak hanya itu, pemakaian antiseptik pada obat kumur atau pasta gigi
juga dapat merusakkan LP system, sebab antiseptik ini bersifat bakteriosid sehingga
dapat membunuh semua bakteri yang berada di dalam rongga mulut, yang dapat
mengakibatkan lingkungan mukosa mulut menjadi rusak.
Seperti telah diterangkan bahwa mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman-
kuman atau rangsangan-rangsangan yang bersifat merusak. Dilain pihak mulut tidak
dapat melepaskan diri dari masuknya berbagai jenis kuman ataupun berbagai pengaruh
rangsangan antigenik yang bersifat merusak.
Rangsangan perusak yang masuk sesuai dengan potensinya akan ditanggapi oleh
tubuh baik secara lokal atau sistemik. Tanggapan ini dapat berlangsung wajar, artinya
tanggapantanggapan tersebut secara normal dapat dieleminasi melalui aksi fagositosis.
Sebenarnya reaksi tubuh terhadap rangsangan yang merusak itu bertujuan untuk
mengurangi atau meniadakan peradangan tersebut. Tetapi kadang-kadang reaksi jaringan
amat berlebih, melebihi porsi stimulusnya sendiri sehingga reaksi pertahanan yang
tadinya dimaksudkan untuk melindungi struktur dan fungsi jaringan justeru berakhir
dengan kerusakan jaringan sendiri.
Dalam keadaan yang tidak wajar, (Trauma, Stres dll ) terjadi ketidak seimbangan
immunologik yang melahirkan fenomena alergi dan defisiensi immunologi dengan efek
kerusakan-kerusakan yang menyangkut komponen vaskuler, seluler dan matriks daripada
jaringan. Dalam hal ini sistem imun yang telah dibangkitkan untuk melawan benda asing
oleh porsi reaksi yang tidak seimbang akhirnya ikut merusak jaringan-jaringan sendiri
disekitarnya. Misalnya pelepasan mediator aktif dari aksi-aksi komplemen, makrofag, sel
plasma, sel limposit dan leukosit, histamin, serta prostaglandin.
G. Pengobatan
Stomatitis akan sembuh sendiri dalam rentang waktu 10-14 hari. Stomatitis
umumnya ditandai dengan rasa nyeri seperti terbakar yang terkadang menyebabkan
pederita sulit untuk menelan makanan, dan bila sudah parah dapat menyebabkan demam.
Stomatitis dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk
salep (yang mengandung antibiotic dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat
kumur. Saat ini sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya
stomatitis. Jika stomatitis sudah terlanjur parah maka dapat menggunakan antibiotic dan
obat penurun panas (bila disertai demam). Stomatitis umumnya akan sembuh dalam
waktu 4 hari. Namun bila stomatitis tidak kunjung sembuh, segera periksaan ke dokter
karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya kanker mulut.
3. Pemberian antibiotik
H. Pencegahan
Pencegahan pada stomatitis ditekankan untuk menghindari faktor pencetus yang dapat
menimbulkan stomatitis. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
I. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pengolesan lesi dengan Toluidin biru 1% topical dengan swab atau
kuumur sedangkan diagnosis pasti dengan menggunakan biopsy
Pemeriksaan laboratorium
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi
seperti tembakau, defisiensi vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau jamur, dan
penggunaan obat kemoterapi (Potter & Perry, 2005). Stomatitis adalah imflamasi
mukosa oral, yang dapat meliputi mukosa bukal (pipi) dan labial (bibir), lidah, gusi,
angit-langit dan dasar mulut. Ada 4 klasifikasi stomatitis, yaitu Mycotic stomatitis,
Gingivostomatitis, Denture stomatitis, dan Aphthous stomatitis. Keluhan utama yang
sering muncul pada pasien stomatitis adalah nyeri atau pedih pada bagian yang terkena
stomatitis. Salah satu factor penyebab stomatitis yaitu perhatian yang kurang terhadap
rongga mulut. Stomatitis dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat,
baik dalam bentuk salep (yang mengandung antibiotic dan penghilang rasa sakit), obat
tetes, maupun obat kumur. Penyakit stomatitis dapat dihindari dengan cara menjaga
kebersihan gigi dan mulut serta mengonsumsi nutrisi yang cukup terutama makanan
yang mengandung vitamin B12 dan zat besi.
B. Saran
Seorang anak G berusia 6 tahun dengan keluhan susah makan ±5 hari yang lalu,
lemas dan mual serta sakit di dalam mulut terkena penyakit medis stomatitis.
Identitas
Stomatitis (Sariawan)
Situasi
Susah makan kerna terkena sakit didalam mulut
Background
Saat makan terasa perih.
Assessment
Kenapa bisa terkena stomatitis (sariawan) ?
Kebersihan mulut yang tidak terjaga dengan baik. Bibir, lidah, dan pipi bagian
dalam tergigit sendiri secara tidak sengaja. Iritasi yang terjadi karena
pemakaian gigi palsu dan kawat gigi Kurang nutrisi seperti zat besi, vitamin C
dan vitamin B12
1. HEXATIDINE
Komposisi
Hexadol Larutan Kumur mengandung Hexetidine 0.1%.
Indikasi
Nyeri tenggorokan, faringitis, gingivitis, periodontitis, stomatitis, oral
trush, angina Vincent's, perikoronitis, ulkus apthous, tonsilitis. Pembilas
sebelum dan setelah cabut gigi, hygiene oral
Kontra Indikasi
Jangan berikan Hexadol Larutan Kumur kepada penderita yang
hipersensitif terhadap Hexetidine
Mekanisme Kerja
Hexetidine membunuh bakteri dan jamur, merupakan derivat grup pirimidin
yang memiliki efek bekterisidal terhadap bakteri Gram - positif. Afinitas
yang tinggi hexetidine terhadap protein oral mukosa dan plak dapat
mengurangi 98% bakteri saliva secara langsung
Golongan obat wajib apotek (OWA)
Dosis & Cara pemakaian
Lesi mulut dan tenggorokan: Kumur 15 mL selama 30 detik pada pagi
dan malam. Atau oleskan pada luka dengan lidi kapas
Efek samping termasuk:
iritasi pada mulut atau lidah (nyeri, sensasi terbakar atau gatal)
perubahan pada rasa mati rasa sementara pada mulut
Dosen Pengampu :
Yul Mariyah, M. Si., Apt
Disusun oleh:
KELAS C KELOMPOK 6